TRAIN YOUR MIND CHANGE YOUR BRAIN â How A New Science Reveals Our Extraordinary Potential to Transform Ourselves
Sharon Begley
Teks tersedia
Audio tersedia
-
Plot
-
Ring 1
-
ring 2
-
ring 3
-
ring 4
-
ring 5
-
ring 6
-
Kesimpulan
-
Full Dering
Klemens terlihat membolak balik buku catatannya dengan wajah yang cemas. Belum lagi pikirannya terbang ke rumah sedang mengkhawatirkan kompornya sudah dimatikan atau belum? Pintu pagar sudah dikunci apa belum?
Kecemasan berlebihan ini sudah dialaminya bertahun-tahun sampai ia butuh buku catatan saku yang membantunya untuk memastikan dia telah melakukan apa yang semestinya atau tidak melupakan hal penting saat keluar rumah.
Harapannya buku saku ini bisa menolongnya. Tapi sepertinya tidak terlalu membantu, hanya saja dia tidak tahu apa lagi yang harus ia lakukan.
Teman yang dia tunggu akhirnya datang. Masalah ini sudah bukan rahasia buat Raymond.
âSepertinya loe cemasin kompor lagi ya?â
âYah gitulah. Just canât shake those out of my mind bro. Capek juga.â
Di satu sisi dia paham apa yang terjadi itu hanyalah ada dalam pikirannya dan tidak nyata. Tapi tetap saja pikirannya tidak bisa tenang.
Raymond mengeluarkan sebuah buku, ini gw dapat rekomendasi dari coach gue, ini bagus buat membantu loe.
Train Your Mind Change your Brain? Emang bisa?
Raymond mengatakan, seem so. Cari tahu aja. Menariknya ada bahas OCD lho. Cocok buat situasimu.
Gua percaya loe bisa atasin ini. Dan buku ini bisa bantu.
Oke, thanks bro. Gw akan baca.
Mereka pun lanjut ngobrol seru. Nah, apakah Klemens bisa mengatasi apa yang ia alami? Mari kita ikuti dalam Ring berikut ini.
Ring 1 - Apakah mungkin otak akan berubah dengan melatih pikiran?
Ilmu pengetahuan meneliti bahwa otak bukanlah hanya sekedar sumber dari pikiran, namun otak dan strukturnya juga dibentuk dan berkembang dari kita lahir hingga dewasa.
Hal yang menarik dan terbaru adalah para ilmuwan kini telah menunjukkan bahwa latihan mental yang dapat mengembangkan pikiran, juga dapat mengembangkan dan mengubah bentuk otak kita.
Ini berarti bahwa pada kenyataannya otak dapat dikembangkan dengan pengalaman hidup kita. Bagian otak yang memiliki kemampuan cukup vital, seperti visual cortex, dapat menyesuaikan fungsi mereka untuk merespon keadaan yang tidak terduga dengan menerjemahkan mekanisme cara kerja otak sebelumnya.
Penemuan telah menunjukkan bahwa ekspresi kasih sayang dan kontak fisik seorang ibu terhadap anaknya dapat memberikan dampak positif. Anak tersebut akan lebih positif dalam merespon situasi di dalam hidup bermasyarakat dan juga anak tersebut dapat menciptakan lingkungan yang lebih sehat.
Di sisi lain, teknik terapi untuk dapat membantu orang-orang yang memiliki masa kecil kurang indah, tersisihkan, atau memiliki masalah dalam menciptakan dan menyebarkan kehangatan dan kasih sayang pada orang lain, juga dapat memberikan dorongan dan semangat yang cukup besar.
Penemuan konvensional dalam ilmu saraf menyatakan bahwa otak mamalia dewasa terbentuk dari hubungan dua saraf: tidak ada saraf baru yang lahir di dalamnya, dan fungsi dari struktur yang membentuknya bersifat kekal.
Kita masih berpikir bahwa otak yang telah sepenuhnya dewasa memiliki kekurangan pada mekanisme dasarnya. Sehingga, otak ini perlu untuk menambah kembali jumlah saraf, atau membentuk kembali jaringan saraf setelah mengalami cedera akut, atau hanya untuk sekedar merespon kekurangan jumlah saraf yang cukup membahayakan yang mana biasa terjadi dalam kelainan atau penyakit penurunan jumlah saraf (neurodegenerative disease).
