INCOGNITO – The Secret Lives of The Brain
David Eagleman
Teks tersedia
Audio tersedia
-
Plot
-
Ring 1
-
ring 2
-
ring 3
-
ring 4
-
ring 5
-
Kesimpulan
-
Full Dering
“Saya tidak ingin ketemu siapa-siapa. Keluar semuanya, keluar!” Teriakan terdengar dari salah satu kamar di rumah sakit.
Ia adalah Billy, seorang atlet profesional yang baru saja selesai operasi pengangkatan sebelah kakinya karena kecelakaan yang hampir saja merenggut nyawanya. Seorang atlet yang tadinya sangat energik, optimis dan penuh pengharapan mendadak menjadi pemurung dan pemarah. Walau ia masih hidup (yang mana kita pikir seharusnya ia bersyukur) namun bagi dirinya saat ini hidup seperti ini layaknya mati saja. Semua cita-citanya direnggut sekaligus bersamaan dengan kecelakaan tersebut.
Di sebelah kasurnya ada Mike, juga seorang mantan wrestler yang sudah hampir sembuh dari perawatannya. Besok ia sudah bisa keluar dari rumah sakit setelah hampir sebulan dirawat. Teman-temannya baru saja selesai menjenguknya. Melihat Billy yang begitu desperate membuat Mike mengingat kembali dirinya pada awal kecelakaan tersebut. Ia lalu berusaha menyapa Billy dengan pendekatan yang berbeda. Tidak ada kata sambutan manis maupun penawaran bantuan.
“Hei bro, rasanya mau mati ya? Buat apa ada di sini kalau menyusahkan orang saja?” Sapa Mike sambil berbaring.
Kaget dengan pernyataannya, tidak seperti orang lain yang berusaha membujuknya, Mike malah menantangnya. Orang yang terbaring namun masih berusaha sok kuat. Billy merasa ada yang berbeda dari orang ini.
“So what? Apa urusan sama loe?” Jawab balik Billy.
“Banget sama gue” Balas Mike sembari bangun dari tempat tidurnya.
Betapa shocked Billy ketika melihat Mike yang hanya bisa duduk saja karena ia telah kehilangan kedua kakinya. Tidak lagi bersikap sok maupun marah. Dia justru memiliki banyak pertanyaan bagaimana Mike bisa seceria sekarang ini. Apa rahasianya? Pikirnya.
“Kenapa kaget ya? Ini sudah berlalu. I am a new ME now.” Mike berbicara seketika.
Ini buku yang telah menyelamatkan “Nyawa” gue. Klo loe mau baca aja. Tapi klo loe lebih memilih “mati” ya dibuang saja. Ini adalah buku yang memberitahukan gue bagaimana gue bisa menjadi versi gue yang lebih baik lagi walau tanpa kedua kaki ini. Saya bersyukur saya masih memiliki otak yang utuh. Terkadang kita emang perlu memahami makna hidup dari dalam diri kita bukan dari orang lain. So here’s the book. Semoga membantu. Gue udah bisa leave besok. Hope to see a new you one day. Dan jika buku ini bermanfaat bagi loe, teruskanlah ke orang lain yang membutuhkan.
Dengan rasa ragu namun juga penasaran, Billy menerima buku tersebut dan mulai perlahan membuka halamannya.
Apakah buku ini akan membantu Billy seperti di Mike? Yuk kita mulai perjalanan ini di Baring berikut ini segera…
Ring 1 - Bagaimana Saya Bisa Memahami Pikiran Saya?
Otak kita, sebagaimana yang telah ditemukan dalam berbagai penelitian para pakar dan ahli dalam segala bidang, merupakan sebuah benda—yang memiliki berat kurang lebih 1300 gr—yang mengandung unsur-unsur material paling kompleks sejagad raya. Di sanalah tempat kendali utama yang menggerakkan seluruh operasi, mengumpulkan dan mengantarkan rangsangan dari tempat yang kecil yang terlindungi oleh tengkorak.
Otak kita terbentuk dari sel-sel yang bernama saraf (neuron) dan glia—yang jumlahnya lebih dari ratusan juta. Tiap satu sel memiliki kerumitan yang serupa dengan sebuah kota metropolitan. Dan masing-masing terdiri dari gen manusia dan jutaan jalur dari molekul-molekul yang tidak kalah rumitnya. Tiap sel mengirimkan tegangan listrik pada sel lainnya, dengan kecepatan hingga lebih dari seratus kali per detik.
