FOCUS: The Hidden Driver Of Excellence
Daniel Goleman
Teks tersedia
Audio tersedia
-
Plot
-
Ring 1
-
ring 2
-
ring 3
-
ring 4
-
Kesimpulan
-
Full Dering
Nisa memiliki permasalahan yang sangat mengganggu performa kerjanya. Ia sangat mudah sekali terdistraksi dengan hal-hal di sekitarnya seperti internet, suara orang lain, musik yang diputar di ruangan kerjanya, dst.
Celakanya, di satu sisi pekerjaannya membutuhkan dirinya untuk bisa fokus. Tapi di sisi lain, lingkungan di sekitarnya sangat berisik akibat mobilitas tim yang memang sangat tinggi.
Saat dia sedang berbicara dengan klien di telepon, berbagai suara bersahutan di sekitarnya. Entah suara temannya yang lagi bersitegang dengan teman lainnya, suara orang memanggil temannya dari jarak jauh, suara atasan sedang memarahi timnya, suara orang-orang yang sedang bercanda, dan masih banyak lagi.
Semua itu membuat dirinya stres dan tertekan. Di satu sisi, tak mungkin dia berteriak kepada semua orang untuk diam karena memang mobilitas kantornya yang sangat tinggi. Tapi di sisi lain, dia sungguh tidak bisa berkonsentrasi dalam kondisi berisik seperti itu.
Suatu hari karena saking tidak tahannya dengan keberisikan yang ada, dia pun akhirnya meluapkannya dengan emosi. Beruntung atasannya mengerti. Dia bertanya kepada Nisa, yang membuat Nisa pada akhirnya menceritakan semua keluh kesahnya.
“Ini. Baca buku ini. Solusinya ada di sini,” begitu respons atasannya sambil menyodorkan buku “Focus: The Hidden Driver of Excellence” karya Daniel Goleman.
Atasannya itu tahu bahwa buku tersebut membongkar bagaimana mekanisme fokus manusia dan apa penyebab seseorang susah fokus dan bagaimana cara agar bisa fokus dan konsentrasi penuh pada pekerjaan kita. Sehingga, tak heran dia menyodorkan buku itu kepada Nisa.
Dan, Nisa yang disodorkan buku itu pun menerimanya dengan senang hati. Ia bertekad begitu sampai rumah dia akan membacanya sampai tuntas demi bisa berkonsentrasi di tengah lingkungan yang berisik seperti di tempat kerjanya. So, akankah ia berhasil menemukan solusi di buku itu?
Yuk ikuti kisahnya di BaRing berikut ini.
Ring 1 - Apa Gambaran Besar Isi Buku Ini?
Di zaman informasi seperti sekarang, arus informasi begitu deras. Setiap menit bahkan setiap detik, kita seperti digempur informasi dari segala arah. Email, chat, radio, TV, media sosial, berita online, video online, dst.
Bukan hanya itu, banyak di antara kita yang telah tanpa sadar memiliki kebiasaan untuk mengecek email dan chat, men-scroll media sosial, men-searching berita-berita online, dan men-switch satu web ke web lainnya. Seolah kalau tidak melakukan itu semua, serasa ada yang kurang.
Dan, kecenderungan ini telah menimbulkan kekhawatiran bagi sebagian besar orang. Banyak orang yang sadar mereka telah terjebak pada kebiasaan ini, juga sadar bahwa ini berakibat sangat buruk bagi diri mereka. Bagaimana tidak? Kebiasaan ini telah membuat kita sulit fokus mengerjakan apa yang seharusnya kita lakukan.
Banyak orang yang menyadari bahwa kebiasaan berinternet mereka telah membuat mereka mengabaikan buku yang sedang mereka baca, atau mengabaikan pekerjaan yang seharusnya mereka lakukan. Banyak yang awalnya berniat hanya bermedsos ria 10 menit malah keterusan jadi satu jam, dua jam, bahkan seharian.
