Rewire Your Brain: Think Your Way to a Better Life
John B. Arden
Teks tersedia
Audio tersedia
-
Plot
-
Ring 1
-
ring 2
-
ring 3
-
ring 4
-
Kesimpulan
-
Full Dering
Suatu pagi, Randi dipanggil ke ruangan atasannya. Terlihat olehnya dan teman-temannya, raut muka atasannya itu sangat menyeramkan saat memintanya masuk, yang membuatnya menurutinya tanpa pikir panjang.
Singkat cerita, begitu keluar dari ruangan itu, teman-temannya langsung bertanya apa yang terjadi. Dan, saat jam istirahat, ia pun bercerita. “Wah serem juga lu, lupa ngerjain tugas,” ucap temannya setelah mendengarkan ceritanya.
“Nggak cuma itu bro, minggu lalu gue juga lupa matiin kompor. Sampe gosong nasi goreng yang gue bikin,” timpalnya.
“Parah lu,” celetuk temannya yang lain.
“Iya, nggak tau nih akhir-akhir ini gue sering banget lupa. Apa karena faktor U ya?”
“Hmm, bentar. Gue pernah baca buku tentang otak gitu deh. Bukunya ngejelasin kalo sebetulnya umur itu nggak terlalu ngaruh buat kemampuan otak. Terus kalo nggak salah, buku itu juga ngajarin gimana ningkatin memori gitu. Coba deh baca. Siapa tau ada solusi buat lu,” sekarang giliran temannya yang kutu buku yang bersuara.
“Boleh tuh. Judulnya apa?” tanyanya.
“Kalo nggak salah ‘Rewire Your Brain: Think Your Way to a Better Life.’ Oya, bukunya nggak cuma ngejelasin tentang memori, lho. Tapi juga konsentrasi. Pokoknya semua yang berhubungan sama otak deh.”
“Oo.. Ok kalo gitu, thanks ya sarannya.”
******
Beberapa hari kemudian, Randi benar-benar membaca buku itu. Benaknya penuh pertanyaan, apa benar umur nggak berpengaruh? Gimana cara meningkatkan memori? Apa yang bikin memori bisa lemah? Kalo tahu ilmu tentang otak, kira-kira bisa diterapin buat apa saja?
So, akankah ia menemukan jawaban? Yuk temani perjalanannya dalam Baring berikut ini.
Ring 1 - Bagaimana cara kerja otak? Benarkah kemampuan otak tidak dipengaruhi umur?
Dulu, para pakar percaya bahwa semakin bertambah usia, maka kemampuan belajar dan berubah seseorang semakin rendah bahkan mustahil.
Ini karena mereka percaya bahwa saat mencapai usia tertentu, otak manusia berhenti bertumbuh. Otak orang dewasa dianggap telah memprogram diri mereka dengan sifat, kepribadian, kecerdasan, pengetahuan, dan kebiasaan yang fixed alias sudah tidak bisa diubah.
Tapi, temuan terbaru membuktikan bahwa meskipun usia kita sudah tidak muda lagi, namun program-program yang terbentuk di otak tetap bisa diubah. Ini karena, otak punya sifat yang disebut neuroplastisitas yang berlaku seumur hidup.
Untuk menjelaskan apa itu neuroplastisitas, mari kita mulai dari sel otak alias neuron. Otak terdiri dari milyaran neuron, yang saling berkomunikasi melalui sebuah penghubung yang disebut sinapsis.
Sebuah neuron bisa memiliki puluhan ribu sambungan dengan neuron lain. Bersama-sama, mereka membentuk jaringan yang sangat kompleks dan bertanggung jawab atas seluruh fungsi otak.
Nah sambungan-sambungan alias sinapsis ini, serta sel otak itu sendiri terus berubah sepanjang waktu akibat pengalaman, perilaku, dan pembelajaran.
