Good to Great: Why Some Companies Make the Leap...And Others Don't
Jim Collins
Teks tersedia
Audio tersedia
-
Plot
-
Ring 1
-
ring 2
-
ring 3
-
ring 4
-
ring 5
-
ring 6
-
ring 7
-
ring 8
-
Kesimpulan
-
Full Dering
Sarah kaget mendengar kabar kalau temannya Yuli sudah berhasil membuka 3 cabang bisnis baru di luar kota, bukan tanpa alasan. Yuli baru saja menjalankan bisnisnya sekitar satu setengah tahun yang lalu. Dan terakhir kali mereka bertemu sekitar setahun lalu, Yuli masih berkeluh kesah kalau ia masih merasa kesulitan dalam menjalankan bisnisnya.
Sedangkan Sarah sudah menjalankan bisnisnya yang sekarang sekitar 3 tahun tapi ia masih saja bergelut dengan masalah keuangan. Untuk melakukan ekspansi usaha masih belum kepikiran sama Sarah. Saat ini ia hanya fokus bagaimana membuat bisnisnya bisa berjalan dengan baik dan bisa profit dengan konsisten setiap bulannya.
Karena tidak menyangka bisnis Yuli bisa bertumbuh begitu pesat dalam waktu sesingkat ini, ia pun menghubungi Yuli untuk memastikan kebenaran dan sekaligus menanyakan apa yang Yuli lakukan pada bisnisnya.
Setelah ngobrol, Sarah tahu bahwa Yuli menjalankan bisnisnya dengan cara yang tidak pernah terpikirkan oleh Sarah. Jadi wajar sekali Yuli bisa mendapatkan hasil berbeda dari yang Sarah lakukan. Yuli dan timnya bisa mengeksekusi hal-hal penting agar target mereka tercapai. Sedangkan Sarah sibuk dengan hal-hal kecil dan tidak pernah menyelesaikan masalah inti di bisnisnya.
Yuli berpesan ke Sarah jika ia ingin bisnisnya bisa berkembang dengan cepat dan besar maka Sarah harus mengupgrade kemampuan kepemimpinan sekaligus cara ia menjalankan bisnisnya. Yuli sangat menyarankan Sarah untuk membaca buku Jim Collins yang berjudul “Good to Great: Why Some Companies Make the Leap...And Others Don't”.
Menurutnya, pemikiran Jim sangat mempengaruhi cara berpikirnya dalam memimpin dan menjalankan bisnisnya saat ini.
Penasaran bagaimana Sarah bisa mengcopy keberhasilan Yuli? Mari kita simak apa yang Sarah pelajari dari Jim di Ring berikut ini:
Ring 1 - Mengapa Perusahaan Perlu Menjadi Hebat dan Bukan Sekedar Bagus Saja?
Di dunia yang berubah dengan sangat cepat ini tentu menjadi perubahaan bagus saja tidaklah lagi cukup. Waktu telah membuktikan banyak perusahaan bagus kalah saing dan menghilang dari pasar. Produk yang dulunya menjadi kecintaan banyak orang, sekarang hanya tinggal nama dan bahkan hanya segelintir orang yang mengenal merekanya.
Agar bisa bertahan dari kerasnya perubahan dan tetap memberikan dampak ke masyarakat untuk jangka panjang maka menjadi perusahaan hebat adalah caranya. Inilah yang membawa Jim Collins berpikir, bisakah satu perusahaan bagus menjadi perusahaan yang hebat? Jika memang bisa, bagaimana caranya? Atau, apakah menjadi ‘sekedar bagus’ itu tidak bisa disembuhkan?
Di ring-ring selanjutnya kita akan melihat bagaimana Jim mengidentifikasi perusahaan-perusahaan yang membuat lompatan dari hasil yang sekedar baik menjadi hasil yang hebat, dan juga bagaimana cara bertahan untuk tetap hebat setidaknya selama 15 tahun. Perusahaan-perusahaan ini dibandingkan dengan satu kelompok perusahaan pembanding yang dipilih secara cermat, yaitu perusahaan-perusahaan yang gagal melompat menjadi hebat atau gagal mempertahankan kehebatannya.
Ring 2 - Lalu Dari Mana Datangnya Perusahaan-Perusahaan Hebat Ini?
