THE JOY OF LIVING – Unlocking The Secret & Science of Happiness
Rex Yongey Mingyur & Eric Swanson
Teks tersedia
Audio tersedia
-
Plot
-
Ring 1
-
ring 2
-
ring 3
-
ring 4
-
ring 5
-
Ring 6
-
Ring 7
-
Ring 8
-
Ring 9
-
Kesimpulan
-
Full Dering
“The Joy Of Living, penulis: Yongey Mingyur & Eric Swanson”
Ole membaca judul buku yang baru saja sampai ke rumahnya, sejak ia pesan secara online beberapa hari yang lalu. Ia tertarik pada buku ini, karena ia melihat artikel di internet yang mereview sedikit mengenai penulisnya.
“Padahal bahkan orang yang sangat jarang mengalami kepanikan tetap akan merasakan sedikit claustrophobia saat sedang berbaring dalam mesin MRI yang begitu sempit. Kemampuan Yongey Mingyur dalam mengendalikan fokus dengan baik saat sedang berada dalam lingkungan yang sangat sempit sekalipun, menunjukkan bahwa latihan meditasi yang dilakukannya dapat mengatasi kecenderungan untuk panik.”
Begitu membaca kutipan ini, pikiran Ole langsung bertanya-tanya, “Bagaimana jika ia bisa mendapatkan ketenangan seperti itu? Seperti apa perubahan yang terjadi pada kesehariannya? Mungkinkah ini akan bisa meminimalisir kepanikan saat krisis, sehingga bisa membuat keputusan yang lebih baik sebagai seorang manajer? Sehingga ia bisa lebih baik lagi dalam memimpin timnya?”
Inilah kenapa ia jadi sangat bersemangat membaca buku tersebut.
So. Mari kita simak perjalanan Ole dalam mendapatkan insight dari buku The Joy Of Living, di BaRing kali ini.
Ring 1 - Bagaimana Cara Agar Kita Bisa Menemukan Kebahagiaan dan Tenang dalam Segala Situasi?
Dalam proses meditasi, aktivitas saraf pada bagian utama dalam sistem kerja otak yang berfungsi untuk merasakan kebahagiaan, melonjak menjadi 700 hingga 800 persen. Sebagai subjek yang umum dalam penelitian, pada bagian yang sama dalam otak para relawan yang baru saja memulai kegiatan meditasi pun juga mengalami lonjakan antara 10 hingga 15 persen.
Kita dapat melihat apa yang sesungguhnya terjadi jika kita bisa duduk dan mengamati pikiran serta pengalaman kita. Pengetahuan konseptual tidaklah cukup, kita harus memiliki keyakinan yang berasal dari pengalaman kita.
Penderitaan memiliki banyak bentuk. Bentuknya berkisar dari berbisik menggerutu bahwa kita bisa menjadi lebih bahagia “jika saja” beberapa aspek kecil dari hidup kita berjalan dengan berbeda, hingga derita rasa sakit dan teror dari kematian.
Dualisme bukanlah kelainan karakter atau sebuah cacat. Namun, ini merupakan mekanisme pertahanan hidup yang kompleks, yang mengakar begitu dalam pada struktur dan fungsi otak—yang mana, bersama dengan mekanisme lainnya, dapat diubah berdasarkan pengalaman.
Hanya dengan menyadari makna dari pikiran, maka kita akan dapat mengubah kepanikan menjadi ketenangan dan kegalauan menjadi kebahagiaan.
Ingatlah, setiap kebaikan, setiap bentuk kata, setiap senyuman yang Anda berikan pada orang lain yang mungkin sedang mengalami hari buruknya, akan kembali kepada Anda dalam cara yang akan membuat Anda terkejut.
Ring 2 - Apa Sebenarnya yang Membentuk Makhluk Hidup Itu?
Tiap makhluk yang berakal—yaitu, tiap makhluk yang diberkahi dengan indera kesadaran—dapat didefinisikan menjadi tiga aspek dasar atau karakteristik: tubuh, ucapan, dan pikiran.
