SOCIAL INTELLIGENCE: The New Science Of Human Relationship
Daniel Goleman
Teks tersedia
Audio tersedia
-
Plot
-
Ring 1
-
ring 2
-
ring 3
-
ring 4
-
Kesimpulan
-
Full Dering
Fulan sangat iri dengan temannya yang bernama Andi karena sering mendapatkan tawaran proyek yang membuatnya tak pernah sepi job. Hal itu dikarenakan banyak orang yang mengenal & menyukainya.
Bahkan, bukan hanya tawaran proyek yang ia dapatkan, orang juga sangat menghormati & segan kepadanya karena memang dirinya yang sering menjadi tempat orang ber-curhat dan meminta saran.
Beruntungnya, rasa iri Fulan tidaklah dia lampiaskan dengan hal buruk terhadap Andi. Sebaliknya, dia malah meminta saran kepada Andi bagaimana agar dia bisa seperti dirinya.
Lalu, Andi pun memberitahunya bahwa kunci itu semua ada pada kemampuan untuk bersosialisasi, terutama dalam memahami orang lain.
Fulan pun bertanya kepadanya apa yang bisa ia lakukan untuk melatih kemampuan bersosialisasinya. Dan, Andi memberikannya sebuah buku yang berjudul “Social Intelligence: The New Science of Human Relationship” karya Daniel Goleman.
Ia berkata bahwa buku itu telah membantunya memahami kemampuan sosial lebih baik dan bisa melatihnya.
Mendengar penjelasan temannya tersebut, Fulan pun tidak sabar untuk segera membaca isi buku itu.
Nah Anda yang menyimak cerita ini, yuk temani Fulan menemukan insight dalam buku tersebut dalam BaRing berikut ini.
Ring 1 - Apa Gambaran Besar Buku Ini?
Mungkin bagi sebagian orang, kualitas yang paling dibutuhkan manusia agar bisa menjalani hidup dengan baik dan meraih sukses adalah IQ alias kecerdasan yang berkaitan dengan logika.
Tapi, sebetulnya IQ hanyalah satu faktor saja dari sekian banyak faktor penting. Mengingat manusia merupakan makhluk sosial, maka salah satu faktor lain yang tak kalah penting adalah kecerdasan sosial.
Banyak orang yang meskipun kemampuan berpikirnya di atas rata-rata, tapi sangat lemah dalam hal menjalin relasi sosial dengan orang lain. Ada yang kesulitan memahami orang lain, ada yang tak nyaman untuk sekedar mengobrol dengan orang lain, ada juga yang kesulitan mengkomunikasikan sesuatu kepada orang lain.
Inilah kenapa, memiliki kecerdasan sosial begitu penting. Dan, inilah yang dibahas dalam buku ini. Buku ini mengungkap apa itu social intelligence alias kecerdasan sosial, apakah ia bisa dilatih dan ditingkatkan, dan kalau bisa dilatih, bagaimana cara melatihnya.
Ring 2 - Apa Maksud “Kecerdasan Sosial” dalam Buku Ini?
Kecerdasan sosial adalah kemampuan seseorang untuk menghadapi situasi sosial dalam berbagai bentuk, entah itu relasi dengan pasangan, teman kerja, atasan atau bawahan, anak, orangtua, musuh, pelanggan, partner bisnis, orang asing, dsb.
Semakin tinggi kecerdasan sosial seseorang, maka semakin besar kemampuannya dalam menghadapi berbagai bentuk situasi sosial, entah memahami orang lain, berkomunikasi dengan orang lain, bernegosiasi dengan mereka, mempersuasi mereka, atau bahkan dalam berdebat dengan orang lain.
Penulis buku ini, yakni Daniel Goleman menjelaskan bahwa kunci pokok dari kecerdasan sosial adalah empathic accuracy alias ketepatan empati.
Empathic accuracy adalah kemampuan seseorang untuk membaca reaksi dan respons orang lain/lawan bicara. Atau, dalam kata lain, ini adalah kemampuan untuk bisa memahami diri sendiri dan orang lain dalam berbagai konteks/situasi sosial.
Alasan kenapa empathic accuracy menjadi fondasi bagi kecerdasan sosial adalah karena berbagai situasi sosial selalu melibatkan kemampuan ini.
Sebagai contoh dalam meyakinkan orang lain untuk membeli produk kita. Kita perlu tahu apa harapannya, apa ketakutannya, apa keraguannya, dan apa saja dorongan yang membuatnya membutuhkan produk kita.
Begitu juga dalam berkomunikasi dengan teman, kita perlu tahu apa yang ia pikirkan dan rasakan, kenapa ia bisa berpikir atau merasa seperti itu, dst.
Sayangnya, tingkat akurasi tiap-tiap orang dalam membaca signal dari orang lain dan diri sendiri berbeda-beda. Ada orang yang sangat sensitif, ada orang yang berusaha keras dulu baru bisa memahami orang lain, dan ada juga orang yang tidak sensitif sama sekali.
Ring 3 - Bisakah “Kecerdasan Sosial” Dilatih? atau, Apakah Dia Bawaan Lahir dan tak bisa Dilatih & Ditingkatkan?
Dari sebuah eksperimen yang dilakukan oleh Jerome Kagan dari Harvard University, disimpulkan bahwa kecerdasan sosial memanglah bawaan lahir. Namun, bukan berarti kemampuan ini tidak bisa dilatih dan ditingkatkan.
Untuk membuktikan ini, penulisnya menjelaskan bahwa bentuk kecerdasan sosial berbeda antara satu budaya dengan budaya lain. Ia mencontohkan antara kepekaan orang Amerika Serikat dengan orang Jepang terkait tawaran untuk makan.
Di Amerika Serikat, saat kita bertamu ke rumah orang dalam kondisi perut kita lapar, orang Amerika akan cenderung bertanya lebih dulu apakah kita mau disediakan makanan atau tidak. Sedangkan di Jepang, budaya yang berlaku adalah, tuan rumah akan langsung menyediakan makanan tanpa bertanya lebih dulu apakah tamunya lapar atau tidak.
Ini bukan berarti tingkat kepekaan orang Jepang jauh lebih tinggi dibanding tingkat kepekaan orang Amerika Serikat. Bagi sesama orang Amerika, tentu saja hal itu lumrah dan si tamu tidak akan merasa malu atau tak enak karena itu memang budaya mereka. Mereka sudah terbiasa dengan sikap seperti itu.
Lain halnya dengan orang Jepang, sikap menawarkan makanan kepada tamu dianggap akan menyinggung si tamu sehingga tuan rumah lebih memilih untuk langsung menghidangkan makanan tanpa perlu memastikan si tamu lapar atau tidak.
Hal ini hanya akan menjadi masalah ketika orang Jepang bertamu ke rumah orang Amerika. Akan terjadi culture shock alias keterkejutan budaya yang berujung pada kesalahpahaman.
Tapi, kesalahpahaman ini tentu saja bisa diminimalisir dengan mempelajari & melatih diri kita dengan budaya lain.
Hal ini menunjukkan bahwa kecerdasan sosial bisa dilatih & ditingkatkan. Karena seringkali, kecerdasan sosial mewujud dalam bentuk budaya. Sedangkan budaya adalah konstruksi sosial produk masyarakat, bukan produk genetik. Budaya diturunkan melalui pengajaran. Dan, karena kecerdasan sosial seringkali mewujud dalam bentuk budaya, maka artinya kecerdasan sosial pun bisa dilatih melalui pengajaran.
Ring 4 - Bagaimana Cara Mengembangkan Kecerdasan Sosial menurut Buku Ini?
Salah satu cara yang bisa digunakan untuk mengembangkan kecerdasan sosial, khususnya untuk anak usia dini adalah mempertontonkan kepadanya film yang menakutkan, di mana tingkat menakutkannya masih bisa ditoleransi oleh si anak dan tidak membuat si anak trauma.
