THE THREE COMMITMENTS OF LEADERSHIP (How Clarity, Stability, and Rhythm Create Great Leaders)
Tom Endersbe – Jay Therrien – Jon Wortmann
Teks tersedia
Audio tersedia
-
Plot
-
Ring 1
-
ring 2
-
ring 3
-
ring 4
-
ring 5
-
Ring 6
-
Ring 7
-
Kesimpulan
-
Full Dering
Sekembalinya Anton menyelesaikan perkuliahannya dari Amerika, ayahnya mempercayakan Anton untuk mengelola sebuah bisnis yang beberapa tahun ini mengalami stagnan.
Adalah impian Anton untuk menjadi pebisnis sukses dan memiliki bisnis sendiri. Kesempatan mengurusi bisnis ayahnya membuatnya sangat bersemangat dan kepercayaan dirinya meningkat drastis karena semakin yakin dalam 5 - 10 tahun ke depan ia bisa mencapai impiannya karena bisa belajar banyak dari mengurusi bisnis ayahnya.
Setelah beberapa bulan mengurusi bisnis ayahnya, ia masih kewalahan dalam meningkatkan pendapatan perusahaan. Ia merasa sudah melakukan cara yang benar. Tim juga sudah melakukan pekerjaan mereka dengan benar. Juga tidak ada yang salah dengan proses memarketingkan produk. Semuanya baik-baik saja tapi hasil kerjanya belum seperti yang diharapkan Anton.
Sampai ia cerita ke omnya yang juga adalah pebisnis hebat. Om-nya menyarankan Anton untuk mempelajari pemikiran dari Tom Endersbe dkk di buku mereka yang berjudul THE THREE COMMITMENTS OF LEADERSHIP (How Clarity, Stability, and Rhythm Create Great Leaders).
Membaca sinopsis buku tersebut, Anton mulai sadar akan masalah yang ia hadapi. Ia mulai mengetahui mengapa semua usaha yang ia telah keluarkan belum memberikan hasil seperti yang ia harapkan. Bukan karena proses kerja mereka salah, tapi selama ini ia mengabaikan apa yang dijelaskan di buku tersebut.
Bagaimana Anton bisa mengatasi masalahnya? Mari kita simak perjalanan Anton di Ring berikut ini?
Ring 1 - Apa kunci keberhasilan seorang pemimpin hebat?
Kami tahu Anda sibuk. Kami pun juga tahu Anda memilih buku ini karena Anda ingin menjadi pemimpin yang lebih baik. Inilah kenapa kami menyaring pembahasan kepemimpinan menjadi tiga kata yang Anda akan ingat selalu, yaitu: kejelasan, stabilitas, dan ritme.
Ketiga kata ini tidak hanya akan menjadi inti dari bagaimana cara Anda memimpin, namun juga menjadi pedoman bagi Anda pada saat masa-masa sulit dan agar dapat mengatasi tantangan yang bisa menjatuhkan sebagian besar pemimpin.
Pelajari ketiga komitmen tersebut. Ketika Anda merasakan kekhawatiran dan ketakutan yang tak terelakkan yang menyertai perjalanan kepemimpinan Anda, Anda akan mengetahui bagaimana cara menginspirasi dan berhubungan dengan tim Anda, dan memproduksi hasil yang lebih baik bersama-sama.
Ketiga komitmen yang akan diajarkan dalam buku ini akan melatih perhatian Anda untuk menjadi lebih fokus, baik ketika Anda sedang memerintah atau ketika Anda sedang berkolaborasi.
Tidak ada hal yang lebih buruk daripada Anda berada di posisi pemimpin, di mana semua mata memandang Anda penuh harapan dan tuntutan, namun Anda merasa tidak berdaya. Ketika ketiga komitmen ini menjadi fokus kepemimpinan Anda, maka Anda akan merasa selalu siap untuk bertindak.
Kenapa mereka disebut sebagai komitmen? Karena mereka merupakan tiga realita yang dibutuhkan tiap manusia agar bisa menyatu dalam pekerjaan mereka sehari-hari, sembari tetap mengalami nilai-nilainya.
Pemimpin tidaklah dilahirkan. Kita belajar memimpin dengan membuat komitmen dan dari pengalaman kita mempertahankan komitmen tersebut. Komitmen merupakan sebuah janji dan sebuah ikrar yang mengikat kita pada apa yang kita hendak lakukan.
