
Success Habits: Proven Principles for Greater Wealth, Health, and Happiness
Napoleon Hill
Teks tersedia
Audio tersedia
-
Plot
-
Ring 1
-
ring 2
-
ring 3
-
ring 4
-
ring 5
-
Kesimpulan
-
Full Dering
Siapa sih yang tak ingin hidupnya sukses, kaya, dan bahagia? Tentu setiap orang menginginkannya, tak terkecuali Nadia.
Ya, Nadia adalah seorang anak muda yang sedang bergelut dengan dirinya sendiri. Di satu sisi, dia ingin sukses dan bahagia, tapi di sisi lain dia merasa belum pantas karena kesehariannya masih dipenuhi dengan kebiasaan-kebiasaan yang tidak produktif.
Ia sadar, dengan kebiasaan-kebiasaannya itu, kesuksesan tidak akan bisa dicapainya. Tapi, dia juga tidak tahu apa yang harus dilakukan. Dia tidak tahu kebiasaan apa saja yang perlu ia bangun untuk bisa mencapai sukses. Ia ingin tahu kebiasaan-kebiasaan fundamental apa yang mendasari kesuksesan seseorang.
Oleh karena itu, dia pun mencoba untuk berselancar di toko buku online, melihat-lihat apakah ada buku yang bisa menjadi referensi. Setelah membuka beberapa aplikasi toko buku online, dia menemukan beberapa judul buku yang menarik. Salah satunya adalah “Success Habits: Proven Principles for Greater Wealth, Health, and Happiness” karya Napoleon Hill.
Melihat judulnya, dia cukup berharap buku itu akan memberinya beberapa insight yang dibutuhkannya.
So, akankah dia mendapatkannya? Yuk, ikuti perjalanannya dalam BaRing berikut ini.
Ring 1 - Apa Gambaran Besar Isi Buku Ini?
Buku ini merupakan transkripsi dari program radio mingguan di sebuah stasiun radio di kota kecil di Amerika Serikat yang dibawakan oleh si penulis buku ini (Napoleon Hill).
Isi buku ini merupakan pengembangan dari studi yang dilakukan oleh Napoleon Hill selama 20 tahun untuk mengungkap filosofi yang mendasari kesuksesan para tokoh besar di Amerika Serikat, mulai dari para pengusaha sukses, pemimpin politik, sampai para ilmuwan.
Sesuai judulnya, buku ini membahas berbagai kebiasaan sukses yang dilakukan oleh banyak orang yang telah ia teliti.
Apa yang disampaikan oleh Napoleon Hill dalam buku ini bukan hanya teori tapi juga telah dipraktikkan dan dibuktikan hasilnya oleh audiens-nya (terutama para penduduk Kota Paris, Missouri, Amerika Serikat, di mana dia menyampaikan ceramah mingguannya di radio setempat.
Oleh karena itu, dalam buku ini, Anda akan mempelajari berbagai kebiasaan & prinsip yang memperbesar peluang Anda meraih kesuksesan Anda, apapun definisi kesuksesannya.
Ring 2 - Apa Kebiasaan Pertama yang Memperbesar Peluang Kesuksesan Seseorang?
Kebiasaan yang pertama yakni tujuan yang pasti (definiteness of purpose). Tujuan yang pasti adalah tujuan yang jelas, yang konkret, yang punya batas waktu kapan harus tercapai, dan seberapa besar yang ingin dicapai.
Singkatnya, ini berarti kita harus memiliki tujuan yang mencakup what, when, why, and how long.
“What” berarti, nyatakan apa tujuannya. Di sini Anda perlu jabarkan berapa jumlah yang ingin Anda capai. Sebagai contoh, Anda ingin membentuk tubuh yang ideal. Maka, jabarkan tubuh ideal yang ingin Anda capai itu beratnya berapa. Misal, 50 kilogram.
“When” berarti, nyatakan kapan Anda akan bertindak mencapainya.
“Why” berarti Anda perlu memiliki alasan yang jelas kenapa Anda ingin mencapai tujuan itu.
“How long” berarti Anda perlu menjabarkan berapa lama target waktu Anda untuk mencapai tujuan tersebut.