Jadi setiap Anda belajar hal baru atau mengalami/melihat kejadian baru, maka otak akan membentuk sambungan baru antar neuron. Semakin Anda sering mengulang-ulang hal baru itu, maka semakin kuat sambungan yang terbentuk.
Efeknya adalah, Anda semakin familiar dengan hal baru itu, bahkan bisa melakukannya secara otomatis. Dalam kata lain, sambungan tersebut menyimpan alias meng-kode-kan hal baru itu ke dalam otak Anda.
Tapi, kalau kemudian Anda jarang mengulang-ulangnya, maka lama-lama sambungan itu melemah yang akibatnya adalah, kemampuan Anda untuk melakukan/mengingatnya juga berkurang.
Inilah kenapa saat Anda belajar menulis, Anda harus mengulang-ulangnya sampai lancar. Tapi kalau setelah Anda lancar menulis kemudian Anda tidak pernah menulis lagi selama bertahun-tahun, maka kemampuan menulis Anda pun berkurang.
Nah, kemampuan otak untuk membentuk sambungan baru dan mengubah/memperlemah sambungan lama inilah yang disebut neuroplastisitas.
Neuroplastisitas memungkinkan kita bukan hanya untuk belajar hal baru dan membangun kebiasaan baru, tapi juga memungkinkan kita untuk mengubah kebiasaan, mengingat, berpikir, membuat ide, dst.
Neuroplastisitas juga memungkinkan pemulihan otak dari kerusakan atau cedera.
Nah sampai di sini, jelas, bukan, bagaimana cara kerja otak dan apakah usia berpengaruh pada kemampuan otak? Sekarang, mari kita lanjut ke pertanyaan berikutnya.
Ring 2 - Apa saja komponen otak dan fungsinya?
Kalau bicara soal komponen otak dan fungsinya tentu sangat kompleks dan sangat tidak mungkin untuk dijelaskan semuanya di sini.
Tapi yang pasti, ada 3 hal yang penting diketahui tentang komponen otak. Pertama adalah sel-sel otak dan sinapsis seperti yang barusan sudah dijelaskan. Kedua, bagian-bagian yang memiliki fungsi paten seperti cortex dan lobus. Terakhir adalah neurotransmitter.
Karena barusan kita sudah bahas tentang sel otak dan sinapsis, sekarang mari kita bahas dua komponen berikutnya yakni bagian-bagian yang punya fungsi paten dan neurotransmitter.
Apa maksud dari “bagian yang punya fungsi paten?” Maksudnya adalah, fungsi dari bagian-bagian ini tetap sepanjang hidup, dan tidak bisa diubah atau dihilangkan (kecuali karena kerusakan/cedera).
Ya, meskipun tadi dikatakan bahwa kecerdasan, kebiasaan, dan pengetahuan yang tersimpan di otak bisa diubah, ditingkatkan, dan dihilangkan, tapi ini bukan berarti tidak ada bagian-bagian yang fungsinya tetap.
Nah bagian-bagian yang berfungsi tetap adalah bagian-bagian yang memungkinkan kita melakukan berbagai operasi seperti melihat, mendengar, berpikir logis, kemampuan berbahasa, kemampuan membayangkan, kemampuan berempati, kemampuan melakukan kebiasaan, kemampuan mengingat, dst.
Jadi misalkan seseorang mengalami cedera otak di bagian yang mengatur kebiasaan, maka bukan hanya satu kebiasaan yang hilang melainkan semua kebiasaan yang tersimpan di otaknya.
Contoh lain, kalau seseorang mengalami cedera di bagian yang mengatur memori jangka pendek, maka ia akan kesulitan bukan hanya untuk mengingat satu peristiwa/informasi yang tersimpan di otaknya, melainkan semua hal yang tersimpan di otaknya. Dalam kata lain, kemampuan mengingatnya lenyap.
