BRAIN-BASED PARENTING (the Neuroscience of Caregiving for Healthy Attachment)
Daniel A. Hughes & Jonathan Baylin
Teks tersedia
Audio tersedia
-
Plot
-
Ring 1
-
ring 2
-
ring 3
-
ring 4
-
ring 5
-
ring 6
-
ring 7
-
Kesimpulan
-
Full Dering
Hani terkejut melihat hadiah dari salah seorang rekannya, yang merupakan sebuah buku berjudul Brain Based Parenting, karya D. Hughes & J. Baylin. Di kala orang lain memberikan hadiah berupa perlengkapan bayi, makanan dan keperluan perawatan sehabis melahirkan, rekannya tersebut malah memberikan sebuah buku.
Hani sangat senang sekali, karena ini memang pengalaman pertamanya dalam memiliki buah hati, sehingga ilmu parenting merupakan hal yang memang perlu didalaminya. Apalagi, karena ia memang sedang menuntut ilmu di kedokteran syaraf, buku Brain Based Parenting ini menjadi sangat menarik baginya.
Melihat cover bukunya tersebut langsung membuat pikirannya melayang-layang. Apa hubungan pola asuh dengan sistem saraf otak? