
LIFE AFTER DEATH: The Book of Answer
Deepak Chopra
Teks tersedia
Audio tersedia
-
Plot
-
Ring 1
-
ring 2
-
ring 3
-
ring 4
-
ring 5
-
ring 6
-
ring 7
-
Kesimpulan
-
Full Dering
Mika baru kehilangan suami tercintanya. Kepergian sang belahan hati memunculkan masalah baru bagi Mika. Sekarang ini ia mulai sering membayangkan akan kematian yang membuat ia takut dan tidak semangat melakukan apapun. Kondisi seperti ini sangat mengganggu Mika terutama dalam pekerjaan.
Mika sudah melakukan banyak cara agar ketakutan akan bayangan kematian ini bisa hilang. Tapi dari semua usahanya, tidak ada yang benar-benar bisa membantu Mika.
Di satu kesempatan, ia menceritakan masalahnya ke saudaranya yang baru pulang dari kota Paman Sam. “Menurutku nih mbak, kamu perlu baca buku DEEPAK CHOPRA yang judulnya LIFE AFTER DEATH: THE BOOK OF ANSWER. Kamu tahu ga itu siapa DEEPAK CHOPRA? Di Amerika dia itu cukup terkenal di kalangan guru spiritual. Dia juga banyak membantu orang lain dalam memberikan pemahaman akan cara hidup yang benar.”
“Memangnya kenapa ke dia? Memangnya dia bisa mengatasi masalahku? Belum lagi kita pasti beda keyakinan kan?” kata Mika sambil menunjukkan keraguannya.
“Bukan begitu mbak. Ini bukan masalah keyakinan. Dalam spiritualitas, keyakinan bukanlah sesuatu hal yang terlalu dipertimbangkan. Kalau kamu mau tahu lebih jelas akan masalahmu, ku rasa kamu butuh sudut pandang baru yang bisa membuka wawasanmu. Mungkin saja pemikirannya nanti bisa membantu kamu mengatasi masalahmu.”
“Oh iya juga ya. Aku coba baca dulu ya. Semoga saja bisa membantu. Judul buku mana yang harus aku baca ini dek?” kata Mika.
Penasaran seperti apa proses transformasi Mika? Mari kita simak perjalannya di Ring berikut ini:
Ring 1 - Seperti Apakah Misteri Akan Kematian?
Kematian tidak mengakhiri apapun; kematian membuka petualangan tanpa batas. Setetes air menjadi uap, yang tidak terlihat, kemudian uap berubah menjadi awan, dan dari awan turunlah hujan yang membentuk aliran sungai dan akhirnya bersatu di laut. Apakah tetesan air itu telah mati?
Tidak, tetesan tersebut berubah bentuk pada tiap tahapnya. Sama halnya setiap tetes air dalam tubuh saya bisa jadi sebelumnya adalah laut, awan, sungai atau genangan air sehari sebelumnya.
Setiap kehidupan dibingkai oleh dua misteri. Hanya salah satunya yang dianggap keajaiban. Jika Anda orang yang religius, kelahiran membawa jiwa baru dari rumahnya bersama Tuhan menuju dunia. Jika Anda bukan seperti itu, keajaibannya adalah satu sel subur di rahim ibu bisa membagi dan membagi lagi sampai berulang kali untuk menghasilkan satu manusia utuh yang baru.
Misteri lainnya yang muncul berdekade kemudian, kematian, adalah sangat berbeda. Kematian membawa akhir dari semua hal yang diperjuangkan oleh kelahiran. Jantung yang tadinya berdetak akan berhenti berdetak.
Ring 2 - Seperti Apakah Kehidupan Setelah Kematian?
Kematian datang tanpa adanya koordinasi dengan kelahiran. Beberapa sel bahkan tidak mendapatkan pertandanya dulu. Jika seseorang yang meninggal itu hidup kembali dalam sepuluh menitan, sebelum otaknya mulai rusak oleh hypoxia, fungsi-fungsi tubuh akan berjalan normal kembali seakan-akan tidak terjadi apa-apa.
Apapun yang muncul dalam kematian, saya yakin kematian berhak disebut dengan keajaiban. Ironisnya, keajaibannya adalah kita tidak mati. Berhentinya fungsi tubuh adalah sebuah ilusi, dan seperti pesulap yang membuka tirai, jiwa mengungkap apa yang ada di luar.
Saya percaya bahwa kematian menghasilkan beberapa keajaiban berikut:
- Menggantikan waktu dengan keabadian
- Memperluas batasan ruang menjadi tanpa batas.
- Mengungkap sumber kehidupan.
- Membawa cara baru mengetahui apa yang tidak bisa dijangkau oleh panca indera.
- Mengungkapkan intelektual yang mengorganisir dan mempertahankan ciptaan.
Dengan kata lain, kematian adalah pencapaian dari tujuan kita di bumi ini.
Ada yang menyuarakan, “Siapa yang mereka tipu? Kalau Anda mati, Anda hilang. Selesai.”
Suara itu adalah suara materialisme, yang menganggap kematian sebagai akhir karena hanya melihat hidup secara fisik. Kita bisa menganggap bahwa menyangkal alam-baka adalah ilmu pengetahuan, tapi sebenarnya itu hanya menandakan keyakinan akan materialisme.
Jiwa bukan milik saya seperti halnya saya memiliki rumah saya, sebagai kepemilikan, atau anak-anak saya, sebagai darah daging saya. Tidak sama dengan kepribadian, atau ingatan saya, karena kepikunan dan gangguan mental bisa merusak otak dan mengambil keduanya.
Kematian bukanlah tentang apa yang saya miliki tapi bisa jadi apa saya. Saat ini saya melihat diri saya sebagai putra waktu, tapi nantinya mungkin saya bisa menjadi putra keabadian. Saya melihat tempat saya di bumi, tetapi saya mungkin dalam perjalanan ke alam semesta.
Dalam kematian kita bisa memilih untuk membawa keanggunan, ketenangan, kesabaran menerima apa yang terjadi, semuanya adalah kualitas yang bisa kita panen hasilnya. Dan saat itu terjadi, kematian adalah ujian yang kita tidak akan mungkin gagal melewatinya.
Kesalahan kita bukanlah rasa takut terhadap kematian, tapi kita tidak menghargainya sebagai sebuah keajaiban. Subjek yang paling dalam – cinta, kebenaran, kasih sayang, kelahiran, dan kematian – adalah setara. Mereka menjadi bagian dari identitas kita dan juga kehidupan kita saat ini. Akhirnya, tujuannya adalah membawa kematian ke masa kini dan membuatnya setara dengan cinta.
Ring 3 - Seperti Apakah Tahap Kebangkitan?
Orang yang kembali dari kematian disebut Delog (atau deloks). Ahli dalam pengalaman hampir mati (PHM) menemukan banyak kesamaan antara PHM dan delog. Keduanya menggambarkan meninggalkan tubuh fisik, melihat ke diri mereka sendiri dan sekitarnya, tidak mampu berbicara dengan orang-orang yang mereka lihat, dan kemudian bepergian ke tempat lain menggunakan kekuatan pikiran.
Karena delog memberikan lebih banyak detail dan nilai yang lebih luas, tampaknya cukup adil jika PHM hanyalah awal dari kebangkitan yang terjadi yang menggerakkan orang yang sekarat pada seluruh tahap yang diperlukan supaya jiwa bisa melakukan tugasnya.
Jika kita mengungkapkan geografi spesifik dari surga Kristiani, Bardo Buda, dan banyak Loka, atau ruang Ilahi, Hinduisme, tahap awal dari hidup muncul dengan beberapa peristiwa konsisten.
Inilah beberapa tahap kebangkitan jiwa:
- Tubuh berhenti berfungsi. Orang sekarat mungkin tidak menyadarinya tapi akhirnya mengetahui kapan munculnya.
- Dunia fisik menghilang. Ini bisa terjadi bertahap, bisa jadi berupa perasaan melayang atau melihat ke bawah ke tempat yang cukup dikenal saat tempat itu mulai menghilang.
- Orang sekarat merasa lebih ringan, tiba-tiba terbebas dari batasan.
- Pikiran dan kadang-kadang indera terus beroperasi. Namun, pelan-pelan apa yang dirasakan menjadi non fisik.
- Merasakan kehadiran yang bersifat Ilahi. Kehadiran itu bisa berupa cahaya atau tubuh malaikat atau Tuhan. Bisa berkomunikasi dengan orang yang meninggal.
