Rip It Up – The Radically New Approach to Changing Your Life
Richard Wiseman
Teks tersedia
Audio tersedia
-
Plot
-
Ring 1
-
ring 2
-
ring 3
-
ring 4
-
ring 5
-
ring 6
-
Kesimpulan
-
Full Dering
Tasya ingin sekali berubah menjadi lebih baik. Banyak hal yang ia ingin tingkatkan dalam dirinya. Salah satu hal yang ia ingin ubah adalah perilaku makannya. Salah duanya adalah sikap murungnya yang membuat ia sulit mendapatkan teman.
Ia sudah melakukan banyak cara tetapi tidak ada yang memberikan hasil seperti yang ia harapkan. Ia juga telah menggunakan teknik-teknik perubahan diri yang ia baca dari buku psikologi populer tetapi hasilnya belum seperti yang ia harapkan.
Kakaknya baru pulang dari dinas ke luar kota dan menghampiri Tasya sambil memberikan beberapa oleh-oleh khas kota seberang. “Tas, kemarin aku beli buku sangat bagus lho. Aku yakin kamu pasti suka. Ini adalah buku rekomendasi dari kolega bisnis kakak. Katanya buku ini cocok banget buat orang-orang yang ingin berubah menjadi lebih baik, terutama dalam perubahan perilaku gitu.”
“Judul bukunya apaan kak?” tanya Tasya penasaran.
“Rip It Up – The Radically New Approach To Changing Your Life karya Richard Wiseman. Dari judulnya sih ini sangat menarik. Cocok deh kayaknya buat kamu yang ingin menjadi lebih langsing. Tahun ini kamu ga ada planning buat hunting baju-baju baru lagi kan?” sambil bercanda lalu pergi meninggalkan Tasya.
Penasaran seperti apa perubahan diri Tasya? Mari kita simak perjalanannya di Ring berikut ini:
Ring 1 - Bagaimana Cara Menjadi Bahagia?
James semula mengungkapkan bahwa emosi apapun sepenuhnya merupakan hasil dari orang menuruti perilaku mereka. Dilihat dari perspektif ini, orang tidak pernah tersenyum karena mereka bahagia, melainkan selalu merasa bahagia karena mereka tersenyum.
James membuat pembedaan yang jelas antara perilaku fisik naluri tubuh kita dalam menghadapi stimulus – apakah itu menarik tangan dari api, tersenyum pada candaan, atau mulai melarikan diri saat melihat seekor beruang marah – dan bagaimana otak kita menuruti gerakan dan, sepersekian detik selanjutnya, menghasilkan emosi.
Jika Anda menginginkan sebuah kualitas, bertindak seolah Anda telah memilikinya. Penulis menyebut dalil sederhana dan luar biasa ini dengan Prinsip seolah-olah.
Perilaku dan Emosi
Nalar umum menjelaskan bahwa rantai sebab-akibat adalah:
- Anda merasa bahagia → (maka) Anda tersenyum
- Anda merasa takut → (maka) Anda melarikan diri
Teori seolah menjelaskan bahwa sebaliknya juga benar:
- Anda tersenyum → (maka) Anda merasa bahagia
- Anda melarikan diri → (maka) Anda merasa takut
Prinsip Seolah tidak hanya memaksakan wajah Anda untuk tersenyum, tapi juga semua aspek dari perilaku sehari-hari, termasuk cara berjalan dan kata-kata yang Anda ucapkan. Terdorong dari penemuan ini, Akademisi langsung mendalami cara lain yang mana menggunakan Prinsip Seolah untuk membuat seseorang bahagia.
Daripada berusaha menyenangkan diri Anda sendiri dengan memikirkan pikiran bahagia, jauh lebih cepat dan lebih efektif hanya dengan berperilaku seolah Anda sedang menjalani hal yang membahagiakan. Tersenyum, berjalan dengan sedikit lompatan di setiap langkah, tegakkan kepala, mengucapkan kata-kata bahagia, menari, tertawa, menyanyi, atau melakukan apapun yang senang Anda lakukan. Dengan kata lain, jika kau suka hati, mari kita lakukan, jika kau suka hati tepuk tangan.
