Finish: Give Yourself a Gift of Done
Jon Acuff
Teks tersedia
Audio tersedia
-
Plot
-
Ring 1
-
ring 2
-
ring 3
-
ring 4
-
ring 5
-
ring 6
-
ring 7
-
Kesimpulan
-
Full Dering
Risma terpilih menjadi karyawan terbaik tahun ini. Para atasannya sangat menyukai hasil kerjanya. Di samping ia mendapatkan banyak pujian, ternyata banyak dari rekan kerjanya yang mencibirnya karena sikap menuntut dan mudah mood-mood-an.
Bagaimana tidak, setiap pekerjaan yang berhubungan dengan Risma haruslah selalu sempurna. Jika ada kekurangan atau kesalahan cetakan sedikit saja, maka ia tidak segan-segan menegur untuk tidak melakukan hal yang sama di masa depan. Masalahnya ia menuntut sesuatu kepada orang-orang yang levelnya sama. Akan berbeda cerita jika ia meminta ke bawahannya atau levelnya lebih rendah dari Risma.
Sikapnya ini sangat mengganggu untuk beberapa orang teman kerjanya. Mengetahui ini, Joni atasannya langsung tidak ingin Risma semakin dibenci dan dijauhi orang-orang yang berhubungan dengannya. Ia ingin Risma bisa bekerja sama dan saling mendukung satu sama lain. Joni merasa kalau Risma akan memiliki peran penting di perusahaan ini di masa depan.
Ia pun berinisiatif memberikan Risma buku “Finish: Give Yourself the Gift of Done” karya Jon Acuff untuk mengurangi sikap perfeksionisnya.
Penasaran apa saja yang akan dipelajari oleh Risma? Mari kita lihat di Ring berikut ini.
Ring 1 - Mengapa Sikap Perfeksionis itu Berbahaya?
Perfeksionis memberikan banyak kebohongan. Kebohongan pertama yang berhubungan dengan goal atau tujuan adalah, “Berhenti jika tidak bisa sempurna.” Diakui kalau hasil kerja dari perfeksionis sangat mengagumkan tetapi sikap ini justru menambah beban mental. Justru semakin seseorang tidak menjadi perfeksionis maka mereka akan semakin menjadi produktif. Mengembangkan toleransi terhadap ketidaksempurnaan adalah faktor kunci dalam perubahan.
Sikap perfeksionis menyebabkan 2 masalah. Pertama, sikap ini membuat seseorang menyerah pada impian atau projek karena kinerjanya di awal-awal tidak memenuhi harapannya. Misalnya, seseorang ingin menurunkan berat badannya agar terlihat lebih sexy. Kemudian di hari ketujuh, karena satu dua alasan, ia pun memakan coklat atau cemilan yang ia ingin hindari sejak awal. Kondisi ini membuat ia merasa semua usahanya sebelumnya sudah gagal dan menjadi sia-sia. Penulis menyebut kondisi ini efek Day After Perfect (hari setelah sempurna).
Kedua, terjadinya penundaan bertindak atau menyelesaikan sebuah proyek karena membuat ia khawatir pada hasil akhirnya yang kurang cukup baik. Misalnya seseorang meninggalkan pekerjaannya di atas kertas meskipun ia telah menghabiskan banyak waktu untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut sebelumnya atau Anda tidak mengirim naskah buku Anda melainkan menghabiskan waktu untuk mengeditnya. Penulis menyebut kondisi ini sebagai efek Day Before Done (hari sebelum selesai).
Ring 2 - Bagaimana Membuat Tujuan yang Peluang Tercapainya Tinggi?
Kebohongan kedua tentang perfeksionis adalah membuat tujuan itu harus besar. Ada pepatah umum yang menyatakan, "Bermimpilah setinggi bulan. Bahkan jika kamu meleset, kamu akan mendarat di antara bintang-bintang." Masalahnya dalam banyak kasus, tujuan besar yang sangat ambisius sebenarnya membuat seseorang tidak pernah mencapai tujuannya. Lalu bagaimana cara mengatasi masalah seperti ini?
Ada 2 hal yang bisa Anda lakukan; pertama capai impian Anda setengahnya. Ini tidak berarti Anda tidak bisa menetapkan tujuan besar yang benar. Melainkan dalam proses mencapainya Anda menurunkan setengah dari impian Anda. Begitu Anda sudah mencapainya, Anda bisa menetapkan target baru.
