Sapiens: A Brief History of Humankind
Yuval Noah Harari
Teks tersedia
Audio tersedia
-
Plot
-
Ring 1
-
ring 2
-
ring 3
-
ring 4
-
Kesimpulan
-
Full Dering
Freddy sangat penasaran karena satu tahun terakhir ini dia sangat sering melihat buku berjudul “Sapiens: A Brief History of Humankind” karya Yuval Noah Harari.
Tidak di toko buku, tidak di perpustakaan, di toko buku online, di medsos...pokoknya di mana-mana buku itu selalu muncul.
Ia pun sempat membaca sekilas review-nya di Amazon. Memang, mayoritas memberikan bintang 5. Dan kalau diamati judulnya, menurutnya buku ini cukup menarik. Freddy menebak-nebak isinya mengungkap bagaimana seluk-beluk manusia, kenapa ada orang yang serakah tapi ada juga yang dermawan, bagaimana manusia bisa secerdas sekarang, bagaimana pikiran manusia bisa sangat kompleks, dst. Sebuah topik yang memang sangat sering ditanyakan oleh banyak orang, termasuk dirinya.
Lalu, dia pun mencoba untuk membaca buku itu karena menurutnya mungkin saja buku itu bisa membantunya memahami manusia, termasuk dirinya, jauh lebih baik.
Apalagi, dia baru saja tahu dari internet, ternyata Bill Gates dan Mark Zuckerberg juga merekomendasikan buku ini. Sehingga, rasa penasarannya pun jadi lebih besar.
So, akankah buku ini benar-benar bisa membantunya memahami manusia? Yuk, ikuti pencarian Freddy di DeRing berikut ini.
Ring 1 - Bagaimana sih awal kemunculan manusia? Benarkah manusia berasal dari kera?
Untuk menjelaskannya, mari kita bahas dulu tentang klasifikasi makhluk hidup. Masih ingat pelajaran Biologi di sekolah tentang topik ini? Dalam klasifikasi makhluk hidup, kita mengenal Kingdom, Filum, Kelas, Ordo, Familia, Genus, dan Spesies. Tapi disini, mari kita bahas 3 yang terakhir saja yakni Familia, Genus, dan Spesies karena 3 yang terakhir ini memudahkan kita memahami asal usul manusia.
Binatang keledai tampak mirip dengan kuda. Begitu juga kucing dengan macan. Meskipun begitu, keduanya merupakan spesies yang berbeda. Salah satu ciri bahwa dua binatang berasal dari spesies yang sama adalah, saat mereka melakukan perkawinan, maka perkawinan itu bisa menghasilkan keturunan.
Sedangkan jika kuda dikawinkan dengan keledai, hasil perkawinan itu tidak bisa menghasilkan anak.
Lalu kenapa keduanya mirip? Ini karena mereka berasal dari genus yang sama yakni genus Equus. Jadi, genus adalah hubungan kekerabatan yang lebih luas dari spesies. Kalau ada 2 binatang yang berasal dari spesies yang sama, itu berarti keduanya berasal dari satu “keluarga inti” alias bersaudara.
Kuda poni, kuda mustang, kuda marwari, semua itu masih satu spesies yakni spesies kuda.
Tapi, kalau ada 2 binatang yang berasal dari satu genus yang sama, itu berarti keduanya berasal dari “nenek dan kakek” yang sama tapi beda “ayah & ibu”, alias keduanya memiliki hubungan “persepupuan.”
Jadi, kenapa kuda dan keledai mirip adalah karena mereka berasal dari “kakek dan nenek” yang sama.
Nah, 2,5 juta tahun yang lalu, di bumi telah muncul berbagai spesies yang berasal dari genus yang sama, yakni genus Homo yang artinya manusia. Beberapa di antaranya adalah Homo habilis, Homo erectus, Homo neanderthal, Homo soloensis dan Homo floresiensis. (Homo soloensis dan Homo floresiensis tinggal di wilayah yang sekarang bernama Indonesia).
Meskipun mereka berasal dari genus “manusia”, tapi mereka bukanlah nenek moyang manusia modern.
Nenek moyang manusia modern barulah muncul sekitar 300 ribu tahun yang lalu dan memiliki nama ilmiah Homo sapiens. Nah, Homo sapiens juga berasal dari genus Homo, sehingga artinya spesies ini punya hubungan “persepupuan” dengan spesies Homo lain yang barusan disebut.
Lalu bagaimana hubungan antara manusia dengan spesies kera lain seperti simpanse, orang utan, monyet, lutung, dan gorila?
Mereka semua merupakan “kerabat jauh” manusia modern. Tepatnya, mereka berasal dari Familia/buyut yang sama dengan kita, yakni familia Hominidae tapi beda genus dan spesies.