Ring 2 - Bagaimana Prinsip Seolah Bisa Meningkatkan Relasi Seseorang?
Apakah Cinta itu? Ada dua jenis cinta. Pertama ‘cinta yang penuh gairah’ dan berhubungan dengan perasaan gembira yang intens, birahi, dan emosional tinggi. Ini adalah jenis cinta yang membuat dua orang terjaga sepanjang malam ngobrol dan melihat matahari terbit.
Jenis kedua dari cinta, dikenal sebagai ‘cinta penuh kasih’. Daripada fokus pada gairah yang terburu-buru dan hebatnya ciuman pertama, bentuk cinta ini dialami oleh mereka yang dalam hubungan jangka panjang yang aman dan nyaman.
Salah kaprah tentang sensasi tubuh – Prinsip Seolah menjelaskan bahwa jika sensasi tubuh yang sama dialami dalam konteks yang berbeda, mereka akan menimbulkan emosi yang berbeda. Untuk mengetahui ini lebih lengkap, berbagai riset dilakukan untuk mencari pola kaitan antara sensasi tubuh dengan emosi.
Apakah kemarahan berkaitan dengan meningkatnya detakan jantung diikuti dengan nafas yang lebih cepat tiba-tiba? Apakah ketakutan berkaitan dengan mulut yang sangat kering dan berkeringat? Teori Schachter menemukan hasil yang berbeda sebagai berikut:
Sensasi tubuh dan emosi
Nalar Umum menjelaskan bahwa rantai sebab-akibat adalah:
- Melihat mobil yang mendekat → (maka) Merasa takut → (maka) Perut mulas
- Berpapasan dengan selebriti favorit Anda → (maka) Merasa senang banget → (maka) Mulai berkeringat
Teori Schachter menyarankan bahwa kenyataannya adalah:
- Melihat mobil yang mendekat → Perut mulas → Melihat situasi Anda → Merasa takut
- Berpapasan dengan selebriti favorit Anda → Mulai berkeringat → Melihat situasi Anda → Merasa senang banget
Terinspirasi oleh prinsip Seolah yang telah digunakan untuk menghasilkan kebahagiaan, para peneliti penasaran apakah orang-orang akan saling jatuh cinta jika mereka berperilaku seolah mereka sedang jatuh cinta. Pasangan sering menghabiskan waktu bersama dalam kegelapan, dan Gergen penasaran apa yang akan terjadi jika dia mendukung orang asing melakukan hal yang sama.
Hanya dengan menemukan diri mereka dalam situasi yang dinikmati oleh pasangan, orang dengan cepat mulai berperilaku seolah mereka telah terkena panah Dewa asmara, dan mulai tertarik satu sama lain.
Cinta bukanlah proses ajaib dan orang tidak ditakdirkan untuk orang tertentu, melainkan cinta bertumbuh berdasarkan prinsip psikologis yang dibentuk. Bahwa hampir dua orang mana pun juga bisa saling jatuh cinta dengan berperilaku seolah mereka sedang jatuh cinta. Terdengar aneh, tapi ada bukti yang mungkin benar. Banyak pasangan selebriti yang jatuh cinta setelah memerankan film romantis.
Penemuan juga menemukan bahwa kunci menuju cinta jangka panjang melibatkan pasangan untuk menghindari cara memikat yang sudah biasa dan malah memasukkan pengalaman gembira dalam hidup mereka. Dengan bertindak seolah mereka sedang dalam kencan yang menyenangkan, pasangan yang tidak bahagia pun bisa membalikkan situasi dan dengan mudah menciptakan kembali perasaan cinta itu.
Ring 3 - Bagaimana Prinsip Seolah-Olah Bisa Membantu Kesehatan Mental Seseorang?
