THE END OF MONEY (Counterfeiters, Preachers, Techies, Dreamers and the Coming Cashless Society)
David Wolman
Teks tersedia
Audio tersedia
-
Plot
-
Ring 1
-
ring 2
-
ring 3
-
ring 4
-
ring 5
-
ring 6
-
ring 7
-
ring 8
-
Kesimpulan
-
Full Dering
Hari ini Bonar terlihat begitu lemas, karena semalaman ia tidak bisa tidur. Teman-teman di kantornya mempertanyakan apa yang menyebabkan dirinya tidak tidur.
“Uang,” cetus Bonar. “Tiba-tiba semalam aku kepikiran sebenarnya uang tuh apa sih? Kenapa uang itu bisa punya power sebesar itu? Siapa yang memberikan uang kekuasan untuk jadi alat tukar? Apakah dunia ini bisa hidup tanpa uang?”
Teman-temannya pun langsung menertawainya dan sebagian mengejeknya.
“Kebiasaan kau, Bon,” ujar Sogi temannya, “suka mikirin yang nggak-nggak.”
“Ya gimana, namanya tiba-tiba kepikiran. Kan pasti semua orang juga pernah begitu,” timpal Bonar membela diri.
“Ahaha, penasaran ya sama sejarah uang? Aku pernah baca tuh bukunya di perpustakaan kantor. Ada judulnya The End Of Money, yang nulis David Wolman. Bagus tuh bukunya. Jadi jelas banget tentang uang. Pertanyaan-pertanyaan kamu itu ada tuh jawabannya di buku itu,” saran Sogi.
Bonar pun senang mendengarnya. Selesai kerja, ia pun mampir ke perpustakaan untuk membaca buku tersebut.
Nah, bagaimana buku ini menjawab pertanyaan-pertanyaan Bonar? Yuk, kita simak di Baring kali ini.
Ring 1 - Bagaimana Sejarah Awal Kehadiran Uang Tunai?
Emas menjadi dasar dari sistem moneter dunia. Alat tukar nasional dicetak pada emas. Masalah yang timbul pada koin emas adalah kondisi ekonomi terkadang mengarahkan orang untuk yakin bahwa keinginan mereka lebih dapat dipenuhi jika mereka tidak menghabiskan atau menginvestasikan emas.
Ini yang menyebabkan terjadinya penimbunan emas. Penimbunan ini mengakibatkan semakin terbatasnya ketersediaan uang. Ketika uang sudah seperti tumbuh dari pohon, maka tidak akan ada bedanya dengan dedaunan.
Uang kertas lahir pada abad ketujuh belas. Alih-alih mengedarkan koin-koin yang bentuknya boros dan memenuhi gudang, otoritas pemerintah mengedarkan lembaran kertas yang dicap dengan sebuah angka. Ini bukanlah uang yang sesungguhnya seperti yang telah dimengerti oleh khalayak umum. Namun, entah bagaimana, sistem ini bekerja dengan begitu baik.
Ketika orang siap untuk menerima suatu sistem pertukaran yang sama, peluang untuk terjadinya perdagangan dengan menggunakan sistem tersebut akan sangat besar dan melaju dengan cepat. Pemerintah tertinggi telah memandatkan keputusannya mengenai peredaran uang kertas, yang mana nilainya sama dengan uang koin. Tiap kali Anda ingin mengganti atau menukar uang koin dengan kertas, maka Anda dapat melakukannya.
Kombinasi dari peraturan yang tegas—siapapun yang menolak kebijakan mata uang kertas akan dihukum mati—dan kemampuan sistem pertukaran inilah yang membuat sistem uang kertas bisa berhasil dengan cepat dan memiliki kekuatan. Agar lebih menguatkan kehadiran dan otoritas pencetakan uang kertas, teks yang tertulis pada deklarasi mencantumkan bahwa sistem ini memiliki validitas yang abadi.