Nenek moyang kita menganggap temuan tape recorder sangat berlawanan dengan intuisi. Sebuah suara merupakan hal yang tak kasat mata dan tidak mampu dibayangkan oleh benak manusia saat itu: hal ini serupa dengan membuka sebuah tas yang penuh bulu, sehingga beterbangan ke segala arah dan sulit untuk ditangkap. Suara tidak memiliki berat dan tidak berbau. Suara merupakan sesuatu yang tidak mampu tergenggam oleh tangan kita. Karena itulah sangat mengejutkan ketika ada penemuan yang ingin membuktikan bahwa suara itu merupakan salah satu hal yang fisik.
Dan begitu juga dengan pikiran. Apakah sebenarnya pikiran itu? Ini tampaknya tidak dapat kita timbang dan kita ukur secara fisik, karena serupa dengan suara, pikiran tidak memiliki berat. pikiran juga merupakan hal yang kasat mata dan tak mampu dibayangkan bentuknya. Anda tidak akan dapat membayangkan bagaimana bentuk, aroma, atau segala bentuk fisik dari pikiran. Seolah, pikiran itu merupakan sebuah bentuk keajaiban yang luar biasa.
Namun, serupa dengan suara, pikiran pun juga didukung oleh hal-hal fisik. Kita mengetahui hal ini karena otak dapat berubah, dan perubahannya sesuai dengan apa yang kita pikirkan. Saat kita sedang tertidur, kita tidak memikirkan apapun. Namun ketika kita tertidur semakin dalam, maka otak kita akan bertransisi dan menciptakan mimpi-mimpi dan pikiran kita akan bekerja dengan liarnya. Beda lagi jika kita dalam keadaan tersadar, maka otak kita bekerja dalam keadaan normal penuh dengan kendali. Keadaan dari materi fisik yang ada, mempengaruhi keadaan pikiran kita.
Jika Anda mencederai jari kelingking Anda dalam sebuah kecelakaan maka Anda akan menderita, namun pikiran sadar Anda tidak terpengaruh.
Sebaliknya, jika Anda mencederai sedikit saja bagian dari lapisan otak Anda, maka hal ini akan mengubah kapasitas Anda untuk memahami segala sesuatu.
Ring 2 - Jika Demikian, Lalu Bagaimana Cara Otak Bekerja?
Segala harapan, mimpi, aspirasi, rasa takut, naluri, ide-ide luar biasa, kecenderungan, rasa humor, dan hasrat termasuk di dalam kendali dari satu organ rumit ini—dan ketika otak berubah, maka kita pun akan secara otomatis ikut berubah. Jadi, walaupun tampak lebih sederhana dan mudah jika kita menganggap pikiran itu tidak berdasarkan hal fisik, seperti hembusan angin, namun pada kenyataannya pikiran berkaitan langsung pada kendali pusat yang sangat rumit, yang disebut dengan otak.
Hal pertama yang kita pelajari dari meneliti jaringan-jaringan yang kita miliki adalah sebuah pelajaran yang cukup sederhana: sebagian besar dari apa yang kita lakukan, kita pikirkan dan kita rasakan, tidaklah berada di bawah kendali kesadaran kita.
Saraf kita yang seperti hutan rimba, mengoperasikan program mereka sendiri. Pikiran sadar Anda—diri Anda yang muncul dalam hidup setelah Anda terjaga dari tidur Anda—adalah sedikit hal yang terjadi di dalam benak Anda.
Walaupun pikiran bawah sadar kita bergantung pada fungsi kerja otak di dalam diri kita, namun segala perilaku kita pun juga dikendalikan dari sana. Sebagian besar pengoperasiannya berada di luar tingkat keamanan dari pikiran sadar kita. Pikiran sadar kita tidak memiliki hak untuk masuk dan mengendalikannya.
Pikiran sadar Anda bagaikan kapal selam antar benua yang membawa penumpang gelap, mendapatkan penghargaan tanpa mengetahui apa yang terjadi dan apa yang dilakukan oleh benda yang menggerakkan kita.
Otak merupakan pengumpul informasi dan pengendali sikap yang paling baik. Tidak penting apakah pikiran sadar yang dilibatkan dalam pembuatan keputusan. Dan, pada kenyataannya, sebagian besar kesempatan yang terjadi, bukanlah pikiran sadar yang membuat keputusan dalam hidup kita. Sebagian besar dari kinerja otak kita, dilakukan dengan cara otomatis, dan pikiran sadar kita hanyalah memiliki sedikit akses dalam mengendalikannya.