Di samping itu, Anda pun bisa menjabarkannya lebih detail lagi dengan menambahkan elemen “tempat” pada tujuan Anda. Di mana Anda akan mengeksekusi rencana Anda untuk mencapai tujuan Anda? Misal, di meja kerja (untuk tujuan yang dicapai dengan bekerja).
Mari kita lihat contoh konkret tujuan yang pasti berikut ini:
Menurunkan berat badan 10 kilogram dalam waktu 3 bulan mulai minggu ini dengan jogging keliling kompleks.
Perlu dipahami bahwa menentukan tujuan yang pasti (detail dan konkret) ini harus dilakukan pertama-tama sebelum yang lain. Hanya setelah Anda mengetahui apa tujuan konkret Anda, barulah Anda bisa menentukan rencana untuk mencapainya dan take action.
Jadi, apapun kesuksesan yang ingin Anda capai, satu kebiasaan yang harus ada di dalam diri Anda untuk bisa mencapainya adalah, bangun kebiasaan untuk menetapkan tujuan yang jelas di awal. Jangan pernah bertindak tanpa tujuan yang jelas.
Tapi kenapa tujuan harus konkret? Agar pikiran bawah sadar kita bersedia untuk mendorong kita bertindak mencapai tujuan itu. Kalau tujuannya tak jelas, masih abstrak, maka pikiran bawah sadar Anda akan bingung, yang pada akhirnya membuat dia enggan mendorong Anda untuk take action.
Contoh, kalau tujuan Anda adalah ingin mempunyai tubuh yang ideal, maka pikiran bawah sadar Anda bingung tubuh yang ideal itu yang bagaimana. Kalau tak ada kejelasan, maka dia akan enggan mendorong Anda untuk take action.
Mungkin banyak dari kita yang sudah sangat hafal dengan nasihat ini. Tapi tanpa sadar banyak yang melupakannya sehingga tindakan-tindakannya dilakukan tanpa perencanaan yang sadar. Inilah mengapa banyak yang meskipun rajin dalam bertindak tapi tidak kunjung mencapai kesuksesan.
Ring 3 - Bagaimana Menindaklanjuti Tujuan/Goal yang Sudah Saya Buat?
Setelah kita terbiasa membuat tujuan yang jelas dan konkret, pertanyaan yang otomatis muncul di benak kita adalah, bagaimana menindaklanjuti tujuan tersebut.
Nah, Napoleon Hills menjelaskan, yang pertama adalah membuat rencana langkah-langkah atau roadmap untuk mencapainya. Apa yang pertama-tama harus dilakukan, habis itu ngapain, habis itu ngapain lagi, langkah selanjutnya apa, dan seterusnya.
Kemudian, setelah rencana konkretnya dibuat, maka langkah selanjutnya adalah take action untuk mencapainya.
Di samping itu, menurut penulis buku ini, yang tidak kalah penting adalah menentukan alasan/motif yang jelas kenapa kita ingin mencapai tujuan yang sudah kita buat.
Ada beberapa motif dasar yang mendasari tindakan manusia, antara lain cinta, kekayaan materi, pertahanan diri, kebebasan, ekspresi diri, pengakuan, rasa takut, dst.
Nah idealnya, Anda harus punya motif yang jelas kenapa Anda ingin mencapai tujuan Anda. Apakah karena cinta? Apakah karena dengan mencapai tujuan Anda Anda mendapatkan kebebasan? Apakah karena dengan mencapai tujuan Anda Anda bisa mengekspresikan diri?
Langkah ketiga untuk menindaklanjuti tujuan Anda adalah melakukan visualisasi secara berulang-ulang. Visualisasi berarti membayangkan. Bayangkan diri Anda sedang menikmati kesuksesan Anda. Bayangkan juga Anda sedang melakukan langkah-langkah yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan/kesuksesan Anda.
Ilmu neurosains menyimpulkan bahwa untuk melatih sebuah skill latihan yang diperlukan bukan hanya latihan konkret dengan melakukan skill yang dipelajari. Namun, kita juga perlu melakukan latihan mental, yang dilakukan dengan visualisasi, yakni membayangkan diri kita sedang melakukan skill itu.
