PARENTING WITHOUT POWER STRUGGLES (Raising Joyful, Resilient Kids While Staying Cool, Calm and Connected)
Susan Stiffelman
Teks tersedia
Audio tersedia
-
Plot
-
Ring 1
-
ring 2
-
ring 3
-
ring 4
-
ring 5
-
ring 6
-
ring 7
-
Kesimpulan
-
Full Dering
Akhir-akhir ini Mike dan Istrinya begitu stress menghadapi perilaku kedua anaknya. Sang Kakak, Raisa yang baru memasuki usia awal remaja begitu obsesi dengan gadget. Akhirnya nilai sekolahnya pun mengalami kemunduran. Ia pun lebih asyik berada di dalam kamar daripada kumpul di ruang tamu bersama kedua orangtua dan adiknya.
Si Kecil yang sejak dini sudah disuguhkan tontonan di TV maupun gadget itu pun asyik dengan kesibukan sendiri tanpa menghiraukan kehadiran kedua orangtuanya. Selalu bangun kesiangan dan susah banget dibangunin untuk berangkat ke sekolah.
Kesibukan Mike dan istrinya, juga tidak memungkinkan untuk menghabiskan lebih banyak waktu bersama kedua buah hatinya. Kalaupun ada waktu bersama, keduanya pun sibuk dengan gawai masing-masing.
Hal yang tidak diinginkan akhirnya terjadi, sang kakak terancam tidak naik kelas dan kedua orangtuanya pun dipanggil sama wali kelasnya.
âPak Mike dan ibu, akhir-akhir ini Raisa susah fokus dan sering ketiduran di kelas. Sekarang nilainya pun turun drastis. Saya juga sempat mengajukan diri untuk kunjungan ke rumah bertemu bapak dan ibu karena saya tahu bapak dan ibu pasti sibuk, namun pengajuan saya tidak mendapatkan respon apapun.â Jelas Wali kelasnya.
Keduanya pun saling menatap malu. Raisa diberi kesempatan untuk memperbaiki nilainya agar bisa bisa naik kelas. Banyak PR yang harus ia pelajari dan juga kedua orangtuanya diharapkan bisa mendukung anaknya.
Dalam perjalanan pulang, ketiganya tampak diam, sambil Mike mendengarkan siaran tentang parenting.
âHalo bersama saya Nina, kali ini saya ingin memperkenalkan sebuah buku parenting yang luar biasa untuk sesi hari ini, yang berjudul Parenting Without Struggles (Raising Joyful, Resilient Kids While Staying Cool, Calm and Connected), karya Susan Stiffelman. Untuk pemesanan bisa kontak kami di hotline seperti biasanya ya.â Terang sang host radio.
Tanpa berpikir panjang, istrinya pun langsung memesan buku tersebut.
Keesokan harinya buku sudah sampai di rumah dan keduanya pun sudah sadar harus menjadi pengarah jalan bagi hidup anaknya, menjadi kapten terbaik bagi kedua buah hatinya. Seperti apa buku ini akan membantu menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi pasangan ini. Yuk, bersama-sama kita ikuti di baring berikut ini.
Ring 1 - Bagaimana Membangun Hubungan yang Baik dengan Anak?
Mungkin tidak mengejutkan jika penelitian yang diambil dari hubungan antara orangtua dan anaknya merefleksikan kebenaran bahwa kita, sebagai orangtua, mengajarkan apa yang sebenarnya masih sangat perlu kita pelajari. Ini bukanlah tentang bagaimana orangtua memegang kendali; namun ini adalah mengenai siapa yang menguasai atau yang memiliki tanggung jawab penuh.
Kita perlu mengetahui bagaimana cara untuk menghindari pergumulan kekuasaan yang tampak tak terelakkan terutama ketika Anda dan anak Anda tidak menyadarinya. Kita pun perlu memahami bagaimana cara untuk menemukan ketenangan saat sedang kehilangan kendali. Selain itu, kita pun perlu untuk menemukan bagaimana cara menjaga kepercayaan diri bahkan pada saat badai sedang menerjang kehidupan dan hubungan kita dengan anak-anak.
Agar dapat berperan sebagai Kapten pada kapal kehidupan anak kita, kita memerlukan hubungan dan ikatan. Ketika anak-anak merasa begitu aman dan begitu dalam terikat dengan kita, maka naluri mereka yang menganggap kita sebagai acuan hidup mereka akan bangkit, dan mereka akan dengan lebih senang hati menerima arahan dari kita.