- Kepribadian dan ingatan mulai menghilang, tetapi rasa “saya” masih ada.
- “Saya” ini memiliki rasa yang sangat kuat untuk berpindah ke tahap keberadaan yang lain.
Ring 4 - Apa Itu Tahap Keberadaan yang Lain?
Pada konsepsi Kristus, surga adalah masa kini: adalah sebuah pengalaman ke dalam yang bisa dirasakan oleh orang beriman. Surga juga adalah masa depan: adalah rumah tempat kembali untuk bersama dengan Tuhan yang dinantikan oleh orang beriman di hari perhitungan. Surga adalah pribadi: ditemukan di dalam diri Anda. Sama halnya, surga adalah universal: adalah tempat kediaman abadi di luar kelahiran dan kematian, tempat di luar penciptaan.
Pemikiran mengenai surga memanusiakan segala sesuatunya, dan itulah pemikiran yang telah bertahan sekian lama. Bayangan untuk kembali ke rumah setelah kita mati, beristirahat dari kerja keras kita, dan menerima pahala-pahala kita menawarkan kepastian jaminan yang kuat.
Perlahan kita melihat orang yang sekarat mulai kehilangan tubuh fisiknya dan keterkaitannya dengan hal-hal pribadi. Tapi ini hanyalah tahap awal dari apa yang terjadi. Tujuannya terdapat di depan, di mana bagi kebanyakan orang-orang religius itu adalah tempat yang nyata, bukan sekedar pikiran.
Orang-orang memiliki gambaran mereka sendiri mengenai surga, yang kebanyakan berhubungan dengan budaya mereka. Setiap tindakan kebaikan menambah pulasan ke dalam lukisan, setiap pemikiran menggiring Anda ke intisari Anda. Anda dan saya berbeda dalam ratusan cara, bergantung pada bagaimana kita berhubungan dengan jiwa kita.
Apa yang membuat hidup menyenangkan adalah kreativitas konstan dari jiwa. Apapun yang dikatakan dan dilakukannya, saya percaya akan surga, dan ketika mati saya ingin berada di sana, bukan di taman surgawi, tapi dalam ruang yang digambarkan oleh kalimat terkenal dari T.S. Eliot:
Kita tidak boleh berhenti menjelajah
Dan akhir dari penjelajahan kita
Adalah sampai ke tempat di mana kita memulai
Dan mengetahui tempat itu untuk pertama kali
Kita hanya bisa melihat jiwa melalui peristiwa yang menginspirasi kita untuk merasakan cinta, kebenaran, dan keindahan. Zat yang membawanya, - pasangan yang penyayang, lukisan yang indah, perkataan yang bijak – akan memudar dan hilang. Tapi intisarinya akan tetap ada, dan intisari inilah yang memungkinkan kita untuk melihat ke depan untuk merasakan lebih banyak cinta di keesokan harinya. Ini adalah jalan ke surga.
Untuk seseorang yang telah mati, jalurnya sudah selesai. Kemudian? Setelah kita sampai pada asal jiwa, apakah pengalamannya berhenti? Mungkin dalam hal fisik. Objek cintanya hilang. Hanya intisarinya yang nyata. Tapi seperti yang akan kita lihat, aktivitasnya tidak berakhir – sama sekali. Jiwa merasa lebih bebas untuk memilih “di sisi lain” dan kemungkinan-kemungkinannya lebih menarik dari sebelumnya.
Ring 5 - Apakah Hanya Ada Keberadaan di Surga?
Resi Weda melihat penderitaan bukan dalam hal dosa tapi dalam hal kehilangan kebebasan. Menurut sang Weda, apapun yang membatasi kebebasan kita sekarang akan berlanjut sampai kita mati. Anda adalah subjek dari kekuatan Karma.
Awalnya, kata Sanskerta karma berarti “tindakan” tapi kemudian cepat berkembang dan sekarang mengimplikasikan pertarungan abadi antara kebaikan dan kejahatan (Saya akan menggunakan “K” besar untuk mengacu ke aspek kosmik, “k” kecil untuk mengacu ke dampak personal)
Pada tingkat paling dasar, Anda membangun karma yang baik dengan menjadi baik, dan karma yang jelek dengan menjadi jahat. Hal ini sesuai dengan konsep Kristiani dalam memilih tindakan baik dan jahat, dan mendapatkan balasan setimpal akan hal itu.