Nah dari penjelasan ini, apakah manusia modern berasal dari monyet? Tentu bukan, ya. Lebih tepatnya manusia modern berasal dari Ordo Primata, dengan familia Hominiade, dan genus Homo.
Mengenai bagaimana awalnya manusia muncul, tidak dijelaskan dalam buku ini. Buku ini hanya menjelaskan bahwa makhluk hidup termasuk manusia berasal dari kombinasi beberapa molekul tertentu yang berproses sedemikian rupa menjadi benda yang hidup.
Dalam Ring-Ring berikutnya, untuk memudahkan Anda memahami buku ini, mari kita sebut manusia modern dengan Sapiens dan spesies manusia lain sebagai “manusia”.
Ring 2 - Bagaimana manusia/Sapiens memperoleh kecerdasan?
Untuk memahami ini, mari kita mulai dari beberapa persamaan dari berbagai spesies manusia termasuk Sapiens.
Baik Homo sapiens, Homo neanderthal, Homo erectus, dst sama-sama berjalan tegak dengan dua kaki. Ini menguntungkan mereka karena dengan cara berjalan seperti ini mereka bisa melihat lebih luas di mana mangsa dan musuh bersembunyi.
Tapi, kaum perempuan membayar hal ini dengan mengecilnya panggul mereka yang menyebabkan proses kelahiran menjadi lebih sulit. Bayi yang lahir prematur, di mana otaknya masih belum berkembang sempurna adalah bayi yang kemungkinan besar akan selamat. Ini dikarenakan, otak bayi yang masih belum sempurna memudahkan proses kelahiran mereka.
Itulah kenapa, otak manusia berkembang lebih lambat dibanding otak binatang lain. Seekor bayi kucing langsung bisa berjalan begitu dilahirkan sang induk. Sedangkan seorang bayi manusia baru bisa berjalan setelah berumur kurang lebih satu tahun.
Meskipun begitu, lambatnya perkembangan otak manusia membuat mereka mampu menerima berbagai pelajaran dan menguasai skill yang berbeda-beda. Sebagian besar kemampuan binatang lain diperoleh dari insting yang terikat dengan genetika mereka. Dan, insting tersebut bisa diturunkan secara genetis ke generasi selanjutnya dan tidak bisa diubah.
Sedangkan sebagian besar kemampuan manusia diperoleh lewat pembelajaran, dan tidak bisa diwariskan secara genetis kepada generasi berikutnya. Kalau generasi berikutnya ingin bisa menguasai skill yang sama, maka mereka harus belajar skill tersebut.
Dalam kata lain, lambatnya perkembangan otak manusia membuat gerakan, perilaku, dan pemikiran mereka jauh lebih fleksibel dari binatang lain.
Dipadukan dengan kedua tangan yang terbebaskan dari menopang tubuh, fleksibilitas ini membuat manusia mampu menggunakan tangan mereka untuk memproduksi alat-alat dari batu.
Di samping itu, perkembangan otak yang lambat membuat manusia jadi makhluk sosial karena mereka terbiasa melindungi bayi yang memang membutuhkan perlindungan dan pengasuhan, bukan hanya oleh ibu mereka tapi juga oleh seluruh anggota komunitas.
Jadi, bukan hanya Sapiens yang mampu memproduksi alat-alat dari batu dan hidup secara sosial, tapi juga seluruh spesies manusia lainnya.
Lalu, apa yang membedakan Sapiens dengan spesies manusia lainnya?
Pada spesies Homo sapiens, kemampuan bersosialisasi dan menciptakan alat-alat dari batu membuat mereka mengalami mutasi genetis tertentu yang membuat mereka mampu berimajinasi dan memproduksi cerita fiktif/khayalan dan menyampaikan cerita itu kepada sesama mereka. Sedangkan pada spesies manusia lainnya tidak.
Dengan kemampuan ini, mereka mampu memproduksi perahu, jarum jahit, busur dan panah, lampu minyak, dan seni (contohnya adalah patung singa yang berdiri dua kaki), bukti-bukti munculnya agama, hirarki sosial, negara, perdagangan, dan seterusnya.
Inilah bagaimana Sapiens memperoleh kecerdasan mereka. Dan ini disebut Revolusi Kognitif.
Ring 3 - Bagaimana sifat manusia bisa berbeda-beda? Begitu juga dengan budaya dan kepercayaan mereka?
Ini karena, kemampuan mereka dalam membuat cerita fiktif memungkinkan mereka untuk memproduksi cerita yang berbeda-beda secara bebas sesuai kebutuhan mereka.
Orang yang ingin menyatukan jutaan orang dalam satu kelompok bisa memproduksi mitos “negara”. Inilah yang dilakukan oleh pendukung ideologi Zionisme yang ingin menyatukan umat Yahudi ke dalam satu teritori tertentu. Mereka memproduksi mitos tentang “Tanah yang Dijanjikan” yang mereka sebut Israel.