Mencapai goal seperti melakukan maraton bukan sprint. Lebih mudah mencapai tujuan jika melakukannya sedikit demi sedikit tapi dengan menjaga konsistensi dan perbaikan dalam prosesnya daripada Anda langsung mencurahkan semua energi dan sumberdaya Anda saat itu juga. Sadarilah bahwa sebuah perubahan besar membutuhkan waktu dan proses. Dibutuhkan kesabaran dalam menjalaninya.
Untuk membuktikan keefektifan dari memotong setengah goal, penulis melakukan program 30 Days of Hustle, di mana ia meminta pada partisipan untuk memotong setengah golnya. Hasil penelitiannya menunjukkan mereka yang memotong target menjadi dua meningkatkan kinerja mereka dari tantangan terkait tujuan serupa di masa lalu rata-rata lebih dari 63 persen. Angka yang cukup fantastik bukan?
Cara kedua adalah dengan melipatgandakan waktu dalam mencapainya. Psikolog Roger Buehler meminta para siswanya untuk memprediksi berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tesis mereka, dengan skenario kasus terbaik dan kasus terburuk yang mungkin bisa terjadi. Rata-rata para siswa menebak akan menghabiskan waktu selama tiga puluh empat hari untuk menyelesaikannya. Kenyataannya, mereka membutuhkan waktu lima puluh enam hari, hampir dua kali lebih lama.
Dalam prakteknya, tidak semua target bisa diperkecil. Misalnya Anda harus membayar cicilan rumah. Jelas bank tidak ingin mengurangi tagihan yang harus Anda bayarkan. Kalau kasusnya seperti ini maka beri waktu lebih kepada diri Anda untuk bisa mencapai target Anda. Gunakan waktu kosong Anda untuk menghasilkan penghasilan lebih. Meskipun Anda membayar lebih banyak tapi Anda tetap melunasi seluruh hutang Anda.
Ring 3 - Bagaimana Cara Membuat Progres yang Pasti?
Kebohongan ketiga dari perfeksionis adalah, “Anda bisa melakukan semua hal yang diperlukan untuk sukses.” Orang perfectionist sering berpikir bahwa mereka bisa melakukan semua hal yang perlu dilakukan. Ini adalah pemikiran yang salah dan menyesatkan. Satu-satunya cara untuk mencapai tujuan baru Anda adalah dengan memberinya sumber daya Anda yang paling berharga, waktu.
Yang tidak banyak disadari banyak orang, saat mereka memberikan waktu mereka pada satu hal, mereka mengambil waktu yang sama dari hal yang lain. Untuk menjadi lebih baik dalam satu hal, maka Anda akan menjadi lebih buruk di hal lain. Anda bisa menjadi menjadi marketing yang hebat, tapi kemungkinan besar Anda akan menjadi koki atau mekanik yang buruk. Semua bergantung pada waktu yang curahkan pada satu bidang tertentu.
Dengan waktu yang terbatas setiap harinya, Anda perlu memilih tindakan yang akan memberi dampak paling besar dalam meraih tujuan Anda. Setelah Anda menemukannya, maka arahkan semua sumberdaya dan waktu Anda ke situ.
Untuk mendapatkan waktu lebih maka Anda perlu membuat to don’t list. Ini adalah hal-hal yang tidak ingin Anda lakukan yang selama ini menyita waktu Anda seperti menonton TV, main sosmed atau ngobrol dengan orang lain.
Setelah Anda mengetahui tindakan yang paling memberi dampak paling besar pada tujuan Anda, sekarang Anda hanya punya dua pilihan: pertama, mencoba lebih dari yang mungkin secara manusiawi untuk dilakukan, terlepas dari Anda akan gagal atau berhasil. Kedua, lakukan tindakan tersebut sampai selesai dan membuahkan hasil. Jangan berhenti alih-alih beralih pada tindakan lain yang terasa lebih baik dari sebelumnya.
Ketahuilah bahwa perfeksionis mengatakan bahwa masih ada satu opsi lain yang bisa dilakukan. Pemikiran seperti ini hanya akan membenarkan sikap keinginan berhenti atau menunda Anda. Teruslah bertindak sampai Anda mendapatkan hasil dari usaha Anda.
Anda perlu membangun sikap menolak permintaan orang lain. Anda perlu belajar untuk berkata tidak untuk hal-hal yang tidak selaras dengan tujuan Anda. Tidak perlu merasa bersalah atas tindakan Anda. Jika mereka tidak bisa mendukung Anda untuk maju maka Anda perlu berpikir untuk mencari lingkungan atau teman baru yang lebih mendukung.