Jutaan orang di seluruh penjuru dunia akan berkutat dengan beberapa bentuk dari gangguan psikologis. Ada yang berusaha hidup dalam fobia yang tidak masuk akal, ada yang terlalu cemas, dan banyak yang depresi. Telah banyak cara dilakukan untuk menangani masalah ini oleh para saintis dan psikolog seperti memberi obat, operasi otak, dan berbicara dengan mereka.
Bisakah prinsip Seolah membantu mereka keluar dari masa kelam?
Teori radikal pertama James menyimpulkan bahwa perilaku menciptakan perasaan, kemudian orang yang benar-benar lumpuh seharusnya tidak mampu merasakan emosi. Penelitian lanjutan James oleh para peneliti telah menghasilkan pendekatan baru pada manajemen rasa sakit, fobia, kecemasan dan depresi. Adalah penting untuk memahami apa yang terjadi dalam tubuh Anda.
Hasil penelitian menemukan bahwa semakin parah luka tulang belakang (dan karena itu semakin berkurang gerakan tubuh) semakin besar kehilangan pengalaman emosional. Begitu juga dengan ekspresi wajah.
Pesan yang ditemukan dari pasien yang memiliki luka tulang belakang dan wanita yang menyuntik Botox telah jelas – menghambat perilaku orang dan ekspresi wajah menghindari mereka merasakan emosi tertentu.
Sisi jeleknya individu seperti ini sedikit merasakan emosi positif, seperti kebahagiaan dan kesenangan. Sisi baiknya, mereka juga sedikit merasa emosi negatif, seperti kemarahan dan kecemasan. Para peneliti masih penasaran apakah hasil terakhir ini bisa digunakan untuk membantu menghindari perasaan yang tidak diinginkan.
Ketika menyembuhkan orang yang depresi, psikoterapis sering mencoba mendorong klien untuk mengenali, dan merubah, penjelasan mereka tentang kejadian yang terjadi dalam hidup mereka. Teknik ini membentuk bagian terpusat dari ‘Terapi Kognitif’ (Cognitive Theory or ‘CT’).
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa dibandingkan CT dengan terapi obat-obatan, telah menemukan sama-sama efektif menanggulangi masalah depresi.
Seperti prinsip Seolah, Psikolog klinis juga menemukan hubungan yang mirip antara ekspresi dan emosi. Semakin berkurang ekspresi wajah pasien, semakin lebih mungkin mereka depresi. Perilaku depresi sering tentang pelarian diri dan penghindaran.
Prinsip Seolah tidak hanya tentang menghasilkan kebahagiaan dan cinta. Ia juga bisa membantu mengeliminasi sakit dan penderitaan dan, dengan melakukannya, membantu jutaan orang hidup lebih baik dan lebih produktif dalam hidup mereka.
Ring 4 - Bagaimana Prinsip Seolah Bisa Berdampak Buruk?
Psikolog telah lama mencoba membongkar misteri dari motivasi. Mengapa ada orang yang memiliki pengendalian dan dorongan sedangkan yang lainnya sulit menarik diri mereka keluar dari tempat tidur di pagi hari?
Sistem penghargaan tidak memiliki efek jangka panjang pada orang dan dalam beberapa kejadian malah menghalangi banyak perilaku yang sebenarnya diciptakan untuk bersemangat.
Dengan memberikan penghargaan pada perokok untuk berhenti merokok, atau anak sekolah untuk membaca buku, kita seakan mendorong mereka untuk berperilaku seolah mereka tidak benar-benar mau berhenti merokok atau tidak suka membaca buku.
Alhasil, seketika penghargaan dicabut, perilaku yang diinginkan menanggung risiko terhenti mendadak atau bahkan lebih parah, lebih berkurang dari pertama kali sebelum insentif diperkenalkan.
