TRIBAL LEADERSHIP (Leveraging Natural Groups to build a Thriving Organization)
Dave Logan, John King, & Halee Fischer-Wright
Teks tersedia
Audio tersedia
-
Plot
-
Ring 1
-
ring 2
-
ring 3
-
ring 4
-
ring 5
-
ring 6
-
ring 7
-
ring 8
-
Kesimpulan
-
Full Dering
Zico yang merupakan seorang CEO merasa perlu mempelajari lebih banyak lagi tentang perilaku karyawannya. Ini karena ia masih merasa chemistry dengan karyawannya masih kurang mengalir.
Kebetulan, Zico kemarin baru saja membeli buku Tribal Leadership. Ia merasa buku ini bisa membantunya untuk menjadikan kultur perusahaannya lebih kondusif dan produktif.
So,bagaimana buku ini bisa membantu Zico memahami karyawannya? Mari kita simak di BaRing berikut ini.
Ring 1 - Bukankah Tribal Leadership Ini Berarti Kepemimpinan Persukuan? Apa Hubungannya dengan Perusahaan dan Organisasi?
Tiap organisasi sesungguhnya serupa dengan sebuah kota.
Jika Anda berasal dari kota kecil, coba ingat-ingat masyarakat di sana. Di dalamnya pasti terdapat eksekutif bisnis dan kepala keamanan daerah. Di dalamnya pasti ada skandal, ada pembicaraan siapa yang akan menjadi walikota selanjutnya, siapa yang akan pindah, dan harga dari bahan-bahan (baik dari perminyakan, pasar, maupun gaji dan pendapatan).
Di dalamnya pun juga terdapat para agamis, sekumpulan kelompok, orang yang senang hidup sendiri, dan beberapa permusuhan. Terdapat juga orang-orang yang berbakat memimpin.
Setiap kota memiliki orang-orang yang berbeda, dan peran-peran yang ada pun tidak pernah benar-benar sama, antar satu kota dengan kota lain. Namun dibanding perbedaan, lebih banyak persamaannya. Biasanya ini disebut dengan suku kecil, yang mana terbentuk secara alamiah, seakan suku kita merupakan bagian dari genetis kita.
Sebuah suku didefinisikan sebagai sebuah kelompok yang minimal berisi antara 20 dan 150 orang. Biasanya tanda bila ada seseorang yang satu suku dengan kita melihat kita berjalan, maka dia akan berhenti dan menyapa kita. Nama dan nomor anggota suku Anda biasanya Anda simpan dalam memori telepon.
Suku dalam perusahaan merampungkan pekerjaan, namun kelompok mereka tidak terbentuk karena pekerjaan. Suku adalah pondasi dari sebuah upaya besar yang dilakukan manusiaâtermasuk untuk bertahan hidup. Karena itu, sebuah suku lebih besar pengaruhnya daripada bentuk kelompok lain seperti tim, seluruh perusahaan, dan bahkan para CEO ulung.
Ring 2 - Bagaimana, Kenapa, dan Siapa yang Biasanya Ditunjuk sebagai Pemimpin Suku?
Dalam sebuah perusahaan, suku-suku menentukan apakah seorang pemimpin bisa berkembang atau malah harus lengser. Mereka menentukan seberapa banyak pekerjaan yang bisa diselesaikan dan kualitas seperti apa yang terkandung dalam pekerjaan dan perusahaan.
Beberapa suku menuntut keunggulan dan perkembangan secara konstan dari tiap individu. Agar bisa masuk ke dalam satu suku, maka seseorang paling tidak harus bisa menggapai persyaratan yang paling minimal. Satu-satunya yang bisa membedakan performa mereka adalah para pemimpin suku.
(para pemimpin suku memfokuskan upaya mereka dalam membangun sukuâatau meningkatkan dan mengembangkan kultur suku.)
Divisi dan perusahaan dikepalai oleh para pemimpin suku dan merekalah yang menentukan standar kinerja dalam industri, baik dari perkara produktivitas hingga keuntungan yang didapat perusahaan.
Mereka merupakan para magnet (pemikat) bakat, yang mana dapat membuat orang senang dan ingin untuk bekerja di bawah merekaâbahkan hingga merasa rela jika harus ada pemotongan upah, jika memang itu harus dilakukan. Upaya yang mereka kerahkan pada suatu pekerjaan terlihat begitu mudah, hingga membuat banyak orang terkadang terkesima dengan apa yang mereka lakukan.