Kemampuan berkhayal adalah kemampuan yang sangat independen dari dunia realitas. Kita bebas untuk berimajinasi liar, menciptakan sesuatu yang tidak ada dalam dunia real. Sehingga, setiap orang bisa memproduksi cerita yang berbeda-beda, memproduksi gaya hidup yang berbeda, budaya, agama, dan bentuk hubungan sosial yang berbeda-beda.
Ring 4 - Saya sering mendengar bahwa watak manusia itu tidak bisa diubah karena memang sudah dari “sononya” tercipta seperti itu, benarkah demikian?
Karena Sapiens disatukan lewat fiksi/mitos, karena corak hubungan antar Sapiens dibangun lewat mitos, maka mereka pun bisa mengubah hubungan antar sesamanya dengan mengubah/mengganti mitos lama, dengan menyampaikan cerita yang berbeda.
Dengan cara ini (mengubah cerita), Sapiens mengganti sifat, perilaku, dan pemikiran mereka bukan lagi dengan evolusi genetik.
Dan, cara ini jauh lebih singkat dibanding evolusi genetik. Evolusi genetik membutuhkan puluhan ribu, ratusan ribu, bahkan jutaan tahun. Sedangkan mengubah perilaku dengan mengubah mitos hanya membutuhkan waktu paling lama ratusan tahun.
Corak ekonomi dan hubungan sosial penduduk Prancis berubah dengan cepat dengan menggantikan mitos tentang kekuasaan raja yang absolut dengan mitos tentang kekuasaan rakyat.
Akhirnya, dengan berubahnya corak ekonomi dan sosial, maka sifat dan perilaku masyarakat Prancis juga berubah. Kecenderungan untuk tunduk patuh tanpa kritik berubah menjadi kecenderungan untuk berpikir bebas.
Nah dari penjelasan ini, jelas sudah bahwa sebagian besar watak manusia bisa berubah dengan mudah karena tidak ditentukan oleh faktor genetik.
Yual Noah Harari adalah seorang sejarawan dan mengajar mata kuliah Sejarah di The Hebrew University of Jerusalem. Lahir di Israel, dia menerima gelar doktor di University of Oxford pada tahun 2002. Di samping mengajar, dia juga menulis beberapa buku diantaranya: Sapiens: A Brief History of Mankind, Homo Deus: A Brief History of Tomorrow, 21 Lessons for the 21st Century, dan Sapiens: A Graphic History.
Demikianlah bagaimana akhirnya pencarian Freddy berakhir. Ia telah menemukan beberapa jawaban dari buku itu, yang di antaranya adalah:
1. Manusia modern alias Sapiens bukanlah keturunan monyet seperti yang banyak orang katakan, melainkan keturunan dari Ordo Primata, Familia Hominidae, dan Genus Homo.
2. Sapiens memperoleh kecerdasan mereka dimulai dari bentuk fisiologis mereka yang memungkinkan mereka berdiri tegak. Berdiri tegak membuat keturunan mereka memiliki perkembangan otak yang lambat, yang justru membuat mereka mampu melakukan gerakan yang lebih fleksibel.
Selanjutnya, fleksibilitas ini membuat mereka mampu mempelajari informasi dan skill yang berbeda-beda, juga mampu memproduksi bahasa lisan yang sangat kaya.
Perkembangan otak yang lambat juga menjadikan mereka makhluk sosial karena harus mengawasi dan melindungi bayi (yang perkembangan otaknya lambat) bersama-sama. Ini juga turut menjadikan Sapiens mampu memproduksi bahasa yang kaya untuk berkomunikasi satu sama lain.
Dengan kemampuan bahasa lisan yang kompleks, Sapiens mampu berimajinasi dan memproduksi berbagai mitos/fiksi mulai dari perdagangan, agama, negara, perusahaan, dst.
3. Semenjak manusia mampu berimajinasi dan memproduksi mitos, maka perilaku dan sifat manusia tidak lagi ditentukan oleh mutasi genetik melainkan oleh perubahan mitos yang beredar. Jadi kemungkinan, manusia sudah tidak akan lagi mengalami evolusi genetik melainkan mengalami evolusi/perubahan mitos/fiksi.
4. Keanekaragaman corak hidup, agama, bentuk hubungan sosial yang ada di masyarakat disebabkan karena beraneka ragamnya mitos/fiksi yang diproduksi oleh Sapiens. Dengan kemampuan imajinasi, setiap orang mampu memproduksi mitos yang berbeda.
Akhir kata, semoga kisah Freddy ini bermanfaat untuk Anda.
Sampai bertemu di Baring selanjutnya. Jika ada masukan dan ide untuk Baring.Digital, silakan email kami di ingat@baring.digital
Rekomendasi Baring Lainnya