Uang kertas adalah kontrak tidak langsung antara khalayak umum dengan keputusan yang mereka yakin akan mereka buat dalam beberapa tahun ke depan, agar nilainya tetap bertahan. Namun, dari segi bentuk, ini hanyalah secarik kertas. Tidak ada yang istimewa darinya.
Nilainya ditentukan oleh stabilitas yang mampu dipertahankan oleh institusi yang menerbitkannya. Jika khalayak umum percaya dan tetap bergantung pada institusi penerbitnya, maka berarti mereka akan tetap menerima dan menggunakan uang kertas. Jika kepercayaan tersebut sudah rapuh, mata uang dan ekonomi akan runtuh.
(Pada masa ini uang kertas yang dicetak dengan disertai oleh kata-kata bijak tidaklah mengejutkan).
Ring 2 - Apa Sebenarnya Uang Itu?
Kita pikir kita mengetahui dan mengenal baik uang tunai. Bentuknya nyata. Setidaknya cukup nyata sehingga Anda bisa menggenggamnya, menciumnya, dan hingga Anda merasa perlu mencuci tangan setelah memegangnya.
Di luar dari definisi uang yang ada tercatat di kamus—media pertukaran, alat hitung, sesuatu yang memiliki nilai, dan metode pembayaran—uang juga memiliki makna ciptaan manusia yang memiliki kekuatan cukup dahsyat terhadap khalayak umum.
Otak dewasa kita mungkin akan mulai memahami masalah uang seperti distribusi yang kurang efektif, kecenderungannya untuk inflasi, dan kecenderungannya membuat perselisihan. Namun bagi anak-anak yang sudah mengerti nilai uang, di benak mereka hanya terdapat pemikiran yang sangat sederhana.
Inilah kenapa jika meletakkan uang di jalanan dapat memancing kepanikan pikiran bawah sadar, yang mana kemudian tersembunyikan oleh diri kita yang lebih rasional. Bawah sadar kita memahami dengan baik bahwa sepeser uang—yang tergeletak tanpa tuan—sesungguhnya tidaklah bernilai.
Bahkan para ahli ekonomi akan berpendapat bahwa waktu Anda dan kondisi finansial Anda jauh lebih berharga daripada berhenti dan mengambil uang yang tergeletak di jalan tersebut.
Ring 3 - Jadi, Sebenarnya Bagaimana Nilai Uang Itu?
Keyakinan adalah hal yang rapuh. Keraguan dapat dirasakan dalam segala bentuk keadaan: perang, bencana alam, pemalsuan, dan kegagalan bank adalah sebagian dari alasan-alasannya. Di era Kubilai Khan, racunnya berbentuk uang baru yang merasuk pada ranah ekonomi. Ketika Anda dapat memperkaya diri Anda dengan mencetak lebih banyak kertas berharga, maka akan sulit untuk menahan diri.
Namun, sistem moneter akan mengakibatkan sebuah kelangkaan dari barang-barang tertentu. Ketika mata uang kehilangan nilainya—yaitu kekuatan membelinya—di mata masyarakat, maka sistem uang kertas di tempat itu pun juga akan jatuh. Kemudian, akan membutuhkan waktu berabad-abad agar sistem ekonomi tempat tersebut kembali kokoh.
Kebanyakan orang berpikir uang kertas memiliki nilai tertentu. Selama mereka meyakini hal tersebut, kita masih dapat menggunakannya untuk melakukan pertukaran barang dan jasa. Namun, jika kita mencetak gambar sebuah bola basket pada kertas uang, maka ini tidak akan memberikan kita sebuah bola basket. Uang tidak memiliki nilai hakiki, namun dengan peredaran dan aliran pertukarannya, kita dapat memanfaatkannya untuk memperoleh yang kita inginkan.
Terdapat sebuah pandangan yang cukup sempit yang menganggap uang mengandung sebuah kekuatan magis dan kekuatan pengubah budaya.