Tubuh, tentu saja, mengacu pada bentuk fisik dari keberadaan kita, yang mana terus menerus mengalami perubahan. Tubuh lahir, tumbuh, mengalami sakit, menua, dan pada akhirnya nanti akan mengalami kematian.
Ucapan tidak hanya mengacu pada kemampuan kita untuk berbicara, namun juga pada seluruh ragam sinyal yang kita ubah menjadi bentuk suara, kata-kata, gerakan, dan ekspresi wajah. Dan bahkan, termasuk sinyal yang diubah menjadi hormon feromon. Feromon adalah campuran kimia yang terdapat di dalam tubuh mamalia yang secara tak kasat mata mempengaruhi perilaku dan perkembangan mamalia lainnya.
Seperti juga dengan apa yang terdapat pada tubuh, ucapan pun merupakan aspek pengalaman yang tidak kekal. Seluruh pesan yang kita ubah menjadi kata-kata atau melalui sinyal lainnya, datang dan pergi pada saatnya. Dan ketika tubuh mengalami kematian, maka kemampuan dan kapasitas untuk berbicara atau berucap pun juga ikut mati.
Pikiran merupakan hal yang lebih sulit untuk dideskripsikan. Ini bukanlah sesuatu yang dapat kita tunjukkan semudah kita mengidentifikasi tubuh atau ucapan. Namun, seberapapun mendalamnya para ahli meneliti dan menginvestigasi aspek keberadaan ini, tidak ada yang mampu menentukan atau menunjukkan lokasi dan bentuk sesungguhnya dari hal yang kita sebut dengan “pikiran” ini.
Ring 3 - Kenapa Pikiran Merupakan Aspek Penting dalam Hidup Kita?
Kita merasa. Kita berpikir. Kita mengenali kapan punggung kita merasakan sakit atau kaki kita merasa kebas. Kita mengetahui bahwa kita sedang siaga atau sedang dalam keadaan lelah. Bahagia atau sedang sedih.
Ketidakmampuan untuk menetapkan lokasi atau menunjukkan sebuah bentuk fenomena tidaklah serta merta berarti hal tersebut tidak ada. Semua ini hanya berarti kita belum mampu mengakumulasi informasi yang cukup untuk memetakan bentuk yang sesuai.
Memiliki pikiran merupakan hal yang menyatukan seluruh makhluk berakal, atau makhluk yang memiliki kesadaran. Baik itu manusia, tumbuhan atau rerumputan. Begitupula dari hal-hal lain yang kita tidak anggap hidup, seperti batu, bungkus permen, atau balok-balok semen.
Pikiran, dalam wujudnya, merupakan aspek yang paling penting dari seluruh makhluk yang masuk dalam kategori berakal. Bahkan seekor cacing tanah pun memiliki pikiran.
Pikiran adalah aspek yang paling penting untuk membawa makhluk berakal menuju sisi alamiahnya. Pikiran bagaikan seorang penggerak boneka, di mana tubuh dan segala macam bentuk komunikasi yang disebut dengan “ucapan” adalah bonekanya.
Walaupun kita tidak dapat melihatnya, pikiran selalu siaga dan aktif. Pikiran merupakan sumber dari kemampuan kita untuk mengenali perbedaan antara bangunan dengan pepohonan. Antara hujan dan salju. Antara langit yang cerah dengan langit yang mendung berawan.
Namun, karena pikiran adalah kondisi dasar dari pengalaman hidup kita, biasanya sebagian besar dari kita menggunakannya dengan sembarangan. Kita tidak tergerak untuk menanyakan pada diri kita apa yang sesungguhnya kita pikirkan.
Kita tidak bertanya pada diri kita mengenai: “apakah pikiran terletak di dalam tubuh, atau di luarnya? Apakah pikiran berawal dari suatu tempat, berada di suatu tempat dan berhenti di suatu tempat? Apakah pikiran memiliki bentuk dan warna yang jelas dan pasti? Apakah pikiran benar-benar nyata, atau itu hanya merupakan aktivitas acak dari sel-sel otak?”