Pernah bertanya kenapa orang yang hilang ingatan masih ingat cara belajar dan berbicara? Ini karena berbicara & berjalan berbeda dengan mengingat fakta. Berbicara dan berjalan merupakan kebiasaan, yang bisa dilakukan secara otomatis. Sementara itu, mengingat fakta merupakan aktivitas yg deliberatif alias disengaja.
Mengapa org yg hilang ingatan bs berjalan dan berbicara adalah karena bagian otak yg berperan dalam aktivitas otomatis berbeda dari bagian yg berperan dalam aktivitas mengingat informasi. Ketika org hilang ingatan, bisa jadi hanya bagian otak yang mengatur aktivitas mengingat informasi saja yang rusak, sedangkan bagian yang mengatur aktivitas otomatis masih utuh.
Jadi, sudah punya gambaran apa itu “bagian-bagian yang punya fungsi paten”?
Sekarang mari kita beranjak ke komponen ketiga yakni neurotransmitter. Neurotransmitter bertugas untuk mengirim pesan antar sel otak, dari sel-sel otak ke seluruh tubuh. Neurotransmiter memungkinkan otak untuk membentuk sambungan/sinapsis, dan mengatur kinerja tubuh seperti gerak, pernapasan, detak jantung, dst.
Kelebihan atau kekurangan kadar neurotransmitter tertentu bisa membuat fungsi otak, tubuh, dan psikologis terganggu.
Pernah mendengar tentang obat-obatan untuk mengurangi depresi dan kecemasan? obat-obatan itu merupakan dari sintesis dari neurotransmitter tertentu yang dibutuhkan untuk mengurangi depresi dan kecemasan.
Meskipun obat-obatan seperti ini bisa berhasil, tapi ada efek sampingnya seperti ketergantungan.
Dalam buku ini justru Anda akan menemukan cara untuk mengatasi masalah-masalah psikologis seperti depresi dan kecemasan bukan dengan obat melainkan secara alami dengan mengubah gaya hidup maupun melakukan terapi-terapi tertentu yang bisa Anda lakukan sendiri di rumah.
Ring 3 - Bagaimana cara mengubah kebiasaan, menguasai skill dan informasi baru sesuai prinsip kerja otak?
Di Ring 1 sudah dijelaskan bahwa setiap kali kita belajar hal baru, maka sel otak membuat sambungan baru dengan sel otak lainnya, di mana semakin sering kita mengulang-ulang mempelajari hal baru itu, maka sambungannya semakin kuat.
Ini berarti, prinsip untuk bisa menguasai skill dan informasi baru adalah dengan mengulang-ulangnya hingga kita hafal di luar kepala atau kita bisa melakukannya secara otomatis (tanpa effort).
Tapi, sebelum melakukan pengulangan, langkah yang pertama adalah:
Langkah pertama: Perhatikan
Perhatikan baik-baik kebiasaan/informasi yang ingin Anda bangun/kuasai, detail demi detail.
Kenapa perhatian sangat penting, karena tanpa perhatian maka tidak akan terbentuk sambungan sel dalam otak yang meng-kode-kan hal yang ingin kita bangun.
Saat mengendarai mobil, kalau kita tidak memperhatikan apa saja gedung yang ada di sepanjang perjalanan, maka kita tidak akan bisa mengingatnya. Betul? Ini karena, tidak terjadi sambungan di otak yang meng-kode-kan gedung-gedung itu.
Begitu juga dengan skill atau informasi yang ingin kita kuasai. Kalau tidak diperhatikan baik-baik, maka tidak akan terbentuk sambungan-sambungan yang menyimpan skill atau informasi itu.
So, langkah pertamanya adalah perhatikan baik-baik kebiasaan/informasi yang ingin Anda bangun/kuasai, detail demi detail.
Langkah kedua: Effort/usaha
Dalam memperhatikan pun, kita perlu mengeluarkan effort yang besar. Kita tidak bisa hanya memperhatikan sekadarnya. Semakin besar effort kita, maka semakin mudah sambungan baru terbentuk.
