
The Obstacle is the Way: The Ancient Art of Turning Adversity to Advantage
Ryan Holiday
Teks tersedia
Audio tersedia
-
Plot
-
Ring 1
-
ring 2
-
ring 3
-
ring 4
-
Kesimpulan
-
Full Dering
Roy adalah orang yang terkenal peragu dan penakut. Banyak sekali keinginannya, banyak sekali rencananya, tapi tak ada satupun yang berhasil dicapainya karena dia terlalu takut untuk mengejar mimpi-mimpinya itu.
Setiap kali berkumpul dengan teman-temannya, yang lain sibuk menceritakan pencapaian mereka. Sedangkan Roy hanya bisa mendengarkan, dengan sesekali menampakkan wajah yang malu.
Beruntung, ada seorang teman yang peka dengan perubahan ekspresi Roy saat pembicaraan tertuju pada pencapaian & kesuksesan. Kemudian, di hari yang berbeda, teman tersebut menghubungi Roy secara personal untuk membicarakan masalahnya. Sebenarnya ia sudah sangat hafal masalah Roy, yang tak lain adalah tabiat peragu & penakutnya, yang menahannya dari mengejar mimpi-mimpinya. Temannya itu hanya ingin menawarkan bantuan berupa sebuah buku yang akan memberikan pemahaman kepadanya bahwa hambatan & rintangan tidaklah perlu ditakuti karena hambatan justru bisa digunakan untuk mencapai sukses.
βYang namanya sukses pasti ada rintangan & hambatannya, bro. Tapi, lu nggak perlu takut. Karena, di buku ini, lu akan tahu betapa hambatan justru bisa digunain buat jadi batu loncatan menuju sukses. Pokoknya, bagus deh isinya. Lu harus baca,β begitu kata temannya, sambil menunjuk-nunjuk buku βThe Obstacle is the Way: The Ancient Art of Turning Adversity to Advantageβ karya Ryan Holiday. Ya, buku yang ditawarkan temannya berjudul βThe Obstacle is the Wayβ karya Ryan Holiday, seorang penulis beberapa buku best-seller. Dan, Roy pun membaca buku itu sesuai dengan permintaan temannya.
So, akankah ia menemukan apa yang temannya katakan? Akankah ia menemukan insight di dalam buku tersebut? Yuk, ikuti kisahnya dalam BaRing berikut ini.
Ring 1 - Apa Gambaran Besar Isi Buku Ini?
Buku ini menjelaskan tentang bagaimana hambatan bisa digunakan untuk mencapai tujuan. Ini sesuai dengan filosofi Marcus Aurelius, seorang kaisar Romawi, yang filosofinya juga diterapkan oleh banyak βhigh achieversβ mulai dari para pejuang Hak Sipil di Amerika Serikat sampai para entrepreneur di Silicon Valley.
Di samping itu, buku ini juga menjelaskan bagaimana pembaca juga bisa menerapkan filosofi ini untuk mencapai tujuannya.
Lebih lanjut, buku ini bukan hanya mengajarkan kita bagaimana berpikir positif dalam situasi apapun, yang seringkali malah hanya menjadi toxic positivity, melainkan lebih pada bagaimana mengubah masalah & hambatan menjadi peluang dan menjadi jalur untuk mencapai kesuksesan. Artinya, buku ini bukan sekadar nasihat abstrak melainkan memberikan langkah-langkah konkret dalam menyikapi masalah dan hambatan sedemikian rupa sehingga bisa digunakan untuk mencapai goal-goal kita.
Ring 2 - Kenapa Masalah & Hambatan bisa Dijadikan sebagai Jalan Menuju Sukses? Bagaimana Penjelasannya?
Untuk menjelaskannya, mari kita mulai dari efek daripada masalah & hambatan pada diri kita. Kira-kira, apa yang Anda rasakan saat berjumpa masalah atau hambatan yang menghalangi jalan Anda menuju goal Anda?
Cemas? Takut? Marah? Ragu?
Nah, bukanlah masalah & hambatan yang menghalangi diri kita dalam mencapai sukses, melainkan perasaan negatif yang ditimbulkan oleh masalah & hambatan itu. Kalau saat berjumpa masalah kita jadi takut, maka justru rasa takut itulah yang menghambat diri kita. Sebaliknya, kalau saat berjumpa masalah kita tenang, rasa tenang ini akan membantu kita untuk mencari solusi.
See? Jadi sekali lagi, bukan masalah & hambatan yang membuat kita gagal, melainkan perasaan negatif seperti marah, takut, dan cemas, yang ditimbulkan dari masalah & hambatan itu.
Lalu, apa artinya ini? Artinya, kita bisa menggunakan masalah & hambatan untuk mendukung kesuksesan kita dengan pertama-tama menghilangkan perasaan-perasaan negatif yang ditimbulkan oleh masalah & hambatan tersebut.