Sayangnya, salah satu dari hambatan utama yang kita hadapi saat kita mencoba untuk mengamati pikiran adalah seringnya timbul keyakinan alam bawah sadar, yaitu: “kita dilahirkan dengan apa adanya dan kita tidak dapat melakukan sesuatu pun untuk mengubahnya”. Jika kita tidak menyadari hal ini, maka ide tersebut akan menghalangi segala upaya kita untuk mencoba.
Ring 4 - Sebenarnya Apa yang Ditemukan Para Peneliti di Dalam Otak Kita?
Pada dasarnya bagi manusia, sebagian besar aktivitas lebih mengacu pada kelompok sel yang disebut dengan saraf (neurons). Neuron merupakan sel-sel yang sangat sosial: mereka seolah senang bergosip.
Pada satu sisi mereka seperti anak sekolahan yang nakal, yang terus menerus saling memberikan catatan dan berbisik satu sama lain. Namun percakapan antar neuron lebih mengacu kepada sensasi, pergerakan, memecahkan masalah, membuat memori-memori, dan menghasilkan pikiran dan emosi.
Sel-sel yang senang bergosip itu berbentuk menyerupai pohon. Batangnya yang dikenal dengan nama axon dan cabang-cabangnya saling menerima dan mengirimkan pesan-pesan kepada cabang-cabang sel saraf lainnya. Yang kemudian mengalir ke otot-otot dan lapisan, organ vital, serta organ pengindera.
Di antara cabang-cabang tersebut terdapat ruang sempit tempat informasi mengalir, yang disebut dengan synapses. Pesan-pesan yang baru saja mengalir melewati ruang ini dibawa oleh molekul-molekul kimia yang dinamakan dengan neurotransmitter, yang mana menciptakan sebuah sinyal listrik yang dapat tertangkap dan diukur oleh EEG.
Dalam bidang ilmu saraf, kemampuan untuk mengganti koneksi saraf yang sudah tua dengan yang lebih baru dinamakan dengan neuronal plasticity. Ungkapan Tibet untuk kemampuan ini adalah le-su-rung-wa, yang jika diterjemahkan secara kasar menjadi “sifat lembut”.
Ring 5 - Bagaimana Otak Bisa Menyimpan Memori?
Sistem limbik memiliki beberapa struktur dan kapabilitas penting. Dua dari struktur ini memiliki sebutan yang istimewa. Pertama adalah hippocampus, yang terletak di wadah sementara—yaitu, yang terletak di belakang otak. Hippocampus merupakan hal yang krusial untuk menciptakan memori-memori baru mengenai pengalaman yang baru, yang bisa memberikan makna bagi respon emosional kita.
Jika bagian otak ini terserang sesuatu dan mengalami kerusakan, maka otak kita akan sulit untuk menciptakan memori-memori baru. Para penderita akan tetap bisa mengingat dan mengenang segala pengalaman mereka sebelum hippocampus mereka menderita cedera. Mereka akan mudah melupakan segala peristiwa dan siapapun yang mereka temui setelah cedera.
Hippocampus juga merupakan bagian yang paling pertama terserang ketika penyakit Alzheimer melanda, begitu juga dengan penyakit mental schizophrenia, depresi akut, dan kelainan bipolar.
Ring 6 - Bagaimana Otak Bisa Membuat Kita Merasakan Emosi?
Bagian lain yang cukup signifikan di dalam area sistem limbik adalah amygdala. Amygdala berbentuk seperti kacang almond yang sangat kecil dan terletak di bagian bawah area limbik. Seperti juga dengan hippocampus, amygdala juga terbagi menjadi dua organ yang terletak masing-masing di kedua bagian otak, otak kanan dan otak kiri.
Amygdala memainkan peran yang sangat penting dalam kapasitas kita merasakan emosi dan untuk menciptakan memori emosi. Penelitian menemukan bahwa jika terjadi cedera atau tindakan pembuangan amygdala, maka sang penderita akan kehilangan hampir seluruh kemampuan untuk merespon segala jenis emosi, dan juga ketidakmampuan untuk membentuk atau mengenali hubungan sosial.
Aktivitas amygdala dan hippocampus memberikan perhatian yang mendalam, yang mana kita perlukan untuk mendefinisikan praktek ilmiah dari kebahagiaan. Karena amygdala terhubung pada sistem saraf otonomi, maka memori emosional yang dibentuk oleh amygdala menjadi sangat kuat, dan terhubung pada reaksi biologis dan biokemikal yang signifikan.