Effort di sini juga berarti mengulang-ulangnya selangkah demi selangkah. Kalau Anda ingin belajar skill memanah, Anda harus melakukan gerakan yang sama berulang-ulang sampai Anda bisa melakukannya tanpa effort.
Dalam konteks belajar pengetahuan baru, effort juga berarti memahami dengan baik pengetahuan yang Anda pelajari.
Langkah ketiga: Effortlessness
Setelah sambungan terbentuk, maka Anda akan sampai di tahap effortlessness. Nah di tahap ini, bisa disebut juga Anda telah menguasai skill atau informasi yang Anda pelajari.
Tandanya adalah, Anda sudah bisa melakukan skill itu di luar kepala. Atau, kalau Anda belajar pengetahuan baru, maka Anda sudah bisa mengingat pengetahuan itu di luar kepala.
Langkah keempat: Determination
Ini berarti, Anda tetap berlatih/menghafal meskipun Anda sudah menguasainya.
Langkah ini sangat penting karena kalau Anda berhenti melatih/membiasakannya, maka lama-lama sambungan-sambungan yang meng-kode-kan skill/pengetahuan itu akan melemah, yang membuat Anda kesulitan melakukan/mengingatnya.
Menerapkan 4 prinsip ini baik untuk belajar skill baru, mempelajari pengetahuan baru, mengubah kebiasaan, dst.
Untuk mempelajari skill baru atau belajar cara melakukan sesuatu, misalnya mengemudikan mobil, Anda bukan hanya bisa melakukannya dengan mempraktikan skill itu berulang-ulang, tapi Anda juga bisa mempelajarinya dengan membayangkan diri Anda melakukan skill itu.
Latihan ini disebut dengan mental exercise. Kalau Anda belajar menyetir mobil, bayangkan Anda sedang melakukan langkah demi langkahnya. Dan, lakukan mental exercise ini berulang-ulang agar sambungan yang terbentuk di otak semakin kuat.
Ring 4 - Bagaimana cara meningkatkan memori sesuai dengan prinsip kerja otak?
Seperti yang barusan dijelaskan, prinsip pertama untuk bisa mengingat sesuatu adalah memperhatikan hal yang ingin kita ingat.
Perhatian yang sengaja dan sadar akan memicu sel-sel otak untuk membentuk sambungan baru yang menyimpan hal tersebut.
Tapi memperhatikan menjadi hal yang sangat sulit dilakukan di zaman sekarang. Di zaman sekarang, banyak orang yang terjebak multitasking. Mereka terjebak pada kebiasaan scrolling media sosial, berita online, dan switching antara satu website ke website lainnya.
Belum selesai satu kegiatan, perhatian sudah teralih ke hal lain. Begitu seterusnya. Inilah salah satu penyebab yang sering terjadi kenapa banyak orang yang menjadi pelupa.
Oleh karenanya, untuk bisa memperhatikan dengan seksama, pertama-tama kita perlu membuat to-do list yang berisi kegiatan-kegiatan paling prioritas kita.
Dengan to-do list, maka kita semakin jelas kapan harus mengerjakan A, kapan harus mengerjakan B, dan kapan harus mengerjakan C. Dengan kejelasan ini, maka kita tidak lagi multitasking karena masing-masing kegiatan ada jadwalnya sendiri-sendiri.
Kalau keteraturan ini dilakukan secara rutin, maka akan menjadi kebiasaan kita. Dan, saat kita sudah terbiasa untuk teratur, maka kita lebih mudah untuk memberi perhatian lebih pada hal-hal yang ingin kita pelajari. Otak kita pun menjadi lebih jernih dan tidak ruwet sehingga sangat mudah untuk memperhatikan sesuatu dengan konsentrasi tinggi.