Dengan mengamati sumber dan pemicu emosi anak-anak kita, maka kita akan dapat membantu mereka pada saat mereka frustasi, marah, dan agresif. Dengan mempelajari cara yang bersahabat dalam mendekati anak Anda ketika sedang merasakan emosi negatif, Anda akan dapat menghindari pergulatan kekuasaan yang terkadang membuat interaksi Anda dengan anak Anda menjadi begitu dramatis dan melelahkan.
Ring 2 - Bagaimana Bisa Melakukan Pendekatan yang Tepat dengan Anak?
(Seorang kapten yang ketakutan akan menghasilkan pasukan yang juga ketakutan.)
Jika Anda merupakan seorang penumpang dari sebuah kapal pesiar, akan menjadi hal yang menarik apabila sang kapten ikut serta dalam makan malam bersama Anda. Namun, nilai sang kapten sesungguhnya bukanlah saat dia bersosialisasi; semua orang, termasuk Anda, pasti menginginkan dan membutuhkan seorang kapten yang tanggap dan ahli dalam mengendalikan dan mengatasi segala medan yang akan diarungi oleh kapal Anda, sehingga Anda bisa merasa nyaman dan menikmati perjalanan Anda. Anda ingin dapat bergantung pada sang kapten, walaupun Anda tidak terlalu menyukainya atau tidak memahami apa yang dilakukannya.
Ini adalah bentuk hubungan hirarkis, dengan sang kapten yang diasumsikan berperan sebagai seorang yang diberikan tanggung jawab tertinggi, dan para penumpang yang bisa merasa tenang dan nyaman karena mereka bisa bergantung dengan yakin pada seseorang yang memahami segala lika-liku perkapalan dan kelautan.
Tidak sedikit orangtua yang meyakini bahwa cukup penting agar anak menganggap mereka sebagai teman. Namun pada kenyataannya, anak lebih membutuhkan kita untuk menjadi kapten dari kapal kehidupan mereka.
Terdapat perbedaan antara memegang kendali dengan menguasai. Mengendalikan, adalah usaha agar kita tidak merasakan takut atau hilang kekuasaan. Menguasai berarti kita dapat tetap tenang dan berkepala dingin, bahkan ketika ombak dan gelombang menjadi begitu ganasâatau anak-anak melakukan hal yang kelewatan, menolak atau tidak mengindahkan permintaan kita, atau sedang merasa rendah diri.
Apabila anak-anak kita melihat kita sebagai seseorang yang tenang dan bijaksanaâentah seperti apapun suasana hati yang sedang dirasakannyaâhal ini dapat memberikan mereka ketenangan dan kenyamanan, karena mereka mengetahui bahwa jika mereka sedang mengalami tantangan yang cukup sulit, mereka bisa bergantung pada kita.
Apabila kita mendapatkan seorang kapten tidak memiliki kemampuan yang mumpuni dalam menghadapi kenyataan, maka rasa aman dalam diri kita pasti akan runtuh dengan cepat. Jika ketika sedang mengalami medan yang sulit dan ombak yang ganas, reaksi sang kapten adalah kepanikan, maka kita akan menjadi sangat khawatir dan ikut ketakutan.
Begitu juga jika kita menolak untuk menghadapi kenyataanâkemarahan anak kita terhadap kakaknya, atau jika mereka ditemukan mengkonsumsi alkoholâmaka kita akan membuat mereka kehilangan rasa nyaman yang berasal dari keyakinan akan adanya seseorang yang dapat memberikan keamanan dalam tiap kondisi.
Ring 3 - Apa yang Harus Saya Lakukan Agar Bisa Menjadi Kapten Terbaik Bagi Anak Saya?
Kita, bahkan dalam hidup kita sebagai orang dewasa, pun menginginkan seorang kapten yang dapat mengantisipasi arah mana yang terdapat ombak-ombak ganas, yang dapat menyesuaikan arah tempuhnya untuk menghindari cuaca buruk, dan yang dapat tetap tenang dan berkepala dingin pada saat kenyataan menyimpang dari dugaan awal.
