Leadership Blindspots: How Successful Leaders Identify and Overcome the Weaknesses That Matter
Robert Bruce Shaw
Teks tersedia
Audio tersedia
-
Plot
-
Ring 1
-
ring 2
-
ring 3
-
ring 4
-
ring 5
-
ring 6
-
ring 7
-
Kesimpulan
-
Full Dering
Kali ini Wanda gagal memenangkan tender yang nilai proyeknya sangat besar. Dari 5 projek diprediksi 3 atau paling tidak 2 diantaranya pasti akan dimenangkan oleh perusahaan Wanda. Sayangnya, satu pun projek tidak didapatkan oleh Wanda. Ini membuatnya cukup stres dan frustasi karena kehilangan keuntungan yang sangat besar di depan mata.
Awalnya perusahaan Wanda sangat diunggulkan untuk mendapatkan proyek tersebut. Karena Wanda, terutama orangtuanya memiliki pengetahuan yang sangat mumpuni di proyek kali ini. Tapi bisa dikata apa jika klien justru memilih kompetitor dibandingkan Wanda sendiri.
Kegagalan Wanda memberikan pembelajaran berharga baginya. Selain mengevaluasi kegagalan projek secara teknis, tidak luput Wanda juga mengevaluasi cara ia mengambil keputusan serta bagaimana ia memainkan perannya sebagai pemimpin.
Ia mulai ingat apa yang disampaikan oleh timnya jika ia perlu menurunkan beberapa harga bahan baku dan menambahkan nilai tambah di beberapa bagian projek. Karena Wanda hanya fokus pada keuntungan membuat ia abai akan pemikiran timnya, terutama tim ini adalah karyawan baru dan ini tahun pertamanya bekerja. Ini yang membuat Wanda memandang dirinya sebelah mata. Alhasil, kekecewaan yang Wanda dapatkan saat ini.
Wanda semakin yakin kalau ia membuat kesalahan fatal dalam menjalankan perusahaanya karena tidak melihat sisi lain yang telah ditunjukkan oleh timnya. Ia semakin yakin dengan pemikirannya setelah ia membaca buku Leadership Blindspots: How Successful Leaders Identify and Overcome the Weaknesses That Matter karya Robert Bruce Shaw yang diberikan ayahnya saat sang ayah tahu kalau Wanda gagal memenangkan tender proyek.
Penasaran apa saja yang Wanda pelajari dari pemikiran Robert? Mari kita simak kisahnya di Ring berikut ini:
Ring 1 - Kenapa Tidak Ada Pemimpin Yang Sempurna?
Setiap pemimpin memiliki potensi kekurangan yang dapat melemahkan kepemimpinannya namun tidak disadarinya. Potensi ini disebut Blind Spots. Kelemahan ini menjadi ancaman yang tidak disadari. Banyak pemimpin yang pernah mengalami kegagalan karena Blind Spots ini. Sebut saja Steve Jobs, karena Blind Spots yang dimilikinya, pernah dipecat dari perusahaannya sendiri.
Akibat Blind Spots ini sangat merugikan, baik karir maupun perusahaan Anda. Daya rusaknya baru bisa dirasakan setelah terjadi kesalahan yang fatal. Blind Spots ini sulit dideteksi karena yang melakukanya tidak menyadarinya. Jangankan akibatnya, bahkan hanya potensinya sekalipun mereka tidak menyadarinya.
Sebagai seorang pemimpin Anda perlu mengetahui informasi ini karena ini menyangkut masa depan bisnis dan karier Anda. Jadi bagaimana mengenali dan mengatasi Blind Spots ini? Yuk, langsung kita bahas di Ring-Ring selanjutnya.
Ring 2 - Ohh Iya, Memangnya Apa Blind Spots Dari Steve Jobs Sampai Ia Dikeluarkan Dari Perusahaannya Sendiri?
