Confidence: Build Unbreakable, Unstoppable, Powerful Confidence
Justin Albert
Teks tersedia
Audio tersedia
-
Plot
-
Ring 1
-
ring 2
-
ring 3
-
ring 4
-
Kesimpulan
-
Full Dering
Risti orang yang pemalu di tempat kerjanya. Dia merasa kurang percaya diri baik dalam berinteraksi dengan teman-temannya maupun dalam pekerjaan. Ketika jam istirahat tiba dan seluruh tim makan bersama, dia sering diam sendiri sedangkan teman-temannya saling melempar candaan. Duduk di pojokan, dia hanya berani menyimak sembari ikut tertawa ketika teman-temannya melontarkan humor yang lucu.
Saat bekerja dan mendapatkan tugas yang dia belum pernah berpengalaman mengerjakannya, dia sangat ketakutan menghadapi tugas itu, yang membuatnya tertekan dan cemas.
Menyadari bagaimana pengaruh buruk ketidakpercayaan dirinya itu, dia pun sangat ingin bisa membangun kepercayaan diri yang kuat, yang tidak mudah goyah. Tapi dia bingung apa yang harus dilakukannya. Apakah dia harus memaksa diri untuk lebih percaya diri? Apakah dia harus nekad bercanda di depan teman-temannya? Bagaimana kalau teman-temannya malah menertawakannya? Pertanyaan-pertanyaan itu membuatnya pusing.
Kemudian, dia pun mencoba untuk mencari cara agar bisa meningkatkan kepercayaan diri dan beruntungnya dia menemukan buku “Confidence: Build Unbreakable, Unstoppable, Powerful Confidence” karya Justin Albert.
Melihat judulnya, ia paham bahwa buku itu membahas cara untuk membangun kepercayaan diri. Dia pun lalu membeli buku dan membacanya hingga selesai.
Akankah dia menemukan jawaban dalam buku tersebut? Yuk temani Risti mencari jawaban dalam BaRing berikut ini.
Ring 1 - Apa Gambaran Besar Isi Buku Ini?
Dalam menjalani kehidupan, tentu akan ada masa pasang surut, akan ada masa jatuh bangun. Hal itu sangat wajar karena hidup memang penuh tantangan. Selama kita bisa menghadapi masa surut dengan tegar, tantangan tidaklah terlalu menjadi soal. Akan tetapi masalahnya, tidak setiap orang memiliki ketahanan yang sama.
Di satu sisi, ada orang yang tegar menghadapi kejatuhan. Tapi di sisi lain, banyak juga yang karena saking seringnya mengalami kejatuhan, lantas pada akhirnya menyimpulkan bahwa dia memang tidak layak untuk sukses. Ada juga yang sejak kecil selalu dicap negatif oleh orang-orang sekitar, dianggap bodoh, nakal, dianggap tak berguna, dan seterusnya, yang membuatnya pada akhirnya berkesimpulan bahwa dia memang seperti apa yang orang lain katakan tentang dirinya. Nah, kesimpulan-kesimpulan negatif seperti itu merupakan sumber ketidakpercayaan diri seseorang.
Oleh karenanya, untuk membangun kepercayaan diri yang solid, yang kuat, kita perlu berangkat dari keyakinan-keyakinan dalam diri kita. Kita perlu menelusuri apa pemikiran yang membuat kita tidak percaya diri, apa pengalaman masa lalu yang membuat kita merasa tidak layak. Kemudian, mengganti keyakinan-keyakinan negatif itu dengan keyakinan yang lebih membangun.
Nah, buku ini akan mendampingi pembaca yang ingin membangun kepercayaan diri melalui program “Tantangan 21 hari Kepercayaan Diri.” Setiap hari selama 21 hari, pembaca akan dibimbing untuk membuang keyakinan-keyakinan yang menjatuhkan dan membangun keyakinan-keyakinan yang konstruktif, yang membangkitkan kepercayaan diri & optimisme dalam diri mereka.