Tidak sedikit pemimpin suku, yang jika ditanya, tidak dapat menjelaskan dan menguraikan mengapa dan bagaimana mereka bisa melakukan sesuatu dengan cara yang berbeda. Kepemimpinan persukuan bekerja dengan metode: sang pemimpin meningkatkan dan mengembangkan suku karena merasa suku telah menghargai dirinya. Suku dan pemimpinnya saling menciptakan satu sama lain.
Sebagian besar orang mendeskripsikan kepemimpinan persukuan sebagai sebuah perjalanan, para pemimpin tersebut memahami diri mereka sendiri dan diri orang lain di sekitar mereka dengan lebih baik. Dan sebagai hasilnya, mereka mengetahui dengan tepat dan jelas apa tindakan yang akan mempengaruhi tempat kerja mereka.
Ekspresi final dari kepemimpinan persukuan (Tribal Leadership) adalah perusahaan mereka diisi oleh orang-orang yang mengetahui bagaimana cara untuk membebaskan diri mereka dari segala negativitas dan dapat mengerahkan yang terbaik dari diri mereka.
Agar bisa menjadi seorang pemimpin suku, maka seseorang harus:
- Mempelajari bahasa dan kebiasaan dari kelima tahapan kultur.
- Mengembangkan diri sehingga tahapan diri Anda setidaknya telah mencapai tahap keempat. Hal ini hanya bisa dilakukan dengan berbicara dengan bahasa yang berbeda dan mengubah struktur hubungan yang ada di sekitar Anda.
- Bentuk jaringan pendukung di sekitar Anda agar Anda bisa tetap stabil berada di tahap keempat.
- Lakukan seluruh tindakan ini sembari meningkatkan suku di sekitar Anda. Ingatlah bahwa sebagai seorang yang berada dalam tahap keempat maka dia akan dianggap sebagai seorang pemimpin suku, dengan begitu dia akan memiliki kemampuan untuk membawa kelompoknya kepada kesuksesan yang lebih tinggi.
Ring 3 - Bagaimana Kita Bisa Mengenali Satu Suku dengan Suku Lainnya?
Kita bisa memprediksi performa dari tiap suku berdasarkan bahasa yang digunakan dan siapa yang memimpin mereka. Itulah kekuatan tiap suku: mereka bisa menerima kita apa adanya, atau mereka menolak kita. Jika kita mengabaikan saran mereka, maka kita akan dikucilkan. Hanya sedikit orang yang memiliki kemampuan untuk mengubah tahap dominan dari satu suku.
Setiap suku memiliki kultur dominan, yang mana dapat dipisahkan menjadi satu hingga lima kategori kultur yang bertahap. Di mana kultur terbaik ditemukan dalam keadaan stabil pada tahap keempat. Dan jika saatnya sudah tepat, maka akan meningkat pada tahap kelima.
Tiap kultur memiliki bahasa dan cara komunikasi mereka sendiri, yang mana akan muncul kapan pun mereka berbicara, mengirim surel, bercanda, atau menyapa orang yang berpapasan di lorong.
Ring 4 - Kultur Seperti Apa yang Ada Pada Suku Tahap Pertama?
TAHAP PERTAMA: DI AMBANG KEHANCURAN
Sayangnya, sebagian besar profesional tidak melalui tahap pertama, yang merupakan pola pikir yang membentuk para kelompok jalanan (gank) dan orang-orang yang datang ke tempat kerja dengan membawa senapan.
Orang yang berada dalam tahap pertama ini memiliki motto hidup âhidup ini menyebalkanâ, dan apa yang keluar dari mulut mereka mendukung ungkapan tersebut. mereka bertindak atas dasar keputusasaan terhadap dunia ini, mereka menganggap dunia ini yang telah bertindak jahat dan tidak adil kepada mereka.
(sebagian besar ahli antropologi mengatakan bahwa hidup manusia berasal dari tahap pertama.)
Tahap pertama diisi oleh orang-orang yang merasa terasingkan dari yang lain. Mereka merasa hidup di dunia yang tidak pernah mengundang mereka. Tindakan mereka melawan nilai dari diri mereka, sehingga semua hal sah untuk dilakukan: kekerasan, bunuh diri, obat terlarang, dan segala jenis pergumulan sex. Jika dipupuk begitu lama, maka sikap dan perilaku ini akan dapat menjadi sebuah adiksi.
(Penghuni penjara didominasi oleh mereka yang berada di tahap pertama.)
Mereka hadir pada tahap pertama dengan dua cara yang berbeda, yaitu: pertama adalah, mereka mewarisi tahap ini, sedangkan para pendahulu mereka (yang biasanya berada pada tahap kedua) tidak menghargai keberadaan mereka. Mereka merasa terkucilkan, tersesat, dan sendirian, dan suku tahap pertama menampung mereka.
Kedua, mereka merasa suku asal mereka tidak âmemahamiâ mereka; tidak melihat keistimewaan yang mereka miliki. Sedangkan, suku tahap pertama melihat itu dan menampung mereka.
Jika suku mereka sudah merasa cukup atau lelah untuk menampung mereka, atau jika mereka melepaskan diri dari kecanduan mereka terhadap segala hal negatif dalam hidup, maka orang yang berada di dalam tahap pertama bisa pindah ke tahap kedua.
Kita perlu memberikan kesempatan pada orang lain untuk memilih. Kemudian kita harus konsisten terhadap hal tersebut. Jangan tunggu sampai ada yang mati, karena kita tidak bisa melakuan apapun jika itu sudah terjadi.
Ring 5 - Apakah yang Menyebabkan Seseorang Berada di dalam Tahap Kedua?
TAHAP KEDUA: TERPISAH DAN TERCERAI
25 persen dari suku yang ada di dalam perusahaan, didominasi oleh kultur yang berada pada tahap kedua, yang mana merupakan lompatan dari tahap pertama. Orang yang bekerja dalam tahap kedua memiliki motto: âhidup saya menyebalkanâ. Mereka memiliki sikap antagonis secara pasif; mereka menuduh dan menuntut tanpa ada sedikit hasrat untuk melakukan tindakan mengubah apapun.
Tawa mereka penuh dengan sarkasme dan maksud tersembunyi. Mereka beranggapan bahwa mereka telah melihat segala hal sebelumnya, dan mereka melihat semuanya gagal. Orang yang berada dalam tahap ini biasanya berusaha untuk melindungi anggota suku mereka dari campur tangan manajemen. Kebanyakan dari mereka memiliki sifat apatis.
Fokus dari para pemimpin suku adalah memindahkan mereka yang berada di tahap kedua kepada tahap ketiga tanpa mempertimbangkan apapun terlebih dahulu.
(terkadang penyebab seseorang berada pada tahap kedua bukanlah seseorang, namun sistem.)
Selama orang berada di dalam tahap kedua, maka mereka akan menganggap bahwa mereka tidak memiliki takdir dan nasib hidup mereka sendiri. Sebagai hasilnya, mereka akan menghindari tanggung jawab. Bahasa di dalam tahap ini mengalihkan dan menghambat nilai. Mereka memiliki ikatan yang tidak efektif terhadap nilai, yang mana mengakibatkan sikap sinis, sarkasme, dan penundaan atau lari dari tanggung jawab.
Orang-orang yang berada pada awal tahap kedua ini akan memilih dari tiga jalur: menemukan suku yang didominasi oleh tahap kedua dan kerasan di dalamnya; berani maju dan mengembangkan diri hingga pergi ke tahap berikut; atau kembali ke tahap pertama.
Orang yang berada pada tahap kedua ini akan disatukan dengan keyakinan bahwa seseorang atau sesuatu sedang menahan mereka dan menghalangi pergerakan mereka. Ini bisa jadi atasan mereka, sistem, kurangnya pendidikan mereka, atau keyakinan bahwa orang tua mereka tidak mengasuh mereka agar mereka kompetitif. Mereka menerima hambatan ini dengan apa adanya dan menyerah.
(seberapapun tinggi pendidikan, kesuksesan, bakat, ambisi, atau semangat Anda, tahap kedua adalah seperti sebuah jebakan yang menanti untuk mengubur Anda.)