Orang bijak mengatakan bahwa "kejatuhan berawal dari kesombongan." Ketika Anda ada pada situasi paling penuh percaya diri, saat itulah mulanya kegagalan Anda. Biasanya inilah awal Blind Spots.
Bahkan pemimpin paling berpengalaman pun memiliki Blind Spots yang bisa menimbulkan masalah besar jika mereka tidak hati-hati.
Seorang visioner hebat seperti Steve Jobs mengalami Blind Spots, meski reputasinya sukses. Bagaimana itu bisa terjadi?
Inilah awal mula kisahnya. Meski efektif, gaya kepemimpinan Jobs membuat marah banyak rekannya. Misalnya, dia akan mengabaikan orang-orang yang tidak setuju dengannya.
Lebih buruk lagi, Jobs kurang sadar bahwa orang memiliki perasaan negatif terhadap dirinya. Keyakinannya terhadap kebesarannya sendiri mengaburkan persepsinya.
Blind Spots ini akhirnya memiliki konsekuensi besar ketika dia bertengkar dengan CEO Apple John Sculley. Jobs menuntut agar dewan direksi memecat Sculley dan memberi ultimatum untuk mempertahankan Jobs atau Sculley. Dewan direksi berpendapat Jobs lah yang memecah belah perusahaan dan harus angkat kaki.
Semakin besar kekuatan yang dimiliki pemimpin dalam sebuah perusahaan, semakin besar konsekuensi buruk dari Blind Spots-nya.
Sebagai contoh Ron Johnson, yang melakukan keajaiban sebagai pemimpin ritel di Target dan Apple sebelum dibajak oleh JCPenney sebagai CEO baru mereka. JCPenney berharap bisa berubah, dan memberi Ron banyak kewenangan untuk melakukannya. Ini adalah kesalahan besar.
Dalam kesombongannya, Ron melakukan perubahan besar, termasuk banyak memberi potongan harga. Keyakinannya menyembunyikan kurangnya pengetahuan tentang value dan citra perusahaan. Ini mengakibatkan hilangnya 1 miliar dolar di tahun pertama karena JCPenney kehilangan pelanggan tetapnya.
Jelas, Blind Spots bisa sangat merusak perusahaan dan karir Anda. Bahkan bisa dalam waktu sekejap. Dengan mengetahui informasi ini tentu akan sangat membantu Anda terhindar dari masalah bahkan petaka yang Anda tidak inginkan terjadi dalam hidup Anda.
Ring 3 - Lalu Bagaimana Cara Mengenali Dan Mencegah Dampak Buruk Dari Blind Spots?
Sebentar lagi Anda akan menemukan langkah demi langkah bagaimana cara mengenali Blind Spots Anda sekaligus mencegah dampak buruknya. Cara ini sudah diuji dan dibuktikan oleh Robert, si penulis buku.
Melalui pengamatan yang dilakukannya serta penerapan pada client-clientnya, Robert mengambil kesimpulan bahwa cara ini efektif untuk mengatasi Blind Spots pada para pemimpin. Seperti apa caranya?
1. Audit kesalahan Anda dan carilah kelemahan yang sering Anda ulang.
Langkah pertama dalam mengoreksi Blind Spots Anda adalah menemukan apa dan di mana Blind Spots berada. Satu hal khusus yang menjadi indikasinya adalah: kesalahan.
Ini bisa mewakili area yang mungkin merupakan Blind Spots Anda. Oleh karena itu penting bahwa Anda menganalisis kesalahan Anda, terutama yang terus Anda lakukan.
Blind Spots Anda tidak bisa hanya diatasi dengan kesadaran sederhana bahwa mereka ada. Seringkali pemimpin akan mengabaikan Blind Spots mereka, dan menganggapnya sepele.
Kadang-kadang, memperbaiki Blind Spots memerlukan usaha dan perubahan yang cukup banyak, dan jauh lebih mudah bertahan dengan status quo, yang membutuhkan usaha lebih sedikit.
