
THE SECRETS OF HAPPY FAMILIES: Improve Your Mornings, Rethink Family Dinner, Fight Smarter, Go Out and Play, and Much More
Bruce Feiler
Teks tersedia
Audio tersedia
-
Plot
-
Ring 1
-
ring 2
-
ring 3
-
ring 4
-
ring 5
-
Kesimpulan
-
Full Dering
Beberapa tahun terakhir, Johan merasa kehidupan rumah tangganya menjadi semakin hambar. Dia sering pulang larut malam karena pekerjaan menumpuk, sedangkan sang istri sibuk mengurus anak-anaknya yang mulai susah diatur.
Begitu sampai rumah, Johan sudah tidak punya energi untuk bercengkrama dengan keluarganya. Biasanya, ia langsung bersih-bersih lalu tidur. Sedangkan istrinya masih harus sibuk mengurus anak-anaknya.
Ada saja ulah mereka yang membuat si ibu geram dan capek. Kalau tidak bertengkar, pasti tak mau mengerjakan PR. Sedangkan yang paling kecil selalu memberantakan rumah sehingga si ibu harus sering merapikannya. Belum lagi, dia harus menemani mereka tidur karena anak-anaknya memang sedari kecil terbiasa ditemani.
Paginya, pasangan suami istri itu harus bangun pagi-pagi sekali. Si istri harus mempersiapkan semua keperluan sekolah anak dan suaminya, sedangkan sang suami harus mengantar anak-anaknya ke sekolah lebih dulu sebelum ia pergi ke kantor. Intinya, keseharian keluarga itu terasa sangat tergesa-gesa seperti terus dikejar waktu, yang membuat mereka tidak bisa slow menikmati kebersamaan.
Situasi seperti itu sudah berlangsung cukup lama dan baru berubah setelah sebuah kejadian terjadi yang membuat Johan dan istrinya merasa perlu berbicara untuk mendiskusikan bagaimana memulai lagi dari awal dan membangun keluarga yang lebih harmonis dan happy. Mereka ingin bisa kembali seperti dulu dan ingin memberikan lingkungan yang sehat dan mendukung untuk pertumbuhan anak-anak mereka.
Singkat cerita, mereka pun sepakat untuk memulai semuanya dengan mempelajari literatur tentang keluarga dan parenting. Dan, salah satu literatur yang mereka baca adalah buku “The Secrets of Happy Family: Improve Your Mornings, Rethinking Your Dinner, Fight Smarter, Go Out and Play, and Much More.”
Berikut ini flashback perjalanan keduanya dalam mempelajari buku itu. Mari ikuti perjalanannya, selamat membaca.
Ring 1 - Bagaimana Menjalin Kedekatan dan Menciptakan Ikatan Kasih Sayang antar Anggota Keluarga?
Untuk menjalin kedekatan dan ikatan emosional antar anggota keluarga, kuncinya adalah komunikasi dan perhatian.
Waktu makan adalah waktu yang sangat ideal untuk menjalin komunikasi berkualitas dengan keluarga. Saat seluruh keluarga duduk bersama di depan meja makan, mereka akan saling bercerita dan bercengkrama, baik menceritakan hari yang dilalui anak-anak atau pun orangtua.
Dari situ, sesama anggota keluarga akan lebih mengenal satu sama lain dan mengetahui masalah yang dihadapi masing-masing anggota keluarga. Waktu makan bersama juga bisa digunakan untuk menceritakan sejarah keluarga, bagaimana anak-anak Anda lahir, apa kejadian mengesankan dari mengasuh anak-anak Anda saat mereka masih bayi, sampai di mana orangtua bahkan nenek-kakek bersekolah.
Sara Marshal, seorang psikolog yang melakukan observasi pada para muridnya menemukan bahwa murid yang mengetahui banyak tentang keluarga mereka lebih bisa menghadapi tantangan dengan baik.