Karena otak merupakan organ perilaku dan tempat penyimpanan dari pembelajaran dan memori, maka saat mendapatkan sebuah pengetahuan yang baru, atau menguasai kemampuan baru, atau mengingat dan melupakan hal-hal di masa lalu, otak akan berubah secara fisik untuk mendukung agar semua hal tersebut bisa dilakukan.
Para peneliti telah membuktikan sejak beberapa dekade lalu, bahwa ekspresi psikologi dari pembelajaran dan memori terdapat dalam bentuk sinapsis (titik-titik penghubung antar saraf) yang baru dan dapat menguatkan apa yang telah ada.
Ring 2 - Bagaimana otak bisa berubah?
Tindakan tertentu yang kita lakukan mengaktifkan bagian yang berbeda dari otak kita, mengaktifkan jaringan yang biasanya pasif dan mengistirahatkan aktivitas yang dilakukan oleh jaringan yang sering sibuk.
Otak cenderung membuka ruang lebih pada bagian yang mengendalikan hal-hal yang biasa dilakukan dan mempersempit ruangan pada bagian yang mengendalikan aktivitas yang lebih jarang dilakukan. Karena itulah pada otak seorang pemain biola lebih memiliki banyak ruang pada bagian yang mengendalikan pergerakan jari.
Untuk merespon tindakan dan pengalaman dari pemiliknya, otak memperkuat hubungan dalam jaringan pada satu perilaku atau pikiran, dan melemahkan pikiran atau perilaku lainnya. Semua ini terjadi berdasarkan atas apa yang kita lakukan dan apa yang kita alami di dunia luar.
Dengan struktur kerja seperti ini, otak kitaâukuran relatif dari rangkaian yang berbeda, kekuatan hubungan antara satu dan lain areaâmerefleksikan kehidupan yang kita jalani.
Bagaikan pasir yang terpapar di pantai, otak kita meninggalkan jejak kaki dari keputusan yang telah kita buat, dari kemampuan yang kita telah pelajari, dan dari tindakan yang telah kita lakukan. Terdapat juga bukti yang menyatakan, bahwa pikiran bisa dibentuk tanpa masukan dari dunia luar. Yaitu, ketika perubahan terjadi dari pikiran-pikiran yang kita pikirkan.
Beberapa penemuan menunjukkan bahwa perubahan otak bisa dihasilkan dari aktivitas mental saja.
Sesuatu yang tampak tidak substansial, seperti pikiran, memiliki kemampuan untuk merespon kembali sebagian besar aktivitas otak, menjembatani koneksi saraf dengan cara yang dapat mengarahkan pada pemulihan penyakit mental dan mungkin untuk menambahkan kemampuan empati dan rasa kasih yang lebih banyak.
Ilmu Pengetahuan dan ajaran Buddha memiliki sebuah kesamaan dalam hal inti dari gagasan, yaitu seluruh makhluk merupakan subjek dari hukum universal. Mereka memiliki kesamaan seperti itu karena mereka menganut pandangan bahwa di dunia ini terdapat hukum alam yang mengatur perkembangan dan hubungan antara individu dengan alam semesta.
Menurut beberapa ilmuwan, ajaran Buddha tidaklah termasuk salah satu bentuk kepercayaan atau agama; melainkan, ini adalah sebuah filosofi. Ajaran Buddha bukanlah bentuk agama Kristen versi timur atau Yudaisme. Ajaran Buddha tidak berujung pada keimanan, seperti pada tradisi para pengikut Ibrahim. Ajaran ini lebih berujung pada wawasan.
Ring 3 - Apa yang membuat seseorang bisa mengubah otaknya?
Penemuan neuroplasticity, secara khusus beresonansi dengan ajaran Buddha dan memiliki potensi bermanfaat yang didapat dari interaksinya dengan ajaran Buddha. Alasan ini melekat pada inti terdalam pada ajaran Buddha. Ajaran Buddha mendefinisikan seseorang sebagai aliran dinamis yang terus berubah.