Salah satu contoh yang paling sering dihadapi oleh para pemimpin adalah ketidakmampuannya menerima pandangan yang bertentangan dengan pemikirannya. Tentu sebagai pemimpin pada akhirnya ia memiliki wewenang dan kuasa dalam mengambil keputusan. Jika ia terlalu mementingkan egonya dibandingkan kelangsungan bisnisnya, tentu di masa depan ia akan menghadapi masalah yang sudah diingatkan oleh orang lain atau timnya sebelumnya.
Ring 4 - Bagaimana Saya Bisa Mengetahui Lebih Banyak Tentang Blind Spots Saya?
2. Dapatkan umpan balik, adalah kunci untuk menghindari Blind Spots, jadi pastikan Anda memintanya.
Sebagian besar dari Anda tidak menyukai umpan balik, terutama jika itu penting. Sulit untuk tidak merasa tersinggung dan menganggap masukan itu sebagai kritik pedas. Namun, meskipun Anda membencinya, tidak ada cara yang lebih baik untuk menghindari Blind Spots daripada mendapatkan umpan balik reguler dari orang lain.
Seperti halnya orang yang bermain sepak bola dilapangan, tidak bisa melihat dirinya sendiri sedang bermain bola dari luar lapangan. Karena dia ada di dalam lapangan.
Konsep ini ditemukan pada tahun 1955 oleh dua psikolog Amerika, Joseph Luft dan Harrington Ingham, yang mengembangkan Jendela Johari, sebuah model yang menunjukkan perbedaan antara bagaimana orang lain melihat Anda dan bagaimana Anda melihat diri Anda sendiri.
Menurut model ini, fakta bahwa orang memiliki sudut pandang yang berbeda untuk memeriksa lingkungan mereka sehingga memungkinkan karyawan melihat kelemahan pemimpin mereka yang pemimpin mereka tidak dapat mengenalinya.
Diperlukan bukan hanya sekedar umpan balik. Namun umpan balik yang jujur. Itu berarti Anda harus benar-benar memintanya. Karena orang enggan memberi masukan apalagi kritik membangun kepada atasan mereka.
Mintalah! Dengan cara itu, bahkan anggota tim yang paling malu-malu atau sungkan akan merasa nyaman memberitahu Anda apa pendapat mereka. Dan ingat jangan bertindak arogan jika pandangan mereka benar-benar menunjukkan sisi buruk dan kelemahan Anda. Memberikan penilaian yang jujur tentang Anda bisa menjadi sebuah beban bagi tim Anda. Karnanya berterima kasihlah karena mereka berani memberikan penilaian kepada diri Anda.
Cara lain yang bisa Anda lakukan adalah dengan berkonsultasi dengan pihak ketiga, seperti konsultan eksternal atau manajer SDM. Karena umpan balik itu anonim, karena itu tidak bias.
Ring 5 - Bagaimana Saya Memvalidasi Kebenaran Akan Blind Spots Yang Sudah Saya Dapatkan Sebelumnya?
3. Rajin mencari tahu dengan turun ke lapangan akan lebih membantu Anda memahami situasinya.
Setiap pemimpin, akan kehilangan kontak intensif dengan tim mereka saat mereka mulai pendakian karir mereka di ranah yang “licin” dan” terjal”.
Ketika para pemimpin naik lebih tinggi dari jenjang karirnya, pengetahuan mereka tentang apa yang terjadi di bawah mereka berkurang. Untuk menuju puncak, harus berpikir lebih banyak tentang hal yang mempengaruhi keseluruhan perusahaan.
Seperti strategi bisnis secara keseluruhan, organisasi pelanggan, hubungan masyarakat, dan sebagainya. Dan pemahaman tentang apa sebenarnya yang terjadi di perusahaan, menurun.
Pemimpin, tidak peduli di tingkat apa mereka berada, dapat menghindari hal ini dengan menghabiskan waktu untuk bawahannya. Sangat penting bahwa pemimpin harus proaktif peduli dengan bawahannya.
