
THE PRACTICING MIND (Developing Focus and Discipline in Your Life)
Thomas M. Sterner
Teks tersedia
Audio tersedia
-
Plot
-
Ring 1
-
ring 2
-
ring 3
-
ring 4
-
Kesimpulan
-
Full Dering
Sisca seorang mantan karyawan yang sedang merintis usaha. Meskipun dia pintar dan memiliki cukup modal untuk membangun usaha, tapi satu kendala terbesarnya adalah, dia susah fokus dan disiplin.
Saat bekerja, sangat sering ia terdistraksi oleh berbagai gangguan mulai dari media sosial, telepon, chatting, hingga musik. Rasanya tak afdol kalau sebentar-sebentar tak mengencek WA atau media sosialnya.
Akibatnya, pekerjaan yang seharusnya sudah selesai harus ditunda-ditunda. Bukan itu saja, hidupnya pun tak terorganisir dengan baik. Kalau sedang mood, rajinnya minta ampun. Tapi kalau sedang tak mood, rasanya sangat mager alias malas gerak.
Tentu saja dia tidak ingin kondisi seperti itu berlanjut terus-menerus. “Kalau gini terus, lama-lama bisa habis kesempatan gue,” pikirnya dalam hati. Lalu, ia pun mencari solusi agar bisa fokus dalam bekerja dan bisa disiplin dalam mencapai goalnya.
Dan, beruntung dia menemukan buku “The Practicing Mind: Developing Focus and Discipline in Your Life” karya Thomas Sterner, yang menurutnya bisa memberikan solusi atas permasalahannya.
Sebetulnya, saat membaca buku itu pun tak jarang distraksi mengganggunya. Rasanya seperti paradoks: butuh cara biar bisa fokus tapi malah disuruh fokus baca buku. Tapi, mau gimana lagi? Tidak ada skill yang instan di dunia ini, termasuk skill fokus dan disiplin.
Oleh karena itulah, dia tetap memaksa diri untuk membaca buku itu sampai selesai demi bisa fokus dan disiplin untuk seterusnya. Nah, untuk menyemangati Sisca, yuk temani dia menemukan solusi dari buku “The Practicing Mind” dalam Baring berikut ini.
Ring 1 - Apa Penyebab Seseorang Susah Fokus dan Disiplin?
Ada 2 hal fundamental yang menurut buku ini menjadi penyebab utama kita susah fokus dan disiplin.
Penyebab yang pertama yakni, kita merasa kalau belum mencapai goal yang kita inginkan maka kita tidak akan bisa bahagia.
Sebagai contoh saat bekerja. Saat kita bekerja, tentu kita memiliki goal yang ingin dicapai. Bagi seorang marketer, mungkin goal-nya adalah penjualan bertambah sesuai target; Bagi seorang penulis mungkin goal-nya adalah menyelesaikan naskah dalam 3 bulan; Bagi seorang programmer mungkin goal-nya adalah menyelesaikan permintaan klien sesuai deadline.
Nah, kalau mindset kita dalam proses menyelesaikan tugas-tugas tersebut adalah “Aku akan bahagia hanya saat goal-ku tercapai”, maka kita pun tidak akan merasa bahagia saat proses mengerjakannya. Ini membuat kita tidak bisa menikmati pekerjaan kita. Dan, kalau kita tidak menikmati pekerjaan kita, otomatis kita akan lebih memilih untuk melakukan hal-hal lain yang lebih menyenangkan seperti berselancar di internet, scrolling media sosial, chatting, bermain game, dan mendengarkan musik.
Penyebab yang kedua adalah, karena yang namanya pekerjaan pasti menuntut tanggung jawab dan kesungguhan dari kita. Kita tidak bisa mengerjakannya dengan asal-asalan. Kita juga tidak bisa menggantungkan mood dan bersantai ria dalam mengerjakannya. Kita harus mengerjakannya dengan baik dan teliti agar hasilnya memuaskan. Kita juga harus mengerjakannya dengan disiplin agar selesai tepat waktu.
Nah, ini semua tanpa sadar justru membuat kita merasa terbebani. Kita takut kalau-kalau hasilnya tidak bagus, hasilnya mengecewakan, dst. Dan, rasa takut ini pada akhirnya membuat pekerjaan menjadi terasa tidak menyenangkan. Akhirnya, kita pun lebih tergoda dengan hal-hal yang lebih menyenangkan daripada menyelesaikan pekerjaan kita.