Dari sudut ini, kita dapat mempelajari satu atau dua hal. Mereka yang memiliki pemikiran seperti ini, hanya melihat uang dari kemampuan alaminya, kecenderungannya untuk mengacaukan situasi, dan juga seberapa kreatif dan bernafsunya kita dalam memiliki dan mengendalikan sesuatu.
Para ahli ekonomi berpendapat, kemungkinan uang adalah sebuah fiksi, dan seluruh sistem finansial bergantung pada apa yang ada di pikiran kita masing-masing. Mengerikan memang, seolah ini berarti uang dapat menjadi apapun yang kita inginkan.
Ring 4 - Apakah Uang Selalu Menjadi Alat Tukar Sepanjang Sejarah Hidup Manusia?
Uang tidak hadir pada sebagian besar sejarah kehidupan manusia. Kepala suku atau kepala desa memerintahkan warganya untuk melakukan, memakan, dan memiliki apa yang telah ditentukannya.
Apabila masyarakatnya memerlukan atau ingin memiliki tombak, wanita atau bangunan yang lebih banyak, maka mereka harus bertempur dengan desa lainnya, berharap dapat memperkaya diri mereka.
Teknologi yang dikenal dengan sebutan uang, hadir dalam kehidupan disebabkan oleh hasrat alami manusia untuk melakukan pertukaran. Sebagian ilmuwan berspekulasi bahwa motivasi untuk saling bertukar atau yang kini dikenal dengan berdagang ini merupakan bagian dari program evolusi.
Jika Anda memiliki begitu banyak sayuran namun Anda merasa begitu kedinginan, sedangkan orang lain yang memiliki banyak selimut bulu merasakan kelaparan, maka bukankah—hampir secara naluriah—kita akan melihat adanya peluang yang saling menguntungkan di sana? Kita bisa membuat pertukaran!
Selama ribuan tahun, uang telah hadir dalam berbagai bentuk. Bulu, cangkang, kelapa, mentega, garam, gigi ikan paus, bibit tanaman, cabai, ikan kering, dan semacamnya. Hanya berdasarkan pada rasa saling mengerti dan menghormati akan kepemilikan sebuah barang, pertukaran dapat dilakukan dengan lancar.
Bahkan, tidak menutup kemungkinan, nilai dari sebuah pertukaran bisa didapatkan tanpa harus memindahkan sebuah benda pun, selama pihak yang terlibat dalam pertukaran tersebut saling menyetujui. Apabila ada sesuatu yang dapat menciptakan sebuah proses transaksi atau pertukaran, maka itu bisa dianggap sebagai uang.
Ring 5 - Lalu, Kenapa Uang Bisa Diterima Sebagai Alat Tukar Standar?
Sebagian dari segi kejeniusannya, uang memberikan kita kebebasan untuk mengistimewakan. Jika Anda merasa sibuk saat ini, coba bayangkan bagaimana jika Anda juga harus menanam dan menyiapkan bahan makanan Anda sendiri? Menghangatkan rumah Anda sendiri? Menjahit seluruh pakaian Anda sendiri? Mendidik anak Anda sendiri? Melakukan operasi pada diri Anda sendiri?
Uang menyelamatkan Anda dari semua hal tersebut dengan kemampuannya menciptakan suasana dan proses perdagangan.
Pada zaman mata uang diwakili dengan bulu atau monumen batu, kita pun dapat dengan mudah melihat adanya cikal-bakal uang tunai zaman modern ini: tanpa adanya kepercayaan kolektif akan nilai dari sebuah barang yang hendak ditukarkan, maka barang-barang tersebut tidak akan ada harganya.
Ketidakmampuan alat pertukaran zaman dahulu menjadi semakin parah seiring dengan pertumbuhan ekonomi. Tidak semua bulu, cangkang, atau gigi paus memiliki kesamaan satu sama lain. Bahkan jika Anda memilih untuk hanya berdagang satu macam benda saja, Anda akan tetap menemukan kesulitan karena tidak adanya standarisasi.