Ajaran Buddha meyakini bahwa pikiran memiliki sebuah kemampuan yang dapat menghambat perubahan diri. Ketika datang dari benak yang tidak terlatih, maka pikiran dapat menjadi acak dan liar. Pikiran yang seperti ini dapat memicu emosi yang destruktif seperti kebencian dan menuntut untuk lebih dalam segala hal.
Dengan melatih mental, seperti yang ajaran Buddha terapkan, dapat membuat kita bisa mengidentifikasi serta mengendalikan emosi dan perilaku mental begitu mereka muncul. Semua itu mengenai berpikir dengan sudut pandang yang baru terhadap kenyataan dan terhadap sisi alami pikiran, mengenai memelihara kualitas yang baru, sampai mereka melekat dalam diri kita.
Jika kita meletakkan seluruh harapan dan rasa takut pada dunia di luar diri, kita akan menghadapi kesulitan. Karena, kendali kita terhadap dunia di luar diri bersifat sangat lemah, sementara, dan bahkan terkesan dibuat-buat.
Dengan mengumpulkan wawasan yang lebih dalam terhadap batin manusia, kita bisa menemukan cara untuk mengubah pikiran, emosi dan kepemilikan, sehingga cara yang lebih saling memenuhi dan melengkapi satu sama lain akan dapat dicapai.
Konsep dari neuroplasticity menunjukkan bahwa otak memiliki sifat mudah ditempa dan merupakan subjek perubahan konstan yang dibentuk oleh pengalaman, sehingga hubungan antar saraf bisa dibentuk atau bahkan bisa diperbaharui.
Otak kita tidak statis dan tidak kekal, serta mudah beradaptasi, itu berarti otak kita benar-benar bisa berubah. Hal ini berarti, kita semua bisa berubah. Dan ini bukanlah hal yang mudah. Seperti yang kita ketahui, neuroplasticity adalah sesuatu yang tidak akan mungkin dicapai tanpa adanya perhatian penuh dan upaya mental.
Agar Anda bisa berubah, maka Anda perlu sebuah keinginan dan niat yang kuat untuk berubah. Jika kemauan dan niat sudah tercurah dengan kuat di hati, maka potensi berubah akan sangat besar sekali.
Depresi dan segala penyakit mental lainnya dapat diatasi dengan memfokuskan pikiran supaya otak kita berubah, bukan membanjirinya dengan obat-obatan yang bermasalah. Otak yang terjangkit dengan dyslexia bisa berubah menjadi otak yang bisa membaca dengan baik, hanya dengan melakukan perubahan berulang terhadap input sensori yang diterimanya. Otak tanpa kemampuan istimewa dalam musik, olahraga maupun menari, dapat dibentuk untuk memiliki pendukung kemampuan-kemampuan tersebut. Otak dengan jaringan yang mengarah pada kewaspadaan dan xenophobia bisa, tentunya dengan melalui upaya dan komitmen yang disiplin untuk mengembangkan diri, dapat dibuat menjadi bisa merespon rasa kasih sayang dan altruisme (memperhatikan kesejahteraan orang lain).
Ring 4 - Seberapa besar dampak pikiran dalam menciptakan perubahan?
Pemikiran yang mengemukakan bahwa segala tindakan yang bekerja di dalam otak merefleksi sebuah pandangan yang secara filosofis disebut dengan âpenutupan kausalâ. Hal ini memiliki makna bahwa hanya hal fisik yang dapat bekerja pada hal fisik. Sebuah pemukul kasti dapat menggerakkan sebuah bola, tangan dapat mengangkat sebuah cangkir, molekul udara dapat menggerakkan daun-daun dan rerumputan.
Namun, pemikiran ini mengatakan bahwa fenomena yang tidak fisik tidaklah memiliki dampak terhadap segala hal yang terbuat dari lapisan-lapisan molekul, dan atom. Pada pemikiran seperti ini, sesuatu yang tidak berbentuk fisik, seperti perhatian, bukanlah suatu hal yang menyebabkan bergeraknya tubuh dari tempat tidur. Padahal, hal ini adalah manifestasi fisik dari sebuah niat, yang mana membuat sinyal-sinyal listrik terkumpul dan mengalir menuju otak, yang kemudian menggerakkan tubuh dari tempat tidur.
