Stillness is the Key
Ryan Holiday
Teks tersedia
Audio tersedia
-
Plot
-
Ring 1
-
ring 2
-
ring 3
-
ring 4
-
ring 5
-
ring 6
-
Kesimpulan
-
Full Dering
Rosi merasa dirinya tidak bisa menjalani hari dengan tenang. Semua hal seolah berebut perhatiannya, yang membuatnya overwhelmed dan kekurangan energi.
Tapi yang aneh, di penghujung hari, dia selalu mendapati dirinya tidak menghasilkan apa-apa. Selalu terbersit pertanyaan dalam dirinya, “Tadi aku ngapain aja?”
Dia khawatir, dirinya telah mengidap gejala hiperaktivitas, yang membuatnya cemas, sulit fokus, dan sulit memulai sesuatu. Dan, itu tidak bisa dibiarkan, pikirnya.
Oleh karena itu, dia pun mencoba membaca buku self-help yang berkaitan dengan masalahnya. Dan beruntung dia menemukan buku “Stillness is the Key” karya Ryan Holiday.
Menurutnya, buku itu sangat cocok dengan masalah yang ia hadapi. Sehingga, ia pun langsung membacanya.
Nah Anda yang sedang membaca cerita ini, yuk temani perjalanannya dalam BaRing berikut ini.
Ring 1 - Apa Gambaran Besar Isi Buku Ini?
Di zaman informasi ini, semua dituntut serba cepat. Satu prinsip yang populer adalah, siapa cepat dia dapat.
Meskipun prinsip tersebut baik, tapi tanpa sadar prinsip ini membuat mental/pikiran kita selalu berada dalam mode tergesa-gesa. Kita ingin menjadi yang tercepat, baik dalam menerima informasi terbaru, memberikan feedback, dan dalam merespons sesuatu.
Akibatnya adalah, pikiran kita penuh dengan informasi dan mudah cemas, yang pada akhirnya membuat pikiran kita overwhelmed. Dan, kalau sudah overwhelmed, maka kita tidak akan bisa berpikir jernih dalam bekerja dan mengeksekusi/take action untuk mencapai goal kita.
Oleh karena itu, kita butuh ketenangan pikiran. Dan, inilah inti dari buku ini. Buku ini membahas pentingnya ketenangan dalam mencapai sukses (apapun definisi suksesnya). Lebih dari itu, buku ini juga membahas cara yang tepat untuk menciptakan ketenangan, sehingga kita bisa melakukan sesuatu seoptimal mungkin.
Ring 2 - Kenapa Ketenangan Penting & Menjadi Kunci Sukses yang Utama menurut Buku Ini?
Jawabannya, karena semua diawali dengan ketenangan. Hanya saat diri kita tenang, kita bisa memulai sesuatu dengan baik.
Bayangkan Anda dikejar-kejar anjing saat menuju tempat kerja Anda. Sesampainya di tempat kerja Anda, apakah Anda langsung bisa bekerja? Tentu, Anda butuh menenangkan diri dulu, bukan?
Bayangkan juga saat Anda mau presentasi di depan klien Anda dan kecemasan melanda diri Anda. Tentu, Anda butuh menenangkan diri terlebih dulu agar Anda bisa presentasi dengan lancar. Right? Sesederhana itu.
Nah berikut ini beberapa alasan detail kenapa ketenangan sangat penting menurut penulis buku ini:
- ketenangan membuat kita bisa berpikir jernih
- ketenangan membuat kita bisa melihat gambaran besar/melihat sesuatu secara komprehensif
- ketenangan membantu kita dalam membuat keputusan penting. (Kalau Anda panik, maka Anda tidak bisa memutuskan sesuatu dengan baik).
- ketenangan membantu kita dalam menentukan goal & prioritas yang tepat.
- ketenangan membuat kita lebih produktif (kalau kita tenang, kita bisa mengerjakan sesuatu dengan baik. Kita tidak bingung harus memulai dari mana).
Di mana kesemua hal di atas (berpikir jernih, melihat gambaran besar, membuat keputusan penting, menentukan prioritas, dan bekerja dengan produktif) merupakan prasyarat bagi kesuksesan kita. Semakin kita mampu melakukan semua hal tersebut dengan baik, semakin besar peluang kita meraih sukses.
Ring 3 - Bagaimana Prinsip untuk Mendapatkan Ketenangan menurut Buku Ini?
Kita sebagai manusia memiliki 3 elemen yang bekerja bersama-sama dalam memproduksi pemikiran, tindakan, dan keputusan. Kalau salah satu saja terganggu, maka kita tidak akan bisa berpikir dan bertindak dengan optimal.