Bahkan, menurut penulis buku ini, kecenderungan ini telah menjadi penghambat utama kenapa seseorang sulit atau gagal mencapai goalnya. Kegiatan berselancar di internet, meskipun tampaknya sepele, nyatanya telah membuat hidup kita terbengkalai dan membuat agenda-agenda kita urung terlaksana.
Bukan itu saja, kebiasaan berselancar di internet juga disebut telah mengurangi kapasitas working memory kita yang membuat kita kesulitan dalam memproses informasi alias berpikir.
Jadi, hidup di zaman informasi ini ibarat kita sedang naik eskalator, tapi eskalatornya malah bergerak turun dengan kecepatan yang sangat cepat. Sehingga, kita tak berdaya melawan arusnya.
Apakah Anda juga sering mengalaminya?
Jika ya, maka Anda berada di halaman yang tepat karena telah membuka ringkasan buku ini. Buku ini mengupas tuntas bagaimana mekanisme manusia bisa mengerahkan perhatian & fokus, bisa konsentrasi, dan apa yang membuatnya mudah terdistraksi.
Di samping itu, buku ini juga memberikan tips bagaimana agar bisa fokus dan konsentrasi serta menghindari berbagai macam distraksi yang mengganggu perhatian.
Ring 2 - Bagaimana Cara Kerja Otak Manusia dalam Berfokus/Mengerahkan Perhatian?
Untuk memahami bagaimana cara kerja otak manusia mengarahkan perhatian alias fokus, mari kita mulai dari 2 bentuk fokus.
Pikiran kita memiliki 2 mekanisme fokus. Pertama adalah sistem bottom-up, dan yang kedua sistem top-down.
Sistem bottom-up (involuntary focus)
Sistem bottom-up adalah mode di mana pikiran kita memproses informasi dengan sangat cepat dan otomatis dan tanpa sepengetahuan atau kesadaran kita. Dalam kata lain, dalam mode ini, pikiran kitalah yang melakukan proses berpikir untuk kita. Kita tinggal menerima hasilnya saja tanpa perlu repot-repot berpikir.
Ini adalah sistem yang menghasilkan intuisi, ide, dan petunjuk yang tiba-tiba muncul di benak kita.
Pernah tiba-tiba badan Anda terasa gatal-gatal saat Anda mendengar kata “belatung”? Jika ya, reaksi Anda tersebut tak lain berasal dari sistem bottom-up Anda. Tanpa Anda minta, tiba-tiba sistem bottom-up Anda menghubungkan kata “belatung” dengan rasa gatal yang membuat tubuh Anda benar-benar menjadi gatal.
Sistem ini merupakan warisan nenek moyang kita jutaan tahun yang lalu dan sangat berguna untuk hidup di alam bebas yang membutuhkan respons-respons instingtif & reflek seperti lari dan respons yang spontan alias impulsif.
Tapi di zaman sekarang, sistem ini sering membawa kerugian pada kita. Berada dalam mode bottom-up membuat kita mudah terjatuh pada dorongan-dorongan instingtif seperti menghindari sengsara dan mencari kesenangan, sulit menunda kesenangan, dan lebih mudah pula terlarut dalam emosi-emosi negatif seperti sedih, malu, takut, dan marah.
Secara singkatnya, sistem ini bersifat:
- bekerja sangat cepat
- bekerja tanpa kita sengaja, tidak disadari, dan terjadi secara otomatis
- bersifat intuitif, yakni bekerja dengan mekanisme asosiasi (menghubungkan satu hal dengan hal lainnya)
- impulsif, didorong oleh emosi
- berperan dalam melakukan kebiasaan, dan
- berpikir dengan memproses informasi yang sudah tersimpan dalam bentuk “program-program” dan persepsi-persepsi yang paten. (semisal, jika dari dulu kita dididik untuk percaya kalau hantu itu ada, maka sistem bottom-up akan terus percaya kalau hantu itu ada, dan sangat sulit untuk mengubah kepercayaan itu).