Sejauh yang kita ketahui, keistimewaan dasar dari dunia fisik hanyalah apa yang digambarkan oleh para ahli psikis, kimia, dan pakar ilmu pengetahuan. Namun kehadiran fenomena yang tidak dalam keadaan yang terlihat jelas secara fisik atau secara kimia, memberikan pertanyaan baru dalam hidup kita.
Bagaimana realitas mental, yaitu sebuah dunia dari kesadaran, keinginan, dan segala macam fenomena mental lainnya, bisa berada di dalam dunia yang penuh dengan partikel fisik seperti ini? Pertanyaan seperti, bagaimana pola-pola aktivitas saraf dapat diubah menjadi sebuah subjek kesadaran, tetap menjadi sebuah misteri yang besar bagi kehidupan manusia.
Ring 5 - Bagaimana melatih Pikiran agar terbebas dari OCD?
Menurut penelitian mengenai gambaran otak, OCD dicirikan dengan aktivitas yang berlebihan dalam dua area: Orbit cortex depan dan striatum. Tugas utama dari orbit cortex, yang mana terletak di bagian depan otak, adalah untuk memperhatikan hal-hal yang terlewatkan. Ini adalah pendeteksi kesalahan yang dilakukan oleh otak, pemeriksa ejaan dari âkata-kata yang diucapkanâ oleh seluruh saraf. Ketika bagian ini aktif secara berlebihan, maka otak akan dibombardir oleh perasaan menekan bahwa ada suatu hal yang salah.
Bagian kedua, striatum, bersarang di dalam inti dari otak yang mana berhadapan dengan telinga kita. Tugasnya adalah menerima rangsangan dari bagian-bagian lain, termasuk orbit cortex depan dan amygdala, yaitu sebuah struktur kembar yang merupakan tempatnya rasa takut dan kengerian. Secara bersamaan, jaringan yang mengait orbit cortex depan dengan striatum dijuluki dengan âjaringan kekhawatiranâ, atau juga dikenal dengan âjaringan OCDâ.
Peneliti melakukan terapi mindfulness (pikiran yang terpusat) terhadap penderita OCD dengan dua tujuan: untuk mengalami gejala OCD tanpa bereaksi secara emosional dan untuk menyadari bahwa perasaan akan adanya hal yang terlewat hanyalah merupakan manifestasi dari kinerja jaringan otakâadanya aktivitas yang berlebihan dari jaringan OCD.
Praktik mindfulness ini bisa membuat penderita OCD sadar akan sisi alamiah dari obsesi mereka dan dengan begitu diharapkan untuk bisa lebih baik mengarahkan fokus perhatian mereka. Karena itulah terapi kognitif dengan dasar mindfulness, akan dapat lebih efektif dari penggunaan obat dan segala cara yang dapat memberikan efek samping atau yang sekadar tidak berhasil.
Ketika sedang mengalami obsesi yang berlebihan, keadaan mental pasien yang mendapatkan terapi mindfulness akan seperti: âOtak saya sedang mengaktifkan pikiran obsesif kembali. Bukankah saya telah mengetahui bahwa ini tidaklah nyata, melainkan hanya sekadar sampah yang dibuang oleh jaringan yang salah saja?â Pasien tersebut akan berpikir bahwa tidak ada keperluan yang mendesak untuk memenuhi obsesinya; melainkan itu hanyalah masalah jaringan otak saja.
Terapi seperti itu telah menjembatani metabolisme jaringan OCD. Ini merupakan penelitian yang penting untuk menunjukkan bahwa terapi perilaku kognitif memiliki kekuatan untuk mengubah kimiawi otak yang salah atau cacat secara sistematik dalam jaringannya yang telah terdeteksi. Perubahan otak memberikan bukti yang kuat bahwa upaya kemauan keras dan pemusatan fokus dapat mengubah fungsi otak, dan perubahan otak secara langsung seperti ituâ neuroplasticityâ adalah sebuah bukti nyata. Tindakan mental dapat mengubah kimiawi otak pada pasien OCD.
(Pikiran dapat mengubah otak)
Ring 6 - Apa dampak terapi perilaku pada otak?