Kemudian, suaminya, Duke Marshal, bersama dengan rekannya Robyn Fivush, berusaha menguji hipotesisnya. Mereka mensurvei lusinan keluarga dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang mengungkap sejauh mana mereka mengenal sejarah mereka. Kemudian mereka membandingkan hasilnya dengan deretan tes psikologi dan sampai pada kesimpulan berikut: Semakin anak mengetahui tentang sejarah keluarga mereka, semakin kuat kendali mereka terhadap kehidupan mereka sendiri, semakin tinggi harga diri mereka, dan semakin mereka yakin akan keberhasilan fungsional keluarga mereka.
Anak-anak yang stabil dan percaya diri dalam kehidupan mereka mengenal keluarga mereka dengan baik karena sesuatu yang dia dan Robyn sebut dengan “rasa antar generasi” yang kuat. Mereka menyadari bahwa mereka adalah bagian dari sesuatu yang lebih besar dari diri mereka sendiri.
Makan malam merupakan saat yang tepat untuk menceritakan sejarah keluarga kepada anak-anak. Semua orang berkumpul, dan ini adalah lingkungan yang aman. Tapi bukan makan bersama itu yang membawa manfaat. Hal yang menghasilkan rasa kedekatan dan keterikatan emosional adalah proses mendengarkan semua cerita lama dan melihat diri Anda sendiri dalam aliran yang lebih besar dalam keluarga Anda.
Pertanyaannya, bagaimana kalau orangtua terlalu sibuk sehingga jarang sekali bisa makan bersama keluarga?
Berikut ini beberapa solusinya:
- Tidak bisa makan bersama tiap malam? Cobalah seminggu sekali.
- Tidak bisa pulang cukup cepat? Kumpulkan setiap orang pada jam tertentu untuk makanan penutup, entah kudapan sebelum tidur, atau hanya sekedar ngobrol tentang hari yang dilalui.
- Hari-hari kerja terasa sibuk sekali? Cobalah untuk berkumpul di akhir pekan.
Ring 2 - Saya Sering Mendengar Keluhan Anak atau Istri tentang Keluarga Patriarkis (Keluarga yang Memposisikan Ayah sebagai Penguasa di Keluarga), Apakah Pola Ini (Keluarga Patriarkis) masih Efektif Diterapkan?
Untuk menjawabnya, mari kita mulai dengan mengungkap karakter apa yang paling penting dalam keluarga.
Salvador Minuchin, seorang pakar keluarga dari Harvard mengatakan bahwa karakter terpenting keluarga adalah “bisa beradaptasi dengan cepat”. Kenapa? Karena, keluarga yang cepat beradaptasi mampu mengatasi setiap masalah yang dilalui keluarga itu, baik masalah per individu anggota keluarga atau pun masalah bersama.
Lalu bagaimana agar keluarga bisa beradaptasi? Penulis buku ini menyarankan kita untuk menggunakan filosofi “agile family,” sebuah filosofi yang diadaptasi dari sistem organisasi perusahaan.
Pada awal 1980-an, Jeff Sutherland, seorang kepala teknologi di sebuah perusahaan di New England mengungkap penyebab disfungsionalnya perusahaan tempat ia bekerja. Perusahaan itu menggunakan model “waterfall”, dimana para eksekutif mengeluarkan perintah yang ambisius dari atas dan mengharapkan perintah-perintah tersebut akan mengalir ke bawah kepada para stafnya.
Jeff bertekad merancang sistem baru, dimana ide-ide tidak hanya mengalir dari atas ke bawah tapi juga bisa meresap dari bawah ke atas. Nah ide ini disebut “agile development” dan kini ide ini telah menjadi standar kerja di ratusan negara. Dua per tiga software yang ada dikembangkan dengan menggunakan filosofi ini.
Ide dasar dari agile development adalah bahwa kehidupan akan terus berubah, dan kita harus mengorganisir diri kita dengan cara yang membuat kita bisa bereaksi terhadap perubahan dalam waktu yang riil.