Pada dasarnya, yang membuat manusia cemas, takut, dan tertekan dengan masalah adalah βotak purbaβ nya yang memang terkondisikan untuk melawan atau menghindari ancaman predator. Masalah atau hambatan dalam kehidupan modern diterjemahkan sebagai ancaman berbahaya oleh βotak purbaβ kita layaknya binatang buas. Dan hal inilah melahirkan rasa takut dalam diri kita saat berhadapan dengan masalah atau hambatan.
Padahal, masalah dan hambatan di zaman modern tidak mengancam nyawa kita. Oleh karena itu, menurut penulis buku ini, tidak ada alasan untuk merasa takut pada masalah dan hambatan di zaman modern, toh masalah & hambatan itu tidak akan membunuh kita juga. Dan justru, pada setiap masalah dan hambatan yang ada, selalu ada hal positif yang bisa digunakan sebagai batu loncatan untuk mencapai goal kita. Inilah alasan kenapa masalah & hambatan (di dunia modern) bisa digunakan untuk mencapai goal.
Singkatnya, pertama, karena masalah & hambatan di dunia modern tidaklah membuat kita gagal mencapai goal kita. Apa yang membuat kita gagal adalah perasaan negatif yang ditimbulkan dari masalah & hambatan. Kalau kita bisa mengendalikan perasaan-perasaan negatif dalam diri kita, kita bisa menggunakan masalah untuk mencapai goal kita.
Kedua, karena masalah & hambatan di dunia modern umumnya tidak mengancam nyawa kita, melainkan justru mengandung hal positif yang bisa digunakan sebagai batu loncatan untuk mencapai goal kita.
Ring 3 - Bagaimana Cara Mengubah Persepsi agar bisa Melihat Peluang di Balik Masalah & Hambatan?
Dalam buku ini, penulisnya memberikan beberapa tips untuk mengubah persepsi agar kita bisa melihat peluang di balik masalah & hambatan:
1. Nikmati proses
Saat kita menikmati proses, kita cenderung lebih memperhatikan hal-hal secara detail.
Misal, saat kita menikmati proses mendaki gunung. Apa yang kita perhatikan bukanlah kapan sampai puncak melainkan hentakan kaki kita, napas kita, pemandangan sekitar, suara burung, monyet, dst. Hal ini akan menjadikan kita lebih peka pada hal-hal detail di sekitar. Mungkin kita akan menemukan sumber mata air yang sangat kita butuhkan, atau buah stroberi yang bisa kita makan, atau menemukan bunga langka yang bisa menghibur perjalanan kita.
Bandingkan dengan situasi di mana kita terus mengeluh di sepanjang perjalanan. Entah mengeluh haus, capek, atau pegal, maka yang ada di pikiran kita hanyalah, βkapan sampai puncak?β. Dan, ini tentu saja justru menutup mata kita dari melihat kemungkinan-kemungkinan yang bisa membantu kita mencapai puncak lebih cepat & ringan.
2. Berpikir berbeda, bukan realistis
Hal-hal besar tidaklah dicapai melalui pemikiran yang realistis, melainkan melalui pemikiran yang berbeda, yang berani, yang melawan realitas yang tampak.
Contoh mudah saja penemuan pesawat. Coba kalau penemu pesawat berpikir realistis, maka dia akan seperti banyak orang yang menganggap bahwa menerbangkan benda-benda mati adalah mustahil. Dan, dengan pemikiran seperti itu, dia tidak akan pernah berani mencoba membuat pesawat.
Nah, dalam hal apapun, berpikir realistis tidaklah selalu tepat. Karena realitas yang kita lihat belum tentu realitas yang sesungguhnya. Mata, pengetahuan, dan pikiran kita sangat mungkin menipu kita. Oleh karena itu, cobalah untuk berpikir dengan berbeda.
3. Tenangkan diri
Ya, ketika pikiran & perasaan kita tenang, maka kita bisa berpikir lebih pelan & jernih. Kita bisa membuat keputusan yang logis & rasional, dengan mempertimbangkan segala kemungkinan dari berbagai sisi.
4. Kendalikan emosi
Ini tak berbeda jauh dengan menenangkan diri. Bedanya, ini lebih ke menenangkan perasaan, sedangkan poin pertama lebih pada menenangkan pikiran.
Ketika perasaan kita tenang, kita menetralisir rasa marah dan takut kita, maka kita akan lebih bersedia untuk melihat masalah yang kita hadapi dengan perspektif yang berbeda.