Perusahaan bagus yang menjadi hebat (Good to Great) datang dari pemimpin-pemimpin level 5. Pemimpin level 5 merujuk pada tingkat tertinggi dalam hierarki kemampuan eksekutif. Mari kita lihat apa saja tingkatan kepemimpinan tersebut:
Level 1: Individu yang Cakap
Memberikan kontribusi produktif melalui bakat, pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan kerja yang baik.
Level 2: Anggota Tim yang Berkontribusi
Menyumbangkan kemampuan individual dalam mencapai tujuan kelompok dan bekerja secara efektif dengan orang lain dalam situasi kelompok.
Level 3: Manajer Kompeten
Menata orang dan sumber daya untuk mencapai hasil efektif dan efisien atas tujuan yang sudah ditentukan.
Level 4: Pemimpin Efektif
Menyalakan komitmen dan dengan tekad baja mengejar visi jernih dan memikat supaya standar kinerja menjadi lebih tinggi.
Level 5: Eksekutif Level 5
Membangun kejayaan abadi melalui racikan paradoksal (paradoks = kombinasi unsur-unsur yang bertentangan), yaitu kerendahan hati dan tekad profesional
Ring 3 - Seperti Apa Cara Berpikir dan Karakter dari Pemimpin Level 5 Ini?
Pemimpin level 5 adalah studi dualitas: sederhana sekaligus penuh tekad; rendah hati sekaligus pemberani. Berkebalikan dengan gaya egosentris para pemimpin pembanding, pemimpin level 5 tidak membicarakan diri mereka sendiri. Mereka akan menghindari diskusi tentang kontribusi mereka pribadi. Pernyataan yang umumnya didengar dari para pemimpin level 5 adalah ‘saya beruntung memiliki orang-orang hebat yang membantu saya’.
Para pemimpin bagus ke hebat (Good to Great) tidak pernah ingin menjadi pahlawan legendaris. Mereka tidak pernah ingin dipuja-puja atau menjadi ikon yang sulit dijangkau. Mereka adalah orang-orang yang tampak biasa dan secara diam-diam menciptakan hasil luar biasa.
Mereka memiliki motivasi yang sangat kuat dan mendalam. Mereka diliputi kebutuhan mendalam untuk menciptakan hasil luar biasa. Mereka akan menjual pabrik atau memecat saudara mereka jika memang itu diperlukan untuk membuat perusahaan menjadi hebat. Watak tenang dan penuh tekad mereka tidak hanya hadir pada keputusan-keputusan besar, melainkan juga pada gaya pribadi berupa ketekunan kuat ala pekerja.
Keberuntungan alias nasib baik merupakan faktor yang agak aneh untuk dibicarakan dan kurang relevan untuk menjadi sebuah alasan. Tetapi, para pemimpin Level 5 banyak menyinggung keberuntungan saat topiknya sedang mengarah kepada kontribusi mereka. Sebaliknya, para pemimpin perusahaan pembanding kerap menyalahkan segala kekeliruan pada nasib buruk dan mengeluhkan sukarnya situasi yang mereka hadapi.
Ring 4 - Bagaimana Pemimpin Level 5 Ini Membawa Perusahaannya Menjadi Perusahaan Hebat?
Para eksekutif yang membawa perubahan dari bagus ke hebat (Good to Great) tidak terlebih dahulu memetakan ke mana mereka akan membawa bus dan kemudian mendorong orang untuk mengantarkan mereka ke tempat tersebut. Namun, mereka pertama-tama mencari orang yang tepat untuk duduk di dalam bus (dan mendepak orang yang tidak cocok dari bus), kemudian barulah mereka tahu ke mana harus membawa bus itu.
Mereka memahami tiga kebenaran sederhana. Pertama, jika Anda mulai dengan ‘siapa’, ketimbang dengan ‘apa’, Anda bisa dengan lebih mudah beradaptasi pada dunia yang terus berubah.
Kedua, jika Anda memiliki orang yang tepat di dalam bus, masalah umum mengenai cara memotivasi dan mengelola orang lain akan hilang. Orang yang tepat tidak perlu dikelola secara keras atau dikobar-kobarkan semangatnya; mereka akan termotivasi sendiri oleh dorongan batinnya masing-masing untuk memberi hasil terbaik dan menjadi bagian dari penciptaan sesuatu yang hebat.