Kita membutuhkan seorang kapten yang dapat menguasai keadaan, memerintahkan para pasukannya dengan arahan yang baik, dan menginstruksikan para penumpang bahwa mereka tetap berada dalam keadaan yang aman, bukannya kapten yang malah ketakutan dan melompat keluar kapal lebih dahulu daripada yang lain.
(Jika kita memberikan anak kita kekuasaan untuk membuat kita merasa menjadi orangtua yang tidak baik, berarti kita sedang memberikan roda kemudi kapal kepada mereka, sementara kita terus berharap, memohon dan mengancam mereka untuk mengendarai kapal ke arah yang kita ingin tuju.)
Dalam konteks pola asuh, yang dapat membuat kita kehilangan kendali adalah keyakinan kita akan bagaimana seharusnya anak-anak kita berperilaku. Sebagian dari kita tersesat pada kisah-kisah yang kita buat dan kita yakini sendiri mengenai apa yang harus dilakukan anak kita.
Sebagian ada juga yang lebih memilih untuk menceritakan kesalahan yang dilakukan anak mereka dengan tujuan supaya mendapatkan pembenaran akan kemarahan mereka. Tidak sedikit orangtua yang melontarkan ancaman yang tidak produktif atau bahkan tidak rasional agar anak-anaknya menyimak dan mematuhi apa yang mereka perintahkan.
(Untuk bisa berkuasa di dalam kapalnya, seorang kapten tidak perlu bernegosiasi terlebih dahulu dengan awak maupun penumpangnya.)
Jika kita mau jujur dalam melihat keyakinan dan kisah-kisah yang kita pertahankanâbiasanya ketika kita sedang sibuk untuk mencari pembenaranâkita bisa menjadi lebih mampu untuk menghadapi anak-anak kita. Bertindak jujur dalam menilai perilaku anak kita akan membentuk komunikasi murni antara kita dengan mereka.
Apabila Anda ingin agar anak-anak Anda menerima diri Anda, maka jernihkan telinga dan pikiran Andaâjauhkan dari harapan dan tuntutan yang dapat membuat Anda merasa marah, takut atau kecewaâsebelum Anda mencoba untuk berbicara atau memberikan pengaruh pada mereka. Percakapan yang sulit akan menjadi jauh lebih baik tanpa disertai kisah-kisah dan penilaian-penilaian negatif yang dapat mempengaruhi sistem penerimaan Anda.
Pertimbangkan terlebih dahulu apa dampak dari yang akan Anda ucapkan pada orang lainâapakah akan membuka atau malah menutup pintu hati lawan bicara Anda. Apakah dengan menyertai pengaruh negatif dalam ucapan Anda, pesan yang Anda sampaikan akan efektif atau malah menyakitkan?
Walaupun awalnya akan terasa menyenangkan dan cukup menggairahkan ketika Andaâsebagai penumpangâdiberikan kesempatan oleh sang kapten untuk mengemudikan kapal, namun pada akhirnya Anda akan merasa aneh dan gugup, yang mana akan membuat Anda meminta sang kapten mengambil alih kembali roda kemudinya. Hal itu disebabkan karena sebagai penumpang kita tidak memiliki pengetahuan dan keahlian yang bisa memberikan rasa aman dan nyaman, seperti yang dimiliki oleh sang kapten.
Agar Anda menjadi seorang kapten yang baik, maka fokuskanlah perhatian Anda untuk melonggarkan tuntutan Anda pada anak-anak Anda. Jangan biarkan drama dan ancaman mendeskripsikan rasa panik Anda. Ajak anak-anak Anda, jangan terlalu sering memerintah. Buatlah perencanaan dan tetaplah tegas dan konsisten terhadapnya, bahkan jika itu mengakibatkan anak Anda tidak menyukai Anda. Cintai dan sayangi anak Anda dengan cara yang paling ia butuhkan: yaitu dengan menjadi tenang dan tetap percaya diri.
Ring 4 - Apa yang Menjadi PR Terbesar Agar Saya Bisa Terus Menjaga Kedekatan dengan Anak?
Rasa empati, peduli, berbagi, menahan diri dari agresivitas, kemampuan untuk mencintai dan berbagai sikap yang sehat, bahagia dan produktif semacam itu berasal dari ikatan terdalam dan paling awal, yang mana terbentuk pada saat kita masih bayi atau pada masa kanak-kanak kita.