5. Berpikir objektif, dengan tidak memberikan penilaian/penghakiman terhadap sesuatu
Latih diri Anda untuk berpikir objektif, dimulai dari hal-hal kecil. Misal, saat melihat kucing, lihatlah kucing tersebut dengan tidak melibatkan perasaan/sentimen Anda, melainkan melihatnya apa adanya.
Bagi pecinta kucing, mereka akan melihat seekor kucing sebagai binatang yang lucu & menggemaskan. Tapi, cara melihat yang seperti ini bukanlah cara melihat yang objektif, melainkan subjektif.
Nah, agar terbiasa berpikir objektif, kalau Anda misalnya seorang pecinta kucing, cobalah lihat seekor kucing sebagai dia apa adanya, tanpa embel-embel lucu, menggemaskan, dst. Cukup lihat seekor kucing sebagai hewan berkaki empat, yang memiliki taring, kuku yang runcing, ekor, dan mirip macan dalam bentuk yang jauh lebih kecil.
Kalau Anda misalkan seorang pecinta kuliner, cobalah untuk melihat makanan sebagaimana dia adanya, tanpa menambahinya dengan embel-embel lezat atau yummy. Misalkan Anda suka nasi goreng, maka cukup lihat nasi goreng sebagai makanan yang berupa nasi yang dikasih beberapa bumbu dan digoreng.
Dengan melihat masalah secara objektif, maka kita akan terhindar dari ilusi-ilusi yang bisa menutup mata kita dari peluang.
6. Ubah perspektif/sudut pandang Anda
Mungkin ada orang yang terus mengeluh karena ingin memiliki mobil sedangkan yang ia punya hanya sebuah sepeda motor. Ia mengeluh karena bepergian dengan sepeda motor bisa membuatnya terkena polusi dan hujan.
Tapi, kalau dia mau mengubah sudut pandangnya, misal dengan sudut pandang yang lebih positif, dia akan menemukan keuntungan dari bepergian dengan sepeda motor. Misal, terhindar dari macet, bisa parkir dengan mudah, dan lebih hemat bahan bakar.
Melihat dari sudut pandang yang berbeda membuka mata kita pada kemungkinan-kemungkinan lain yang mungkin saja bisa kita gunakan untuk mencapai tujuan kita.
Ring 4 - Bagaimana Cara Mengubah Masalah & Hambatan menjadi Jalan Menuju Sukses?
1. Lakukan yang tepat
Apa itu hal yang tepat? Hal yang tepat tentu berbeda-beda tergantung konteksnya. Tapi yang pasti, hal yang tepat adalah aktivitas atau keputusan yang paling bisa mengantarkan diri kita mencapai sukses dengan mudah. Bisa dibilang, hal yang tepat adalah hal yang paling efektif & efisien.
Sebagai contoh adalah kasus persaingan bisnis antara United Fruit dan Zemurray, yang sama-sama merupakan perusahaan penghasil buah-buahan dari Amerika Serikat. Suatu hari, Zemurray, yang merupakan perusahaan kecil ingin membangun jembatan di sungai Utila di Honduras (Amerika Tengah). Tapi, rencana itu tercium oleh pesaingnya yakni United Fruit.
Karena rencana tersebut bisa merugikan United Fruit, maka perusahaan yang lebih besar itu menyuap pemerintah setempat untuk melarang siapapun membangun jembatan di sungai Utila.
Mengetahui pelarangan itu, Zemurray tidak lantas marah dan putus asa. Setelah berpikir lama & menimbang berbagai kemungkinan, akhirnya mereka membangun jembatan temporer atau yang disebut temporary pontoon bridge di atas sungai itu, yang bisa dipasang dan dicopot sewaktu-waktu. Sehingga, menurut hukum setempat, jembatan tersebut bukan termasuk kategori jembatan dan oleh karenanya sah untuk dibangun.
Ini adalah keputusan yang tepat, karena langsung bisa membungkam United Fruit sekaligus tidak perlu mengeluarkan biaya berlebih.
2. Gunakan hambatan untuk melawan dirinya sendiri
Logikanya, hambatan haruslah dihindari atau dilawan. Tapi, dalam banyak kasus, sebetulnya hambatan justru bisa digunakan untuk melawan dirinya sendiri.
Contohnya adalah kisah Alexander The Great menjinakkan seekor kuda bernama Bucephalus.
Suatu hari, ayahnya menantang Alexander untuk menaklukkan kuda yang terkenal agresif tersebut. Jika dia mampu menaklukkannya, ayahnya berjanji akan menghadiahkan kuda tersebut padanya. Dan, singkat cerita, Alexander pun menyanggupi tantangan itu.
Di hari H dia mencoba menaklukkan kuda itu, dia pertama-tama mengamati perilaku kuda tersebut. Lalu, tak lama kemudian, dia mulai menaiki kuda itu dan membiarkannya bergerak dan meloncat-loncat semuanya.