Salah satu cara terbaik untuk mengalahkan pemikiran âsaya tidak berhargaâ adalah dengan menunjukkan bahwa âSaya menghargai Anda. Apa yang bisa saya lakukan untuk membuat Anda kerasan?â Para manajer yang berusaha untuk bekerja dengan para penghuni tahap dua biasanya akan kewalahan, seolah energi mereka terhisap oleh vampir. Tuntutan mereka yang berada di tahap kedua begitu banyak dan tampak tidak ada habisnya, dan keluhan mereka sangat melelahkan.
Dengan sebuah promosi, manuver politis, atau pujian dan penghargaan, mereka akan bisa menggapai kesuksesan. Ada dua hal yang cukup efektif dalam meningkatkan mereka yang di tahap kedua menjadi tahap ketiga, yaitu: berbicara dengan bahasa kelompok tahap berikutnya atau tahap ketiga (hal ini berfungsi untuk tiap tahap); temukan dan kembangkan para penghuni tahap kedua yang memang tampak ingin berubahâdan bekerjasama dengan mereka secara personal.
Ring 6 - Waw, Dua Tahap Pertama Cukup Menyulitkan. Bagaimana dengan Tahap Ketiga? Apakah Lebih Baik dari 2 Tahap Sebelumnya?
TAHAP KETIGA: TEMPAT PARA JAGOAN
Tema dari tahap ketiga, yang mana didominasi oleh 49 persen dari suku dalam perusahaan, adalah âsaya hebatâ. Atau mungkin lebih lengkap lagi: âSaya hebat, dan Anda tidakâ. Biasanya tahap ini diisi oleh para dokter di masa-masa terbaik mereka, kemudian para profesor, pengacara, dan para penjual.
Pada kultur tahap ketiga ini, pengetahuan merupakan sebuah kekuatan, maka mereka menimbunnya. Orang-orang yang berada pada tahapan ini merasa harus menang dalam segala hal, dan kemenangan adalah hal personal bagi mereka. Mereka melampaui kinerja dan kecerdasan para pesaing mereka hingga dalam perkara individual.
Mereka terdiri dari para âpejuang mandiriâ, yang mana selalu ingin membantu dan mendukung, sekaligus selalu merasa kecewa dengan orang lain yang tidak memiliki ambisi atau kemampuan seperti mereka. Ketika mereka melakukan pekerjaan yang berat, maka keluhan mereka adalah: mereka tidak memiliki banyak waktu atau dukungan yang kompeten.
Suasana yang menyatukan orang-orang di dalam tahap ketiga adalah rasa adiktif yang mereka dapatkan dari kemenangan, mengalahkan orang lain, menjadi yang paling cerdas dan paling sukses. Sebelum kita menilai atau menuduh mereka yang berada pada tahapan ini, ada baiknya kita mengingat terlebih dahulu: bahwa masyarakat dan lingkunganlah yang membuat mereka seperti itu.
Mereka yang masuk ke dalam tahap ketiga adalah orang yang telah menemukan kenikmatan, memperoleh kepercayaan diri, dan mengenali bakat mereka. Dari mulut mereka akan sering terdengar: âsaya harus membuktikan diri,â âsaya mulai bisa mengatasinya sendiri,â dan âsaya harus menjadi pemenang.â
Mereka akan menceritakan mengenai ambisi pribadi mereka yang membawa pada kesuksesan karir, yang dilengkapi dengan penunjukkan bahwa mereka yang melakukan semua itu. Mereka hanya memiliki sedikit rasa hormat dan rasa penghargaan terhadap orang lain, dan menganggap diri mereka jauh lebih baik.
Mereka yang berada dalam tahap ketiga mengekspresikan kerentanan terhadap posisi, bakat, dan teman mereka Ini merupakan peninggalan dari perasaan tahap kedua. Mereka yang berada dalam tahap ketiga akan menunjukkan penghargaan terhadap orang lain yang memiliki bakat dan kemampuan yang sama. Tapi, pada akhirnya akan tetap ada kesan yang menunjukkan bahwa âsaya hebat dan Anda tidak, dan saya punya statistik untuk membuktikannya.â
Sebagian besar orang bertahan pada tahap ini seumur hidupnya. Sebagian orang ini meningkat ke tahap selanjutnya hanya karena tuntutan dunia kerja pada generasi terkini. Dan, karena dunia industri dan organisasi semakin kompleks, maka banyak orang yang kemudian harus bisa melaju ke tahap berikutnya.