Ring 7 - Lalu, Darimana Kemampuan Berpikir Kita Berasal?
Aktivitas dari sistem limbik—atau dapat juga disebut dengan “bagian otak emosional”—diseimbangkan oleh bagian ketiga yang mana merupakan lapisan yang paling berkembang di dalam otak, yaitu: neocortex. Lapisan otak ini, yang mana biasanya terdapat di mamalia, memberikan kemampuan untuk berpikir, menimbang, membentuk konsep, merencanakan, dan menyesuaikan respon emosional.
Walaupun bagian ini sangatlah kecil di dalam otak mamalia, namun semua orang yang pernah menyaksikan seekor kucing membuka pintu lemari atau menyaksikan anjing membuka pintu dari gagangnya, maka orang tersebut berarti telah menyaksikan kinerja neocortex.
Di antara manusia dan mamalia lain yang berevolusi dalam tingkat yang tinggi, neocortex berkembang menjadi struktur yang lebih rumit dan lebih luas. Neocortex adalah yang memberikan kita kemampuan bahasa, menulis, matematik, musik dan seni.
Neocortex kita merupakan tempat aktivitas-aktivitas rasional kita. Ini termasuk memecahkan masalah, menganalisa, menilai, mengendalikan, dan kemampuan untuk mengorganisir informasi, belajar dari kesalahan di masa lalu, dan berempati pada orang lain.
Ring 8 - Bagaimana Kita bisa menyadari kehadiran pikiran, perasaan, dan persepsi?
Kesadaran halus ini dikenal dengan pikiran yang terpusat (atau mindfulness). Pikiran yang terpusat berarti kita menempatkan pikiran kita pada kejernihan dan kejelasan yang alami.
Hanya dengan memperhatikan dan menyadari apa yang sedang terjadi di dalam pikiran Anda, maka sesungguhnya Anda sedang mengubah keadaan pikiran Anda.
Kita semua dapat mulai merasakan kebebasan yang jernih dan jelas sekarang juga, melalui latihan sederhana. Cukup dengan melakukan sit-up, bernafas dengan normal, dan membiarkan diri Anda menjadi sadar akan udara yang menghampiri. Udara yang mengalir dan terbuang melalui pernafasan Anda.
Begitu Anda berada dalam keadaan yang santai hingga bisa menyadari proses pernafasan Anda, maka Anda akan mulai dapat menyadari ratusan pemikiran yang melintasi benak Anda. Ketika Anda menemukan diri Anda sedang teralih pada suatu gagasan atau pemikiran, maka bawalah kembali diri Anda untuk fokus pada pernafasan Anda.
Pada awalnya Anda mungkin akan terkejut dengan begitu banyak dan beragamnya pikiran yang Anda sadari, seperti air terjun yang begitu deras turun dari gunung. Pengalaman seperti ini bukanlah sebuah bentuk kegagalan, melainkan ini adalah tanda keberhasilan.
Dengan merasakan dan menyadari semua itu, berarti Anda mulai mengenali bagaimana pemikiran dan ide-ide yang begitu banyak dan beragam biasanya melintasi benak Anda tanpa Anda menyadarinya.
Pikiran bagaikan samudera. Warnanya berubah dari hari ke hari, situasi ke situasi, merefleksikan pikiran dan emosi kita. Di sisi lain, serupa juga dengan samudera, benak kita tidak pernah berubah, selalu jernih dan bersih, walau apapun yang direfleksikan.
Mempraktikkan mindfulness mungkin akan tampak sulit pada awalnya, namun intinya bukanlah untuk berhasil secepat mungkin. Segala yang tampak tidak mungkin akan lebih mudah dengan praktik. Tidak ada satu hal pun yang tidak bisa dibiasakan.
Menjadi seorang yang memiliki pikiran yang terfokus merupakan proses bertahap dari membentuk koneksi saraf dan menyebarkan informasi antara saraf yang lama. Proses ini membutuhkan langkah-langkah kecil pada tiap waktunya.