Sistem top-down (voluntary focus)
Sementara itu, sistem top-down adalah mode di mana kita mengarahkan perhatian & fokus secara disengaja dan sadar. Dengan sistem ini, kita hanya bisa berfokus pada satu hal dalam satu waktu.
Ini adalah sistem yang menjadikan kita mampu untuk berfokus pada pekerjaan kita, atau berkonsentrasi saat membaca buku atau melakukan hal-hal lain yang membutuhkan konsentrasi tinggi seperti berpikir, menganalisa, membuat sintesa, dst.
Di samping itu, sistem ini juga yang menjadikan kita mampu untuk membuat perencanaan, mengendalikan diri, dan juga berrefleksi alias mengobservasi pemikiran kita sendiri.
Secara singkat, sistem top-down memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
- bekerja lebih lambat.
- disengaja dan disadari.
- untuk melakukannya dibutuhkan effort alias usaha yang besar.
- bertugas sebagai agen kontrol diri yang bisa mencegah tindakan-tindakan otomatis dan impulsif untuk bertindak dan mengambil keputusan.
- tidak seperti sistem bottom-up yang bekerja sesuai dengan “program” yang sudah terbentuk dalam pikiran kita, sistem top-down mampu membuat program baru, mampu memahami sesuatu yang baru tanpa terdistorsi persepsi yang telah tertanam dalam sistem bottom-up, bahkan mampu mengubah “program” dan persepsi yang telah tertanam kuat di sistem bottom-up.
- berperan membuat perencanaan.
--------------
Nah dari penjabaran barusan, kita paham bahwa persepsi kita selama ini tentang fokus tidaklah sepenuhnya tepat. Banyak orang yang selama ini berpikir bahwa fokus berarti mengerahkan perhatian dalam waktu yang lama hanya pada satu hal, misalnya pekerjaan atau buku yang dibaca.
Tapi kalau ditinjau secara ilmiah, bentuk fokus tidak terbatas pada voluntary focus seperti itu, yang merupakan kerja sistem top-down. Pikiran kita juga melakukan fokus dalam bentuk lain, yakni involuntary focus, yakni fokus yang dilakukan oleh sistem bottom-up.
Dengan mengetahui fakta ini dan mengetahui bagaimana cara kerja voluntary & involuntary focus seperti yang tadi dijabarkan, kita bisa memahami bukan hanya bagaimana cara agar bisa fokus & konsentrasi dalam waktu yang lama, tapi juga bagaimana untuk bisa memanfaatkan kedua bentuk fokus ini dengan efektif untuk mencapai tujuan kita.
Ring 3 - Apa yang Membuat Seseorang Mudah Terdistraksi?
Banyak orang yang berpikir bahwa sumber distraksi adalah stimulus dari luar seperti internet, media sosial, berita online, video online, chatting, email, dst. Benar bahwa ini semua mengganggu konsentrasi kita dan membuat kita mudah terdistraksi.
Tapi, ada faktor lain yang mendasari kenapa kita mudah terjatuh pada gangguan-gangguan seperti itu. Apa itu?
Untuk menjelaskannya, mari kita flashback sejenak ke Ring 2. Di Ring 2 sudah dijelaskan bahwa selain voluntary focus, pikiran kita juga bekerja dengan involuntary focus, yakni fokus yang dilakukan oleh sistem bottom-up.
Tadi kita sudah lihat bahwa sifat sistem bottom-up di antaranya bekerja dengan otomatis, tidak kita sadari & sengaja, bersifat impulsif, dan didorong oleh emosi dan insting.
Ini berarti, saat kita berjumpa sesuatu yang menyeramkan seperti harimau, kalau diri kita dikendalikan oleh sistem bottom-up, maka sistem ini akan membuat kita melakukan reaksi spontan. Mungkin berlari atau menjerit, yang justru bisa membahayakan diri kita.