Jadi, penyebab yang kedua adalah, aktivitas bekerja menuntut tanggung jawab dari kita. Tanggung jawab membuat kita merasa terbebani karena takut hasilnya mengecewakan. Perasaan takut ini membuat pekerjaan jadi terasa tidak menyenangkan. Pekerjaan yang tidak menyenangkan membuat kita lebih memilih untuk fokus pada hal-hal yang lebih menyenangkan seperti bermain game, mendengarkan musik, atau menonton video-video yang menghibur kita.
Ring 2 - Bagaimana agar Saya bisa Mempertahankan Fokus Saya?
Agar bisa fokus, yang pertama adalah, kita harus mengubah mindset “Aku akan bahagia hanya setelah goal-ku tercapai” menjadi “Bahagia adalah saat aku menikmati proses mencapai goal-ku.”
Dalam kata lain, kita ubah mindset “result oriented” menjadi “process oriented”. Jadikan goal hanya sebagai patokan ke mana kita harus melangkah. Tapi, saat kita berjalan menuju goal itu, berhentilah untuk terus-menerus berfokus pada goal tersebut. Sebaliknya, nikmatilah perjalanannya selangkah demi selangkah.
Karena, kalau kita terus-menerus berfokus pada goal kita, yang mana masih jauh di depan, maka kita akan menjadi tidak sabar. Kita akan terus-menerus bertanya, “Kapan sampainya?” yang justru membuat kita pada akhirnya mudah menyerah.
Cara yang kedua, terapkan mindset bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini. Tak peduli sehebat apapun Anda mengerjakan pekerjaan Anda, hasilnya tidak akan 100% sempurna.
Mengadopsi mindset ini akan membuat Anda merasa ringan saat mengerjakan pekerjaan Anda. Anda tidak akan lagi merasa terbebani dan Anda juga tidak akan merasa Anda harus bertanggung jawab berlebihan dalam menyelesaikannya.
Tentu, Anda masih perlu bertanggung jawab terhadap pekerjaan itu. Tapi, keinginan untuk mendapatkan hasil yang sempurna bisa membuat Anda bertanggung jawab berlebihan, yang justru akan membuat Anda sangat terbebani dan tidak bisa menikmati pekerjaan Anda.
Oleh karena itulah, Anda perlu mengadopsi mindset tidak ada yang sempurna di dunia ini, termasuk hasil kerja Anda. Dengan mindset ini, Anda akan lebih slow dalam mengerjakan tugas Anda, Anda akan lebih bisa menikmati prosesnya.
Hal positif lain yang bisa Anda dapatkan saat bekerja dengan slow adalah, pikiran Anda menjadi lebih jernih sehingga bisa menghasilkan ide dan solusi yang lebih efektif.
Ring 3 - Bagaimana agar Saya bisa menjadi Pribadi yang Disiplin?
Disiplin berarti tetap melakukan apa yang harus kita lakukan sesuai dengan rencana kita. Misalnya, ada orang yang ingin mendapatkan bentuk badan yang ideal. Beberapa hal yang harus dilakukannya adalah rutin berolahraga, menjaga pola makan, dan tidur yang cukup.
Kalau orang tersebut disiplin, maka ia akan tetap menjalankan semua hal itu meskipun sedang bosan atau ada urusan mendadak yang berpotensi merusak jadwalnya. Ia akan berusaha semaksimal mungkin untuk tetap bisa menjalankan tugas-tugas untuk mendapatkan tubuh ideal meskipun ada distraksi.
Lalu bagaimana agar kita bisa menerapkan disiplin seperti itu?
Dalam buku ini, penulisnya mengajarkan kita untuk membiasakan “4S” yakni: Simplify, Small, Short, dan Slow.
Simplify alias menyederhanakan tugas dilakukan dengan membaginya menjadi beberapa aksi kecil. Jadi misal kalau Anda punya target harus olahraga satu jam per hari, maka Anda bisa membaginya misal per 20 menit. Setelah 20 menit pertama, istirahat 10 menit. Begitu juga setelah 20 menit kedua dan ketiga.
Small alias kecil berarti, bagi tugas Anda menjadi beberapa tugas yang kecil. Seberapa kecil idealnya sebuah tugas? Ukurannya adalah, ketika Anda bisa melakukan tugas itu dengan sangat mudah dan ringan.
Short alias pendek berarti, bagi tugas Anda menjadi beberapa tugas kecil yang pendek durasinya. Dalam arti, waktu untuk mengerjakannya relatif pendek, semisal 10 atau 20 menit.