Dalam jangka pendek, sistem penghargaan bisa efektif. Tetapi, dalam jangka panjang kebanyakan organisasi berjuang untuk mempertahankan pasokan bingkisan, bonus, penghargaan lain secara terus menerus, dan seketika penghargaan dihentikan, motivasi orang lenyap.
Orang akan merasa lebih nikmat jika diberikan wewenang, tujuan dan kesenangan. Ini akan membuat mereka merasa memiliki makna atau peran dalam hidup mereka.
Ring 5 - Bagaimana Meyakinkan Orang Lain Dengan Menggunakan Prinsip Seolah?
Pemerintah menghabiskan sejumlah besar uang mencoba membujuk publik untuk berhenti merokok, minum berlebihan (alkohol), dan makan dengan pola diet yang lebih sehat. Kampanye yang memiliki makna baik ini sering menghasilkan sebuah asumsi: Memberitahu orang bahwa gaya hidup mereka tidak baik bagi mereka dan mereka akan segera merubah cara mereka.
Menunjukkan fakta tentang buruknya merokok, alkohol, dan makanan tidak sehat, semua ini tidak berhasil membujuk. Meskipun keinginan kita untuk menjadi makhluk yang logis, jika kenyataan tidak sesuai dengan keyakinan kita, kita akan dengan mudah mengacuhkan fakta.
Keyakinan tertentu secara biologis tertanam dalam otak manusia dan sangat sulit untuk berubah. Prinsip Seolah tidak hanya menentukan bagaimana orang merasa, tetapi juga mempengaruhi apa yang mereka percaya.
Nalar umum menjelaskan bahwa rantai sebab-akibat adalah:
- Saya suka film → Pergi ke bioskop
- Teori seolah menjelaskan bahwa kenyataannya adalah:
- Pergi ke bioskop → Saya harus suka film
Akankah orang memutuskan bahwa mereka tidak suka barang yang mereka tidak bisa peroleh dan menjadi sangat suka pada barang yang dalam genggaman mereka? Sebelum membuat keputusan itu orang ditunjukkan kedua barang yang sama-sama menarik.
Tetapi, berdasarkan prinsip Seolah, pada saat orang berperilaku seolah mereka menyukai satu jenis barang daripada yang lainnya mereka membenarkan tindakan mereka dengan meyakinkan diri mereka bahwa mereka menyukai lebih barang yang dipilihnya. Hasilnya memastikan teorinya. Orang tiba-tiba merasa barang pilihannya secara signifikan lebih menggairahkan daripada sebelumnya.
Prinsip Seolah tidak hanya menjelaskan bagaimana perilaku orang bisa menyebabkan mereka menjadi lebih percaya diri. Ia juga menyebabkan beberapa efek yang mengejutkan yang bisa terlihat kapanpun orang memutuskan untuk melakukan sesuatu yang sebenarnya mereka tidak ingin lakukan.
Untungnya, tidak semua penelitian tentang bagaimana prinsip Seolah memengaruhi apa yang orang pikir itu begitu suram. Catatan yang lebih positif, penelitian lain telah menunjukkan bagaimana prinsip ini juga bisa digunakan untuk mempersatukan orang, dan bahkan menyelamatkan nyawa.
Ring 6 - Bagaimana Menggunakan Prinsip Seolah Untuk Saya Bisa Menjalani Kehidupan Saya Yang Lebih Baik Dari Sebelumnya?
Di mana kita belajar bagaimana merasa lebih percaya diri, merubah kepribadian kita, dan memperlambat efek penuaan.
Banyak sekali penelitian yang dilakukan berkaitan dengan kepribadian manusia. Pada penjelasan di awal telah menunjukkan bagaimana perilaku Anda bisa menciptakan emosi, pikiran dan kekuatan tekad Anda. Terinspirasi oleh penelitian ini.
Beberapa peneliti penasaran apakah proses yang sama mungkin akan menjelaskan hubungan antara perilaku dan identitas. Daripada kepribadian Anda menyebabkan Anda berperilaku dengan cara tertentu, bisakah perilaku Anda membuat Anda mengembangkan kepribadian tertentu?