Anda akan menemukan salah satu bukti dari teori ini ketika kaki Anda sudah setengah menginjak pedal rem, sebelum Anda dengan sadar melihat bahwa mobil di depan Anda berhenti tiba-tiba. Anda pun akan menemukan juga pada Anda memperhatikan nama Anda disebut dalam sebuah percakapan yang dilakukan orang lain yang berada di meja sebelah, atau dua meja sebelah Anda, padahal Anda tidak sedang mendengarkan percakapan mereka. Juga ketika Anda menemukan seseorang menarik perhatian Anda tanpa Anda mengetahui penyebabnya, atau ketika sistem saraf Anda memberikan Anda intuisi mengenai pilihan yang mana yang harus Anda tentukan.
(Otak memanglah sebuah sistem yang sangat kompleks dengan tingkat kerumitan yang cukup tinggi, namun hal ini tidak berarti otak tidak dapat dimengerti. )
Ring 3 - Apakah Saya Bisa Memahami Otak Saya?
Jaringan saraf terbagi menjadi berbagai seleksi natural untuk memecahkan berbagai masalah yang kita hadapi. Seperti dengan mata dan organ-organ tubuh kita, otak kita pun juga terpahat oleh tekanan-tekanan evolusi. Dan begitu juga dengan pikiran sadar kita. Pikiran sadar kita berkembang agar bisa lebih bermanfaat, namun bermanfaat hanya dalam jumlah yang terbatas.
Otak Anda mengoperasikan kinerjanya dalam keadaan yang sangat rahasia, melahirkan ide-ide seperti sebuah sihir yang sangat ajaib. Secara incognito (penuh dengan kemisteriusan).
Hampir seluruh dari kinerja otak tidak dikendalikan oleh pikiran sadar kita, dan pada kenyataannya memang seperti inilah jalan yang terbaik. Pikiran sadar kita dapat mengambil penghargaan dan pengakuan yang diberikan atas kinerja otak, namun pikiran sadar kita tidak akan pernah ikut dalam pembuatan keputusan yang sebenarnya, karena jika mereka ikut maka hanya akan mengganggu dan merusak kinerja otak saja. Karena itulah, ketika diminta menjelaskan secara detil, pikiran sadar kita tidak akan mampu menguraikan dan menjelaskan kronologis proses pembuatan keputusannya.
(Jauh lebih baik agar pikiran sadar kita tidak terlibat dalam pembuatan keputusan. Biarkan mereka sebagai bagian yang menerima informasi terakhir saja.)
Di sisi lain, berpikir terus dipertimbangkan dengan masak sebagai sesuatu yang berbeda. Berpikir sepertinya tidak hadir dari proses material, namun berada pada kategori istimewa dalam kendali mental (atau biasanya disebut sebagai spiritual).
Pada abad ke sembilan belas, terdapat penemuan yang menekan pilar-pilar dari paradigma berpikir merupakan hal yang imateril. Penemuan ini menunjukkan bahwa berpikir, seperti juga aspek-aspek lain dari perilaku makhluk hidup, bukanlah sebuah sihir yang luar biasa—namun memiliki dasar yang penuh dengan mekanisme.
Ring 4 - Jika Tidak Mengandalkan Pikiran Sadar untuk Mengambil Keputusan yang Sebenarnya, Lalu Bagaimana Keputusan Ini Bisa Terjadi?
Intuisi mendorong Anda untuk membuka mata Anda dan dengan begitulah Anda bisa melihat dunia dengan pandangan yang sesungguhnya dan sejujur-jujurnya, dengan segala keindahan warnanya, makhluknya, bentuk dan kerumitannya. Visi muncul dengan sedikit upaya dan, dengan sedikit penerimaan yang baik, maka akan memiliki keakuratan yang cukup baik.
Terdapat sedikit perbedaan penting antara mata Anda dengan kamera yang memiliki resolusi tinggi. Seperti juga telinga Anda yang lebih canggih dari mikrofon yang dengan akurat merekam segala suara di dunia ini, juga ujung jari Anda yang dapat mengetahui dan mengenali bentuk tiga dimensi dari segala benda di dunia ini.
Perhatikan apa yang terjadi saat menggerakkan lengan Anda. Otak Anda akan bergantung pada ribuan jaringan saraf yang terhubung satu sama lain dan menciptakan kontraksi dan pengenduran—dan Anda sama sekali tidak mengetahui akan aktifitas saraf yang sangat sibuk tersebut. Yang Anda sadari hanyalah tangan Anda bergerak dan berpindah dari satu tempat ke tempat lain.