Hambatan lain dari sistem pertukaran ini adalah kerusakan. Bagaimana jika bulu-bulu yang Anda jadikan alat tukar mulai rontok, atau bayaran untuk lima ekor sapi masih belum bisa dilunasi?
Uang harus bisa menjadi alat yang nilainya dapat diandalkan sepanjang waktu. Seiring dengan semakin luasnya perdagangan—tidak hanya antar desa, namun juga antar kerajaan, negara, atau bahkan antar benua—kebutuhan akan nilai yang konsisten semakin intens.
Dobrakan uang koin ribuan tahun lalu pada zaman kerajaan Yunani kuno membantu mengatasi berbagai batasan dari alat tukar terdahulu. Dengan kehadiran koin logam, perdagangan menjadi semakin luas, sejauh uang koin tersebut bisa dibawa pergi.
Dengan sedikit pengecualian, uang dalam bentuk koin menjadi alat tukar yang diterima di hampir seluruh dunia. Ini adalah salah satu faktor keberhasilan sebuah alat tukar.
Uang koin juga memiliki tingkat kesepadanan yang tinggi, yang mana ini berarti: uang merupakan alat tukar terhadap segala jenis benda. Selain itu, uang koin memiliki keuntungan khusus bagi para politisi atau penguasa. Dengan mencetak wajah atau simbol mereka dan memaksa masyarakat untuk menerima dan menggunakannya sebagai alat pembayaran, maka otoritas para penguasa ini akan semakin kokoh.
Ring 6 - Bagaimana Keadaan Uang di Zaman Ini?
Di negara yang maju, uang—sebagian besarnya—hadir dalam bentuk bilangan di dalam komputer. Ini biasanya dalam bentuk deposito bank. Bahkan kini telah muncul teknologi uang elektronik.
Bagaimana Anda menggunakan uang semacam ini? Apabila Anda sedang membutuhkan uang tunai, maka Anda bisa pergi ke ATM terdekat atau menggunakan kartu kredit atau debit Anda di tempat. Karena, biasanya toko-toko masa kini sudah banyak yang dilengkapi dengan peralatan yang mengakomodir uang-uang elektronik tersebut.
Memiliki uang dalam bentuk elektronik merupakan tiket kita untuk melancarkan perdagangan atau melayani kebutuhan finansial kita, agar stabilitasnya semakin terjaga. Akses ini merupakan kemewahan dari penemuan terkini.
Ring 7 - Apa Kekurangan dari Uang Elektronik?
Kehadiran uang elektronik dan dengan segala kemudahan yang dimilikinya, akan menyisakan beberapa pertanyaan di kepala kita: apakah uang kita benar-benar aman? Bukankah ini bisa menjadi sebuah alternatif untuk pencucian uang atau kegiatan terorisme? Apakah transaksi yang saya lakukan aman dan bisa dirahasiakan?
Sebagian dari daya tarik uang tunai di tangan Anda adalah keadaannya yang tidak menguap atau menghilang tiba-tiba. Mungkin ini bisa hilang dengan dibelanjakan, dicuri, atau terkena devaluasi. Namun uang tunai tidak menghilang begitu saja. Jika uang diubah dan dibelanjakan dalam bentuk elektronik, apa yang dapat menjamin eksistensinya akan terus berlanjut?
Tantangan untuk meyakinkan orang bahwa teknologi adalah hal yang cukup berharga dan bisa dipercaya bukanlah hal yang baru. Teknologi yang paling mutakhir akan selalu menjadi benda yang paling sulit dijual pada orang yang takut akan risiko. Namun tetap saja, uang elektronik tidak dapat disepelekan dan perlu dipertimbangkan untuk dimiliki.
Satu alasan yang memang masuk akal adalah karena jaringan nirkabelnya itu sendiri. Jika telepon putus itu masih bisa dimaklumi. Namun jika kita tengah bertransaksi kemudian terputus, ini bisa menyebabkan kerugian yang cukup menjemukan.