Jutaan orang, di Timur maupun Barat, hidup dengan kepercayaan tersebut. Tapi Karma tidak pernah berakhir, ini adalah bagian dari perjalanan jiwa yang berkesinambungan, bukan hanya satu masa hidup yang selamanya hanya mengarah ke surga atau neraka.
Perlu diingat bahwa pengalaman seperti neraka tidak bergantung pada kematian. Orang-orang telah melihat setan dalam mimpinya, visi, imajinasi, dan bahkan dalam wujud (atau, jika Anda percaya mengenai kerasukan dan kemampuan setan untuk memasuki dan mengendalikan tubuh seseorang sampai orang itu dibersihkan)
Kebaikan dan kejahatan, sang Resi mengatakan kepada kita bahwa itu adalah fungsi langsung dari keterhubungan dengan jiwa. Jiwa adalah aspek paling nyata dari diri. Ketika kita memutuskan hubungan dengan jiwa, kita lepas dari realita.
Jiwa tersamar ketika;
- Anda kelelahan atau tertekan
- Anda ditarik keluar dari diri Anda
- Perhatian Anda didominasi oleh hal-hal eksternal
- Anda membiarkan orang lain berpikir untuk Anda.
- Anda bertindak kompulsif.
- Anda dipengaruhi oleh ketakutan dan kegelisahan
- Anda melawan dan menderita.
Tidak hanya saat lembut, penuh kasih, dan tenang yang menampakkan jiwa. Namun yang terpenting adalah saat di mana kualitas jiwa itu sendiri muncul. Saat seperti itu jarang sekali muncul dalam kehidupan modern, tapi jiwa tidak akan pernah berhenti menampakkan diri.
Jiwa akan nampak ketika;
- Anda merasa terpusat
- Pikiran Anda jelas
- Anda merasa sensasi waktu telah terhenti.
- Tiba-tiba Anda merasa bebas dari batasan
- Anda sangat menyadari diri Anda sendiri.
- Anda merasa menyatu dengan orang lain, melalui cinta atau komunikasi hening.
- Anda tidak merasa tersentuh oleh penuaan dan perubahan.
- Anda merasa bahagia dan gembira.
- Anda memiliki kilatan intuitive yang ternyata benar.
- Entah bagaimana, Anda tahu yang akan terjadi.
- Anda merasakan kebenaran.
- Anda merasa sangat dicintai atau aman.
Karma bukanlah penjara. Karma adalah ladang pilihan. Karma menjaga pilihan kita tetap jujur. Kita menuai apa yang kita tanam.
Weda mengatakan bahwa alam baka membawa peluang untuk lompatan kreatif. Karena pilihan kita terus berkembang, kita akan mengalami realita baru yang jauh lebih kaya daripada pemikiran konvensional mengenai surga. Surga adalah titik akhir, dimana definisi, transformasi berhenti.
Perbedaan paling besar adalah bahwa di alam baka input dari panca indera tidak lagi menstimulasi kita. Perabot dalam pikiran telah dibersihkan, menyisakan ruang di luar maupun di dalam diri kita. Ketika Anda mengeluarkan semua perabot, ruangannya akan kosong, tapi Resi Weda mengatakan bahwa ruang mental itu berbeda.
Ruang mental itu penuh kemungkinan. Apapun bisa lahir di sana. Mereka menyebutnya ruang lahir Akasha. Persamaan paling mendekati adalah “Ruang mimpi” atau setidaknya di situ adalah tempat yang baik untuk memulai.
Ring 6 - Bagaimana Kehidupan Setelah Kematian?
Kehidupan setelah kematian bukan hanya sebuah misteri yang perlu dipecahkan. Ini adalah sebuah kesempatan untuk mengembangkan kehidupan melampaui batasan fisik. Seperti yang dideskripsikan Resi, kesadaran mulai dalam kondisi yang tidak terikat dengan kesadaran murni dan kemudian berlanjut, selapis demi selapis, sampai ia mencapai dunia fisik.