Guru bisnis Tom Peter mengatakan organisasi “agile” menang karena mereka tidak terikat oleh aturan yang kaku. Mereka punya kebebasan untuk menciptakan peraturan baru.
Lalu, bagaimana penerapan filosofi ini dalam keluarga? Prinsipnya adalah, melibatkan ibu dan juga anak pada hal-hal yang selama ini menjadi wilayah eksklusif ayah.
Berikut ini detail penerapan dari filosofi “agile development” dalam keluarga:
1. Solusi itu ada
Kita tidak hanya bisa berbicara kepada pakar keluarga untuk memperbaiki keluarga kita; Kita bisa bicara kepada siapapun yang bisa membuat keluarga kita berjalan lebih baik. Itu menjadi inti utama dari proyek ini. Solusi ada di mana-mana, kita hanya perlu menemukannya.
2. Beri wewenang kepada anak-anak
Pelajaran terbesar yang bisa kita ambil dari praktik agile adalah mencari cara untuk membalikkan waterfall sesering mungkin. Biarkan anak-anak berperan dalam pola asuh mereka sendiri.
Ilmuwan di Universitas California dan tempat lain menemukan bahwa anak-anak yang merencanakan waktu mereka sendiri, merancang tujuan mingguan, dan mengevaluasi pekerjaan mereka sendiri membangun jaringan prefrontal cortex mereka dan bagian lain dari otak yang membantu mereka lebih banyak menggunakan kontrol kognitif dalam kehidupan mereka.
3. Orangtua tidak berkuasa mutlak
Setelah diadakan monitoring pada sekelompok kecil dalam bisnis pada berbagai benua, mereka menyimpulkan bahwa tim-tim yang paling efektif tidaklah didominasi oleh pemimpin karismatik, melainkan oleh tim dimana anggota-anggotanya punya cukup waktu untuk saling berdiskusi satu sama lain dan juga dengan pemimpinnya, bertatap muka secara rutin, dan semuanya punya hak yang sama untuk berpendapat.
4. Ciptakan zona aman
Setiap orangtua menyadari bahwa setiap anak – dan orang dewasa – punya cara yang berbeda-beda dalam menghadapi konflik. Ada yang membela diri saat dikritik, ada yang mundur, ada yang menangis.
Hal kunci yang bisa diberikan dalam pertemuan keluarga adalah memberikan kita tempat setiap minggunya untuk mengatasi perbedaan tersebut. Itulah zona aman, dimana setiap orang setara, dan tidak ada yang pergi sampai semua masalah menemukan solusi.
5. Membangun fleksibilitas
Secara berkala, seluruh anggota keluarga merenungkan bagaimana mereka menjadi lebih efektif, kemudian menyesuaikan perilaku sesuai dengan situasi yang ada.
Orangtua sering menciptakan seluruh aturan dan berharap untuk bisa menerapkannya bertahun-tahun dalam situasi apapun. Faktanya, harapan seperti itu mustahil terwujud. Sebaliknya, filosofi “agile family” menerima perubahan yang terus terjadi dalam kehidupan keluarga. Dan, poin ke-5 ini mempersiapkan keluarga untuk bisa beradaptasi dengan setiap perubahan itu.
Dari penjelasan barusan, jelas sudah bahwa pola keluarga yang efektif bukanlah patriarkis, yang menempatkan ayah sebagai sosok penentu semua keputusan, melainkan masing-masing anggota keluarga memiliki andil yang sama, tentunya disesuaikan dengan kemampuan masing-masing.
Ring 3 - Bagaimana Mendidik Anak agar Disiplin dan Bertanggung jawab?
Filosofi “agile development” juga bisa diterapkan untuk mendidik anak agar disiplin dan bertanggung jawab. Karena, dengan filosofi ini, masing-masing anak diberi kepercayaan untuk mengurus keperluan mereka sendiri, mengutarakan pendapat, dan membuat keputusan (khususnya yang terkait dengan kehidupan mereka).