Untuk dapat meningkatkan kualitas tahap ketiga kepada tahap keempat, maka kita perlu:
- Menghancurkan ilusi âsaya hebatâ
- Memberitahukan pada mereka yang berada pada tahap ketiga: jika terus berada di tahap ketiga kultur suku perusahaan ini, maka karir mereka akan terancam
- Tunjukkan pada mereka bahwa kekuatan sesungguhnya bukan hadir dari pengetahuan pribadi, namun dari jaringan dan hubungan dengan orang lain
- menemukan pembimbing yang telah mengalami tahap keempat
- membuat mereka sadar bahwa mereka menggunakan sistem manajemen, bukannya kepemimpinan.
- Berikan mereka pekerjaan yang membutuhkan orang lain (rekanan)
- Tunjukkan bahwa kesuksesan mereka memang hasil dari jerih payah mereka, namun tugas berikutnya akan membutuhkan gaya kerja yang berbeda, tidak cukup hanya dengan yang mereka miliki saat ini
Ring 7 - Apakah Karakter Kepemimpinan Persukuan yang Membawa Pada Kesuksesan Bisa Muncul di Tiga Tahap Pertama?
TAHAP KEEMPAT: MENCETAK KEPEMIMPINAN PERSUKUAN
Jurang pemisah antara âsaya hebatâ (tahap ketiga) dengan âkita hebatâ (tahap keempat) sangatlah besar. Tahap keempat ini mewakili 22 persen kultur suku di dalam perusahaan. Para pemimpin yang memimpin orang-orang di tahap keempat, akan merasa menyatu dan tertarik ke dalam suasana kelompok suku ini. Sehingga para pemimpin ini akan terlihat seperti tidak melakukan banyak upaya dalam pekerjaannya.
Karakter yang sangat mengagumkan dari suku pada tahapan ini adalah seluruh orangâbaik itu para pekerja, relawan, ahli kesehatan maupun petinggiâmelakukan kontak mata dengan tiap orang lainnya.
(Aturan di dalam tahap keempat adalah: semakin besar musuh yang dihadapi, maka akan semakin kuat suku kita.)
Sebuah perusahaan akan berkembang dengan baik jika para pemimpinnya memimpin dengan membangun tahap keempat sebagai kultur suku utama dalam organisasi mereka. Tahapan ini mengenali dan menghargai para pemimpinnya, dan dengan begitu kinerja mereka lebih produktif dan lebih personal.
Namun, perlu diingat, yang bisa mencapai tahapan ini hanyalah mereka yang telah berada di tahap ketiga, karena seluruh kultur ini harus dialami bertahap, tidak bisa dilompati.
Ketika kelompok berada di dalam tahap ini, maka mereka melihat diri mereka sebagai sebuah suku yang memiliki tujuan yang sama. Antara anggota suku dalam tahap ini berkomitmen untuk saling berbagi nilai dan menjaga satu sama lain agar tetap bertanggung jawab. Mereka tidak akan mentoleransi gaya perusahaan atau agenda personal dari para anggota kultur tahap ketiga.
Mereka yang baru hinggap pada tahap keempat biasanya akan mencari orang yang memiliki pemikiran dan aturan main yang berbeda. Para pemimpin suku tahap keempat ini akan senang untuk mengumpulkan dan mengembangkan mereka, dan kemudian membentuk sebuah suku yang berdasarkan nilai dan aspirasi mereka.
Mereka yang telah cukup lama menghuni tahap empat akan mengembangkan antena persukuanâyaitu, kemampuan intuitif untuk menemukan orang yang bisa berkontribusi pada kesuksesan yang berskala lebih besar, yang dilakukan bersama, dan yang menghargai kembali bantuan yang telah diberikan padanya.
Mereka yang telah mengembangkan kemampuan ini akan dinilai orang lain hanya bertindak dan bekerja secara serampanganâkarena mereka akan terus mencari lebih banyak orang di mana pun mereka berada, sedangkan orang lain akan menganjurkan pada mereka untuk lebih fokus dalam bertindak.