Dan, 3 elemen ini adalah pikiran (mind), jiwa (soul), dan fisik. Ketiganya harus dalam kondisi tenang agar kita bisa melakukan yang terbaik semampu kita. Dan, inilah prinsip untuk mendapatkan ketenangan.
Ini mungkin insight yang sederhana dan semua orang sudah paham. Tapi seringkali, kita hanya fokus pada satu aspek (seringkali aspek pikiran) untuk bisa bekerja dengan optimal. Seringkali, kita hanya membenahi pikiran/mental kita saja agar kita bisa bekerja dengan baik. Ini karena, kita mengira sumber dari kesulitan dan ketidakmampuan untuk fokus hanyalah soal pikiran.
Padahal, kalau fisik dan jiwa kita tidak tenang, maka setenang apapun pikiran kita, kita tidak akan bisa menghasilkan performa yang baik.
Ambil contoh kita belum sarapan, yang membuat fisik kita tidak “tenang.” Rasanya tidak nyaman untuk bekerja dan berpikir. Lalu, apakah dengan kondisi seperti itu kita akan bisa bekerja dengan baik kalau kita melakukan meditasi untuk menenangkan pikiran kita? Tentu tidak, bukan?
Kita perlu “menenangkan” fisik kita dulu, yakni dengan sarapan.
Begitu juga dengan ketenangan jiwa. Kalau kita habis menipu orang, kemudian kita melakukan meditasi untuk menenangkan pikiran, apakah kita akan tenang? Jawabannya tentu tidak. Jiwa kita akan terusik dengan rasa bersalah atau rasa takut kalau-kalau kita ketahuan dan diburu polisi.
Sekali lagi, ini mungkin insight yang sangat sederhana. Tapi, kita sering melupakannya akibat terlalu fokus hanya pada satu aspek saja.
Ring 4 - Bagaimana untuk Mendapatkan Ketenangan Pikiran menurut Buku Ini?
1. Nikmati momen Anda
Semenjak munculnya ponsel kamera, kita jadi sulit untuk bisa menikmati pemandangan seutuhnya. Alih-alih menikmati pemandangan, yang kita lakukan adalah justru sibuk memotret pemandangan itu demi bisa memamerkannya di media sosial atau demi bisa melihatnya di lain waktu.
Anda pernah melakukannya? Selalu? Jika ya, apa yang Anda rasakan? Apakah Anda menikmati momen Anda? Atau, begitu Anda tiba di rumah (sehabis berwisata) Anda merasa ada sesuatu yang kurang?
Bayangkan seandainya Anda tidak melewatkan momen berwisata Anda dengan sibuk berfoto ria, Anda bisa menikmati indahnya alam, sejuknya angin, hangatnya sinar matahari, dan Anda pun akan mendapatkan ketenangan yang Anda cari.
Sebaliknya, kalau Anda terlalu sibuk mengabadikan momen wisata Anda dengan berpotret ria, itu justru membuat Anda tidak tenang. Anda cemas bagaimana hasilnya, pikiran Anda gusar.
Nah, kecenderungan seperti ini (melewatkan momen) tidak hanya terjadi pada saat kita berwisata, tapi juga dalam melakukan aktivitas apapun. Saat bekerja misalnya, alih-alih menikmati mengerjakan tugas, kita malah sibuk mencemaskan hasilnya. Ini salah satu hal yang membuat pikiran kita tidak tenang.
So, agar bisa tenang, nikmatilah momen Anda. Entah Anda sedang bekerja, berwisata, melakukan hobi, bermain dengan anak-anak Anda, nikmatilah sepenuhnya momen itu.
2. Batasi informasi yang Anda terima
Pakar psikologi Herbert Simon sekali waktu berkata, “Kekayaan informasi menciptakan kemiskinan perhatian.”
Ungkapan ini sangat tepat. Sederhananya, semakin banyak informasi yang kita terima, maka pikiran kita bingung bagaimana mengolahnya. Bukan itu saja, ini bahkan bisa menghadirkan gejala ADHD alias hiperaktivitas dalam diri kita, di mana pikiran kita tidak bisa tenang dan fokus pada satu hal. Kita selalu dalam mode cemas.
Oleh karena itu, untuk bisa menenangkan pikiran, batasi informasi yang Anda terima. Pilih hanya informasi yang penting untuk mencapai goal Anda dan abaikan informasi lainnya.
