The Visual MBA: Two Years of Business School Packed into One Priceless Book of Pure Awesomeness
Jason Barron
Teks tersedia
Audio tersedia
-
Plot
-
Ring 1
-
ring 2
-
ring 3
-
ring 4
-
ring 5
-
Kesimpulan
-
Full Dering
Aris ingin membangun sebuah bisnis. Tapi, dia tidak memiliki bekal pengetahuan dan pengalaman sama sekali dalam bidang itu. Mau sekolah bisnis kelamaan, pikirnya. Tapi kalau modal nekad, takut malah jadinya trial-error yang memakan banyak biaya, energi, dan waktu.
Tapi, dia tidak putus asa begitu saja. Dia terus berusaha untuk membekali dirinya dengan semua pengetahuan terkait bisnis. Mulai dari ikut pelatihan, membaca artikel, dan membaca buku.
Dan, salah satu buku yang dipelajarinya adalah buku berjudul “The Visual MBA: Two Years of Business School Packed into One Priceless Book of Pure Awesomeness” karya Jason Barron.
Melihat judulnya, ia paham bahwa buku ini akan memberikan informasi yang komprehensif tentang bagaimana membangun dan menjalankan bisnis. Oleh karena itulah dia memutuskan untuk membacanya.
Nah, BaRing berikut ini adalah kisah perjalanan Aris dalam menemukan insight di buku “The Visual MBA.” Selamat membaca.
Ring 1 - Apa Gambaran Besar Isi Buku Ini?
Sesuai dengan judulnya, buku ini berisi berbagai pengetahuan terkait bisnis yang didapatkan oleh penulisnya selama 2 tahun menempuh pendidikan di sekolah bisnis.
Buku ini merangkum semua materi yang dipelajarinya selama belajar di sekolah bisnis dalam bentuk ilustrasi untuk memudahkan pembaca memahami & mengingat isinya.
Di dalamnya, dibahas semua aspek yang dibutuhkan dalam bisnis mulai dari kepemimpinan, laporan keuangan, marketing, human resource, negosiasi, strategi bisnis, sampai pembuatan keputusan, dan bagaimana menerapkan semua secara sinergis agar bisnis mencapai sukses.
Disajikan dalam bentuk ilustrasi, buku ini langsung berbicara pada poin-poin inti, sehingga sangat mudah bagi kita untuk memahaminya dan tidak membuang banyak waktu.
Ring 2 - Apa & Bagaimanakah Kepemimpinan yang Efektif Itu?
Kepemimpinan yang baik bukanlah sekadar mengatur, melainkan lebih pada bagaimana menginspirasi perubahan & meningkatkan hasil melalui siapa diri kita dan bagaimana kita memotivasi orang lain (tim).
Untuk bisa menjalankan kepemimpinan yang efektif, ada 5 hal dasar yang perlu diterapkan, yakni:
1. Strategi
Ini berarti menentukan visi perusahaan & memposisikan perusahaan memiliki peran tertentu. Visi akan menentukan arah gerak perusahaan itu. Ke mana perusahaan itu akan melangkah.
2. Eksekusi
Ini berarti membangun sistem organisasi yang sedemikian rupa sehingga bisa mengantarkan perusahaan mencapai hasil sesuai berdasarkan strategi.
3. Talent management
Ini berarti me-manage tim, mulai dari memotivasi sampai berkoordinasi dengan tim.
4. Talent development
Ini mempersiapkan karyawan/tim untuk kepemimpinan di masa depan.
5. Personal proficiency
Ini berarti bertindak dengan efektif untuk memberikan contoh/teladan sekaligus membangun kepercayaan antara pemimpin dengan tim. Antara lain dengan memiliki integritas, memiliki kecakapan emosional dan sosial, mampu membuat keputusan yang tepat, dst.
Di samping 5 prinsip dasar di atas, seorang pemimpin juga perlu membangun brand dirinya, yakni bagaimana orang lain, terutama tim melihat dirinya.
Berikut ini 5 langkah untuk membangun brand kepemimpinan yang baik:
1) Tentukan hasil yang ingin perusahaan Anda capai dalam 12 bulan
Pastikan untuk mempertimbangkan ketertarikan pelanggan, investor, pekerja, dan organisasi Anda secara keseluruhan.