Ring 8 - Mungkinkah Sebuah Perusahaan Bisa Memiliki Kultur yang Lebih Baik Dari Tahap 4?
TAHAP KELIMA: MENJUNJUNG TINGGI PERFORMA VITAL
Tahap ini mewakili hanya 2 persen dari kultur suku dalam perusahaan, yang memiliki moto hidup: âhidup ini indahâ. Bahasa dan komunikasi mereka berada dalam lingkup potensi yang tak terbatas dan bagaimana kelompoknya bisa mencetak sejarahâbukan dengan mengalahkan para pesaing, namun karena dengan melakukannya akan memberikan dampak secara global.
Suasana kelompok ini adalah âkepolosan yang ajaibâ, yang mana mereka saling berkompetisi terhadap peluang dan kemungkinan-kemungkinanâbukan terhadap tahapan lainnya. Tim yang berada di dalam tahap kelima dapat menghasilkan inovasi yang ajaib dan luar biasa. Tahapan ini murni terisi oleh kepemimpinan, visi, dan inspirasi.
Mereka yang berada pada tahap kelima akan mengabaikan para pesaing. Hal ini bukan semata-mata karena tidak ada pesaing, melainkan karena mereka tidak menganggap pesaing sebagai suatu hal yang penting.
Nilai, yang mana merupakan hal yang sangat penting dalam tahap keempat, menjadi hal yang sangat vitalâyaitu, sesuatu yang âmemberi kehidupanâ. Tanpa nilai, kultur suku ini akan rusak dan bahkan bisa terjerembab ke tahap-tahap sebelumnya. Niat mulia adalah satu-satunya kiblat kelompok tahap ini.
Tahap kelima ini biasanya muncul sebagai akibat dari sebuah kesuksesan ataau pencapaian besar. Karena itu, sifat tahap ini kurang stabil.
Bisnis di tahap kelima ini selalu bisa melampaui tahap-tahap yang lebih rendah. Tapi karena kemunculannya biasanya hanya karena euphoria dari pencapaian besar saja, maka tahap keempat masih lebih baik untuk bisnis jangka panjang.
Dave Logan, merupakan salah seorang pendiri dan rekan senior dari firma konsultasi manajemen CultureSync, yang mana spesialisasinya pada strategi, rancangan kulturm dan performa tinggi
John King, merupakan salah seorang pendiri dan rekan senior dari Culture Sync, beliau telah melatih dan membimbing lebih dari 25.000 orang sejak lebih dari 20 tahun lalu.
Halee Fischer-Wright, merupakan seorang mantan rekan dari CultureSync dan seorang anggota fakultas pada University of Colorado School of Medicine.
Zico kini paham apa yang harus dilakukannya. Dari buku ini ia mempelajari bahwa:
- Tiap organisasi sesungguhnya serupa dengan sebuah kota.
- Suku dalam perusahaan merampungkan pekerjaan, namun kelompok mereka tidak terbentuk karena pekerjaan
- Dalam sebuah perusahaan, suku-suku menentukan apakah seorang pemimpin bisa berkembang atau malah harus lengser.
- para pemimpin suku memfokuskan upaya mereka dalam membangun sukuâatau meningkatkan dan mengembangkan kultur suku
- Kita bisa memprediksi performa dari tiap suku berdasarkan bahasa yang digunakan dan siapa yang memimpin mereka.
- Orang yang berada dalam tahap pertama ini memiliki motto hidup âhidup ini menyebalkanâ
- Orang yang bekerja dalam tahap kedua memiliki motto: âhidup saya menyebalkanâ
- Orang-orang yang berada pada tahapan ketiga merasa harus menang dalam segala hal, dan kemenangan adalah hal personal bagi mereka.
- Karakter yang sangat mengagumkan dari suku pada tahapan ini adalah seluruh orang melakukan kontak mata dengan tiap orang lainnya.
- Tim yang berada di dalam tahap kelima dapat menghasilkan inovasi yang ajaib dan luar biasa. Tahapan ini murni terisi oleh kepemimpinan, visi, dan inspirasi.
Terima kasih sudah menyimak bagaimana buku ini mencerahkan permasalahan Zico, semoga Anda juga bisa mendapatkan manfaatnya. Sampai jumpa di Baring berikutnya. Sukses selalu.
Rekomendasi Baring Lainnya