Ring 2 - Bagaimana Prinsip untuk Membangun Kepercayaan Diri yang Disampaikan Buku Ini?
Di Ring 1 sudah dijelaskan bahwa karena sumber ketidakpercayaan diri adalah keyakinan-keyakinan negatif tentang diri sendiri, maka untuk membangun kepercayaan diri dilakukan dengan dimulai dari mengganti keyakinan-keyakinan itu dengan keyakinan-keyakinan yang lebih mendukung.
Salah satu cara efektif untuk mengubah keyakinan dengan cepat adalah dengan tindakan. Pernah dengar ungkapan “fake it until you make it”? Ya, berpura-pura menjadi apa yang bukan diri kita bisa menjadikan diri kita benar-benar seperti apa yang kita pura-purakan.
Nah, penulis buku ini menjelaskan bahwa untuk mengubah keyakinan negatif menjadi lebih positif, bisa dilakukan dengan bertindak seperti orang yang kepercayaan dirinya tinggi. Dalam kata lain, kita berpura-pura percaya diri seperti mereka-mereka yang percaya diri.
Ketika kita bertindak seperti orang-orang yang percaya diri, maka tindakan-tindakan ini lama-lama akan mengubah persepsi kita tentang diri kita. Dan, inilah prinsip bagaimana mengubah keyakinan-keyakinan negatif yang melahirkan ketidakpercayaan diri menjadi keyakinan-keyakinan positif yang membangun kepercayaan diri kita.
Meskipun mungkin kita akan merasa membohongi diri sendiri, akan tetapi ketika kita bersikap layaknya orang yang percaya diri, maka orang lain akan segan dengan diri kita dan tidak berani menjatuhkan diri kita. Ini akan membuat kita merasa lebih baik/feel better. Bukan itu saja, ketika kita bersikap layaknya orang yang percaya diri, kita berpura-pura berani mengambil kesempatan sukses yang ada di depan kita, maka ketika kita mencapai kesuksesan itu, hal itu akan mengubah persepsi kita. Kita akan berpikir “oh ternyata aku bisa.” Semakin sering kita berpura-pura dan sukses dalam kepura-puraan kita, maka perasaan-perasaan positif yang muncul saat kita merasakan kesuksesan kita akan menjadi fondasi bagi kepercayaan diri kita.
Sebagai contoh, sebenarnya Anda tidak percaya diri ditunjuk sebagai manajer di tempat kerja Anda. Tetapi, Anda berpura-pura percaya diri dengan berani mengambil kesempatan itu. Ketika menjalankan tugas Anda sebagai manajer pun, Anda berpura-pura memimpin tim Anda dengan penuh percaya diri. Anda berpura-pura tegas dengan tim Anda, Anda berpura-pura berani mengambil keputusan dengan tegas, Anda berpura-pura berani menggagas ide/solusi untuk perusahaan Anda, maka ketika kepura-puraan Anda membuahkan hasil, ini akan membuat Anda merasa “ternyata aku bisa.” Dan, perasaan positif ini akan menggeser keyakinan negatif Anda. Ini, akan menjadi fondasi untuk membangun kepercayaan diri yang solid.
So, perhatikan perilaku, sikap, dan gestur orang-orang yang punya kepercayaan diri yang tinggi. Kemudian, ikuti sikap dan gestur mereka. Berpura-puralah bahwa Anda orang yang penuh percaya diri.
Ring 3 - Apa Saja Tindakan Orang Percaya Diri yang Perlu Diikuti untuk Membangun Fondasi Kepercayaan Diri?
Sebelumnya, perlu dipahami terlebih dulu bahwa orang yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi tidaklah selalu penuh percaya diri dalam menghadapi apapun. Mereka juga mengalami hari-hari yang buruk, mengalami kejadian-kejadian yang menjatuhkan mental mereka. Akan tetapi, mereka memiliki inisiatif dan memahami bagaimana memperbaiki hari-hari buruk tersebut sedemikian sehingga kepercayaan diri mereka pulih kembali.