2) Tentukan seperti apa Anda ingin dikenal
Sesuai dengan goal/hasil yang ingin Anda capai, bagaimana Anda ingin dikenal? Coba sebutkan beberapa sifat yang mendeskripsikan diri ideal Anda. Misal, rendah hati, optimis, berdedikasi, dst.
3) Kombinasikan dua atau lebih sifat untuk mendeskripsikan diri ideal Anda
Kombinasikan sifat-sifat yang ingin Anda miliki sebagai leader menjadi sifat-sifat baru. Misal, ramah tapi tegas.
4) Buat pernyataan brand kepemimpinan Anda dan uji pernyataan tersebut
Sebagai contoh, “Saya ingin dikenal sebagai (tuliskan deskripsi yang sudah Anda buat di langkah ke-3) sehingga saya bisa menghasilkan ________________.”
Kemudian, tanyakan kepada diri Anda, “Apakah ini paling mendeskripsikan saya?” “Apakah ini menciptakan nilai bagi stakeholder saya?” “Adakah risikonya kalau saya menetapkan inilah diri saya, inilah brand kepemimpinan saya?”
5) Jadikan brand kepemimpinan ini benar-benar mendarah-daging dalam diri Anda
Share brand kepemimpinan Anda dengan orang lain, terutama tim Anda dan tanyakan apakah mereka merasa bahwa brand Anda sesuai dengan diri Anda atau tidak. Jika tidak, mulailah untuk bertindak sesuai dengan brand yang Anda bangun.
Lalu bagaimana memotivasi & mendorong tim agar mereka bersedia memberikan yang terbaik untuk perusahaan?
Motivasi yang baik bukanlah “reward and punishment” alias “hadiah dan hukuman” melainkan autonomy, mastery, dan purpose.
Betul bahwa reward dan punishment bisa mendorong tim untuk giat bekerja, tapi mereka akan bekerja di bawah tekanan, yang akan mengganggu kinerja mereka. Sebaliknya, dengan memberikan autonomy, mastery, dan purpose, tim akan suka rela memberikan yang terbaik & bekerja penuh tanggung jawab.
Tapi, apa autonomy, mastery, dan purpose itu?
Otonomi adalah kebebasan dalam bekerja. Contohnya, biarkan tim Anda menentukan proses/flow kerjanya sendiri. Jangan banyak mendikte bagaimana ia harus mengerjakan tugasnya.
Kebebasan ini akan memunculkan perasaan pada tim Anda bahwa Anda menghargai kemampuannya. Dan, ini tentu akan membuat mereka termotivasi & bertanggung jawab.
Mastery adalah kemampuan untuk mengerjakan pekerjaan. Contoh, berikan tim Anda pelatihan skill-skill yang dibutuhkannya untuk mengerjakan tugas-tugasnya. Anda juga bisa menyediakan perpustakaan di kantor yang bisa diakses oleh tim Anda, agar mereka bisa belajar secara mandiri.
Purpose adalah mengajak tim untuk mencari makna di balik perannya di perusahaan. Makna ini tak harus yang selalu berkaitan dengan perusahaan, melainkan bisa juga yang terkait dengan kehidupan pribadi tim Anda.
Misal, Anda punya tim customer service. Maka Anda bisa mengajaknya untuk menentukan apa makna pekerjaannya bagi dirinya sendiri. Misal, karena tim Anda ingin hidupnya bisa bermanfaat untuk orang lain, maka ajak dia untuk menjadikan pekerjaannya dalam melayani customer sebagai sarana untuk memberikan manfaat bagi orang lain.
Salah satu hal yang menjadi motif manusia untuk hidup adalah makna. Hidup tanpa makna akan membuat manusia merasa kosong dan sia-sia. Oleh karena itu, makna bisa dijadikan sebagai motivator baik dalam hidup maupun dalam bekerja.
Ring 3 - Bagaimana Mempersiapkan Laporan Keuangan Perusahaan?
Laporan keuangan sangat penting bagi perusahaan. Tanpanya, kita tidak akan bisa menelusuri kinerja perusahaan dan oleh karenanya tak bisa juga meningkatkannya. Jadi, laporan keuangan bisa dijadikan alat ukur untuk mengetahui seberapa baik kinerja perusahaan.