Para peneliti menemukan bahwa alat atau indikator pengukur dan peramal kesehatan perilaku seorang remaja adalah hubungan dekatnya dengan orangtua. Para peneliti menyimpulkan bahwa hubungan emosional yang kuat antara seorang remaja denganâpaling tidakâsalah satu orangtuanya atau dengan satu orang walinya dapat mengurangi tingkat stres emosionalnya, mengurangi pemikiran untuk bunuh diri, mengurangi kemungkinan untuk ikut serta dalam kegiatan kekerasan, atau pengonsumsian benda-benda terlarang. Hubungan yang baik dapat memberikan kegembiraan dan kebahagiaan yang dapat menutupi segala perilaku bahaya kelabilan remaja.
Jaminan asuransi yang terbaik yang dapat orangtua berikan pada anak-anaknya untuk memastikan anak-anak mereka tumbuh dengan sehat dan penuh dengan kebahagiaan, adalah dengan memberikan dan mempertahankan hubungan emosional yang kuat. Ikatan yang terjalin antara orangtua dengan anaknya terjadi sejak saat anaknya terlahir di dunia ini.
Pakar psikolog Gordon Neufeld telah membuat sebuah model untuk memahami bagaimana hubungan yang sehat bisa berkembang. Six stage of attachment membentuk sebuah pondasi untuk tiap hubungan yang Anda miliki dengan anak Anda. Ikatan adalah kebutuhan paling utama dari seorang anak, bahkan melampaui kebutuhan makan pada saat kelaparan melandanya. Segala usaha dan upaya untuk membentuk perilaku anak berasal dari ikatan yang aman dan nyaman. Anggaplah hal ini sebagai batu pijakan bagi seluruh aspek pola asuh, termasuk mengelola perilaku yang menantang, menjaga anak-anak tetap berada di jalur akademisnya, dan mempertahankan seluruh peran penting tempat anak-anak mencari nasihat dan dukungan.
Ring 5 - Apa Saja Six Stage of Attachment?
(Ikatan membuat proses pengasuhan menjadi lebih mudah.)
Tahapan terdasar dan yang paling primitif six stage of attachment adalah âkeintimanâ. Melalui sentuhan, kontak dan kedekatan, seorang bayi mengawali jalinan ikatan dengan orangtuanya. Sekitar usia dua tahun, ikatan yang terjalin akan menjadi lebih dalam dan membuat sang anak jadi ingin âmenyamaiâ orangtuanya, meniru perilaku atau meniru pakaian ayah dan ibunya. Tahapan berikutnya adalah âkesetiaan atau kepemilikanâ. Pada tahap ini kita akan melihat seorang anak usia sekitar tiga tahun dengan rasa cemburu dan protektif yang tinggi menyatakan sang ibu sebagai âibukuâ.
Anak berusia empat tahun melihat kepastian akan ikatan dirinya dengan orangtuanya dengan mencari bukti akan âmaknaâ dirinya di mata orangtuanya, apakah dirinya dianggap istimewa dan berharga bagi orangtuanya. Pada usia lima tahun, kita akan melihat awal kehadiran rasa âcintaâ yang murni sebagai sebuah ikatan yang jauh lebih dalam lagi. Dan pada akhirnya, pada usia sekitar enam tahun, kita akan mendapatkan ikatan antara kita dengan anak kita begitu dalam, hingga sang anak akan membiarkan dirinya untuk âdiketahuiâ oleh kita.
Ketika Anda meminta anak Anda untuk menemani Anda, Anda berarti sedang memperkenalkan Keintiman. Ini adalah sebuah proses mengundang yang primitif agar bisa menjadi dekat dengan anak Andaâbaik itu berbentuk bermain, bermanja, maupun bergumulâdan memberitahukan pada anak Anda bahwa Anda ingin terkait dengan mereka. Apabila pesan ini terancamâsaat Anda sedang tidak ingin berada di sekitar atau di dekat anak Anda (mungkin karena perilaku mereka agak kelewatan)âAnda berarti mengancam kebutuhan paling dasar bagi mereka, yaitu: untuk terikat dengan nyaman dan aman pada Anda.