Ketiga, jika ada orang yang tidak tepat dalam perusahaan Anda, maka Anda tetap tidak akan memiliki perusahaan yang hebat. Visi hebat tanpa orang hebat akan percuma.
Ring 5 - Bagaimana dengan Tim Eksekutif Level 5, Apa Bedanya dengan Tim Yang Baik?
Anda mungkin bertanya-tanya, “Apakah perbedaan antara tim eksekutif Level 5 dengan pasukan yang sekedar baik saja?” Tim eksekutif Level 5 tidak secara buta mematuhi otoritas dan mereka memiliki watak kuat sebagai pemimpin. Mereka begitu termotivasi dan berbakat sehingga mereka membangun arenanya menjadi salah satu yang terbaik di dunia. Akan tetapi setiap anggota tim juga harus bisa menempa kekuatan tersebut supaya apa yang dilakukan dapat membawa perusahaan jadi lebih hebat.
Salah satu elemen penting untuk membawa perusahaan bagus menjadi hebat, adalah sebuah paradoks. Anda memerlukan eksekutif, di satu sisi, yang berargumen dan berdebat—kadang sedemikian sengit—demi mengejar jawaban-jawaban terbaik. Akan tetapi di sisi lain, mereka juga bisa dan bersedia bersatu saat keputusan sudah dibuat, terlepas dari kepentingan pribadi.
Orang-orang ini tidak pernah sepakat pada apapun dan mereka akan mendebatkan segala sesuatu, bahkan mereka akan saling ‘membunuh’ dan melibatkan orang lain, orang-orang berbakat di tingkat atas maupun bawah. Namun, ketika mereka harus membuat keputusan, maka keputusan tersebut akan segera muncul.
Tidak peduli seberapa banyak mereka berdebat, mereka akan selalu mencari jawaban yang terbaik, dan pada akhirnya semua orang berdiri di belakang keputusan yang telah dibuat. Semua perdebatan adalah untuk kebaikan perusahaan secara umum, bukan untuk kepentingan pribadi.
Ring 6 - Bagaimana Perusahaan yang Bagus Bisa Menjadi Perusahaan Hebat? Prinsip Apa yang Mereka Pegang dan Terapkan?
Isaiah Berlin membagi dunia menjadi para landak dengan para rubah. Rubah tahu banyak hal, tapi landak mengetahui satu hal besar.
Rubah adalah makhluk cerdas dan memiliki banyak strategi. Rubah akan mengitari sarang landak dan menunggu momen sempurna untuk menyerang. Cepat, tangkas, berkaki banyak, dan kreatif—rubah memiliki kemungkinan besar untuk menang. Di sisi lain, landak adalah makhluk yang lebih serampangan. Landak berjalan bergoyang-goyang, menjalani hari sederhananya, mencari makan, dan merawat rumahnya.
Rubah menanti dalam kesunyian licik di persimpangan jalan. Landak, mengurusi urusannya sendiri, berjalan tepat ke dalam jalur sang rubah. “Aha, kena kau sekarang!” pikir sang rubah. Dia melompat, melayang melintasi udara dan menerjang cepat. Karena merasakan bahaya, sang landak melihat ke atas dan membatin, “Lagi-lagi? Apakah dia tidak pernah belajar?”
Landak pun menggulung diri menjadi bulatan kecil yang sempurna. Duri-duri tajamnya mencuat ke segala arah. Melihatnya, sang rubah yang sedang melancarkan serangan pun sontak membatalkan serangannya dan kembali mundur ke dalam hutan. Dia merancang rencana baru untuk menyerang di lain waktu.
Meskipun kecerdasan rubah sangat tinggi, sang landak selalu menang.
Rubah mengejar banyak tujuan pada saat yang sama dan melihat dunia dengan segala kerumitannya. Mereka adalah jenis yang tersebar atau terpencar, bergerak di banyak tingkatan. Rubah tidak pernah mengintegrasikan pemikiran mereka ke dalam satu konsep umum atau visi yang padu.