(Badai kesibukan dari aktifitas otak dan saraf digerakkan dan dikendalikan oleh otak, namun apa yang diterima oleh pikiran sadar Anda sangatlah jauh berbeda.)
Tindakan “melihat” muncul secara alamiah sehingga sulit untuk melihat proses pembentukannya yang berada di balik pikiran bawah sadar. Memang sepertinya cukup mengejutkan bahwa ternyata sepertiga dari otak manusia tercurahkan pada penglihatan. Otak perlu mengerahkan upaya dan kinerja dalam jumlah yang cukup banyak untuk menerjemahkan secara jelas aliran photon yang berjumlah milyaran, yang tertangkap oleh mata dan kembali menuju mata. Karena itulah hampir seluruh peristiwa visual bersifat ambigu.
Otak Anda harus menghadapi berbagai rintangan dan masalah untuk memperjelas informasi yang masuk melalui mata Anda dengan memberikan konteks, membuat asumsi, dan menggunakan cara yang sebenarnya bisa kita pelajari. Namun, semua ini tidaklah berlangsung tanpa ada upaya.
Pada orang yang mengalami kebutaan dari lahir, yang kemudian diberikan tindakan untuk mengobati dan menyembuhkan kebutaannya, maka begitu mereka sembuh dari kebutaannya mereka tidaklah serta merta dapat melihat dunia. Namun, mereka perlu untuk mempelajari segala hal yang mereka lihat dan yang mata mereka temukan. Kemudian dengan proses pemahaman, pengenalan dan adaptasi yang memang memerlukan waktu, barulah mereka benar-benar bisa menikmati dunia yang mereka lihat.
Bagi kita yang memiliki indera penglihatan sempurna sejak lahir, cara terbaik untuk memahami kenyataan bahwa penglihatan merupakan proses konstruksi yang penuh mekanisme, ialah dengan memperhatikaan dan menyadari seberapa sering sistem penglihatan kita melakukan kesalahan. Ilusi visual timbul dan terletak di sudut kendali sistem visual kita, dan mereka akan muncul begitu otak kita salah memperhatikan.
Terdapat beberapa kesulitan dalam mendefinisikan ilusi, karena ada kecenderungan bahwa semua hal yang kita lihat merupakan proses dari ilusi. Hal ini disebabkan oleh ke mana pun Anda mengarahkan penglihatan Anda, maka di sanalah Anda akan berfokus.
Daerah di sekitar fokus mata kita memiliki resolusi yang lebih buruk dari yang pernah Anda duga, karena ketika Anda melihat, maka otak Anda akan mengerahkan otot mata Anda pada hal yang menarik perhatian Anda. Resolusi penglihatan sekitar fokus mata kita (periferal) serupa dengan ketika kita melihat sebuah benda yang berada di balik pintu kamar mandi yang tampak transparan namun segala di baliknya terlihat kabur dan tidak jelas. Cukup menarik untuk mempertimbangkan bahwa mayoritas manusia hidup dan menjalani seluruh hidup mereka tanpa menyadari bahwa penglihatan mereka begitu terbatas dalam tiap keadaan.
Begitu otak mengunci sebuah objek, perubahan yang terjadi akan mudah untuk dilihat—namun hal ini bisa terjadi dan disadari hanya setelah melakukan penelitian dan mengerahkan perhatian yang cukup besar. Buta perubahan (change blindness) menunjukkan pentingnya sebuah perhatian: untuk melihat sebuah benda atau objek, maka Anda perlu untuk fokus terhadapnya.
Sebuah kekeliruan yang sering terjadi adalah meyakini bahwa sistem visual kita memberikan gambaran yang sesungguhnya dari apa yang ada “di luar sana”, seperti halnya dengan kamera video. Anda tidaklah melihat dunia dalam keadaan sesungguhnya dan tidak pula dengan lengkap seperti apa yang Anda yakini; bahkan, pada kenyataannya, Anda tidak menyadari sebagian besar hal yang ditangkap oleh mata Anda.
(Ahli saraf merupakan yang pertama kali menemukan bahwa mengarahkan mata Anda pada sesuatu tidaklah menjamin Anda melihat hal tersebut.)
Dari sebagian besar kecelakaan mobil yang disebabkan oleh kebutaan perhatian, mata pengemudi memang melihat pada tempat yang tepat, namun otak tidak melihat rangsangannya. Penglihatan, lebih dari sekedar melihat.