Nalar umum menjelaskan bahwa rantai sebab-akibat adalah:
- Kepribadian Extrovert → Perilaku outgoing
- Teori seolah menjelaskan bahwa kenyataannya adalah:
- Perilaku outgoing → Kepribadian extroverted
Jika benar, pendekatan pada kepribadian ini membuka kemungkinan bagi Anda untuk bisa mengubah rasa identitas Anda sesuka hati Anda. Dengan hanya merubah cara Anda berperilaku, Anda bisa, sebagai contoh, dengan cepat menjadi tidak begitu agresif, menjadi begitu menyenangkan, dan jauh lebih percaya diri.
Lebih dari empat puluh tahun, para peneliti telah menguji bahwa prinsip Seolah memang bisa membuat Anda merasa seperti orang yang sama sekali baru.
Menurut teori konvensional ‘kepribadian menyebabkan perilaku’, harga diri yang sangat rendah memiliki beberapa kerugian, termasuk mendukung orang untuk menahan hinaan dan penurunan martabat.
Tetapi, prinsip Seolah mengubah ide di kepalanya. Daripada harga diri rendah menyebabkan orang menahan pengalaman hinaan, ia menyarankan bahwa terlibat dalam pengalaman menahan hinaan inilah yang menyebabkan mereka mengembangkan harga diri rendah.
Prinsip Seolah menyarankan bahwa akan jauh lebih cepat dan lebih efektif untuk meminta orang merubah perilaku mereka. Cara orang menyikapi tubuhnya memiliki efek yang signifikan bagi harga diri seseorang.
Prinsip Seolah memprediksi bahwa berpakaian seolah Anda adalah jenis orang tertentu akan mempengaruhi rasa identitas Anda.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa adalah mungkin untuk memperlambat efek penuaan dengan bertindak seperti orang yang lebih muda.
Richard Wiseman – adalah Profesor dari University of Hertfordshire di Inggris Raya dan satu-satunya profesor di Inggris untuk Pemahaman publik tentang Psikologi. Beliau memiliki reputasi internasional atas risetnya dalam bidang yang tidak biasa, termasuk penipuan, keberuntungan, humor, dan paranormal, sangat sering dikutip oleh para media dan menjadi bintang tamu di lebih dari 150 program televisi di seluruh dunia.
Seperti itulah Tasya mendapatkan pencerahan bagaimana ia harus mengubah kehidupannya menjadi lebih baik lagi. Inilah beberapa poin-poin penting yang ia catat dan terapkan dalam kehidupannya.
- Cara menjadi bahagia ternyata sangatlah mudah. Dengan merasakan seolah-olah Anda bahagia Anda akan bahagia.
- Perilaku mengikuti emosi. Saat kita berperilaku tertentu maka kita akan merasakan emosinya. Contohnya dengan bersikap senyum maka Anda telah seolah-olah merasa bahagia. Jadi, jika Anda ingin merasakan satu emosi tertentu maka Anda hanya membutuhkan melakukan perilaku tertentu yang bisa memunculkan emosi tersebut.
- Prinsip seolah-olah mempengaruhi kita di semua aspek kehidupan kita. Mulai dari relasi, mengubah perilaku, sampai kesehatan mental kita.
- Prinsip seolah-olah bisa berdampak buruk dalam mengubah perilaku seseorang jika kita menggunakan hadiah (reward) dalam jangka panjang karena orang yang lebih menikmati hadiahnya daripada perubahan perilakunya.
Terima kasih telah mengikuti perjalanan Tasya, semoga Anda menikmati & mendapatkan manfaat dari DeRing ini.
Sampai bertemu di Baring selanjutnya. Jika ada masukan dan ide untuk Baring.Digital, silakan email kami di ingat@baring.digital
Sukses selalu untuk Anda.
Rekomendasi Baring Lainnya