Ada 3 neraca yang perlu Anda buat untuk mencatat laporan keuangan dengan baik, yakni: balance sheet (neraca laporan posisi keuangan), income statement (laporan laba-rugi), dan statement of cash flow (laporan arus kas).
- Balance sheet
Balance sheet adalah laporan untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan. Dari laporan inilah, manajemen bisa mengambil keputusan apa yang harus dilakukan.
Laporan ini terdiri dari 3 unsur, yakni: Aset (semua kekayaan yang dimiliki perusahaan, baik berupa kas, piutang, tanah, mesin, kendaraan operasional, dst), Liabilities (kewajiban yang menjadi tanggung jawab perusahaan, seperti utang, pembayaran di muka), dan Equity (modal, yang merupakan selisih antara aset dengan kewajiban).
Laporan balance sheet merupakan alat ukur untuk mengetahui kekayaan bersih perusahaan Anda.
- Income Statement/Laporan Laba-Rugi
Ini adalah laporan untuk mencatat & mengetahui pendapatan & beban yang ditanggung perusahaan dalam periode tertentu.
Rumusnya adalah: Revenue - Expenses = Net profit (pendapatan - pengeluaran = laba bersih).
- Statement of Cashflow/Laporan Arus Kas
Ini merupakan catatan tentang pemasukan dan pengeluaran selama periode tertentu. Laporan ini mengandung 3 elemen, yakni: operating activities (arus kas dari kegiatan operasi), investing activities (arus kas dari kegiatan investasi), dan financing activities (arus kas dari aktivitas pendanaan).
- Operating activities tidak lain adalah kas yang didapat dari kegiatan usaha itu sendiri alias aktivitas jual-beli. Contohnya adalah, hasil penjualan barang, gaji karyawan, pajak, dst.
- Investing activities, yakni kas yang didapat dan berkurang dari aktivitas penjualan dan pembelian aset. Misal, perusahaan Anda membeli peralatan atau tanah, dan juga menjual gedung.
- Financing activities, yakni kas yang didapat atau berkurang dari aktivitas pendanaan seperti penjualan obligasi dan pembayaran dividen.
Ring 4 - Bagaimana Mindset yang Perlu Dipegang dalam Menjalankan Bisnis?
Inti dari kegiatan bisnis tak lain adalah memberikan solusi kepada konsumen & pelanggan. Jadi, mindset utama yang perlu dipegang senantiasa berkaitan dengan bagaimana agar bisa memberikan solusi yang disukai konsumen. Namun demikian, bisnis bukanlah lembaga sosial. Artinya, dalam berkegiatan bisnis, kita juga perlu menimbang apakah solusi yang kita tawarkan memberikan keuntungan untuk kita juga atau tidak.
Oleh karena itu, mindset pertama yang perlu dipegang adalah desirability, viability, dan feasibility.
- Desirability
Ini berarti solusi/produk yang kita tawarkan harus disukai oleh konsumen. Ketika Anda menemukan solusi untuk konsumen Anda, tanyakan apakah solusi tersebut bakal disukai konsumen Anda atau tidak. Anda pun bisa melakukan penelitian untuk mengungkapnya.
- Viability
Ini berarti solusi/produk yang kita tawarkan menghasilkan profit untuk kita. So, ketika Anda menemukan solusi untuk konsumen Anda, tanyakan juga apakah solusi tersebut di samping disukai konsumen Anda juga memberikan profit untuk perusahaan Anda. Lakukan studi untuk mengungkapnya.
- Feasibility
Ini berarti kita bisa memproduksi solusi yang kita tawarkan kepada konsumen kita. So, ketika Anda menemukan solusi untuk konsumen Anda, tanyakan apakah perusahaan Anda bisa memproduksinya atau tidak.
Lalu, bagaimana agar solusi kita disukai oleh konsumen? Untuk menjawabnya, mari kita beranjak pada mindset selanjutnya, yakni:
- Memahami “penderitaan” konsumen
Ya, untuk bisa memberikan solusi yang disukai oleh konsumen, kuncinya ada pada memahami “pain” alias “penderitaan” konsumen yang bisa diatasi dengan solusi tersebut. Jadi, mindset selanjutnya yang perlu dipegang adalah, pahami selalu penderitaan konsumen.