Ini akan membuat anak merasa percaya dan mampu. Di samping itu, kepercayaan yang diberikan kepada mereka akan membuat mereka lebih bertanggung jawab karena tidak mau menghancurkan kepercayaan orangtua kepada mereka.
Kedua, waktu makan/berkumpul keluarga dan saling berbagi juga bisa menumbuhkan kedisiplinan dan sikap bertanggung jawab anak.
Banyaknya penelitian akhir-akhir ini menunjukkan bahwa anak-anak yang makan bersama keluarga mereka kurang memiliki kecenderungan untuk minum-minuman keras, merokok, menggunakan narkoba, hamil di usia sekolah, bunuh diri, dan kecenderungan gangguan makan. Ini karena saat duduk bersama di meja makan, keluarga tidak hanya menikmati makanan tapi juga saling mendiskusikan masalah yang dihadapi dan mencari solusinya bersama-sama.
Ring 4 - Bagaimana Menjalin Komunikasi yang Efektif dengan Keluarga?
Buku ini mengutip salah satu poin penting dari buku “7 Habits of Highly Effective Family” yang ditulis oleh Stephen Covey.
Stephen menulis bahwa salah satu kebiasaan yang harus ada di sebuah keluarga adalah, berpikir win-win alias menang-menang, dan yang kedua adalah kebiasaan untuk “berusaha mengerti dulu baru dimengerti.”
Nah bisa dikatakan kedua kebiasaan ini adalah prinsip utama dalam menjalin komunikasi dengan keluarga. Berkomunikasilah dengan keluarga dengan tujuan untuk memberikan keuntungan kepada semua pihak dan cobalah memahami posisi orang lain (entah anak atau pasangan) sebelum menuntut untuk dimengerti.
Kembali lagi, waktu makan atau kumpul bersama bisa menjadi ajang untuk membangun komunikasi yang berkualitas dengan keluarga Anda.
Tapi tentu saja kedua prinsip di atas juga perlu diterapkan dalam situasi apapun, tidak hanya pada saat makan bersama.
Ring 5 - Bagaimana Mengatasi Pertengkaran antar Anggota Keluarga?
Bertengkar, setiap keluarga melakukannya. Tapi yang bertengkar dengan lebih pintarlah yang cenderung akan sukses. Semua keluarga berkonflik. Tapi dua puluh lima tahun penelitian menunjukkan bahwa dengan siapa Anda bertengkar, apa yang Anda pertengkarkan, seberapa sering Anda bertengkar itu masih kalah penting dengan bagaimana Anda bertengkar. Studi menunjukkan bahwa tidak ada alasan bertengkar yang paling baik selain interaksi positif. Asal permasalahannya dibatasi, diarahkan, dan digunakan sebagai sumber pertumbuhan. Berikut beberapa tipsnya.
Pertama, adalah kapan. Deborah Tannen menunjukkan dalam bukunya “I Only Say This because I Love You” bahwa pertengkaran dalam keluarga seringkali terhenti saat ada yang datang atau hendak pergi. Mengantarkan anak keluar di pagi hari dan berkumpul bersama di akhir hari biasanya saat yang rawan.
Kedua adalah bahasa. Jika seseorang menggunakan kata ganti orang pertama – saya atau kita – adalah pertanda hubungan yang sehat. Kita terutama, adalah kata ganti yang baik, karena “ke- kita-an” adalah pertanda tingginya kebersamaan. Kata ganti orang kedua tunggal – kamu selalu mengatakan itu atau kamu tidak pernah melakukannya – adalah pertanda ketidakbahagiaan dan kurangnya pemecahan masalah.
(Satu cara untuk mencegah pertengkaran adalah berhenti berkata “kamu”)
Ketiga adalah lamanya. Meski setiap orang sepakat bahwa konflik itu pasti akan terjadi dalam keluarga, pertengkaran tidak seharusnya berlarut-larut. Dalam pertengkaran, semua hal-hal baik terjadi di awal-awal.
Keempat, perhatikan bahasa tubuh. Segala sesuatu dari bagaimana Anda duduk, bagaimana Anda bergerak, bagaimana Anda menggoyangkan kepala, sampai ekspresi wajah, punya peranan dalam perselisihan keluarga.