Sistem seperti ini harus betul-betul ditangani oleh orang yang benar-benar ahli. Jika sedikit saja membuktikan bahwa memiliki uang tunai lebih baik daripada menggunakan uang elektronik, maka masyarakat akan menolaknya.
Dari segi keamanan, uang elektronik lebih bisa melindungi kekayaan kita. Karena jika operator yang menangani keuangan kita berhenti bekerja, uang kita masih akan tetap ada. Sedangkan, jika di bank yang memberikan kebijakan tunai, bisa jadi ketika orang yang menangani uang kita berhenti bekerja, mereka membawa sedikit uang kita.
Ring 8 - Apa Kekurangan dari Uang Tunai?
Namun, uang tunai itu kotor. Uang mungkin merupakan sebuah teknologi luar biasa yang membentuk hidup menjadi semudah yang seperti sekarang kita ketahui, tetapi tidak ada hal yang dapat mengubah kenyataan adanya bakteri yang terkandung di dalamnya.
Di luar dari berjabat tangan, pertukaran udara, dan kontaminasi dari apa yang kita genggam sebelum memegang uang, bertransaksi dengan uang tunai adalah cara mudah untuk menularkan sesuatu pada orang lain.
Uang kertas dan uang koin mengandung berbagai jenis kutu. Selain itu, sebuah penelitian kimia dari beberapa tahun lalu telah mengemukakan bahwa kebanyakan uang kertas terbukti positif mengandung sisa-sisa kokain. Bahkan di Negara Inggris, penelitian yang dilakukan telah menghasilkan 99 persen dari uang kertas yang ada di negara tersebut terkontaminasi oleh kokain.
Pemalsuan dan peretasan akan menimbulkan masalah bagi peredaran uang kertas, seperti masalah-masalah lain yang menerpa uang kertas di masa lalu. Karena itu, lebih bijak jika kita memilih jalan tengah. Kita memiliki uang fisik dan uang elektronik. Kita bergantung pada uang tunai yang ada di hari ini dan juga tidak menutup diri dari ketiadaan uang tunai di masa yang akan datang.
David Wolman, adalah seorang editor pada Wired dan Matter dan penulis artikel di Wall Street Journal, Mother Jones, Newsweek, dan Forbes. Karyanya tercantum di Best American Science Writing 2009. Beliau kini tinggal di Portland, Oregon. Beliau juga seorang mantan anggota Oregon Arts Commission dan beliau merupakan lulusan Standford University.
Setelah membaca buku The End of Money, Bonar pun lega. Ia merasa pertanyaannya terjawab semua dan kini tampaknya bisa tidur dengan lebih tenang. Dari buku ini, Bonar menyimpulkan beberapa hal:
- Emas menjadi dasar dari sistem moneter dunia. Alat tukar nasional dicetak pada emas.
- Uang juga memiliki makna ciptaan manusia yang memiliki kekuatan cukup dahsyat terhadap khalayak umum.
- Uang tidak memiliki nilai hakiki, namun dengan peredaran dan aliran pertukarannya, kita dapat memanfaatkannya untuk memperoleh yang kita inginkan.
- Teknologi yang dikenal dengan sebutan uang, hadir dalam kehidupan disebabkan oleh hasrat alami manusia untuk melakukan pertukaran.
- Uang menjadi alat yang nilainya dapat diandalkan sepanjang waktu.
- Uang elektronik lebih bisa melindungi kekayaan kita
- Lebih bijak jika kita memilih jalan tengah. Kita memiliki uang fisik dan uang elektronik.
Terima Kasih telah menyimak BaRing kali ini. Semoga Anda bisa mendapatkan manfaatnya. Sampai jumpa di BaRing berikutnya. Sukses selalu.
Jika ada masukan dan ide untuk Baring.digital, silakan email ke Ingat@baring.digital.
Sukses selalu untuk Anda.
Rekomendasi Baring Lainnya