Inilah gagasan di balik acara TV populer Undercover Boss, di mana pemimpin perusahaan mengerjakan pekerjaan "lebih rendah" di perusahaan mereka sendiri.
Tidaklah cukup untuk mendapatkan informasi dari tangan kedua. Mereka harus menyaksikan dengan mata kepala sendiri bagaimana segala sesuatunya benar-benar bekerja.
Seringkali, para pemimpin mendapatkan informasi dari laporan ringkas dan tersaring. Sayangnya staf yang mengedit laporan ini tidak dapat mengetahui secara pasti apa yang penting dan mana yang tidak. Terlebih lagi, mereka cenderung memodifikasi atau mengabaikan informasi yang bisa merusak tim mereka.
Karena alasan inilah Andrew Gould, mantan CEO Schlumberger, membentuk sebuah peraturan baru yang sukses di perusahaannya. Kapan pun dia memerlukan informasi, dia tidak pernah bertanya kepada para pemimpin satu level di bawahnya, melainkan bertanya kepada orang-orang yang bertanggung jawab langsung.
Dengan cara ini, dia memastikan mendapatkan informasi yang dia butuhkan. Apakah Anda tertarik melakukan hal yang sama di bisnis dan organisasi yang Anda pimpin?
Ring 6 - Sikap Seperti Apa Yang Harus Saya Kembangkan Agar Bisa Menemukan Blind Spots yang Sulit Terdeteksi?
4. Cross Cek ulang dengan data yang kontradiktif dan tanda peringatan yang halus.
Salah satu kelemahan terbesar pemimpin adalah kecenderungan untuk hanya melihat hal-hal yang mendukung sudut pandang sendiri dan mengabaikan segala sesuatu yang bertentangan dengannya. Anda harus berusaha obyektif, bukan bias. Ini berarti melampaui zona nyaman.
Sekalipun sebuah perusahaan menghasilkan keuntungan yang besar, sangat mungkin para pesaingnya memiliki pangsa pasar yang lebih besar dan keuntungan yang lebih tinggi lagi.
Memeriksa kinerja anggaran saja dapat memberi kesan palsu pada risiko dan peluang perusahaan. Solusinya adalah dengan memperluas sumber informasi Anda untuk memperluas perspektif Anda.
Ketika salah satu pemimpin mengajukan proposal dalam rapat tim, salah satu rekannya sangat pendiam. Pemimpin yang peka menjadi sadar akan kesunyiannya, dan bertanya kepadanya tentang hal itu. Ternyata, dia memiliki kekhawatiran yang masuk akal mengenai proposal tersebut, namun tidak berani mengungkapkannya karena ragu masukannya akan diterima atau tidak.
Pemimpin-pemimpin yang lain tidak memperhatikan isyarat halus ini, maka kekhawatiran rekannya mungkin tidak akan pernah diutarakan!
Jadi jelas, sebagai pemimpin Anda harus benar-benar peka akan apa yang terjadi di organisasi Anda. Hal ini bisa dilatih dengan mengenali setiap anggota tim Anda dan melihat perubahan perilaku yang terjadi. Jika Anda merasa ada yang berubah meskipun itu hanya dugaan dan perasaan Anda saja, lebih baik Anda mengkonfirmasi apa yang mereka pikirkan.
Dengan begitu Anda benar-benar paham paham dengan apa yang terjadi di bisnis Anda. Selain itu Anda perlu bersikap objektif untuk semua informasi yang Anda terima. Analisa terlebih dahulu dan jika perlu lemparkan ke orang lain untuk Anda mendapatkan sudut pandang yang belum bisa Anda lihat saat ini.
Ring 7 - Lingkungan Seperti Apa Yang Perlu Saya Bentuk Agar Bisa Mengetahui Blind Spots Saya Sembari Berjalannya Waktu?
5. Kelilingi diri Anda dengan sekelompok penasihat terpercaya agar selalu mendapatkan feedback terbaik.
Budayakan debat produktif.