Dalam kepemimpinan, sebuah komitmen adalah sebuah deklarasi mengenai ke mana kita mengerahkan seluruh energi kita, dan bahkan tidak jarang kita harus mempersembahkan seluruh hidup kita.
Ring 2 - Agar bisa menjadi pemimpin hebat, hal dasar apa yang perlu saya kuasai?
Kejelasan. Kejelasan merupakan sebuah kesadaran total akan inti dari apa yang kita lakukan, baik pada diri kita sendiri maupun apa yang kita lakukan pada tiap anggota tim. Ini adalah komitmen pertama yang perlu kita kembangkan agar kita bisa terus maju di kerasnya persaingan bisnis.
Sebagai seorang pemimpin, kita terlalu sering melakukan sikap yang tidak efektif ketika berbagi informasi—salah satu contohnya adalah: kita berharap orang lain bisa merampungkan hal yang kita inginkan hanya dengan satu kali pemberitahuan dan penjelasan. Ini sama sekali bukan bentuk dari kejelasan.
Mendiktekan instruksi dan mengharapkan performa yang baik masih bisa dilakukan dalam lingkungan yang penuh dengan hirarki, seperti dunia militer. Namun, seberapapun banyak bintang yang Anda miliki di bahu Anda, orang lain tidak akan ada yang menghargai kepemimpinan Anda
jika Anda tidak bersedia untuk memahami siapa mereka dan menjelaskan dengan gamblang kemana mereka harus pergi. Mereka tidak akan rela mengikuti Anda terus hingga di luar wilayah Anda.
Berkomitmen pada kejelasan dimulai ketika kita mengembangkan keadaan personal dari kesadaran total, yaitu mengenai: ke mana kita pergi, apa yang kita perlukan untuk bisa mencapai tempat itu, dan kenapa tempat itu begitu penting bagi kita. Ini menjadi komitmen pertama, karena begitu banyak masalah yang berkembang ketika kita kebingungan akan tujuan kita.
Ring 3 - Bagaimana kejelasan berperan dalam kepemimpinan saya?
Kejelasan juga merupakan proses menciptakan pemahaman yang saling menguntungkan dengan seluruh anggota tim kita. Kejelasan yang sesungguhnya akan hadir di dalam tim ketika tiap anggota tim mengetahui seperti apa kesuksesan itu dan memiliki kepercayaan diri dan kemampuan untuk membahas kesuksesan tersebut.
Perjalanan mencari penjelasan merupakan masalah yang sudah kuno. Baik kita menyukainya atau tidak, komunikasi dan tindakan kita tidaklah selalu bisa mengirimkan pesan yang kita inginkan, atau menghasilkan dampak yang kita harapkan.
Baik di dalam tim maupun dalam organisasi secara keseluruhan, jika kita tidak mengetahui tujuan kita, peran kita dan alasan kenapa kita perlu mencapainya bersama, maka kekacauan akan melanda. Ketika kebingungan memasuki area kepemimpinan kita, maka akan sangat mudah bagi kita—baik disadari atau tidak—untuk mengarahkan pada kehancuran.
Sebagai pemimpin, kita mungkin akan cepat terdistraksi, menciptakan pergelutan di dalam diri kita dan dalam tim kita. Hal-hal seperti inilah yang bisa dihindari dengan memberikan kejelasan. Sebagai pemimpin, kita bisa mencoba untuk membuat tiap kata-kata kita menjadi jelas. Kejelasan berkontribusi besar dalam pencapaian tujuan kita.
Ring 4 - Apa tantangan dari kejelasan?
Kita tidak bisa menghasilkan kejelasan dengan memberitahukan pada orang lain apa yang mereka perlu ketahui. Kita tidak bisa memaksakan kejelasan kepada pikiran orang lain. Kesadaran hadir hanya jika kita mencari jawabannya bersama-sama.
Untuk berkomitmen pada kejelasan, berarti kita harus bisa memastikan terjadinya proses kesepahaman, atau kesepakatan akan satu pemahaman. Kejelasan memiliki makna yang berbeda di dalam pikiran tiap individu.
Kita perlu mencari cara untuk memahami apa yang terjadi dalam kehidupan orang-orang yang bekerja bersama kita dan menyesuaikan gaya kepemimpinan kita dengan mereka.