Sisi negatif dari hal ini adalah anak Anda akan mencari keintiman untuk memenuhi kebutuhan dasarnya ke tempat lain. Kita perlu waspada dan memahami bahaya keintiman yang dijalin anak kita pada orang lain, apabila itu disebabkan oleh pelarian belaka. Sadari dan pahamilah bahwa seorang anak, terutama jika mereka berada dalam masa remajanya, masih sangat memerlukan orangtuanya sebagai tempat mencari nasihat dan bimbingan.
Jika Anda dan anak Anda memiliki kesamaan minat pada hal-hal tertentu, maka ikatan Anda dengannya akan jauh lebih kuat. Jika anak Anda tidak memiliki kesamaan dengan kedua orangtuanya, maka dia akan beralih pada teman-temannya.
Ring 6 - Bagaimana Agar Saya Bisa Mengajarkan Anak Lebih Baik Lagi?
Thomas Armstrong, penulis buku 7 Kinds of Smarts, mendefinisikan kata âjeniusâ sebagai âmelahirkanâ (yang berasal dari kata âgenesisâ) atau âmenjadi bersemangat atau menyenangkanâ (dari âgenialâ). Namun beliau menyimpulkan jenius sebagai âmelahirkan rasa senangâ, yang mana dimiliki oleh tiap anak.
Namun, kaum Romawi kuno menggunakan kata âjeniusâ untuk menyebut sesosok roh penjaga yang melindungi masyarakat sepanjang hidupnya. Pertanyaan utamanya adalah bukan apakah anak-anak kita jenius; melainkan lebih kepada masuk dalam tipe jenius yang manakah anak-anak kita?
Pakar psikolog Howard Gardner telah mengemukakan delapan bentuk kecerdasan yang berada dalam kehidupan manusia. Di antaranya adalah: logika-matematis, verbal-linguistik, visual-spasial, tubuh-kinestetis, musik, interpersonal, intrapersonal, dan naturalis.
Tiap manusia memiliki keutamaan dan keistimewaan dalam salah satu dari ke delapan area ini. Bahkan, mereka yang istimewa di dalam satu bidang biasanya tidak dapat dengan gamblang menjelaskan kenapa mereka bisa mahir dalam bidang itu; hal ini datang secara alamiah.
Begitu anak kita tumbuh, bakat alamiah mereka tersebut akan berusaha untuk mencari pengekspresian diri. Jika saja kita dapat memahami esensi dari tiap-tiap tipe kecerdasan terhadap kebahagiaan hidupâdan juga terhadap keberlangsungan hidup kitaâmaka pasti kita akan sangat bersemangat dalam menguak bakat alami anak kita dan akan melakukan segala cara untuk bisa memelihara, melestarikan dan mengembangkannya. Jika kita melakukannya, maka masa depan anak kita akan jauh lebih cerah dan lebih membahagiakan mereka.
Tantangan bagi para orangtua adalah: sebagian besar anak-anak biasanya menghabiskan enam belas ribu jam per tahun dalam lingkungan yang sama sekali tidak membangkitkan atau mengembangkan ketertarikan dan minat alaminya.
Jika Anda memiliki seorang anak yang memang menikmati dan memiliki hasil baik di sekolah, maka berarti mereka berhasil menghabiskan sebagian besar waktu di hidupnya dengan baik, atau setidaknya dengan kompeten. Namun, bagi anak-anak yang bakat alaminya berada di luar sekolah atau segala lembaga formatif lainnya, sebagian besar waktu hidupnya hanyalah terasa bagai siksaan yang penuh derita dan melelahkan.
Namun, ini tidak berarti sekolah dan kegiatan belajar membaca atau matematis tidak penting. Semua itu tetap dan sangat penting untuk kelangsungan hidup anak-anak kita. Jika kita menghalangi atau membuang kesempatan anak-anak kita untuk belajar membaca dan menulis, maka pada akhirnya kita akan sangat merugi.
Namun, yang diperlukan dan lebih harus diperhatikan adalah bagaimana anak-anak bisa mendapatkan cara belajar yang sesuai dengan bakat dan ketertarikan alamiahnya. Dengan begitu, tidak hanya dalam ranah akademik, namun mereka juga akan memperoleh keberhasilan dalam segala bidang kehidupan yang akan mereka hadapi.
Ring 7 - Peran Apa yang Harus Saya Jalankan?
Salah satu cara paling efektif untuk memberikan inspirasi pada anak agar mereka bersemangat dalam belajar adalah dengan memperlihatkan bahwa kita pun juga selalu semangat dalam mempelajari segala sesuatu. Cara kita menjalani hidup akan mempengaruhi anak kita dalam menyenangi atau memutuskan suatu tindakan.