Tim yang kuat dapat menghasilkan karya yang lebih baik dalam jumlah yang lebih besar daripada hanya satu orang saja. Oleh karena itu, harus memilih anggota timnya dengan hati-hati.
Ingatlah: semakin baik Anda mengenal seseorang, semakin baik mereka melihat Blind Spots Anda.
Setelah meninggalkan Apple dalam situasi “gelap” pada tahun 1985, Steve Jobs bekerja bertahun-tahun dengan gaya kepemimpinan yang sama. Sebagai anggota tim pemimpin di Pixar.
Bersama dengan para pemimpin lainya seperti Ed Catmull dan John Lasseter. Mereka menantang Jobs kapan pun ada kelemahan dalam gaya kepemimpinannya dan membantunya membuat keputusan terbaik.
Jobs kemudian menghubungkan kesuksesan besar Pixar dengan komposisi tim yang dipilih dengan sangat hati-hati. Selanjutnya, pemimpin yang baik mendorong perdebatan sehat untuk secara produktif mengeksplorasi perbedaan dan memaksimalkan kekuatannya.
Oleh karena itu penting untuk memiliki tim yang beragam dan budaya saling respek dan kritik yang membangun, di mana isu-isu penting dibahas secara rinci.
Pemimpin tim R&D Xerox, Bob Taylor, pernah mengalami pahitnya Blind Spots. Membuatnya gagal dan menderita. Setelah berjuang keras melewati banyak tantangan menerapkan langkah-langkah di atas, situasi Bob mulai membaik. Dia membudayakan debat yang sehat dan fair. Dengan menciptakan budaya debat di timnya. Taylor ingin anggota timnya untuk secara terbuka mengkritik gagasan satu sama lain. Tapi selalu bersikap hormat.
Dikuatkan oleh budaya ini, kelompok tersebut mampu mengidentifikasi hampir semua kelemahan teknis Xerox. Perusahaan tersebut mengembangkan banyak inovasi yang luar biasa, seperti menu pull-down pertama, mouse sebagai perangkat navigasi dan printer laser.
Robert Bruce Shaw membantu para pemimpin bisnis dalam membangun organisasi dan tim yang mampu berkinerja unggul. Spesialisasinya bekerja sama dengan eksekutif senior, sebagai individu dan sebagai kelompok, dalam efektivitas organisasi dan kepemimpinan. Dia telah menulis banyak buku dan artikel termasuk: Extreme Teams: Why Pixar, Netflix, Airbnb and Other Cutting-Edge Companies Succeed Where Most Fail, Trust in the Balance: Building Successful Organizations on Results, Integrity and Concern dan masih banyak lagi.
Begitulah Wanda menemukan cara bagaimana mengatasi masalah di bisnisnya. Inilah beberapa poin-poin penting yang ia catat dan terapkan dalam bisnisnya.
1. Tidak ada pemimpin yang sempurna, setiap pemimpin pasti memiliki Blind Spots. Tugas lain seorang pemimpin adalah menemukan dan mengatasi Blind Spot mereka.
2. Ada 5 cara menemukan dan mengatasi Blind Spots:
- Mengevaluasi setiap kesalahan dan carilah kelemahan yang sering diulang.
- Dapatkan umpan balik dari orang lain.
- Rajin mencari tahu dengan turun ke lapangan untuk membantu memahami situasinya.
- Cross Cek ulang dengan data yang kontradiktif dan tanda peringatan yang halus.
- Kelilingi diri dengan sekelompok penasihat terpercaya agar selalu mendapatkan feedback terbaik.
Terima kasih telah mengikuti perjalanan wanda, semoga Anda menikmati & mendapatkan manfaat dari DeRing ini.
Sampai bertemu di Baring selanjutnya. Jika ada masukan dan ide untuk Baring.Digital, silakan email kami di ingat@baring.digital
Sukses selalu untuk Anda.
Rekomendasi Baring Lainnya