Otak Anda tidak harus mengetahui seluruh hal yang ada; bahkan otak Anda hampir tidak mengetahui bagaimana cara untuk keluar dan menangkap seluruh data. Otak kita hanya perlu mengetahui dasar-dasarnya saja. Anda tidaklah perlu menyadari dan mengetahui keadaan lidah Anda setiap waktu dalam pikiran sadar Anda, karena pengetahuan itu hanya berguna pada saat-saat tertentu saja.
Ketika kita melihat dengan change blindness, kita tidak menyadari sebagian besar hal yang harusnya begitu jelas bagi kita; hanya ketika kita mengerahkan perhatian kita pada sebagian kecil dari keadaan yang sedang kita lihat, maka kita baru mulai menyadari apa yang sedang kita tatap dan apa yang kita lewatkan. Sebelum kita mengerahkan konsentrasi kita, maka kita tidak sadar bahwa kita tidak menyadari detil-detil tersebut.
Ring 5 - Lalu, Bagaimana Cara Kerja Penglihatan yang Sesungguhnya?
(Jadi, bukan hanya kita tidak mampu melihat sebagian besar dunia di luar kita, namun sebagian besar hal yang tertatap mata kita pun tidak terlihat oleh kita. )
Otak kita tidak perlu melihat segala sesuatunya sekaligus, dan juga tidak perlu menyimpan segala sesuatunya dalam memorinya; otak hanya perlu mengetahui di mana letak informasi yang dibutuhkan berada, maka ketika dibutuhkan otak akan pergi ke sana.
Ketika mata Anda bergerak mengamati dunia, mereka seperti para agen dalam sebuah misi, mengoptimalisasikan strategi mereka untuk mendapatkan informasi. Bahkan, walaupun mereka merupakan mata “Anda”, Anda tidak banyak mengetahui tugas mereka sebenarnya. Seperti sebuah pasukan khusus, mata Anda bergerak cepat di luar radar, terlalu cepat untuk bisa diikuti pikiran sadar Anda.
Karena penglihatan hadir tanpa mengerahkan banyak upaya, maka kita seperti ikan yang diminta untuk memahami air. Karena seumur hidupnya ikan tinggal di air, maka sangat tidak mungkin bagi ikan untuk menyadari adanya air. Namun begitu ikan melihat buih atau gelembung yang lewat di depan matanya, maka bisa jadi itu bisa membuat ia berpikir. Begitu juga dengan ilusi visual kita. Seperti buih atau gelembung, ilusi visual kita bisa memancing perhatian kita untuk memperhatikan bagaimana mata kita bekerja—dan dengan hal semacam ini pula yang dapat membuat kita sadar untuk mempelajari apa yang terjadi di otak kita.
(Penglihatan bersifat aktif, bukan pasif.)
Penglihatan Anda melerai pertarungan antara informasi-informasi yang sedang berkonflik, dan alih-alih melihat dunia dengan sebenar-benarnya, Anda malah hanya melihat situasi per situasi tergantung dari persepsi mana yang dimenangkan oleh penglihatan Anda. Bahkan jika belum terjadi perubahan apa pun di dunia luar sana, otak Anda secara dinamis memberikan interpretasi yang berbeda.
Pada tahun 1668, seorang filsuf Prancis dan ahli matematika, Edme Mariotte menemukan sesuatu yang tidak pernah diduga: yaitu terdapat potongan kecil di retina kita di mana membuat penerimaan gambar dalam penglihatan kita menjadi hilang. Hal ini sangat mengejutkan Mariotte karena area visualnya terus terjadi: terdapat sebuah lubang dalam penglihatan kita—yang mana kini dikenal sebagai titik kebutaan (blind spot)—yang terletak di tiap mata kita.
Jangan mengira bahwa blind spot kita berukuran kecil. Ini sangatlah besar. Bayangkan diameter dari rembulan di langit malam. Anda dapat menampung tujuh belas buah bulan di dalam blind spot ini. Terdapat dua buah mata dan blind spot ini terletak di tempat yang berbeda dan tidak menutupi mata kita.
Namun secara signifikan, tidak ada seorang pun yang menyadari dan memperhatikannya, karena otak kita mengisi apa yang hilang tertutupi oleh blind spot kita. Tanpa memiliki informasi apapun mengenai apa yang hilang tertutupi blind spot, otak kita membuat sesuatu berdasarkan pola di sekitar benda yang hilang tersebut dan mengisinya di penglihatan kita.
