
Unthink: Rediscover Your Creative Genius
Erik Wahl
Teks tersedia
Audio tersedia
-
Plot
-
Ring 1
-
ring 2
-
ring 3
-
ring 4
-
Kesimpulan
-
Full Dering
Dina melihat hidupnya dikelilingi oleh orang-orang kreatif. Kakaknya seorang musisi, adiknya seorang pelukis, dan sahabatnya seorang penulis novel.
Dia sangat iri dengan ketiganya karena mereka tampak keren dan penuh ide-ide tak terduga. Dia berpikir kenapa dia tidak bisa seperti saudara dan sahabatnya. Apakah karena memang dari sananya dia tidak kreatif? Begitu dia berpikir.
Akan tetapi, dia mencoba untuk berpikir positif. Dia berpikir, mungkin saja hal itu hanya dikarenakan dia tidak tahu caranya berpikir kreatif.
Dia pun lalu mencoba untuk mempelajari segala hal tentang kreativitas dari berbagai sumber. Salah satu sumber yang ia pelajari adalah buku “Unthink: Rediscover Your Creative Genius” karya Erik Wahl.
Membaca judulnya, dia memiliki sedikit gambaran bahwa buku itu akan memberinya beberapa insight tentang kreativitas, yang akan membantunya menjadi pribadi yang lebih kreatif.
So, akankah dia benar-benar menemukan apa yang dicarinya itu? Yuk, ungkap dalam BaRing berikut ini.
Ring 1 - Apa Gambaran Besar Isi Buku Ini?
Selama ini, kreativitas selalu diidentikkan dengan seni seperti seni rupa, seni musik, sastra, dst. Sedangkan sains dan bisnis dianggap ranah yang kaku dan tidak kreatif. Sains dan bisnis dianggap sebagai ranah yang sarat dengan pemikiran logis dan analitis dan terlalu mengabaikan kreativitas.
Dan, ini jugalah yang dirasakan oleh penulis buku ini saat bekerja di sebuah perusahaan. Dia merasa kehilangan kreativitasnya yang dulu dikuasainya jauh sebelum bekerja di perusahaan tersebut.
Kesempatan untuk menggali kembali kreativitasnya terbuka saat ia kehilangan pekerjaan di perusahaan itu. Kesempatan itu dia gunakan untuk menekuni kembali dunia kreativitas yang dulu pun dia anggap identik dengan seni.
Tapi, ketika dia menggeluti bidang kreativitas (seni), dia menemui jalan buntu ketika seni yang digelutinya tidak menghasilkan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Nah dari situlah dia mulai berpikir bahwa kreativitas tak seharusnya memisahkan diri dari logika. Justru, pemikiran yang lebih unggul adalah pemikiran yang memadukan antara kreativitas dengan logika karena pada kenyataannya keduanya memang tidak bisa dipisahkan. Bisnis dan sains membutuhkan kreativitas. Faktanya, orang-orang sukses di bidang bisnis adalah orang-orang kreatif seperti Warren Buffet, Steve Jobs, dan Richard Branson.
Dan sebaliknya, seni pun membutuhkan logika.
Dan, inilah yang dibahas dalam buku ini. Buku ini membahas bagaimana memadukan kreativitas dengan logika dan bagaimana justru kreativitas dan logika tidak terpisahkan.
Ring 2 - Kenapa Judulnya “Unthink” alias “Tidak Berpikir”?
Karena, berpikir identik dengan pemikiran logis yang teratur. Sedangkan kreativitas identik dengan imajinasi dan berpikir di luar kotak, yang seolah tidak mengikuti aturan berpikir.
Ini tergambar jelas di bab pertama buku ini yang membahas “ignorance” alias “ketidaktahuan” sebagai sumber kreativitas, juga bab 2 buku ini yang membahas tentang “asosiasi acak” sebagai sumber kreativitas.
Alasan kenapa “ketidaktahuan” dan “asosiasi acak” dianggap sebagai sumber kreativitas adalah karena pertama, ketidaktahuan membuat kita bebas bereksplorasi tanpa batasan apapun, yang memungkingkan kita untuk menghasilkan pandangan-pandangan baru.