Terapi perilaku kognitif tidak berkutat mengenai penyebab depresi. Melainkan, lebih terfokus pada mengajarkan klien bagaimana cara untuk mengatasi emosi, pikiran dan perilaku. Idenya adalah untuk memperbaiki cara pikir yang keliru dan tidak efektif, untuk mengetahui kesalahan pikiran seperti âKenyataan bahwa saya tidak berhasil mendapatkan pekerjaan itu menandakan bahwa karir saya telah habis dan saya akan menjadi orang yang miskin.â
Klien belajar untuk berpikir mengenai pemikiran mereka dengan cara yang berbeda dan lebih baik. Daripada melihat kegagalan dari suatu peristiwa, âsaya adalah seorang pecundang sejati, dan tidak ada seorangpun yang akan mencintai sayaâ, klien belajar untuk melihat peristiwa tersebut sebagai salah satu hal yang sekadar tidak berhasil saja. Daripada berpikir âtidak ada yang berhasil saya jalaniâ, lebih baik berpikir seperti âTerkadang hal yang tidak menyenangkan memang harus terjadi.â
Mereka belajar untuk mengorganisir kecenderungan mereka untuk membesar-besarkan kekecewaan mereka akan sebuah tragedi, dan juga untuk menguji akurasi keyakinan ekstrem mereka. Jika mereka yakin akan tidak ada orang yang akan menyukai mereka, maka terapis seharusnya memberikan mereka semangat untuk mengikuti kelompok sosial dan membuat percakapan dan mungkin sebuah pertemanan.
Uji coba kenyataan seperti itu akan menunjukkan pada klien bahwa sikap pesimis mereka sudah dalam tahap yang berlebihan. Dengan kemampuan kognitif yang baru mereka temukan itu, klien dapat mengalami kesedihan tanpa harus terhanyut dan terhisap di dalam lubang hitam keputusasaan. Di mana, depresi akan menjadi lebih buruk dan lebih kejam jika kita sering membiarkannya menyerang kita.
Sharon Begley, adalah seorang penulis artikel tentang ilmu pengetahuan untuk Wall Street Journal. Beliau pernah menjadi penulis senior pada Newsweek, mengenai masalah ilmu saraf, genetik, fisika, astronomi, dan antropologi. Beliau telah memenangkan berbagai macam penghargaan untuk artikel-artikelnya.
Demikianlah Perjalanan Klemens mengenali bagaimana ia memiliki kendali penuh atas perubahan pikiran dan juga otaknya.
Ada harapan besar yang tumbuh bahwa, dia bisa mengubah dirinya. Menjadikan dirinya lebih baik di berbagai aspek kehidupan karena ia memiliki alat yang luar biasa. Yaitu pikirannya.
Ia menulis di buku saku yang selama ini dibawanya untuk membuatnya tenang dari OCD, tapi sekarang dengan niat dan perasaan yang berbeda.
- Apa yang terjadi dalam hidup saya sekarang bukan harga mati dan saya bisa mengubahnya. Otak saya bisa berubah. Hidup saya bisa berubah.
- Kekuatan terbesar dari otak adalah neuroplastisitas, yang bisa berubah sesuai dengan apa yang saya pikirkan terus menerus.
- Selama ini saya selalu memikirkan apa yang saya takutkan dan khawatirkan, bukan berpikir apa yang saya inginkan, jadi saya secara tidak sadar sudah melatih otak saya untuk membentuk kehidupan yang menjauh dari apa yang saya harapkan.
- Saya bisa melatih pikiran saya agar mindful dan semakin menyadari apa yang terjadi dalam pikiran saya dan apa penyebabnya.
- Kesulitan dan kegagalan yang saya hadapi juga bukan harga mati, dan memang terkadang hal buruk akan terjadi, tapi itu bukan karena saya tidak mampu, itu hanya bagian dari proses.
Terima kasih Anda sudah menemani perjalanan Klemens untuk membebaskan dirinya dari masalah pikiran yang setiap hari menghantuinya.
Semoga Anda juga mendapatkan inspirasi dari ringkasan ini. Jika ada masukan untuk baring.digital, silakan email kami di Ingat@baring.digital.
Sampai bertemu dan sukses selalu
Rekomendasi Baring Lainnya