Nah, berikut ini beberapa sikap & tindakan orang percaya diri yang bisa diadopsi untuk mengubah keyakinan-keyakinan negatif dalam diri kita & membangun fondasi kepercayaan diri kita.
Mereka bersedia menerima pujian
Bagi orang yang tidak percaya diri, pujian menimbulkan rasa tidak nyaman. Mereka akan merasa orang lain telah salah memahami mereka. Mereka merasa telah membohongi orang lain dengan tampilan luar mereka. Mereka akan berpikir, kalau teman-temannya tahu keadaan mereka yang sebenarnya (yang menurut mereka tidak sehebat yang dibayangkan teman-temannya), maka teman-temannya akan mencibirnya. Inilah yang membuat mereka menolak pujian. Mereka merasa pujian tidak layak untuk mereka.
Penolakan ini membawa efek berbahaya. Karena, penolakan ini akan semakin membuat diri mereka tidak percaya diri. Why?
Karena, ketika mereka menolak pujian, dalam hati mereka akan meyakinkan diri sendiri kalau mereka tidak layak untuk dipuji. Ketika ada satu orang yang memujinya, batin mereka akan berkata, “Please, aku nggak layak buat dipuji.” Datang satu teman lagi untuk memuji, mereka akan kembali berkata, “Please, kalian salah. Aku nggak layak dipuji.” Begitu seterusnya hingga akhirnya keyakinan bawah sadarnya tentang ia tidak layak dipuji malah semakin menguat.
Ini sangat berbeda sekali dengan orang yang penuh percaya diri. Orang yang penuh percaya diri, ketika dipuji, mereka tidak takut dengan pujian itu. Sekalipun mereka sadar bahwa mungkin pujian-pujian itu berlebihan dan tidak sesuai kenyataan, mereka akan tetap menyambutnya. Karena, sembari menerima, dalam hati, mereka bertekad akan membuktikan kalau diri mereka memang layak mendapatkan pujian itu. Mereka paham bahwa orang-orang yang memujinya bisa memaklumi kalau ternyata pujiannya tidak sepenuhnya sesuai kenyataan. Mereka memberi kesempatan kepada diri mereka sendiri untuk mewujudkan harapan orang lain kepadanya.
Dengan mengadopsi sikap seperti ini, maka pertama, kita terhindar dari sikap yang tanpa sadar bisa memperkuat keyakinan negatif kita. Kedua, kita memberikan kesempatan kepada diri sendiri untuk membuktikan pujian orang lain kepada kita. Kalau pada akhirnya kita berhasilkan membuktikan bahwa pujian itu sesuai dengan kenyataan, maka ini menjadi satu fondasi kepercayaan diri bagi kita.
Mereka menjaga pemikiran positif dalam percakapan
Orang yang tidak percaya diri selalu membawa pesimismenya dalam percakapan dengan orang lain. Mereka mengutarakan keluhan dan keterbatasan yang membuat dirinya dan orang lain berkesimpulan bahwa situasinya sudah buntu, sudah tidak ada yang bisa disiasati lagi untuk memperbaikinya.
Sebaliknya, orang yang percaya diri selalu membawa optimismenya dalam percakapan dengan orang lain. Alih-alih mengutarakan kebuntuan, mereka mengutarakan celah-celah yang bisa dilakukan untuk menyiasati kebuntuan.
Dengan mengadopsi sikap ini, kita akan terdorong untuk mencari solusi atas permasalahan-permasalahan yang terjadi pada diri kita. Dan, ketika solusi tersebut berhasil mengatasi masalah kita, ini akan menjadi satu fondasi bagi kepercayaan diri kita.