Pengalaman akan mengikuti niat awal. Di manapun diri kita berada, apapun yang kita lakukan, segala yang kita perlu lakukan adalah mengenali dan menyadari pemikiran, ide, perasaan, dan persepsi kita sebagai suatu yang alami.
Ring 9 - Apa yang Bisa Membatasi Pikiran, dan Bagaimana Mengatasinya?
Ketika benak kita diwarnai oleh persepsi dualistik, maka seluruh pengalaman—bahkan keadaan saat kita senang dan bahagia—terikat oleh perasaan terbatasi. Selalu ada “tapi” yang merayap dari belakang. Salah satu jenis “tapi” adalah “tapi” berbeda. Misalnya: “Oh, pesta ulang tahun saya sangat indah, tapi saya lebih menyukai kue cokelat daripada kue wortel.”
Kemudian, ada “tapi” lebih baik. Contohnya, “Saya suka rumah baru saya, tapi rumah teman saya lebih besar dan lebih terang.”
Lalu yang terakhir, ada “tapi” ketakutan. “Saya tidak tahan dengan pekerjaan saya, tapi pada bursa kerja zaman sekarang, bagaimana saya bisa menemukan pekerjaan yang lain?”.
Sangat mungkin untuk bisa keluar dari batasan-batasan kita. Karena, segala bentuk kebiasaan bisa ditinggalkan dan diubah. Bagi sebagian besar kita, pikiran kita terhalangi oleh gambaran diri yang penuh keterbatasan yang diciptakan oleh pola saraf kebiasaan.
Pikiran yang alami merupakan kemampuan untuk membentuk segala sesuatu, termasuk mengabaikan sisi alaminya sendiri. Kapan pun kita merasakan takut, kesedihan, cemburu, keinginan, atau emosi lain yang dapat menimbulkan sisi lemah dari diri kita, maka itu berarti kita sedang mengalami sisi alami pikiran kita yang tidak terbatas.
Yongey Mingyur, lahir pada tahun 1975 di Nepal. Beliau merupakan praktisi dan filsuf ajaran Buddha di Tibet.
Eric Swanson, seorang lulusan Universitas Yale dan Juilliard School. Beliau juga mengikuti ajaran Buddha sejak 1995.
Setelah membaca buku ini, Ole kini memahami cara untuk menjadi lebih tenang. Ia mencatat beberapa hal penting dalam buku ini, seperti:
- Hanya dengan menyadari makna dari pikiran, maka kita akan dapat mengubah kepanikan menjadi ketenangan dan kegalauan menjadi kebahagiaan.
- Tiap makhluk yang berakal—yaitu, tiap makhluk yang diberkahi dengan indera kesadaran—dapat didefinisikan menjadi tiga aspek dasar atau karakteristik: tubuh, ucapan, dan pikiran.
- Memiliki pikiran merupakan hal yang menyatukan seluruh makhluk berakal, atau makhluk yang memiliki kesadaran.
- Sebagian besar aktivitas lebih mengacu pada kelompok sel yang disebut dengan saraf (neurons)
- Hippocampus merupakan hal yang krusial untuk menciptakan memori-memori baru
- Amygdala memainkan peran yang sangat penting dalam kapasitas kita merasakan emosi
- Neocortex adalah yang memberikan kita kemampuan bahasa, menulis, matematik, musik dan seni.
- Hanya dengan memperhatikan dan menyadari apa yang sedang terjadi di dalam pikiran Anda, maka sesungguhnya Anda sedang mengubah keadaan pikiran Anda.
- Kapan pun kita merasakan takut, kesedihan, cemburu, keinginan, atau emosi lain yang dapat menimbulkan sisi lemah dari diri kita, maka itu berarti kita sedang mengalami sisi alami pikiran kita yang tidak terbatas.
Terima kasih telah menemani perjalanan Ole, semoga perjalanan ini bermanfaat untuk Anda. Akhir kata, sampai jumpa di Baring selanjutnya.
Jika ada masukan dan ide untuk Baring.digital, silakan email kami di ingat@baring.digital
Rekomendasi Baring Lainnya