Demikian juga dengan “asosiasi acak”. “Asosiasi acak” membuat kita bebas mengkombinasikan konsep-konsep yang tidak berhubungan satu sama lain. Dalam asosiasi acak, semua bisa dikaitkan, bahkan konsep-konsep yang tidak relevan dengan masalah kita.
Misal, seorang ibu yang ingin anaknya berhenti ngebut-ngebutan di jalan berpikir bagaimana agar anaknya bisa berhenti ngebut. Dengan “asosiasi acak”, dia tidak harus memikirkan untuk membuat mesin yang memperpelan kendaraan. Pikirannya tidak terbatas hanya pada lingkup ilmu mekanik. Sebaliknya, dia bebas memikirkan ide apapun, bahkan ide-ide yang tidak berkaitan sama sekali dengan kendaraan.
Hasilnya, sang ibu menemukan ide untuk menempelkan secara permanen sebuah kaleng di dashboard mobil anaknya, di mana kaleng itu diisi air dan tidak ditutup. Sehingga, kalau anaknya mengemudikan mobil dengan kencang, air tersebut bisa tumpah.
Nah, ide seperti itu tidak datang dari ilmu mekanik yang berhubungan dengan kendaraan. Sebaliknya, ide seperti itu datang dari asosiasi acak di mana sang ibu mengambil konsep apapun yang bisa diterapkan untuk memperlambat kendaraan, di mana konsep tersebut tidak harus selalu berasal dari ilmu mekanika.
Dan, inilah yang disebut “unthink” dalam buku ini. “Unthink” berarti berpikir keluar dari cara berpikir konvensional.
Ring 3 - Apa Hambatan Berpikir Kreatif menurut Buku Ini?
Salah satu hambatan terbesar berpikir kreatif adalah membatasi diri untuk hanya menyerap informasi yang relevan dengan masalah kita saja. Dalam istilah penulisnya, kita berpikir dengan mengolah informasi dalam koridor kategori yang sudah paten/fixed. Ini membuat kita tidak pernah terpikirkan untuk memikirkan konsep A menggunakan kategori atau kerangka B. Dan ini membuat kita buta akan informasi detail yang mungkin memberikan kita clue.
Contoh mudah saja seorang ilmuwan yang ingin membuat sebuah jarum jahit. Kategori informasi yang relevan dengan masalahnya tentu saja yang berkaitan dengan permesinan. Peluru tidak masuk dalam kategori informasi yang relevan dengan mesin jahit. Betul?
Tapi nyatanya, penemu mesin jahit menemukan jarum jahit karena terinspirasi dengan bentuk peluru yang runcing ke bawah. Nah bagaimana bisa dia terinspirasi dari peluru? Jawabannya karena dia tidak membatasi dirinya berpikir dalam kerangka permesinan. Sebaliknya, dia membebaskan dirinya untuk mengeksplorasi berbagai konsep, bahkan yang tidak relevan dengan masalahnya.
Ini bukan berarti kita tidak boleh berpikir dalam kerangka kategori. Kategori dan asosiasi bebas keduanya sama-sama diperlukan. Karena toh asosiasi bebas pada akhirnya membutuhkan kerangka untuk menjadikan sebuah ide menjadi ide yang utuh.
Contohnya pada jarum jahit yang terinspirasi dari peluru. Meskipun ide itu mengambil dari konsep yang tidak relevan dengan permesinan (yakni peluru), tapi bentuk peluru yang runcing mengindikasikan bahwa si penemunya tidak sepenuhnya menanggalkan kategori. Dia tetap menggunakan kategori “runcing” (sebuah sifat yang dimiliki jarum) dalam mencari konsep-konsep yang bisa dijadikan ide, sehingga pada akhirnya idenya bermuara pada peluru yang juga berbentuk runcing.