Ring 4 - Haruskah Saya Bersikap Serius dalam Meraih Impian Saya?
Kebohongan keempat dari perfeksionis adalah menganggap kesenangan hanya membuang-buang waktu dan tidak memiliki nilai. Apa gunanya ceria dan bergembira? Memangnya apa nilai dari kegembiraan? Tidak ada ROI terukur di dalamnya dan sepertinya ini tidak akan membantu.
Berpikir seperti ini membuat Anda tidak pernah bertanya, “Apakah ini menyenangkan?” Ini akan membuat setiap hal yang Anda tidak suka menjadi sebuah masalah. Anda memang pergi jogging di pagi hari tapi saat melakukannya Anda akan merasa tersiksa. Perfeksionis dan kesenangan bagaikan minyak dan air. Orang perfeksionis berpikir jika ia bersenang-senang maka ia akan mengabaikan tujuannya.
Kebenarannya tidaklah seperti itu. Kesenangan dan kebahagiaan tidak hanya muncul saat tujuan telah tercapai. Akan lebih baik jika prosesnya bisa dibuat menjadi menyenangkan dan memberikan Anda kesenangan. Begitu Anda senang melakukan prosesnya maka Anda bisa memberikan usaha terbaik Anda.
Setelah Anda tahu mau mencapai apa, cobalah tanya diri Anda, “Bagaimana tujuan ini bisa lebih menyenangkan?” Percayalah, Anda akan tampil lebih baik ketika Anda memilih sesuatu yang menurut Anda menyenangkan untuk dilakukan. Sudah banyak studi yang memvalidasi hal ini.
Mitos umum tentang kinerja tingkat tinggi adalah sesuatu yang pasti melelahkan, menyakitkan dan sulit dilakukan. Para ilmuwan yang meneliti para perenang elit terkejut. Bahkan saat para perenang ini latihan pukul 5.30 pagi, mereka masih bisa ngobrol, tertawa, bercanda gurau dan menikmati hidup mereka sendiri.
Para peneliti mengatakan, “Tidak benar untuk percaya bahwa atlet top menderita pengorbanan besar untuk mencapai tujuan mereka. Seringkali, mereka tidak melihat apa yang mereka lakukan sebagai pengorbanan melainkan sebagai sesuatu hal yang menyenangkan dan mereka menyukainya."
Jika Anda menggunakan bentuk motivasi yang salah, Anda akan mengalami kesulitan. Melakukan diet hanya karena dokter berkata Anda akan mengalami penyakit serius dalam beberapa tahun ke depan, maka Anda digerakkan oleh rasa takut. Tapi jika Anda melakukan diet karena masih ingin mengumpulkan pengalaman berharga bersama anak dan istri, pergi berlibur dan kulineran di tempat yang Anda tuju. Ini adalah motivasi karena hadiah. Motivasi ini jauh lebih kuat jika dibandingkan dengan rasa takut dan kecemasan.
Ketakutan hanya mendorong Anda untuk bisa lepas dari masalah tersebut, sedangkan hadiah mendorong Anda melakukan lebih untuk sesuatu yang menyenangkan diri Anda.
Ring 5 - Bagaimana Memastikan Kemajuan?
Begitu Anda memulai bertindak menuju tujuan Anda, terlepas dari seberapa besar niat Anda, sadar atau tidak, diri Anda akan menyabotase setiap tindakan Anda. Saat Anda fokus maka akan banyak gangguan dan penyita perhatian Anda. Jika Anda tidak bisa mengatasi masalah ini, maka Anda akan berakhir mengatasi satu gangguan demi gangguan lainnya.
Terlepas dari masalah yang muncul, sikap perfeksionis akan mengharapkan Anda pada dua masalah besar; tempat bersembunyi dan hambatan mulia. Tempat persembunyian adalah aktivitas yang Anda fokuskan alih-alih tujuan Anda. Hambatan mulia adalah alasan yang terdengar bijak untuk tidak bekerja menuju penyelesaian pekerjaan Anda. Keduanya sama berbahaya dalam proses Anda menyelesaikan tugas-tugas Anda. Jadi tugas Anda di sini adalah meninggalkan tempat persembunyian Anda dan mengabaikan hambatan mulia Anda.