Akan tetapi, pertimbangan konsumen dalam membeli sebuah produk bukan hanya apakah produk tersebut menyelesaikan masalahnya atau tidak, apakah produk tersebut mengatasi painnya atau tidak. Ada beberapa pertimbangan lain yang juga menentukan keputusan konsumen, di antaranya: harga, manfaat, kemudahan dalam menggunakannya, dan kemudahan dalam proses pembayarannya. So, mindset selanjutnya adalah:
- Harga, manfaat, kemudahan menggunakannya, kemudahan membayarnya
Selama ini, mungkin banyak orang yang hanya mempertimbangkan segi harga dan manfaat, tanpa mempertimbangkan segi kemudahan penggunaan dan kemudahan proses pembayaran. Padahal, kedua aspek ini sangat menentukan.
Bayangkan produk Anda kaya manfaat tapi untuk membelinya prosesnya sangat ribet. Sangat mungkin pembeli akan frustrasi dan akhirnya memilih produk lain. Begitu juga kalau produk Anda penggunaannya ribet. Maka, semurah & sebanyak apapun manfaat yang diberikan produk Anda, sangat mungkin konsumen akan mencari produk yang murah, kaya manfaat, dan mudah digunakan.
Lalu bagaimana dengan harga? Ada yang bilang harga termurah lah yang akan menang, tapi ada juga yang bilang, harga tidak berpengaruh dengan mencontohkannya dengan Apple Iphone yang meskipun harganya mahal tapi tetap diminati banyak pembeli.
Tapi bagaimana pun juga, harga tetap berpengaruh. Kalau ada produk serupa Apple Iphone (dengan kualitas, manfaat, feature, kemudahan, dan merk yang tak kalah dari Iphone) tapi harganya lebih murah, tentu orang akan memilih untuk membeli produk tersebut.
Kunci untuk menentukan harga adalah men-survei pasar Anda. Tanyakan kepada mereka, “Berapa kira-kira Anda akan membayar produk saya ini?”, “Berapa kali kira-kira Anda akan membeli produk ini per bulan/per tahun?”
Kalau misal ketika Anda mematok harga 1000 rupiah konsumen Anda akan membeli 10 kali per bulan, sedangkan ketika Anda mematok harga 2000 rupiah konsumen Anda akan membeli 8 kali per bulan, dan ketika Anda mematok harga 3000 rupiah konsumen Anda membeli 3 per bulan, maka harga terbaik yang harus Anda pilih adalah Anda mematok harga 2000, karena di harga ini Anda mendapatkan penghasilan terbesar.
Ring 5 - Bagaimana Prinsip Marketing yang Efektif?
- STP (Segment, Target, Position)
Prinsip pertama yakni segment, kemudian target, kemudian position.
Segment berarti Anda mengkategorikan pasar yang tersedia. Mindset yang perlu dipegang adalah, jangan menargetkan produk Anda pada semua pasar. Sebaliknya, targetkan produk Anda hanya pada pasar yang memang memerlukan produk Anda.
Kalau Anda menjual produk gadget, Anda perlu tahu apa value utama yang ditawarkan gadget tersebut. Apakah kameranya? Atau RAM-nya? Kalau value utama yang ditawarkan adalah kameranya, maka Anda perlu menargetkannya hanya pada pasar yang tertarik dengan pemotretan.
Tapi sebelum sampai pada tahap ini, Anda perlu mengkategorikan pasar terlebih dahulu. Kalau Anda menjual produk gadget, ada beberapa pasar dalam produk tersebut, seperti pasar penyuka selfie, pasar penyuka fotografi, pasar penyuka game, dst. Coba kelompokkan lebih dulu untuk menentukan mana pasar yang cocok untuk produk Anda.
Barulah setelah itu, Anda beranjak ke tahap selanjutnya yakni target.
Target berarti Anda menentukan satu pasar yang sesuai dengan produk Anda. Dari sekian banyak pasar gadget, mana yang kira-kira akan menyukai produk Anda?
Setelah Anda menemukan pasar bagi produk Anda, langkah selanjutnya yakni position.
Position berarti bagaimana Anda memposisikan produk Anda memiliki value tertentu yang berbeda dari produk lainnya. Dua gadget gamer dengan merk yang berbeda bisa memiliki positioning yang berbeda. Contoh lain, produk mobil. Dua produk mobil yang menyasar pasar keluarga (mobil untuk keluarga) bisa memiliki positioning yang berbeda; yang satu mungkin fokus pada kenyamanan, yang satunya lagi mungkin lebih fokus pada berkelas atau tidaknya mobil tersebut.