Mereka yakin bahwa potensi dan kesempatan manusia tidak terbatas
Orang yang tidak percaya diri meyakini bahwa potensi dan kesempatan manusia terbatas. Dari keyakinan seperti inilah mereka sering merasa pesimis ketika mengalami masalah yang ruwet. Belum apa-apa, mereka sudah langsung berkesimpulan kalau masalah itu tak bisa dipecahkan.
Sebaliknya, orang yang percaya diri yakin bahwa potensi & kesempatan manusia tidak terbatas. Keyakinan ini membuat mereka pantang menyerah untuk mencari solusi permasalahan mereka.
Dengan mengadopsi sikap ini, kita akan mengetahui seberapa besar kemampuan kita. Kita memberikan diri sendiri kesempatan untuk mencoba, bukan menyerah sebelum berperang. Kalau ternyata kita berhasil, ini akan menjadi satu lagi fondasi bagi kepercayaan diri kita.
Tidak mempromosikan diri sendiri
Pernahkah Anda menjumpai seseorang yang gemar merendah untuk meninggi? Kita sering menyebutnya humblebragging. Sebagai contoh, ada seorang artis cantik yang berkata kepada netizen kalau dirinya jelek. Sebetulnya, dia sangat tahu bahwa dirinya cantik dan kecantikannya diakui banyak orang. Dia berkata seperti itu hanya karena ingin dipuji orang lain. Ketika dia berkata “aku jelek” dia tahu bahwa netizen akan merespons dengan mengatakan kalau dia cantik dan memuji dirinya. Sikap seperti ini seringkali dilakukan tanpa sadar. Dan, ini menunjukkan bahwa orang yang melakukannya kurang percaya diri.
Ya, orang yang kurang percaya diri membutuhkan pengakuan dari orang lain atas kelebihannya. Ini menunjukkan bahwa sebetulnya mereka tidak yakin dengan kelebihan mereka sendiri, sehingga membutuhkan pengakuan orang lain untuk meyakinkan mereka. Akan tetapi, sebetulnya, ini bisa membawa dampak negatif bagi diri mereka sendiri. Sikap seperti ini akan semakin menguatkan keyakinan bawah sadar mereka bahwa mereka tidak punya kelebihan yang patut dibanggakan.
Setiap kali mereka humblebragging, pikiran bawah sadar mereka memohon “Woi, saya nggak punya kelebihan. Please besarkan hati saya.” Semakin sering mereka humblebragging, maka pikiran bawah sadar mereka akan semakin yakin kalau “Yach, memang betul saya nggak punya kelebihan.”
Sebaliknya, orang yang percaya diri yakin bahwa mereka layak, bahwa mereka layak dihargai, sekalipun tidak ada seorang pun yang mengekspresikan penghargaannya kepada dirinya. Dan, keyakinan ini membuat mereka tidak butuh pengakuan dari orang lain.
Dengan mengadopsi sikap ini, kita akan terhindar dari sikap humblebragging yang semakin menguatkan keyakinan bawah sadar kita kalau kita tidak layak.
Ring 4 - Bagaimana Langkah-Langkah Konkret untuk Menerapkan Prinsip “Fake It Until You Make It” untuk Membangun Kepercayaan Diri?
1. Membuat self-inventory
Ini bertujuan untuk mengetahui kelebihan-kelebihan yang bisa dijadikan sebagai fondasi untuk membangun kepercayaan diri kita, serta untuk mengetahui hal-hal yang membuat kita tidak percaya diri.
- Untuk mengungkap apa kelebihan-kelebihan dan kekurangan-kekurangan kita, kita bisa mengajukan beberapa pertanyaan seperti berikut:
- Apakah hidup saya berpengaruh pada orang-orang di sekitar saya, secara positif atau negatif?
- Bagaimana kebiasaan saya dalam menjalani kehidupan sehari-hari? Apa yang saya lakukan setiap pagi, siang, dan malam?
- Apa saja hal-hal baik yang ada dalam diri saya?
- Apa yang memberikan saya kekuatan atau membuat saya merasa terinspirasi?