Kenapa menonton film yang menakutkan bisa meningkatkan kecerdasan sosial anak adalah karena film yang menakutkan memperlihatkan kepada si anak situasi-situasi yang novel alias baru, yang si anak tidak familiar.
Nah, dalam berinteraksi sosial, anak juga akan sering menjumpai situasi novel sehingga situasi sosial hampir identik dengan situasi novel.
Dengan memaparkan si anak pada situasi novel yang dia lihat dalam film menyeramkan, dia akan terbiasa menghadapi situasi novel, termasuk dalam berinteraksi sosial.
Tapi perlu dicatat, seberapa menyeramkan sebuah film boleh dipertontonkan untuk anak ada patokannya, yakni selama tingkat menakutkannya masih bisa ditoleransi oleh si anak dan anak tidak trauma setelah menontonnya.
Lalu, bagaimana meningkatkan kecerdasan sosial orang dewasa?
Banyak cara yang bisa dilakukan. Anda bisa belajar bagaimana memahami pikiran & perasaan orang lain dalam berbagai konteks sosial.
Misal, dalam konteks Anda ingin meyakinkan orang lain, Anda bisa belajar ilmu persuasi. Dalam konteks Anda ingin bisa memahami pasangan Anda, Anda bisa belajar dari buku-buku tentang relasi. Dalam konteks negosiasi, Anda bisa belajar ilmu negosiasi. Dalam konteks bertemu orang asing, Anda juga bisa belajar dari buku-buku bagaimana berkenalan & disukai orang baru.
DANIEL GOLEMAN, Seorang mantan wartawan sains di New York Times, pengarang tiga belas buku dan mengajar kelompok profesional dan peserta bisnis di beberapa kampus. Beliau membantu penemuan Collaborative for Academic, Social, Emotional Learning di Yale University Child Studies Center (sekarang pada Universitas Illinois di Chicago). Beliau tinggal di Massachusetts.
Akhirnya, setelah menyelesaikan buku tersebut, Fulan pun mendapatkan banyak insight. Di antaranya:
- Kunci untuk melatih kecerdasan sosial adalah empathic accuracy, yakni kemampuan seseorang untuk membaca reaksi dan respons orang lain/lawan bicara, termasuk juga memahami kenapa mereka bereaksi atau berpikir seperti itu.
- Meskipun kecerdasan sosial merupakan bawaan lahir, tapi kita bisa melatih dan meningkatkannya.
- Kecerdasan sosial terkadang mewujud dalam bentuk budaya, sehingga artinya masyarakat yang memiliki kebudayaan yang berbeda-beda juga memiliki bentuk komunikasi sosial yang berbeda-beda. Oleh karena itu, agar bisa berkomunikasi dengan efektif dengan masyarakat dari budaya yang berbeda, kita pun perlu belajar & memahami budaya tersebut.
- Salah satu cara untuk melatih kecerdasan sosial pada anak usia dini adalah dengan mempertontonkan kepadanya film yang menakutkan, di mana tingkat menakutkannya masih bisa ditoleransi oleh si anak dan tidak membuatnya trauma.
- Bagi orang dewasa yang ingin meningkatkan kecerdasan sosial bisa dilakukan dengan belajar ilmu komunikasi secara spesifik. Misal, kalau ingin bisa meyakinkan orang lain, kita bisa belajar ilmu persuasi; Kalau ingin bisa memahami pasangan, kita bisa belajar ilmu relasi, dst.
Terima kasih telah menemani perjalanan Fulan, semoga Anda menikmati & mendapatkan manfaat dari DeRing ini.
Sampai bertemu di Baring selanjutnya. Jika ada masukan dan ide untuk Baring.Digital, silakan email kami di ingat@baring.digital
Sukses selalu untuk Anda.
Rekomendasi Baring Lainnya