Dalam istilah Neurosains, Anda perlu membuat working memory Anda tidak overwhelmed. Working memory adalah memori yang berperan menahan maksimal 9 hal di benak Anda selama 30 detik. Contohnya saat teman Anda menyebutkan 9 angka acak dan meminta Anda untuk menyebutkannya secara urut setelah ia selesai menyebutkan angka yang terakhir.
Apa yang membuat Anda mampu mengingat angka-angka itu secara urut adalah working memory Anda.
Working memory sangat penting perannya dalam mengingat. Saat Anda mengingat sesuatu, misalnya mengingat lagu Indonesia Raya, maka working memory Anda lah yang memanggil satu per satu bait lagu itu dari memori jangka panjang Anda. Setelah naik ke working memory Anda, bait tersebut ditahan selama beberapa detik untuk kemudian digantikan dengan bait-bait lainnya.
Inilah kenapa kalau pikiran Anda ruwet, maka Anda kesulitan mengingat sesuatu, karena working memory Anda sudah penuh.
Jadi langkah pertamanya adalah, jadilah lebih terorganisir (untuk meningkatkan kemampuan konsentrasi Anda) dan langkah keduanya adalah perhatikan baik-baik hal yang akan Anda hafal.
Langkah ketiga adalah terapkan gaya hidup sehat seperti sarapan pagi dan makan siang dengan makanan yang tinggi protein. Tidur malam teratur maksimal 8 jam, dan meditasi. Semua hal ini baik untuk menjaga performa working memory Anda.
John B. Arden adalah seorang pakar neuropsikologi yang telah menulis 15 buku dan telah berpengalaman selama 40 tahun lebih dalam melakukan terapi psikologi. Dari tahun 1999 hingga 2016, ia menjadi direktur dari Training for Kaiser Permanente Medical Centers, di Northern Carolina.
Akhirnya...Perjalanan Randi telah usai. Banyak jawaban yang ia dapatkan dari perjalanan mempelajari buku “Rewire Your Brain,”, di antaranya:
- Usia tidak terlalu berpengaruh pada kemampuan otak kita karena otak kita terus menerus berubah sepanjang hidup akibat pengalaman dan pembelajaran yang kita dapatkan.
- Ini artinya, kita bisa terus belajar pengetahuan baru, menguasai skill baru, mengubah kebiasaan dan sifat-sifat lama kita.
- Cara otak memungkinkan kita belajar pengetahuan atau skill baru adalah setiap kali kita belajar hal baru, maka sel-sel otak membentuk sambungan baru yang menyimpan hal itu di dalamnya.
Semakin kita sering mengulang hal baru itu, maka semakin kuat sambungan tersebut dalam otak kita, yang efeknya adalah, kita semakin mudah melakukan/mengingat hal baru itu. - Otak bekerja dengan prinsip “Use it or lose it” alias “Gunakan atau Anda akan kehilangan”, yang berarti kalau Anda ingin terus bisa menguasai skill tertentu, maka Anda harus terus menggunakan/mempraktikkan skill itu. Kalau Anda jarang menggunakannya, maka lama-lama sambungan-sambungan otak yang berkaitan dengan skill itu akan melemah, yang membuat Anda kesulitan melakukan skill itu.
- Untuk meningkatkan memori, pertama, kita perlu memperhatikan hal yang ingin kita ingat. Kedua, kita perlu mengulang-ulang hal yang ingin kita ingat.
- Dan, untuk bisa memperhatikan dengan baik, kita harus menjaga performa working memory kita. Caranya dengan melakukan single tasking, hilangkan distraksi, sarapan yang mengandung protein, tidur malam yang cukup, dan meditasi.
Terima kasih telah menemani Randi, semoga perjalanan ini bermanfaat untuk Anda. Sampai bertemu di Baring berikutnya.
Jika ada masukan untuk Baring.digital, silakan email kami di ingat@baring.digital.
Rekomendasi Baring Lainnya