Salah satu cara mudah untuk menentukan positioning adalah laddering. Laddering berarti merunut alasan di balik seseorang menyukai feature/value yang kita tawarkan.
Dalam buku ini, penulisnya mencontohkannya dengan produk mobil sport. Secara kasat mata, seseorang membeli mobil sport karena kecepatannya. Tapi, di balik kecepatan, pasti ada motif yang lebih dalam kenapa dia menyukai mobil berkecepatan tinggi, di mana motif ini masih bisa digali lagi lebih dalam, sampai kita benar-benar menemukan motif terdalam dari pembeli kenapa mereka membeli mobil sport.
Kalau misal Anda menjual mobil sport, coba mulai dari feature utama mobil tersebut yakni kecepatan. Kemudian, tanyakan kepada konsumen Anda, kenapa dia suka mobil yang cepat. Mungkin jawabannya adalah mengendarai mobil dengan cepat membuatnya merasa muda. Kemudian, tanyakan lagi, kenapa dia ingin mobil yang membuatnya merasa muda, dan seterusnya sampai tidak ada lagi motif lainnya.
Jason Barron menerima gelar MBA dari Brigham Young University dan merupakan seorang pemimpin yang berfokus pada inovasi dan strategi produk digital.
Demikianlah bagaimana perjalanan Aris dalam menemukan insight di buku “The Visual MBA.” Sekarang, dia jadi lebih paham bagaimana membangun & menjalankan bisnis, mulai dari bagaimana menjalankan kepemimpinan yang efektif, bagaimana membuat laporan keuangan untuk menelusuri kinerja perusahaan, sampai bagaimana prinsip memasarkan produk pada konsumen.
Berikut ini beberapa poinnya:
- Sebuah bisnis membutuhkan kepemimpinan. Dan, kepemimpinan yang baik bukanlah sekadar mengatur, melainkan lebih pada bagaimana menginspirasi perubahan & meningkatkan hasil melalui siapa diri kita dan bagaimana kita memotivasi orang lain (tim).
- Untuk bisa menjalankan kepemimpinan yang efektif, ada 5 hal dasar yang perlu diterapkan, yakni: strategi, eksekusi, talent management, talent development, dan personal proficiency.
- Seorang pemimpin perlu membangun brand dirinya, yakni bagaimana orang lain, terutama tim melihat dirinya. Ini sangat penting karena respect atau tidaknya tim pada seorang leader bergantung pada bagaimana perilaku leader tersebut.
- Untuk memotivasi tim, berikan otonomi kepada tim dalam mengerjakan tugasnya, juga bekali mereka dengan kemampuan yang dibutuhkan, serta ajak mereka untuk menemukan makna di balik pekerjaan yang dilakukannya.
- Untuk mengukur kinerja perusahaan, sebuah perusahaan perlu membuat laporan keuangan secara berkala.
- Ada 3 jenis laporan keuangan yang perlu dibuat untuk mengukur kinerja perusahaan, yakni: balance sheet (neraca laporan posisi keuangan), income statement (laporan laba-rugi), dan statement of cash flow (laporan arus kas).
- Beberapa mindset yang perlu dipegang dalam menjalankan bisnis antara lain: desirability, viability, dan feasibility. Di samping itu, perusahaan juga perlu memegang prinsip bahwa untuk menciptakan produk, yang pertama-tama harus dilakukan adalah memahami penderitaan konsumen.
- Beberapa prinsip marketing yang efektif antara lain, segment, target, dan position.
- Salah satu cara untuk menentukan positioning yakni dengan laddering. Laddering berarti merunut motif konsumen dalam membeli produk, mulai dari motif terdangkal hingga motif terdalamnya.
Terima kasih telah mengikuti perjalanan Aris, semoga Anda menikmati & mendapatkan manfaat dari DeRing ini.
Sampai bertemu di Baring selanjutnya. Jika ada masukan dan ide untuk Baring.Digital, silakan email kami di ingat@baring.digital
Sukses selalu untuk Anda.
Rekomendasi Baring Lainnya