Di sisi lain, landak menyederhanakan dunia yang kompleks ke dalam satu ide penyusun, satu prinsip atau konsep dasar yang menuntun segala sesuatu menjadi padu. Tak peduli betapa pun kompleksnya dunia, landak mereduksi semua tantangan dan dilema menjadi ide-ide landak yang sederhana—bahkan nyaris disederhanakan lagi. Bagi seekor landak, segala sesuatu yang tidak berkaitan dengan ide landak tidaklah relevan.
Mereka yang membangun perusahaan Good to Great adalah para landak. Mereka menggunakan watak landak untuk mencapai apa yang disebut dengan Konsep Landak bagi perusahaan mereka. Konsep Landak berarti kesederhanaan. Sedangkan para pembanding biasanya adalah rubah, tidak pernah memperoleh manfaat jelas dari Konsep Landak karena pikiran mereka terpencar, tersebar dan tidak konsisten.
Tetapi, apakah kesederhanaan itu cukup? Dunia penuh dengan perusahaan-perusahaan gagal yang memiliki ide sederhana tapi keliru.
Konsep Landak adalah konsep sederhana dan jernih yang mengalir dari pemahaman mendalam tentang Tiga Lingkaran berikut:
- Bidang di mana Anda bisa menjadi yang terbaik.
- Apa yang mendorong mesin ekonomi Anda.
- Bidang di mana Anda memiliki gairah terbesar.
Tujuannya di sini bukanlah merangsang gairah, melainkan menemukan apa yang membuat Anda bergairah. Konsep Landak bukanlah untuk membuat Anda menjadi yang terbaik atau memiliki strategi terbaik; melainkan untuk memahami bidang di mana Anda bisa menjadi yang terbaik.
Perusahaan tidak perlu berada di industri hebat untuk menjadi perusahaan hebat. Perusahaan Good to Great membangun mesin ekonomi, tidak peduli apapun industrinya. Mereka mampu melakukannya karena memahami dengan mendalam mengenai bidang perekonomian mereka.
Bagaimana kita harus berjalan untuk mendapatkan Konsep Landak? Bentuklah Dewan dan gunakan itu sebagai model. Ajukan pertanyaan-pertanyaan yang tepat, libatkan diri dalam debat sengit, buatlah keputusan, otopsi hasilnya, dan pelajarilah—semua berpadu dalam konteks Tiga Lingkaran. Kemudian, untuk mempercepatnya, kita bisa menggunakan batasan waktu dalam pencapaiannya.
Ring 7 - Budaya Seperti Apa yang Dibangun oleh Para Eksekutif Agar Bisa Menjadi Perusahaan Hebat?
Perusahaan Good to Great harus membentuk kultur yang penuh dengan orang-orang yang mengambil tindakan disiplin di dalam Tiga Lingkaran, tindakan yang secara fanatik selaras dengan Konsep Landak.
Untuk membentuknya diperlukan:
- Membangun satu kultur berdasarkan ide kebebasan dan tanggung jawab di dalam satu kerangka kerja.
- Memenuhi kultur itu dengan orang-orang berdisiplin mandiri yang bersedia bersusah payah untuk memenuhi tanggung jawab mereka. Mereka akan menjalankan ‘disiplin ketat ala atlet untuk mengawasi pasokan kalori’
- Jangan mengacaukan kultur disiplin dengan pendisiplinan ala tiran.
- Patuhi Konsep Landak dengan konsistensi luar biasa dan terapkan fokus yang religius pada Tiga Lingkaran. Penting juga untuk menciptakan ‘daftar berhenti melakukan’ dan, secara sistematis, hentikan segala sesuatu yang tidak relevan.
Walaupun membangun sistem konsisten dengan batasan-batasan yang jelas, perusahaan Good to Great juga memberi orang kebebasan dan tanggung jawab di dalam kerangka kerjanya. Karena mereka mempekerjakan orang yang memiliki disiplin pribadi tinggi—yaitu orang-orang yang tidak perlu lagi dikelola. Hal ini membuat mereka bisa lebih fokus dalam mengelola sistem, bukan mengelola orang.
Dibutuhkan disiplin untuk mengatakan “Tidak, terima kasih” pada peluang besar. Fakta bahwa sesuatu itu merupakan “peluang sekali seumur hidup” tidaklah relevan jika peluang tersebut tidak cocok dengan Tiga Lingkaran.