Memang, untuk menentukan mana informasi yang penting dan tidak gampang-gampang susah. Tapi ilustrasinya begini: Anda ingin menjual produk gadget. Tapi Anda tidak tahu pasti siapa pasar Anda. Nah, untuk mengetahuinya, Anda hanya cukup menggali informasi tentang apa feature yang kira-kira diinginkan pasar Anda (apakah kameranya, ram-nya, atau kenyamanannya), berapa penghasilan mereka, apa kendala yang mereka rasakan saat menggunakan gadget yang bisa produk Anda atasi, dst.
Anda tidak perlu menggali informasi tentang pasar Anda secara berlebihan. Anda tidak perlu tahu apa binatang peliharaannya, berapa jumlah saudaranya, bagaimana cara mereka mengupas buah salak, dst.
Patokan pastinya adalah, tanyakan sebelum Anda membaca/mendengar sebuah informasi: apakah informasi ini penting untuk mencapai goal saya?
Tips kedua, kalau Anda membaca buku tentang sebuah topik, cukup pilih satu buku yang membahas topik itu. Carilah yang menurut Anda pembahasannya paling komprehensif.
Di zaman sekarang, beredar banyak sekali buku & artikel yang membahas tema yang sama. Misalnya, tema produktivitas. Kalau diamati, banyak sekali buku-buku tersebut yang isinya sebenarnya sama saja, hanya berbeda judul.
Celakanya, kecenderungan kita adalah, rasanya nggak afdol kalau nggak baca semuanya. Takut kalau-kalau ada informasi yang terlewat.
No! Kita cukup baca satu-dua buku di topik itu, pilih yang pembahasannya paling menyeluruh (komprehensif) dan yang memberikan informasi baru kepada Anda.
3. Lakukan saja
Salah satu yang membuat pikiran kita tidak tenang dan berujung membuat kita menunda-nunda adalah terlalu banyak menganalisa. “Kalo salah gimana? Eh, ini bener nggak ya ngerjainnya? Ih, gimana kalo atasan bilang ini ngerjainnya nggak bagus?” dan seterusnya, dan seterusnya.
Semakin kita banyak menganalisa, maka semakin ruwet pikiran kita. Apa yang dibutuhkan adalah, just do it! Lakukan saja.
4. Berpikir pelan & dalam
Kebanyakan dari kita telah terprogram dengan mode tergesa-gesa. Kita inginnya memberikan respons tercepat dalam berbagai persoalan & pertanyaan.
Hal ini pada akhirnya melahirkan dorongan dalam diri kita untuk merespons segala hal, yang tentu saja membuat pikiran kita overwhelmed.
Oleh karena itu, kita perlu mengurangi kecepatan berpikir kita, slow down, dan berpikirlah mendalam. Pertimbangkan segala hal. Bangun kebiasaan berpikir pelan & dalam. Ini akan menghindarkan kita dari kecenderungan untuk gemar merespons segala hal (bahkan yang tidak relevan dengan goal kita).
Ring 5 - Bagaimana untuk Mendapatkan Ketenangan Jiwa menurut Buku Ini?
1. Lakukan hal positif
Ya, tips pertama adalah lakukan hal positif. Alasannya sederhana, kita makhluk sosial yang membutuhkan sesama. Berbuat positif memudahkan kita dalam menjalani kehidupan sosial kita. Inilah yang membuat kita tenang.
Sebaliknya, berbuat buruk jelas membuat kita tidak tenang karena berbuat buruk merusak diri kita maupun orang lain. Semisal saja menipu, menggunjing, atau memfitnah orang lain.
2. Sembuhkan trauma & masalah psikologis Anda
Kalau Anda punya trauma masa lalu atau masalah psikologis yang membuat Anda cemas, selesaikan masalah itu. Anda bisa berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater, atau membaca buku-buku self-help.
Anda juga bisa mengikhlaskan masa lalu Anda jika itu bisa Anda lakukan.
3. Taklukkan hasrat negatif Anda
Ambisius mencapai keinginan itu bagus. Tapi kalau sampai mengganggu ketenangan jiwa Anda, Anda perlu menghilangkannya. Taklukkan hasrat berlebihan untuk mendapatkan kekuasaan, pujian, mengalahkan rival Anda, dan hasrat berlebihan akan seseorang.
Semua hasrat yang berlebihan tidaklah baik & akan membuat kita tidak tenang selama belum mencapainya. Bahkan terkadang, meski kita sudah mencapainya, kita tetap tidak puas.
Ring 6 - Bagaimana untuk Mendapatkan Ketenangan Fisik menurut Buku Ini?