(Mata tidak fokus dan menggerak-gerakan mata adalah tanda penghinaan dan bisa memperkirakan akan masalah yang akan datang)
Karena negosiasi dianggap model terbaik akan bagaimana pasangan menavigasi hubungan mereka, maka saya berpikir kenapa tidak meminta nasihat dari negosiator terbaik di dunia.
Berikut adalah beberapa nasihat dari Bill Ury:
- Tutupi emosi Anda. Jangan perlihatkan emosi Anda.
- Pergi ke balkon. Berhentilah sebentar, alihkan ke hal lain, jika emosi Anda mulai terlihat.
- Masuk ke sisi mereka. Tempatkan diri Anda dalam posisi mereka, bertanyalah, cari apa yang menjadi dasar pemikiran dan tindakan mereka.
- Jangan menolak. Anda bisa memberi pertanyaan seperti dapatkah Anda memikirkan pendekatan alternatif? Atau apakah Anda punya ide di luar ini?
- Bangun jembatan emas. Duduk bersama dan menulis semua kemungkinan solusi, menandai yang paling menjanjikan, dan menyingkirkan lainnya yang kurang menjanjikan. Jika Anda terhambat, maka kembalilah dari awal.
Bruce Feiler, merupakan penulis buku Best Sellers New York Times secara berturut-turut selama enam tahun. TED talk nya telah dilihat lebih dari dua juta kali. Selama lebih dari sepuluh tahun, Bruce telah mengeksplor tentang keluarga, relasi, kesehatan, dan kebahagiaan.
Demikianlah bagaimana kisah Johan dan istrinya mempelajari buku “The Secrets of Happy Family.” Kini mereka telah mendapatkan beberapa insight dari buku itu, yang di antaranya adalah:
- Kunci untuk membangun keluarga yang bahagia dan memiliki kedekatan emosional satu sama lain adalah, meluangkan waktu bersama untuk menjalin komunikasi yang berkualitas. Dan, waktu makan bersama adalah waktu yang ideal.
- Jika orangtua tidak punya waktu untuk makan bersama keluarga, maka paling tidak kumpulkan seluruh anggota keluarga sebelum tidur untuk mengobrol dan bercengkrama bersama.
- Pendekatan ideal untuk menjalankan keluarga bukanlah dengan pola patriarkis yang menempatkan ayah sebagai sosok penguasa dan penentu semua keputusan, melainkan melibatkan seluruh anggota keluarga untuk membuat keputusan dan mengemukakan ide. Tentu, harus disesuaikan dengan kemampuan mereka.
- Pendekatan “agile development” di mana semua anggota keluarga dilibatkan dalam keputusan dan mengemukakan pendapat juga bisa digunakan untuk melatih kedisiplinan & rasa tanggung jawab anak. Ini karena, dengan filosofi “agile development”, anak diberi kepercayaan yang akan membuatnya berusaha sebisa mungkin untuk bertanggung jawab dengan hidupnya agar tidak merusak kepercayaan orangtua kepadanya.
- Kunci komunikasi yang efektif dalam keluarga adalah mengembangkan kebiasaan “berpikir win-win” dan “memahami dulu baru menuntut untuk dipahami.”
- Pertengkaran dalam keluarga adalah hal yang normal dan kadang diperlukan karena dari pertengkaran, masing-masing anggota keluarga bisa berintrospeksi dan memperbaiki diri.
Kuncinya adalah, menjadikan pertengkaran sebagai sarana untuk bertumbuh.
Terima kasih telah mengikuti perjalanan Johan dan istrinya, semoga Anda menikmati & mendapatkan manfaat dari DeRing ini.
Sampai bertemu di Baring selanjutnya. Jika ada masukan dan ide untuk Baring.Digital, silakan email kami di ingat@baring.digital
Sukses selalu untuk Anda.
Rekomendasi Baring Lainnya