Siapa yang saya sukai? - Kapan dan di mana saya merasa menjadi diri saya yang sesungguhnya?
- Apa yang membuat teman-teman saya datang kepada saya?
Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan ini menunjukkan apa kelebihan & kekurangan Anda.
Jika kita mengalami hari yang buruk, kita bisa membuka self-inventory kita dan fokus pada kelebihan-kelebihan kita yang tercatat dalam self-inventory tersebut dan mengabaikan kekurangan-kekurangannya.
Kita juga perlu memperbarui self-inventory kita setiap bulan. Karena ketika kita telah berusaha untuk meningkatkan kepercayaan diri kita, maka kepercayaan diri kita mengalami peningkatan. Ini tentu saja membuat self- inventory kita juga berubah.
Dan, untuk kekurangan-kekurangan kita, kita bisa memperbaikinya sedemikian sehingga kita merasa lebih baik (feel better about ourselves). Misalkan, ketika Anda mendapati jawaban pada pertanyaan pertama (Apakah hidup saya berpengaruh pada orang-orang di sekitar saya, secara positif atau negatif?) adalah “Hidup saya berpengaruh pada orang-orang di sekitar saya secara negatif”, maka Anda bisa mengubah sikap Anda terhadap lingkungan Anda. Mulailah untuk berinteraksi dengan lebih positif. Bawa optimisme dalam setiap percakapan Anda dengan orang-orang di sekitar Anda.
2. Program 21 hari
Dalam program 21 hari ini, kita akan “memerangi” masa lalu kita, akan “memerangi” pengalaman-pengalaman masa lalu kita yang telah membuat mental kita down dan kehilangan kepercayaan diri. Kita akan melawan suara-suara internal kita, yang mengatakan kepada diri kita bahwa kita tidak layak, bahwa kita tidak berguna, bahwa kita tidak bisa melakukan apapun.
Kita juga akan membangun fondasi kokoh bagi kepercayaan diri kita selangkah demi selangkah selama 21 hari. Berikut tugas-tugas yang akan dilakukan di hari pertama sampai hari ke-4 program 21 hari membangun kepercayaan diri.
Hari ke-1: latihan visual
Di hari pertama ini, kita akan me-reevaluasi persepsi kita tentang diri kita. Teknik ini menggunakan salah satu kemampuan alami kita yakni visualisasi/imajinasi.
Lakukan latihan ini di tempat yang sepi dan agak gelap. Pastikan Anda sepenuhnya sendirian. Mulailah latihan dengan olah napas. Tarik napas dan hembuskan secara pelan.
Setelah Anda merasa kedamaian dalam diri Anda, buka mata Anda dan bayangkan sebuah cermin berada di depan Anda. Di dalam cermin tersebut, Anda melihat diri Anda. Namun, bayangan tersebut sedikit berbeda dari diri Anda. Bayangan tersebut adalah versi Anda yang lain, versi Anda yang lebih percaya diri. Bayangkan bagaimana Anda versi percaya diri ini berjalan, berbicara, dan bertindak dengan penuh percaya diri.
Kemudian, rasakan diri Anda sebagai versi tersebut. Bayangkan diri Anda dalam versi yang lebih percaya diri. Rasakan diri Anda berjalan dan berbicara seperti versi ini. Ketika Anda merasakan bahwa kepercayaan diri ini memenuhi diri Anda, silangkan jari tengah dengan jari kelingking Anda dan ucapkan “kuat” atau “percaya diri”.
Hari ke-2: tempelkan kepercayaan diri Anda dalam lagu
Mungkin, ada lagu yang mampu membuat Anda merasa berada di puncak kepercayaan diri Anda. Lagu ini bisa dari genre dan dalam bahasa apapun.
Dengarkan lagu itu ketika Anda memulai hari Anda, dan resapi perasaan senang, optimis, excited Anda ketika Anda mendengarkan lagu tersebut. Dan, dengarkan juga lagu tersebut di saat Anda merasa down, merasa kecewa, sedih, marah, dst. Rasakan energi positif yang membanjiri diri Anda seiring mendengarkan lagu itu.