Ring 8 - Bagaimana Perusahaan Hebat Memotivasi dan Menggerakkan Timnya Tanpa Harus Memaksa Mereka?
Perusahaan Good to Great memahami satu kebenaran sederhana: Kekuatan luar biasa hadir dalam perbaikan terus menerus dan pencapaian hasil. Ketika Anda melakukan ini terus menerus, sehingga orang lain melihat dan merasakan momentum yang terhimpun, maka mereka akan berbaris dengan semangat antusiasme. Inilah yang disebut dengan efek rodagaya.
Perusahaan Good to Great cenderung tidak secara terbuka mengumumkan tujuan-tujuan besar sedari awal. Memang mereka memiliki komitmen dan keselarasan yang luar biasa, tetapi mereka tidak pernah benar-benar menghabiskan banyak waktu memikirkan soal itu. Mereka hanya mendorong rodagaya itu ke arah yang konsisten selama kurun waktu tertentu, hingga pada akhirnya mereka mencapai titik dobrakan atau terobosan yang benar-benar luar biasa.
Saat Anda membiarkan rodagaya terus berputar, Anda tidak perlu terlalu susah-payah mengkomunikasikan tujuan Anda. Orang lain bisa melihat sendiri momentum rodagaya, dan pada akhirnya mengatakan, “Hey, lihatlah apa yang kita akan bisa capai jika terus mengerjakan hal ini!” Ketika orang memutuskan sendiri untuk mengubah fakta potensial menjadi fakta hasil, tujuan pun hampir tercapai dengan sendirinya.
Jim Collins adalah seorang siswa sekaligus guru tentang apa yang membuat perusahaan menjadi hebat. Ia juga seorang Socratic advisor untuk para pemimpin di sektor bisnis dan sosial. Setelah menginvestasikan lebih dari seperempat abad dalam penelitian, ia telah atau ikut menulis serangkaian buku yang telah terjual lebih dari 10 juta eksemplar di seluruh dunia.
Termasuk buku Good to Great, buku terlaris #1, yang meneliti mengapa beberapa perusahaan membuat lompatan dan yang lainnya tidak. Termasuk juga buku klasik Built to Last, yang menemukan mengapa beberapa perusahaan tetap visioner selama beberapa generasi. Buku How the Mighty Fall, yang menyelidiki bagaimana perusahaan yang dulunya hebat dapat menghancurkan dirinya sendiri dan buku Great by Choice, yang mengungkap perilaku kepemimpinan untuk berkembang dalam kekacauan dan ketidakpastian.
Begitulah Sarah bisa meningkatkan pertumbuhan bisnisnya lewat meningkatkan kemampuan kepemimpinan dan cara ia menjalankan bisnisnya. Inilah beberapa poin-poin penting yang ia catat dan terapkan dalam bisnisnya.
- Agar bisa berjaya dan bertahan lama, maka perusahaan harus menjadi perusahaan hebat dan bukan sekedar bagus saja. Bagus adalah musuhnya hebat.
- Perusahaan bagus yang berhasil menjadi perusahaan hebat datang dari pemimpin level 5.
- Pemimpin level 5 membawa perubahan dengan melihat siapa bukan apa. Artinya mereka melihat siapa yang terlibat bukan apa yang harus dicapai terlebih dahulu.
- Tim eksekutif level 5 diisi oleh orang-orang yang secara terbuka mengutarakan pemikiran bahkan mengkritik pemikiran orang lain agar bisa mendapatkan pemikiran yang lebih baik. Dan saat keputusan telah diambil, mereka mengikuti keputusan tersebut sekalipun itu bertentangan dengan pemikiran mereka.
- Prinsip yang digunakan oleh perusahaan hebat untuk bisa keluar hari perusahaan bagus adalah Konsep Landak atau Kesederhanaan.
- Eksekutif level 5 menggerakkan timnya lewat perubahan kecil yang dilakukan secara terus menerus dan pencapaian kecil.
Terima kasih telah mengikuti perjalanan Sarah, semoga Anda menikmati & mendapatkan manfaat dari DeRing ini.
Sampai bertemu di Baring selanjutnya. Jika ada masukan dan ide untuk Baring.Digital, silakan email kami di ingat@baring.digital
Sukses selalu untuk Anda.
Rekomendasi Baring Lainnya