Anak-anak dengan bakat alami yang tidak terlalu cukup mendapatkan perhatian di dalam kurikulum sekolah, akan membutuhkan waktu untuk melampiaskan atau merasakan keberhasilan dengan cara mereka sendiri. Di sinilah pentingnya peran orangtua untuk lebih peka dan siap untuk menyediakan kesempatan-kesempatan bagi mereka.
Agar kejeniusan anak Anda terpelihara dengan baik, maka Anda perlu untuk memberikan mainan atau kegiatan yang menantang bakat alaminya tersebut. Namun, sebagai orangtua, di antara segala yang Anda berikan pada anak Anda untuk memelihara dan membangkitkan bakat dan ketertarikan alaminya, yang paling penting adalah membanggakan sesekali atau memberikan penghargaan pada mereka atas usaha dan hasil mereka.
Jadilah pemandu sorak atau pembimbing ketika mereka mulai melangkah menuju diri mereka yang sejati. Kenali berkah dan anugerah yang terdapat dalam keunikan alami mereka. Puaskan hasrat dan pelihara bakat mereka agar mereka merasa lebih semangat lagi dalam menentukan jalan dan arah yang terbaik bagi mereka. Sehingga mereka pun dapat mengenali apa yang terbaik bagi hidup dan jiwa mereka.
(Ketika kita memberikan anak-anak kita kesempatan untuk mengembangkan bakat alaminya terhadap masalah-masalah di keseharian, maka kemampuan mereka untuk melakukan dan menghadapi hal-hal yang membosankan atau hal-hal yang sulit bagi mereka, akan berkembang dan menjadi lebih baik.)
Sebagai orangtua, kita memiliki tanggung jawab dan kewajiban yang penuh dengan tuntutan dan mungkin yang paling sulit sedunia. Sangatlah mungkin kita akan mengalami banyak sandungan, bahkan sampai terjatuh, ketika kita menjalani peran ini.
Namun menjadi orangtua robotik atau yang terlalu kaku, tidaklah masuk dalam pilihan. Bahkan, kita harus mencurahkan sisi manusiawi kita seoptimal mungkin, menunjukkan sisi positif dan kebaikan kita pada saat kita sedang kesulitan, dan terus bertahan dan bertahan.
Jika kita menginginkan anak kita menghargai dan menghormati kita, maka kita perlu menunjukkan bagaimana menghargai dan menghormati mereka dan diri kita sendiri.
Susan Stiffelman, MFT, merupakan seorang psikoterapis dan terapis pernikahan/keluarga yang berlisensi di Malibu, California. Beliau telah dianggap sebagai penasihat dan pendukung keluarga seantero dunia. Beliau juga merupakan Parent Coach pada surat kabar Huffington Post
Ternyata banyak sekali hal yang mereka missed dan melakukan kesalahan. Mereka pun bertekad menjalankan apa yang disarankan oleh isi buku tersebut yang sesuai dengan nilai-nilai mereka tentunya.
- Hubungan antara orangtua dan anaknya merefleksikan kebenaran bahwa kita, sebagai orangtua, mengajarkan apa yang sebenarnya masih sangat perlu kita pelajari.
- Apabila anak-anak kita melihat kita sebagai seseorang yang tenang dan bijaksana, hal ini dapat memberikan mereka ketenangan dan kenyamanan, karena mereka mengetahui bahwa jika mereka sedang mengalami tantangan yang cukup sulit, mereka bisa bergantung pada kita.
- Salah satu cara paling efektif untuk memberikan inspirasi pada anak agar mereka bersemangat dalam belajar adalah dengan memperlihatkan bahwa kita pun juga selalu semangat dalam mempelajari segala sesuatu. Cara kita menjalani hidup akan mempengaruhi anak kita dalam menyenangi atau memutuskan suatu tindakan.
Demikian perjalanan Mike dan istri dalam menemukan solusi atas masalah parenting yang sedang mereka hadapi. Semoga perjalanan keduanya menginspirasi Anda. Sampai berjumpa di Baring selanjutnya.
Jika ada ide dan masukan untuk Baring.digital, silakan email kami di ingat@baring.digital.
Rekomendasi Baring Lainnya