Hari ke-3: Ganti memori yang paling tidak Anda sukai dengan hal yang lebih positif
Untuk menggeser memori buruk yang menjatuhkan mental Anda, Anda harus mengubah bayangan Anda tentang memori tersebut.
Bayangkan memori buruk Anda dalam versi yang lebih positif. Jika Anda punya memori tentang bagaimana orang-orang merendahkan Anda, maka bayangkan yang sebaliknya. Bayangkanlah justru mereka yang tidak percaya diri dalam menghadapi diri Anda, bayangkan mereka menghargai dan menghormati Anda.
Hari ke-4: Lakukan teknik Afirmasi
Di pagi hari hari ke-4, bangunlah setengah jam lebih pagi dari hari biasanya. Cari tempat yang sejuk dan tenang, jauh dari orang lain di rumah Anda. Tutup mata Anda dan fokus pada napas Anda.
Kemudian, katakan kepada diri Anda:
-Saya memiliki kekuatan untuk mencapai kesuksesan.
-Saya adalah orang yang selalu percaya diri.
Ulangi mantra tersebut pada diri Anda, dan tambahkan mantra-mantra yang spesifik yang berkaitan dengan aktivitas yang akan Anda lakukan hari itu. Sebagai contoh, jika Anda akan maju presentasi di kantor, katakan kepada diri Anda bahwa Anda mempersiapkan semuanya dengan baik dan bahwa Anda sangat percaya diri dalam menjalani tugas tersebut. Ulangi mantra ini hingga mengakar di pikiran Anda.
Justin Albert memiliki misi untuk bisa menginspirasi dunia dengan cara yang dia bisa. Selama hidupnya, dia telah melewati saat-saat yang berat dan percaya bahwa masa-masa sulit tersebut telah membentuknya menjadi pribadi yang tangguh.
Setelah menyelesaikan buku “Confidence”, Risti pun mendapatkan jawaban bagaimana cara membangun kepercayaan diri. Berikut beberapa insight yang didapatkannya:
Untuk membangun kepercayaan diri yang solid, yang kuat, kita perlu berangkat dari keyakinan-keyakinan dalam diri kita.
Kita perlu menelusuri apa pemikiran yang membuat kita tidak percaya diri, apa pengalaman masa lalu yang membuat kita merasa tidak layak. Kemudian, mengganti keyakinan-keyakinan negatif itu dengan keyakinan yang lebih membangun.
Untuk mengubah keyakinan negatif yang menjatuhkan mental kita menjadi lebih positif dan membuat kita lebih percaya diri, bisa dilakukan dengan bertindak seperti orang yang kepercayaan dirinya tinggi. Dalam kata lain, kita berpura-pura percaya diri seperti mereka-mereka yang percaya diri.
Beberapa sikap orang percaya diri yang bisa ditiru untuk membangun fondasi kepercayaan diri antara lain: bersedia menerima pujian, tidak “merendah untuk meninggi”, menjaga pemikiran yang positif dalam percakapan, dan percaya bahwa potensi & kesempatan manusia tidak terbatas.
Langkah-langkah konkret untuk membangun kepercayaan diri antara lain: 1) membuat self-inventory dan 2) melakukan “program 21 hari”.
Terima kasih telah mengikuti perjalanan Risti, semoga Anda menikmati & mendapatkan manfaat dari DeRing ini.
Sampai bertemu di Baring selanjutnya. Jika ada masukan dan ide untuk Baring.Digital, silakan email kami di ingat@baring.digital
Dan, jika Anda ingin mempelajari buku “Confidence” lebih dalam lagi untuk meningkatkan kepercayaan diri Anda, Anda bisa memesannya di sini.
Sukses selalu untuk Anda.
Rekomendasi Baring Lainnya