Begitu juga, saat kita mengerjakan pekerjaan yang berat, kalau diri kita dikendalikan oleh sistem bottom-up, maka sistem ini akan membuat kita melakukan respons instingtif, seperti menghindari pekerjaan itu. (Ini karena, secara insting, kita bergerak menghindari sengsara dan mencari nikmat).
Celakanya, kekuatan kendali sistem bottom-up jauh lebih besar dibanding kekuatan kendali sistem top-down karena sistem bottom-up bekerja tanpa sepengetahuan kita dan menjadi “mode default” kita. Sedangkan sistem top-down bekerja dengan disengaja dan disadari, dan membutuhkan effort besar untuk melakukannya. Inilah yang membuat kita mudah terjatuh pada gangguan-gangguan eksternal yang mendistraksi perhatian kita. Penyebabnya adalah karena, sistem top-down kita kalah dengan dorongan instingtif sistem bottom-up yang menginginkan kita untuk menghindari kesengsaraan dan mencari kesenangan.
Jadi, gangguan eksternal seperti internet, TV, radio, dst bukanlah akar masalahnya. Akar masalahnya adalah mekanisme fokus otak kita itu sendiri. Dan, ini berarti, untuk bisa fokus & berkonsentrasi penuh pada apa yang sedang kita lakukan dan mengabaikan distraksi-distraksi di sekitar kita, kita perlu “memanipulasi” voluntary focus & involuntary focus kita sedemikian rupa agar bisa bekerja dengan selaras sesuai kehendak kita.
Bagaimana cara melakukannya? Yuk kita beranjak ke Ring selanjutnya.
Ring 4 - Bagaimana agar bisa Fokus menurut Buku Ini?
Berikut ini beberapa tips agar bisa mengerahkan fokus & perhatian Anda sedemikian rupa untuk mencapai goal Anda.
1. Latih kesadaran diri
Agar kita tidak mudah terjatuh pada dorongan-dorongan insting seperti lebih memilih kesenangan berselancar di internet dibanding membaca buku, latihlah kesadaran diri Anda. Anda tidak akan bisa menghentikan tindakan impulsif Anda kalau Anda tidak menyadarinya.
So, melatih kesadaran adalah yang paling utama.
2. Latih willpower
Willpower adalah kekuatan yang menjadikan Anda mampu menolak dorongan insting yang otomatis dan lebih memilih melakukan hal-hal yang Anda kehendaki meskipun hal-hal itu berat dilakukan.
Willpower bisa dilatih dengan menahan diri Anda untuk melakukan kesenangan-kesenangan sesaat yang menghancurkan diri Anda dan mendorong diri Anda untuk melakukan hal-hal berat yang bermanfaat untuk Anda.
Semakin Anda terbiasa menahan diri alias mengontrol diri, maka semakin kuat willpower Anda.
3. Latih kemampuan untuk mengatur emosi
Salah satu kerja sistem bottom-up adalah bereaksi terhadap emosi, baik emosi positif maupun negatif. Ini merugikan kita ketika emosi yang muncul dalam diri kita adalah emosi negatif. Kalau diri kita dikendalikan oleh sistem bottom-up kita, maka emosi negatif ini akan menguasai diri kita dan membuat kita tidak bisa berkonsentrasi pada apa yang kita lakukan.
Oleh karena itu, kita perlu memiliki kemampuan bisa mengatur emosi. Lakukan meditasi rutin untuk melatih kemampuan Anda mengendalikan emosi.
4. Sesekali gunakan involuntary focus untuk mencari ide
Ya, meskipun sistem bottom-up banyak merugikan diri kita, tapi sistem ini tidak sepenuhnya merugikan. Sistem bottom-up yang bekerja dengan cepat dengan mekanisme asosiasi (menghubungkan satu hal dengan hal lain) dapat digunakan untuk mencari ide, petunjuk, dan solusi.