Dengan adanya latar belakang pengalaman, beban dan kesenangan masa lalu, dan apa yang kita pelajari selama hidup, bisa memberikan wawasan baru bagi orang lain, begitu juga sebaliknya. Kemampuan untuk memahami cara tiap anggota tim menerima informasi merupakan kemewahan yang dimiliki oleh para pemimpin.
Namun, tidak berarti pada saat krisis menghadang, seorang pemimpin tidak boleh memberikan perintah. Ini hanya berarti bahwa jauh sebelum kita perlu memberikan perintah, kita terlebih dahulu membangun hubungan yang memberikan kita kemampuan untuk bertahan dan berjuang melawan krisis.
Tantangan tersulit dari kejelasan terletak pada bagaimana kita menjelaskan pemikiran kita dan tim bisa memahami dan menerima pemikiran tersebut. Kita bisa saja memimpin dengan kejelasan melalui memberitahukan orang lain apa yang harus mereka lakukan. Namun perilaku kepemimpinan semacam ini tidaklah membentuk lingkungan yang bisa menghasilkan keuntungan yang lebih besar, yang berasal dari wawasan dan kemampuan unik dari tiap individu.
Ring 5 - Apa yang perlu saya lakukan agar tim saya bisa mengeluarkan potensi terbaik mereka?
Komitmen kedua yang perlu dikembangkan oleh pemimpin hebat adalah membuat stabilitas. Ini adalah cara terbaik untuk menghasilkan hasil kerja terbaik dari setiap anggota tim. Stabilitas merupakan ikrar untuk mengerahkan kemampuan kita semaksimal mungkin agar tiap anggota tim kita bisa memperoleh apa yang mereka butuhkan.
Agar bisa sukses secara konsisten, dan untuk menghadirkan kestabilan, maka kita perlu memiliki dua hal, yaitu: sumberdaya dan kultur yang penuh kepercayaan. Dengan stabilitas, kita akan mampu untuk mengemban risiko—berbagi ide baru, kolaborasi, dan sebagainya—dan yakin bahwa upayanya akan berharga.
Namun mengambil risiko hanya bisa terjadi jika kita mempercayai orang yang bekerja bersama kita dan organisasi tempat kita bekerja. Dalam kesibukan kita dan keletihan kita, hanya pemimpin dan organisasi yang terlalu sering tidak konsisten, memisahkan diri dan tidak bisa digapai. Perilaku pemimpin yang seperti ini bisa bisa menghancurkan kultur dan menciptakan lingkungan yang stagnan dan rendah prestasi.
Tim Anda tidak bisa mengambil risiko ketika mereka tidak memiliki stabilitas dalam melakukan sesuatu. Kita dapat segera memulai proses pembentukan stabilitas dengan menanyakan pada tiap orang, apa yang mereka butuhkan untuk merasa stabil.
Sebagai seorang pemimpin kita harus memperhatikan motivasi dari tiap individu. Komitmen kita terhadap stabilitas merupakan perhatian utama kita pada dua faktor:
- Pada sumber daya yang dibutuhkan oleh para anggota tim, yang bisa membuat mereka mengerahkan potensi terbaik mereka, baik dalam kehidupan pribadi mereka maupun untuk organisasi
- Pada perilaku kita yang bisa menghadirkan kepercayaan orang lain, yang mana sangat penting bagi kelangsungan hidup pribadi maupun organisasi kita.
Ingatlah selalu bahwa stabilitas berfokus untuk memberikan tiap orang segala yang mereka perlukan—bukan apa yang kita pikir mereka perlukan. Tiap komitmen haruslah bisa menjadi sesederhana mungkin, begitu juga dengan cara kita memenuhinya.
Ring 6 - Bagaimana saya mengeluarkan potensi terbaik tim saya?
Perhatian kita terhadap hal-hal sederhana yang dibutuhkan tim kita, seperti makanan, istirahat, dan segala jenis pelatihan, akan memberikan mereka ketahanan dan semangat dalam berfokus pada apa yang perlu mereka lakukan. Jika kita tidak memperhatikan perkara-perkara dasar akan kebutuhan mereka seperti itu, maka mereka akan merasa tertekan dan terdistraksi.
Cara yang cukup sulit namun cukup penting untuk memenuhi komitmen akan stabilitas adalah: membangun sebuah kultur saling percaya. Para pemimpin yang mengetahui bagaimana cara untuk membangun kepercayaan biasanya bisa memberikan hasil yang luar biasa bagi organisasi.