Tempat persembunyian adalah tempat aman yang Anda tuju untuk bersembunyi dari ketakutan atau sesuatu yang membuat Anda merasa tidak aman. Tempat tersembunyi sebagian mudah dikenali sebagai perangkap yang membuat Anda tidak produktif. Saat Anda bekerja misalnya, tiba-tiba Anda butuh sesuatu di laci meja Anda, begitu Anda membukanya Anda disibukkan dengan merapikan peralatan-peralatan Anda.
Tempat tersembunyi yang lain mungkin terlihat seperti produktif melainkan menipu Anda. Bukannya menjadi produktif, Anda malah membuang-buang waktu. Katakan mengecek email dari klien Anda. Begitu Anda masuk kembali ke kotak masuk email Anda, ada email lain dari klien berbeda dan Anda mulai sibuk mencari tahu tentang percakapan dan transaksi terakhir. Jelas-jelas saat ini Anda tidak membutuhkan untuk mengakses informasi tersebut.
Lalu bagaimana dengan hambatan mulia? Hambatan mulia bertujuan membuat Anda tidak melakukan usaha yang dibutuhkan. Anda akan merasa ada alasan bagus mengapa tidak melakukannya. Hambatan mulia sebenarnya adalah alasan-alasan yang Anda buat yang membenarkan kalau Anda tidak perlu bertindak.
Alasan ini selalu dimulai dengan kata, “Itu terlalu sulit.” “Masih ada waktu.” “Jika ... maka...” Daftar ini masih bisa ditambahkan. Jika Anda masih bisa membuat pembenaran atas tidak bertindak, maka itu termasuk pada hambatan mulia. Jadi dengan Anda mengatasi kedua hambatan tersebut maka Anda bisa membuat kemajuan yang berarti.
Ring 6 - Bagaimana Cara Mengatasi Sikap Perfeksionis dengan Ampuh?
Dalam proses mendapatkan impian Anda, sikap perfeksionis cenderung akan selalu menunjukkan kegagalan dan menyembunyikan kemajuan. Cara terbaik mengatasi sikap seperti ini adalah dengan menunjukkan data. Data dapat membuat perbedaan besar. Kenapa data? Karena emosi dapat menipu Anda, sedangkan data memberikan sebuah fakta dan kebenaran.
Tanpa data, kemajuan hampir menghilang. Penulis menyebut data ini seperti efek lilin. Saat menyalakan lilin di ruangan gelap gulita tanpa jendela, efeknya dramatis. Berpindah situasi dari ruangan gelap gulita ke terang adalah kemajuan substansial. Perbedaannya terlihat jelas dan langsung terasa.
Menyalakan lilin kedua juga memiliki efek yang besar, meskipun tidak sebesar lilin pertama. Lilin ketiga masih mengesankan, tetapi tidak begitu mengesankan untuk lilin selanjutnya. Pengurangan ini berlanjut sampai dampak dari lilin baru hampir tidak terlihat. Lilin kelima belas hampir tidak akan berdampak pada skala kecerahan Anda.
Terkadang data itu menyakitkan. Anda tidak akan tahu jika Anda bermasalah jika tidak melihat datanya. Anda tidak akan tahu kalau tabungan Anda habis kalau tidak melihat rekening Anda. Meskipun menyakitkan, data membantu Anda mengetahui posisi Anda saat ini. Anda akan tahu sudah sejauh mana Anda bergerak.
Dengan memperhatikan data Anda tahu apa saja yang perlu ditingkatkan dan dikurangi dari strategi Anda. Data membantu Anda belajar banyak dari kesalahan di masa lalu.
Jadi Anda perlu mencatat setiap hal yang Anda lakukan dalam mencapai tujuan Anda. Gunakan data ini untuk mengukur perkembangan Anda yang tidak sempurna. Jika Anda tidak puas dengan kemajuan Anda, maka Anda bisa mengukur tiga hal berikut; tujuan Anda, jangka waktu dan tindakan Anda. Tujuan adalah garis akhir dari perjuangan Anda, sesuatu yang Anda ingin capai ketika di awal.
Dengan Anda mengukur ketiga hal diatas akan memperjelas Anda poin mana yang kurang dan perlu ditingkatkan. Anda akan tahu apakah Anda sudah menggunakan waktu dan perhatian Anda dengan benar atau tidak.
Ring 7 - Mengapa Saya Tidak Perlu Bersedih Jika Saya Belum Mencapai Garis “Finish”?