Caranya adalah, pertama-tama nyatakan permasalahan Anda dan solusi apa yang Anda inginkan. Kemudian, carilah sejenak solusi untuk mengatasi masalah itu, tapi tak perlu memaksa. Carilah semua data yang sekiranya bisa digunakan untuk mengatasi masalah itu. Kemudian, nonaktifkan sejenak mode “top-down” Anda dan aktifkan mode “bottom-up” Anda dengan membebaskan pikiran Anda dari aktif berpikir. Biarkan pikiran Anda rileks dengan melakukan aktivitas-aktivitas santai seperti mandi, makan, duduk santai, atau rebahan. Biarkan sistem bottom-up Anda yang merangkai data-data yang sudah Anda kumpulkan tadi menjadi solusi untuk Anda.
5. Beristirahat, tidur malam yang cukup, jaga kesehatan & kebugaran tubuh
Sistem bottom-up akan lebih mudah aktif saat kondisi badan kita tidak fit. Oleh karena itu, agar sistem itu tidak mengintervensi voluntary focus kita, jaga kebugaran tubuh. Tidur malam yang cukup (8 jam per hari), olahraga, dan jaga pola makan yang sehat.
Daniel Goleman, seorang mantan wartawan sains di New York times, pengarang tiga belas buku dan mengajar kelompok profesional dan peserta bisnis di beberapa kampus. Beliau membantu penemuan Collaborative for Academic, Social, Emotional Learning di Yale University Child Studies Center (sekarang pada Universitas Illinois di Chicago). Beliau tinggal di Massachusetts
Setelah membaca buku “Focus” sampai tuntas, akhirnya Nisa menemukan beberapa insight yang menjadikannya mampu mengatasi permasalahannya, di antaranya:
- Ada 2 bentuk fokus yakni voluntary focus dan involuntary focus. Voluntary focus adalah fokus yang disengaja dan membutuhkan effort dalam melakukannya. Fokus ini berguna dalam bekerja, atau melakukan hal-hal yang membutuhkan keaktifan berpikir. Sedangkan involuntary focus adalah focus yang terjadi secara otomatis tanpa sepengetahuan kita. Kalau dengan voluntary focus kita berfokus hanya pada satu hal, maka sebaliknya dengan involuntary focus, pikiran kita justru melayang-layang alias melamun.
- Akar penyebab kita susah fokus (dalam arti melakukan voluntary focus) bukanlah gangguan-gangguan eksternal seperti suara dan internet melainkan sistem bottom-up alias sistem involuntary focus kita yang membuat kita lebih tertarik untuk melakukan hal-hal yang menyenangkan dan menghindari sengsara.
- Untuk bisa melakukan voluntary focus, beberapa caranya antara lain, latih kesadaran, latih willpower, latih kemampuan mengendalikan emosi, dan jaga kebugaran tubuh.
- Meskipun involuntary focus menjadi akar penyebab kita susah fokus pada satu hal, tapi involuntary focus bisa dimanfaatkan untuk mencari ide, petunjuk, dan solusi.
- Cara untuk mencari ide dengan involuntary focus adalah pertama, nyatakan masalah yang ingin Anda selesaikan, kedua, coba cari cara untuk menyelesaikan masalah itu dengan pikiran Anda, kumpulkan semua data yang sekiranya bisa digunakan untuk mengatasi masalah itu, ketiga, nonaktifkan pikiran Anda, biarkan pikiran Anda santai, keempat, tunggu hingga ide tiba-tiba muncul di benak Anda. Dan, catat.
Terima kasih telah mengikuti perjalanan Nisa, semoga Anda menikmati & mendapatkan manfaat dari DeRing ini.
Sampai bertemu di Baring selanjutnya. Jika ada masukan dan ide untuk Baring.Digital, silakan email kami di ingat@baring.digital
Sukses selalu untuk Anda.
Rekomendasi Baring Lainnya