Kapan saja Anda bisa menempatkan Anda di mana saja; pilihan dari batasan - ketidakterbatasan - milik Anda sendiri. Oleh karena itu perjalanan ke Surga dan neraka adalah kejadian yang sering berulang, tidak jauh dari kemungkinan. Jadi kita bisa hidup tanpa batasan dengan memahami pilihan-pilihan yang tersedia.
Pengalaman setelah kematian berpindah ke alam halus, yang mana menghadirkan variasi tanpa batas. Karena kita telah bersentuhan dengan pengalaman halus setiap hari. Berikut adalah label yang kita sematkan pada perjalanan kita dalam dunia halus: mimpi, imajinasi, mitos, arketipe, pencerahan dan lain-lain.
Ring 7 - Bagaimana Pandangan Anda (penulis) akan Konsep Reinkarnasi?
Pemikiran populer reinkarnasi cukup sederhana: kita mati dan kembali sebagai orang lain. Reinkarnasi melawan teologi Kristiani, yang tidak memperbolehkan kesempatan kedua untuk penebusan setelah masa hidup. Reinkarnasi lebih pemaaf. Kesalahan bisa dikoreksi: Seluruh masa hidup bisa ditebus, bukan di surga tetapi mencoba kembali di tubuh baru dan mengulangi peristiwa yang dulunya menghasilkan kegagalan, dosa, dan kurangnya pencapaian saat pertama kali.
Tanpa reinkarnasi kita mungkin salah anggapan bahwa semesta ini dikuasai oleh kematian.
Kematian bisa jadi pertanyaan mengenai pilihan. Kesadaran itu berguna. Kita membentuknya menurut keinginan kita. Daripada akhir, penyangkalan reinkarnasi oleh Kristiani mungkin saja hanya pilihan kolektif.
Setelah mempertimbangkan semua faktor yang relevan, banyak manusia mengatakan “saya tidak ingin kembali ke sana lagi,” sedangkan lainnya berkata “saya mau”. Yang bisa kita pastikan adalah alam bergantung kepada mekanisme kelahiran kembali.
Reinkarnasi adalah bagaimana kesadaran menjadi peristiwa baru karena kesadaran menggunakan materi yang tidak bisa diciptakan atau dihancurkan. Itulah kehebatan hal tersebut. Perubahan dan stabilitas tanpa batas saling berdampingan - ini juga adalah misteri yang harus kita pecahkan sebelum reinkarnasi bisa sepenuhnya dimengerti.
Deepak Chopra adalah seorang penulis India-Amerika, pembicara, dan ahli kesehatan. Dia adalah pendukung pengobatan alternatif yang aktif dan digambarkan sebagai “Controversial New Age guru”. Melalui beberapa buku dan videonya, dia telah menjadi satu dari figur yang paling terkemuka dalam pergerakan kesehatan holistic.
Seperti itulah Mika menemukan solusi atas ketakutannya akan kematian. Inilah beberapa poin-poin penting yang ia dapatkan.
- Anggapan umum bahwa kematian adalah akhir dari segalanya. Dari sudut pandang penulis, kematian justru awal dari petualangan baru yang lebih menantang dibandingkan kehidupan di dunia saat ini.
- Kematian adalah keajaiban yang mana memungkinkan kita untuk mengungkap sumber kehidupan kita.
- Orang memiliki gambaran mereka sendiri mengenai surga, yang kebanyakan berhubungan dengan budaya dan agama yang mereka anut.
- Karma adalah penentu apakah seseorang akan menuju ke surga atau ke neraka. Karma sendiri diartikan sebagai tindakan. Jadi kita bisa memilih apakah kita akan bertindak untuk kebaikan atau kejahatan.
- Kita bisa menjalani kehidupan kita tanpa batas karena kita memiliki kebebasan untuk memilih apa yang kita ingin lakukan.
- Reinkarnasi adalah sesuatu hal yang nyata dan masih dibutuhkan penelitian untuk bisa memahaminya dengan lebih baik lagi.
Terima kasih telah mengikuti perjalanan Mika, semoga Anda menikmati & mendapatkan manfaat dari DeRing ini.
Sampai bertemu di Baring selanjutnya. Jika ada masukan dan ide untuk Baring.Digital, silakan email kami di ingat@baring.digital
Sukses selalu untuk Anda.
Rekomendasi Baring Lainnya