Jika Anda belum menyelesaikan tugas atau mencapai tujuan Anda maka jangan terlalu bersedih. Paling tidak ada 3 manfaat umum yang bisa Anda dapatkan. Pertama, kontrol atas hasil. Jelas Anda tidak akan mendapatkan apa-apa jika Anda tidak berusaha. Bahkan Anda akan gagal meskipun telah mencoba. Tapi dengan berusaha Anda memperbesar peluang untuk mendapatkan apa yang Anda inginkan. Sekalipun Anda gagal, Anda tahu seperti apa hasil yang akan Anda dapatkan.
Kedua, pujian karena telah berusaha. Jika Anda “mengorbankan” tujuan Anda dengan berfokus kepada aspek hidup yang lain, seperti anak-anak dan pasangan, Anda akan menerima penghargaan dari orang lain yang terkesan dengan tindakan Anda.
Ketiga, menurunkan harapan orang lain. Jika Anda mencoba dan berhasil, maka harapan untuk hasil yang lebih sempurna akan lebih tinggi di masa depan. Jelas lebih baik menunjukkan hasil usaha Anda daripada membangun reputasi kesuksesan. Reputasi Anda akan tercoreng jika Anda melakukan kesalahan atau kegagalan.
Meskipun Anda mendapatkan manfaat sebelum mencapai garis finish, jangan jadikan ini sebagai alasan untuk mengurangi apalagi menahan diri dalam mencapai tujuan Anda. Jaga langkah Anda untuk sampai ke garis finish dan raih impian Anda.
Jon Acuff adalah penulis tujuh buku terlaris New York Times, termasuk buku terlaris Wall Street Journal #1, Finish: Give Yourself the Gift of Done. Jon adalah pembicara Top 100 kepemimpinan versi Majalah INC dan telah berbicara kepada ratusan ribu orang di konferensi dan perusahaan di seluruh dunia termasuk: FedEx, Nissan, Microsoft, Lockheed Martin, Chick-fil-A, Nokia, dan Comedy Central.
Pengikut media sosialnya yang besar mencakup hampir 300.000 pengikut Twitter, 187.000 di Facebook, lebih dari 125.000 di Instagram, dan lebih dari 90.000 subscriber email yang menyukainya karena perpaduan unik antara humor, kejujuran, dan harapannya. Dia tinggal di luar Nashville, Tennessee, bersama istri dan dua putrinya yang masih remaja.
Begitulah Risma menyadari dan ingin berubah agar bisa melangkah menuju masa depan yang lebih baik bersama timnya. Inilah beberapa poin-poin penting yang ia catat dan terapkan dalam kehidupannya.
1. Dua alasan mengapa sikap perfeksionis berbahaya, pertama berhenti berusaha karena hasil kerja di awal-awal tidak sempurna. Kedua, khawatir akan hasil akhirnya kurang cukup baik.
2. Dua cara untuk membuat tujuan yang kemungkinan tercapainya besar, memotong setengah target yang ingin dicapai dan memberi jangka waktu dua kali lipat pada goal yang ingin dicapai.
3. Untuk membuat progres yang pasti, Anda perlu memfokuskan energi Anda pada tindakan yang memberi dampak paling besar dan menentukan hal-hal yang tidak perlu dilakukan, yang menyita waktu dan perhatian Anda. Selanjutnya Anda melakukan yang terbaik dan berhenti ketika Anda menyelesaikan tindakan yang perlu dilakukan.
4. Buatlah cara menuju tujuan Anda menjadi lebih menyenangkan. Bersenang-senang dalam menjalani prosesnya tidak sama dengan Anda mengabaikan tujuan Anda.
5. Atasi 2 hal berikut untuk memastikan kemajuan Anda; meninggalkan tempat persembunyian Anda dan mengabaikan hambatan mulia Anda.
6. Data adalah cara terbaik mengatasi sikap perfeksionis.
7. Ada 3 hal yang bisa Anda dapatkan jika belum mencapai garis finish; kontrol atas hasil, pujian dari orang lain dan menurunkan harapan orang lain terhadap Anda.
Terima kasih telah mengikuti perjalanan Risma, semoga Anda menikmati & mendapatkan manfaat dari BaRing ini.
Sampai bertemu di Baring selanjutnya. Jika ada masukan dan ide untuk Baring.Digital, silakan email kami di ingat@baring.digital
Sukses selalu untuk Anda.
Rekomendasi Baring Lainnya