Nah, menyimak penjelasan barusan, maka bisa disimpulkan bahwa kesalahan yang sering dilakukan yang membuat daya kreatif kita tidak keluar adalah, di satu sisi membatasi diri berpikir hanya dalam koridor kategori yang relevan dengan masalah kita dan tidak membebaskan diri untuk melakukan asosiasi bebas terhadap berbagai konsep atau informasi yang diterima, dan di sisi lain berpikir menggunakan asosiasi bebas sepenuhnya tanpa mengindahkan kategori sama sekali.
Untuk bisa berpikir kreatif, yang diperlukan adalah, kita mengetahui kapan harus berpikir asosiatif dan keluar dari kategori dan kapan harus berpikir dalam kerangka kategori yang relevan dengan masalah yang sedang kita hadapi.
Ring 4 - Bagaimana Cara Mengembangkan Kreativitas menurut Buku Ini?
Pertama, kembali menjadi anak kecil, yang merasa tidak banyak tahu tentang segala hal. Ketidaktahuan ini akan membuat kita lebih bebas untuk melakukan trial-error yang barangkali akan menghasilkan ide yang berbeda.
Kedua, membebaskan diri Anda untuk menyerap informasi random, yang tidak relevan dengan masalah Anda. Karena, sangat mungkin ide justru datang dari konsep yang tidak berkaitan sama sekali dengan masalah Anda.
Ketiga, imbangi dengan berpikir dalam koridor kategori yang relevan dengan masalah yang sedang dihadapi.
Ya, meskipun untuk mencari ide dibutuhkan kebebasan bereksplorasi dan berpikir di luar kotak, tapi kita juga perlu tahu kapan harus berpikir di luar kotak dan kapan harus berpikir di dalam kotak. Karena sejatinya, kreativitas adalah paduan antara berpikir logis dan berpikir asosiatif.
Keempat, percaya dengan intuisi. Karena pada dasarnya, intuisi adalah berpikir dengan asosiasi bebas yang memungkinkan Anda menemukan fungsi lain dari sebuah konsep yang berbeda dari fungsi konvensional/fungsi lazimnya.
Penemuan jarum mesin jahit pun terjadi lewat intuisi. Yakni ketika penemunya tidur dan bermimpi tentang sebuah peluru yang memiliki lubang.
Anda pun bisa memanggil intuisi Anda untuk mencarikan ide dengan cara melakukan inkubasi (melakukan hal-hal yang tidak membutuhkan pemikiran logis seperti makan, melamun, mandi, dst).
Erik Wahl, seorang seniman, penulis, dan entrepreneur yang dikenal sebagai seorang pencetus “inovasi yang liar” pada bidang seni maupun bidang bisnis. Beliau tinggal di bagian selatan California.
Setelah membaca buku “Unthink,” Dina pun benar-benar mendapatkan beberapa insight, di antaranya:
- Baik bisnis dan sains maupun seni sama-sama membutuhkan pemikiran kreatif dan pemikiran logis.
- Untuk bisa mendapatkan ide dengan efektif kita perlu tahu kapan harus berpikir keluar dari kotak dan kapan harus berpikir dalam kotak alias berpikir dalam koridor kategori yang relevan dengan masalah yang sedang kita hadapi.
- Kesalahan yang membuat seseorang sulit berpikir kreatif adalah karena dia membatasi diri hanya pada konsep-konsep yang relevan dengan masalahnya. Padahal, sesekali dia perlu mengeksplorasi konsep-konsep random yang tidak ada relevansinya sama sekali dengan masalahnya.
- Beberapa tips berpikir kreatif di antaranya: kembali menjadi anak kecil yang tidak mengetahui banyak hal, mengimbangi berpikir keluar dari kotak dengan berpikir dalam kotak, dan menggunakan intuisi.
Terima kasih telah mengikuti perjalanan Dina, semoga Anda menikmati & mendapatkan manfaat dari DeRing ini.
Sampai bertemu di Baring selanjutnya. Jika ada masukan dan ide untuk Baring.Digital, silakan email kami di ingat@baring.digital. Sukses Selalu untuk Anda.
Rekomendasi Baring Lainnya