Meskipun hanya membayangkan, kalau dilakukan secara rutin dan berulang, maka lama-lama akan terbentuk sambungan sel-sel otak yang meng-kode-kan skill tersebut. Semakin kuat sambungannya, maka semakin mudah dan otomatis kita melakukan skill itu. Dalam kata lain, skill itu akan menjadi kebiasaan kita.
Nah, mencapai tujuan pun hampir sama dengan melatih skill. Kita perlu melakukan latihan mental untuk mencapai tujuan tersebut, dengan memvisualisasikan alias membayangkan diri kita sedang take action melakukan langkah-langkah yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan kita.
Semakin sering kita melakukan visualisasi, maka semakin mudah kita dalam take action.
Ring 4 - Lalu, Kebiasaan Apa Lagi yang Memperbesar Peluang Kesuksesan Seseorang?
Kebiasaan selanjutnya yakni tradisi berpikir yang akurat. Kenapa ini penting adalah karena sebaik apapun tujuannya, kalau tak bisa berpikir dengan akurat maka kita akan kesulitan untuk membuat rencana/roadmap untuk mencapainya. Membuat rencana/langkah-langkah untuk mencapai tujuan kita itu mudah. Apa yang sulit adalah, membuat rencana yang tepat, yang efektif dan efisien. Nah, untuk bisa melakukan ini, sangat diperlukan kemampuan berpikir yang akurat.
Lalu, kemampuan berpikir yang akurat itu yang bagaimana?
Beberapa prosedur untuk berpikir akurat antara lain, berpikir induktif dan deduktif.
Berpikir induktif
Ini berarti kita berangkat dari hal-hal khusus kemudian membuat kesimpulan umum dari hal-hal khusus tersebut.
Contoh, suatu hari Anda memanggil nama kucing Anda. Tapi, karena sibuk bermain, kucing Anda tidak merespons. Kemudian, Anda memanggil kucing Anda dengan “pus” dan barulah dia mau merespons panggilan Anda.
Di hari berikutnya, Anda bertemu kucing liar di depan rumah Anda. Kemudian, Anda mencoba memanggilnya dengan “pus”. Dan, kucing itu juga merespons-nya.
Kemudian, Anda coba untuk memanggil kucing Anda dengan “pus” lagi. Dan ternyata, seperti sebelumnya, dia kembali merespons.
Karena saking penasarannya, Anda pun mencoba memanggil beberapa kucing dengan “pus” untuk mengungkap apakah kalau mereka dipanggil demikian merespons atau tidak. Dan, ternyata mereka juga merespons.
Jika setelah beberapa kali Anda mencoba memanggil “pus” pada banyak kucing dan mereka semua meresponsnya, maka Anda bisa menyimpulkan bahwa semua kucing akan merespons jika dipanggil “pus”.
Sudah mendapatkan gambaran bagaimana berpikir induktif? Ok, sekarang kita lanjut bahas pemikiran deduktif.
Pemikiran deduktif
Pemikiran deduktif merupakan kebalikan dari pemikiran induktif. Kita berangkat dari kesimpulan yang umum dulu baru menjabarkan yang khusus; kita berangkat dari kesimpulan dulu baru ke alasannya.
Contoh, Anda menyimpulkan bahwa semua binatang berkaki empat pasti berkembang biak dengan beranak. Karena kucing, sapi, jerapah, macan, dan kambing berkaki empat, maka Anda menyimpulkan bahwa semua binatang barusan pasti berkembang biak dengan beranak.
Tapi, bagaimana dengan cicak, komodo, dan katak yang juga berkaki empat? Apakah mereka juga berkembang biak dengan beranak?
Ternyata tidak. Nah, yang perlu diperhatikan, kesimpulan umum dalam penalaran deduktif harus benar. Begitu juga dengan kesimpulan khususnya.
Sebagai contoh ketika Anda disodorkan kesimpulan bahwa “hewan berkaki empat pasti berkembang biak dengan beranak.” Maka, Anda perlu membuktikan terlebih dulu apakah kesimpulan itu benar.
Ring 5 - Apa Kebiasaan Selanjutnya?