(Anda tidak melihat apa yang ada di luar sana. Anda hanya melihat apa yang otak Anda perintahkan pada Anda untuk melihat.)
Herman von Helmholtz, seorang fisikawan pada pertengahan 1800, menduga bahwa aliran data yang bergerak dari mata menuju ke otak tampak terlalu kecil untuk bisa mendefinisikan luasnya penglihatan kita. Beliau menyimpulkan bahwa otak harus membuat asumsi mengenai data yang akan masuk, dan bahwa asumsi ini adalah berdasarkan pada pengalaman kita terdahulu. Dengan kata lain, dengan sedikitnya informasi yang tersedia, otak Anda menggunakan tebakan-tebakan terbaiknya untuk bisa mengubahnya menjadi sesuatu yang lebih luas.
Helmholtz menyebut konsep penglihatan ini sebagai “kesimpulan pikiran bawah sadar (unconscious inference)”, di mana kesimpulan di sini mengacu pada gagasan bahwa otak menebak atau menduga apa yang ada di luar sana, dan pikiran bawah sadar mengingatkan kita pada prosesnya yang sama sekali tidak melibatkan kesadaran kita.
Ketahuilah, bahwa otak kita tidak bisa melihat apa-apa kecuali apa yang tertangkap oleh kedua mata kita. Otak kita hanya mengolah dan menyusun data-data yang dialirkan melalui saraf. Otak kita hanya melihat kegelapan, namun dari kinerjanya membuat kita bisa melihat warna warni. Otak kita hanya melihat kegelapan, pikiranlah yang menerangkan.
David Eagleman, seorang ahli saraf pada Baylor College of Medicine, di mana beliau mengepalai Laboratory for Perception and Action, dan juga Initiative on Neuroscience and Law. Penelitiannya diterbitkan pada jurnal utama dari Science to Nature, dan buku ilmu sarafnya meliputi Wednesday Is Indigo Blue: Discovering the Brain of Synesthesia. Beliau juga merupakan penulis dari buku yang masuk dalam kategori penjualan terbaik di mancanegara, yaitu Sum: Forty Tales from the Afterlives.
Beginilah proses Billy menemukan jawabannya. Ia merasa memiliki harapan baru dan dalam hatinya ia sangat berterima kasih kepada Mike. Berharap suatu hari bisa bertemu dengannya kembali dengan the new Billy. Hal berikut yang Billy peroleh dari buku ini.
- Jika Anda mencederai jari kelingking Anda dalam sebuah kecelakaan maka Anda akan menderita, namun pikiran sadar Anda tidak terpengaruh. Sebaliknya, jika Anda mencederai sedikit saja bagian dari lapisan otak Anda, maka hal ini akan mengubah kapasitas Anda untuk memahami segala sesuatu.
- Segala harapan, mimpi, aspirasi, rasa takut, naluri, ide-ide luar biasa, kecenderungan, rasa humor, dan hasrat termasuk di dalam kendali dari satu organ rumit ini—dan ketika otak berubah, maka kita pun akan secara otomatis ikut berubah.
- Otak Anda mengoperasikan kinerjanya dalam keadaan yang sangat rahasia, melahirkan ide-ide seperti sebuah sihir yang sangat ajaib. Secara incognito (penuh dengan kemisteriusan).
- Intuisi mendorong Anda untuk membuka mata Anda dan dengan begitulah Anda bisa melihat dunia dengan pandangan yang sesungguhnya dan sejujur-jujurnya, dengan segala keindahan warnanya, makhluknya, bentuk dan kerumitannya. Visi muncul dengan sedikit upaya dan, dengan sedikit penerimaan yang baik, maka akan memiliki keakuratan yang cukup baik.
- Dari sebagian besar kecelakaan mobil yang disebabkan oleh kebutaan perhatian, mata pengemudi memang melihat pada tempat yang tepat, namun otak tidak melihat rangsangannya. Penglihatan, lebih dari sekedar melihat.
Terima kasih telah bersama-sama mengikuti perjalanan Billy menemukan kembali makna hidupnya. Semoga kisah Billy ini bisa menginspirasi sekaligus bermanfaat bagi Anda. Sampai berjumpa di BaRing selanjutnya.
Jika ada masukan dan ide untuk Baring.Digital, silakan email kami di ingat@baring.digital
Sukses selalu untuk Anda.
Rekomendasi Baring Lainnya