Slow alias santai berarti, perlambat proses Anda mengerjakan tugas Anda dengan tempo di mana Anda bisa memperhatikan dengan seksama gerakan Anda.
Alasan kenapa “4S” bisa membantu kita berdisiplin adalah karena dengan “4S”, tugas menjadi lebih ringan dan mudah dikerjakan. Sehingga, tidak ada alasan untuk tidak melakukannya.
Ring 4 - Bagaimana Cara Mengatasi Kemalasan dan Menunda-Nunda?
Dalam buku ini, penulisnya, yakni Thomas Sterner menjelaskan bahwa, “Paradoks dari kedisiplinan adalah bahwa, untuk membangun kedisiplinan dibutuhkan kedisiplinan.”
Ini sama seperti Anda yang berniat untuk mencari cara agar bisa disiplin dari buku ini. Maka, mau tak mau, suka tak suka, Anda pun harus disiplin untuk membaca buku ini sampai selesai. Tidak ada cara lain.
Nah, sama dengan disiplin, untuk bisa mengatasi kemalasan dan menunda-nunda pun, satu-satunya cara, ya dengan memulai melakukannya. Just do it! Tidak ada cara lain.
Hanya saja, terkait dengan menunda-nunda, salah satu penyebab utama kita menunda-nunda adalah karena kita takut hasil yang kita kerjakan tidak memuaskan. Oleh karena itu, agar timbul motivasi dalam diri Anda untuk segera melakukannya, Anda perlu menerapkan mindset “tak ada yang sempurna di dunia ini, termasuk hasil kerja saya nantinya.”
Dengan mindset ini, maka Anda tidak akan merasa terintimidasi dengan tugas Anda. Dan, Anda pun menjadi lebih leluasa melakukannya.
THOMAS M. STERNER, Telah mempelajari filosofi timur dan barat dan psikologi modern di bidang olahraga dan terlatih sebagai seorang pianis jazz. Selama lebih dari dua puluh lima tahun, dia berperan sebagai Kepala teknisi piano untuk kursus seni yang terkenal sementara itu menjalankan fasilitas piano remanufakturing.
Akhirnya…. Meskipun susah payah, Sisca bisa menyelesaikan buku “The Practicing Mind” dan mendapatkan beberapa insight yang bisa ia terapkan untuk membangun fokus dan disiplin. Di antaranya adalah:
- Ada 2 hal fundamental yang menurut buku ini menjadi penyebab utama kita susah fokus dan disiplin. Penyebab yang pertama yakni, kita merasa kalau belum mencapai goal yang kita inginkan maka kita tidak akan bisa bahagia.
Penyebab yang kedua adalah, karena pekerjaan menuntut tanggung jawab dan kesungguhan dari kita, di mana tanggung jawab membuat kita merasa terbebani dalam mengerjakannya. - Ada 2 cara untuk bisa fokus mengerjakan tugas kita. Cara pertama adalah, ubah mindset “Aku akan bahagia hanya setelah goal-ku tercapai” menjadi “Bahagia adalah saat aku menikmati proses mencapai goal-ku.”
Cara yang kedua adalah, terapkan mindset bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini, termasuk hasil kerja saya nanti. Mindset ini akan membuat kita terbebas dari beban untuk menghasilkan hasil yang sempurna. - Untuk bisa menjadi pribadi yang disiplin, terapkan “4S” yakni simplify, small, short, dan slow.
Inti dari “4S” adalah, bagi tugas Anda menjadi aksi-aksi kecil yang bisa dilakukan dalam jangka waktu yang pendek dan lakukan aksi-aksi tersebut dengan slow agar Anda bisa memperhatikan dan menikmati gerakan Anda. - Untuk mengatasi kemalasan dan menunda-nunda hal yang perlu dilakukan adalah, adopsi mindset “tak ada yang sempurna di dunia ini” karena kita menunda-nunda karena merasa terbebani harus menghasilkan hasil yang sempurna.
Dengan mindset “tak ada yang sempurna di dunia ini”, maka kita tidak akan lagi terbebani untuk menghasilkan hasil yang sempurna. Ini akan membuat kita lebih termotivasi untuk melakukan tugas kita.
Cara yang kedua adalah, mulailah lakukan, just do it!
Terima kasih telah menemani perjalanan Sisca, semoga Anda menikmati & mendapatkan manfaat dari DeRing ini.
Sampai bertemu di Baring selanjutnya. Jika ada masukan dan ide untuk Baring.Digital, silakan email kami di ingat@baring.digital
Sukses selalu untuk Anda.
Rekomendasi Baring Lainnya