Kebiasaan selanjutnya yakni memiliki kepribadian yang menyenangkan. Beberapa contoh kepribadian yang menyenangkan antara lain memiliki keyakinan bahwa kita bisa mencapai mimpi kita, kesetiaan alias loyalitas, fleksibel, berbicara yang lembut tapi dalam/tajam isinya, punya sense of humor, adil, dan jujur dalam mengutarakan motif di balik tindakan kita.
Mari kita kupas satu per satu.
-Yakin
Bagaimana kita bisa mencapai kesuksesan kita kalau kita tidak yakin? Sebaliknya, kalau kita yakin, maka kita akan optimis mencapainya. Nah, optimisme inilah yang pada akhirnya memperbesar peluang sukses kita.
-Loyalitas
Kalau kita loyal pada orang lain, orang lain mempercayai kita, maka mereka akan bersedia mempercayakan kita sesuatu. Mungkin, mereka akan menawarkan kita proyek bernilai tinggi. Atau, mereka menawarkan jabatan yang kita inginkan. Atau, tawaran-tawaran yang lain.
Apa yang pasti adalah, orang lain akan bersuka rela mempercayakan sesuatu kepada kita, dan mungkin saja sesuatu ini bisa mengantarkan kita mencapai goal kita.
-Fleksibel
Fleksibel berarti mudah menyesuaikan diri. Semakin kita mudah menyesuaikan diri, maka semakin banyak jalan keluar yang bisa kita dapatkan.
-Berbicara lembut tapi tajam
Ada orang yang dalam berbicara, gagasan yang disampaikan dangkal tapi cara penyampaiannya keras. Tentu, karakter seperti ini sangat tidak disukai dan tidak dipercaya.
Sebaliknya, orang akan segan dan percaya kepada kita kalau kita berbicara seperlunya, dengan gagasan yang tajam yang disampaikan dengan cara yang lembut.
-Sense of humor
Terkadang kita perlu humor untuk merileks-kan pikiran kita dan meredakan stres. Ini sangat penting dalam mengejar goal. Kalau pikiran kita terus menerus stres, maka pikiran kita tidak akan bisa bekerja dengan baik.
-Adil
Ya, kita tentu perlu bersikap adil pada semua orang.
-Jujur mengutarakan tujuan/niat kita
Ketika berinteraksi dengan orang lain, idealnya jujur dalam mengutarakan niat & tujuan kita menjalin interaksi dengannya. Jangan ada yang ditutup-tutupi. Semakin kita terbuka dengan niat kita, maka semakin mudah bersinergi untuk mencapai tujuan bersama.
Napoleon Hill telah mendedikasikan waktu 20 tahun untuk mengungkap prinsip-prinsip dasar di balik kesuksesan seseorang. Di samping itu, dia juga pernah menjadi penasihat presiden Amerika Serikat Franklin D. Roosevelt pada 1933 sampai 1936. Beberapa buku yang ditulisnya antara lain “Think and Grow Rich” dan “Law of Success.”
Setelah membaca buku “Success Habits”, akhirnya Nadia mendapatkan beberapa insight. Di antaranya:
- Beberapa kebiasaan sukses yang perlu diadopsi antara lain memiliki tujuan yang pasti dan konkret, memiliki karakter yang menyenangkan, dan berpikir akurat.
- Beberapa cara untuk berpikir akurat antara lain berpikir deduktif dan induktif.
- Beberapa kepribadian yang memperbesar peluang kesuksesan antara lain yakin, fleksibel, jujur dalam mengutarakan niat, loyal, lembut dalam tutur kata tapi tajam dalam gagasan, punya sense of humor, dan bersikap adil.
- Untuk bisa merealisasikan tujuan, yang perlu dilakukan antara lain membuat langkah-langkah untuk mencapainya, take action, dan melakukan visualisasi langkah-langkah tersebut
Terima kasih telah mengikuti perjalanan Nadia, semoga Anda menikmati & mendapatkan manfaat dari DeRing ini.
Sampai bertemu di Baring selanjutnya. Jika ada masukan dan ide untuk Baring.Digital, silakan email kami di ingat@baring.digital
Sukses selalu untuk Anda.
Rekomendasi Baring Lainnya