1. Katakan “tidak”
Kita memang perlu bersikap ramah demi menjaga relasi dengan orang lain. Tapi, bukan berarti mengiyakan setiap permintaan mereka. Sesekali menolak tidaklah salah. Orang lain juga akan paham kalau kita tidak mungkin mengiyakan setiap permintaan mereka.
Nah tapi bagi sebagian orang, menolak permintaan orang lain terasa tidak mengenakkan. Mereka takut kalau-kalau penolakan menghancurkan relasi mereka dengan orang lain. Tanpa mereka sadari, sikap seperti itu (mengiyakan setiap permintaan orang lain) bisa menghancurkan fisiknya.
Sederhananya, aturan mereka sudah pulang kerja jam 5 sore & bisa beristirahat di rumah, tapi karena salah satu teman memintanya untuk membantu mengerjakan pekerjaannya, akhirnya mereka pulang larut malam dan harus kurang tidur.
2. Bangun kebiasaan jalan kaki
Olahraga jalan kaki tidak hanya baik untuk kesehatan fisik, tapi juga ketenangan pikiran. Banyak sekali figur sukses yang memiliki kebiasaan ini dan menilai kebiasaan ini telah mengantarkan mereka memproduksi ide-ide besar.
Beberapa di antaranya adalah filsuf Nietze, penulis Ernest Hemingway, Steve Jobs, Charles Darwin, Nikola Tesla, dan pakar psikologi Daniel Kahneman & Amos Tversky.
3. Bangun rutinitas
Mungkin bagi sebagian orang, menyusun jadwal kegiatan sehari-hari adalah sia-sia. Tapi sebetulnya jadwal kegiatan atau rutinitas akan memberikan kesan kepada diri kita bahwa hidup kita terorganisir, terutama kalau kita bisa menjalankan jadwal tersebut.
Ini akan membuat fisik kita lebih berenergi & rileks karena kita tahu apa yang harus dilakukan di jam ini dan jam itu.
Berbeda halnya kalau hidup kita tidak terorganisir, semua aktivitas berebut perhatian kita, yang pada akhirnya membuat kita kewalahan.
4. Tidur malam
Tidur malam sangatlah penting. Anda tahu Arianna Huffington, kan? Pendiri Huffington Post tersebut pernah memiliki pengalaman tidak sadarkan diri dengan telinga mengeluarkan darah akibat kekurangan tidur malam. Dan, kondisi ini sangat berbahaya.
Bukan itu saja, kurang tidur malam juga membuat kita susah konsentrasi. Boleh Anda coba, tidak tidur malam berhari-hari dan hitung perkalian sederhana di luar kepala. Kemungkinan besar Anda akan kesulitan menghitungnya.
Ryan Holiday menulis beberapa buku best seller yang diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa dan juga merupakan seorang ahli strategi media. Di samping itu, dia juga memiliki karir yang sukses di bidang marketing.
Setelah membaca buku “Stillness is the Key”, Rosi menjadi paham bagaimana prinsip mendapatkan ketenangan, baik fisik, pikiran, maupun batin. Berikut beberapa insight yang didapatkannya dari buku tersebut:
- Beberapa alasan kenapa ketenangan sangat penting antara lain: ketenangan membuat kita bisa berpikir jernih, bisa melihat gambaran besar/melihat sesuatu secara komprehensif, membantu kita dalam menentukan goal & prioritas yang tepat, dan membuat kita lebih produktif.
- Prinsip mendapatkan ketenangan adalah menjadikan pikiran, jiwa, dan fisik kita tenang, bukan hanya berfokus pada satu dari 3 hal ini.
- Untuk menciptakan ketenangan pikiran, beberapa tipsnya antara lain: nikmati momen Anda, batasi informasi yang Anda terima, lakukan saja, dan berpikir pelan & mendalam.
- Untuk menciptakan ketenangan jiwa, beberapa tipsnya antara lain: lakukan hal positif, sembuhkan trauma & masalah psikologis Anda, dan taklukkan hasrat negatif Anda.
- Untuk menciptakan ketenangan fisik, beberapa tipsnya antara lain: katakan “tidak”, bangun kebiasaan jalan kaki, bangun rutinitas, dan tidur malam yang cukup.
Terima kasih telah mengikuti perjalanan Rosi, semoga Anda menikmati & mendapatkan manfaat dari DeRing ini.
Sampai bertemu di Baring selanjutnya. Jika ada masukan dan ide untuk Baring.Digital, silakan email kami di ingat@baring.digital
Sukses selalu untuk Anda.
Rekomendasi Baring Lainnya