Terdapat segelintir pemimpin yang mampu membentuk lingkungan di mana seluruh penghuninya bisa merasakan kesuksesan dan tidak pergi setelah itu—yaitu, sebuah kultur yang banyak melahirkan pemimpin masa depan. Namun, sayangnya sebagai seorang pemimpin, masih banyak dari kita yang mengabaikan hal tersebut karena ketidakpahaman kita.
Jika kita ingin memenuhi komitmen akan stabilitas kita perlu memperhatikan sumberdaya dan rasa percaya dalam lingkungan kita seagresif kita memperhatikan karir pribadi dan perkembangan produksi kita.
(para pemimpin tidak bisa mendiktekan kultur; kultur datang dari kepedulian dan perhatian.)
Kultur di mana orang ingin menginvestasikan diri mereka dimulai dari stabilitas; stabilitas berasal dari segala sesuatu yang bisa membawa rasa aman. Jika kejelasan adalah bagaimana cara membuat pikiran kita sepaham; maka stabilitas hadir ketika tubuh kita merasa tenang, bahkan ketika kita dihadang oleh tantangan saat kita berada dalam lingkungan yang cukup menegangkan sekalipun.
Terdapat beberapa pertanyaan yang bisa memancing kestabilan:
- Apakah saya memiliki sumberdaya yang saya perlukan agar bisa mencapai kesuksesan
- Apakah saya mempercayai orang-orang saya?
- Apakah orang-orang saya mempercayai saya?
- Apakah semua orang mempercayai organisasi kami?
Sebagai pemimpin, Anda harus merasa stabil terlebih dahulu baik pada diri Anda maupun pada organisasi dan lingkungan serta pada mereka yang bekerja bersama Anda. Jika Anda belum merasa stabil, maka stabilitas di luar diri Anda tidak akan pernah terwujud menjadi kenyataan.
Rasa percaya hadir ketika terdapat tiga kondisi dalam satu situasi: kerentanan yang dirasakan bersama, harapan yang terpenuhi, dan kebebasan. Kerentanan mungkin merupakan pengalaman terberat yang harus kita terima dalam kehidupan kepemimpinan.
Mengenai kerentanan, harus ada sedikit klarifikasi: kerentanan tidak berarti lemah; ini hanya berarti terbuka; terbuka pada apa yang orang lain pikirkan, terbuka terhadap kesalahan kita, dan yang paling penting, terbuka terhadap apa yang kita tidak ketahui.
Banyak orang yang berpikir bahwa pemimpin adalah menjadi pemegang kendali. Namun tidak semua hal yang bisa dikendalikan oleh pemimpin. Yang bisa dikendalikan hanyalah lingkungan yang kita ciptakan dan kultur di dalamnya.
Jika kita tidak memberikan kebebasan pada orang lain, maka tidak akan ada yang bisa membuat kita takjub. Jika kita, sebagai pemimpin, terlalu terjun ke dalam proses dan pekerjaan yang dilakukan oleh anggota tim dapat membuat mereka menjadi merasa tidak aman dan tidak dipercaya.
Berikut ini beberapa cara untuk membangun kultur yang saling percaya:
- Mulai dengan rencana perkembangan
- Berbagi informasi terbaru
- Berlatih mempraktekkan taktik bersama
Ring 7 - Bagaimana mempertahankan dan meningkatkan hasil kerja tim saya?
Ritme merupakan pola yang dipelihara oleh para pemimpin untuk memproduksi hasil yang kita inginkan dalam jumlah yang lebih banyak. Dalam bisnis, ritme adalah performa puncak—bukan hanya sekedar efisiensi maksimal, namun lebih kepada sebuah kreativitas yang tinggi dan kinerja yang bermanfaat.
Para pemimpin memiliki kekuatan yang luar biasa untuk menciptakan lingkungan yang bisa menghilangkan hambatan-hambatan yang menghalangi orang lain untuk melakukan upaya terbaik mereka. Lebih penting lagi, begitu kita mencapai tujuan bersama tim kita, kita bisa memperhatikan kebahagiaan dan keutuhan yang mereka rasakan.
Komitmen pada ritme—baik kita melakukannya melalui pembentukan efisiensi atau kreativitas—adalah cara kita meningkatkan nilai, volume, dan kualitas dari pekerjaan yang kita lakukan bersama tim. Berkomitmen pada ritme pun memiliki manfaat yang tak terduga: ini akan membuat tim kita mencintai apa yang kita kerjakan bersama.