Alexander sama sekali tidak berusaha untuk mengendalikan kuda itu. Sebaliknya, ia membiarkan kuda tersebut membawanya berputar-putar, melompat, berlari tanpa arah, dst.
Dengan cara seperti itu, Alexander hendak menjadikan kuda tersebut kelelahan. Kalau kuda tersebut lelah, maka dia bisa mengambil kendali dan bisa mulai untuk menjinakkannya.
Nah dalam contoh ini, kita bisa melihat bagaimana Alexander tidak mencoba melawan sikap agresif Bucephalus, melainkan menggunakan sikap agresif itu untuk melawan dirinya sendiri.
Anda pun juga bisa menggunakan cara serupa untuk menggunakan hambatan untuk mencapai tujuan Anda.
3. Arahkan energi pada hal yang tepat
Menghadapi rintangan, respons apapun yang kita berikan pasti mengeluarkan energi. Tapi masalahnya, dalam situasi seperti itu sangat jarang seseorang bisa mengarahkan energi pada hal yang tepat.
Contoh mudah, saat awal-awal virus corona menyebar, banyak orang yang lantas panik dan menimbun banyak kebutuhan pokok. Padahal, hal seperti itu tidak perlu dilakukan kalau kita mau mengarahkan energi kita untuk mempelajari bagaimana agar bisa terhindar dari covid.
Alih-alih mengarahkan energi untuk mempelajari protokol kesehatan, orang-orang tersebut justru mengarahkan energi untuk melakukan sesuatu yang justru memperparah keadaan.
So, jika Anda menghadapi masalah, apapun masalahnya, cobalah tenangkan diri Anda, dan berpikirlah pelan-pelan, kira-kira ke mana energi Anda bisa Anda arahkan supaya masalah Anda bisa teratasi.
4. Gunakan hambatan untuk melatih skill
Memang, tak semua masalah atau hambatan bisa digunakan untuk mencapai sukses. Terkadang memang jalan sudah buntu, sudah tidak ada lagi yang bisa kita lakukan untuk mencapai goal kita.
Tapi, bukan berarti semuanya telah berakhir. Mencontoh John D. Rockefeller yang dinobatkan sebagai orang terkaya sepanjang sejarah, kita bisa menganggap hambatan & masalah yang di luar kendali diri kita sebagai sarana/kesempatan untuk melatih berbagai skill seperti kesabaran, skill mengikhlaskan, skill menerima, dan seterusnya.
Betul, mungkin hal ini tidak akan mengantarkan kita mencapai goal kita saat ini. Tapi, skill-skill itu akan sangat berguna di kemudian hari saat kita mencapai goal lainnya.
Ryan Holiday menulis beberapa buku best seller yang diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa dan juga merupakan seorang ahli strategi media. Di samping itu, dia juga memiliki karir yang sukses di bidang marketing.
Setelah membaca buku βThe Obstacle is the Wayβ, Roy pun paham bagaimana rintangan bisa digunakan untuk mencapai tujuan. Dia juga paham bagaimana untuk bisa mengubah rintangan menjadi batu loncatan untuk mencapai goal-goalnya.
Nah berikut ini beberapa insight yang didapatkannya:
- Bukan masalah & hambatan yang membuat kita gagal mencapai sukses, melainkan perasaan-perasaan negatif yang ditimbulkan oleh masalah & hambatan itu seperti rasa takut, marah, atau cemas. Oleh karena itu, agar bisa menggunakan hambatan untuk mencapai goal, kita perlu menghilangkan perasaan-perasaan negatif yang muncul dalam diri kita saat kita menghadapi masalah.
- Kunci utama untuk bisa mengubah hambatan menjadi batu loncatan menuju sukses adalah mengubah persepsi kita tentang masalah/hambatan yang kita jumpai.
- Untuk bisa mengubah persepsi kita, beberapa tipsnya antara lain: melihat masalah secara objektif, nikmati prosesnya, ubah sudut pandang, berpikir berbeda, tenangkan pikiran, dan kendalikan emosi.
- Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menggunakan hambatan untuk mencapai tujuan antara lain: bertindak yang tepat, gunakan hambatan untuk melawan dirinya sendiri, arahkan energi pada hal yang tepat, dan gunakan hambatan untuk melatih berbagai skill yang dibutuhkan untuk mencapai sukses.
Demikianlah, terima kasih telah mengikuti perjalanan Roy, semoga Anda menikmati & mendapatkan manfaat dari DeRing ini.
Sampai bertemu di Baring selanjutnya. Jika ada masukan dan ide untuk Baring.Digital, silakan email kami di ingat@baring.digital
Sukses selalu untuk Anda.
Rekomendasi Baring Lainnya