Cara paling sederhana untuk memahami ritme adalah bertanya pada diri Anda di bagian mana orang-orang yang bekerja bersama Anda mengalami ketersesatan atau kebuntuan. Hal ini terjadi karena mereka tidak memiliki ritme dalam apa yang mereka kerjakan, baik sebagai individu yang berkontribusi maupun sebagai sebuah tim.
Tanyakan pada mereka apa yang menghentikan upaya terbaik mereka dan Anda pun akan mengetahui apa yang perlu Anda lakukan sebagai pemimpin mereka untuk memperoleh hasil yang terbaik.
Seluruh pemimpin yang bisa mengeluarkan upaya terbaik dari timnya, yang menginspirasi mereka untuk menjadi lebih baik, dan membentuk lingkungan di mana orang bisa bekerjasama dengan baik, berarti telah menghadirkan ritme. Para pemimpin yang berkomitmen pada ritme tidak lagi berfokus pada orang, melainkan pada produksi.
Sebagai pemimpin, kita harus memperhatikan ritme karena pikiran dan tubuh kita akan secara alamiah mengalami pengalaman dengan pola yang konsisten. Ritme dalam perkara pekerjaan merupakan keseimbangan antara upaya dan istirahat.
Berkomitmen pada ritme adalah mengenai ketepatan waktu. Hal ini terbagi menjadi dua cara: Pertama, ini adalah cara kita mengorganisasi pekerjaan kita untuk meningkatkan apa yang kita mampu capai secara personal maupun bersama tim. Kedua, ini adalah cara bagaimana kita memperhatikan kapan dan bagaimana berinteraksi dengan anggota tim lainnya.
Jika kita, sebagai pemimpin, memperhatikan ritme bagaimana cara tim bekerja sama dan bagaimana cara kita bekerjasama dengan tim, maka kita akan memiliki penawar dari berbagai macam tekanan dan stres yang menghadang. Ketika sebuah tim memiliki ritme, maka pekerjaan yang dilakukan seakan tidak membutuhkan upaya yang signifikan.
Tom Endersbe, merupakan seorang yang pernah bekerja three Fortune 500 firms dan telah diakui oleh nasional sebagai seorang penjual dan pemimpin senior peringkat pertama.
Jay Therrien, merupakan seorang pakar pembelajaran yang telah membimbing pelatihan dan perkembangan dalam three Fortune 500 firms.
Jon Wortmann, merupakan seorang pemimpin non-profit, penulis buku Mastering Communication at Work, dan penulis buku elektronik berjudul The Best Communicator in the World.
Seperti inilah perjalanan Anton mengetahui masalah dan solusi untuk meningkatkan pendapatan bisnis ayahnya. Ide-ide dari buku tersebut memberikan ia banyak pencerahan dan kembali meningkatkan kepercayaan dirinya. Inilah beberapa poin-poin penting yang Anton catat dan terapkan di bisnis ayahnya.
- Kejelasan adalah hal utama dan pertama yang Anton perlu miliki dan terus dikembangkan jika ingin menjadi pemimpin hebat. Kejelasan dimulai dari diri pemimpin dan disebarkan ke setiap anggota tim agar bisa menggerakkan mereka pada tujuan yang ingin dicapai oleh pemimpin.
- Komitmen kedua yang Anton perlu terapkan agar bisa menjadi pemimpin hebat adalah membangun komitmen pada stabilitas. Stabilitas berperan penting terutama dalam mengeluarkan potensi terbaik semua anggota tim yang terlibat. Stabilitas dibangun melalui lingkungan kerja yang aman dan bebas untuk tim mengekspresikan dirinya.
- Komitmen terakhir yang Anton perlu kembangkan adalah ritme, ini adalah pola kerja yang bisa mempertahankan dan meningkatkan produktivitas setiap anggota tim. Semakin jelas ritme maka semakin mudah bagi tim untuk menyelesaikan pekerjaannya.
Terima kasih telah mengikuti perjalanan Anton, semoga Anda menikmati & mendapatkan manfaat dari DeRing ini.
Sampai bertemu di Baring selanjutnya. Jika ada masukan dan ide untuk Baring.Digital, silakan email kami di ingat@baring.digital
Sukses selalu untuk Anda.
Rekomendasi Baring Lainnya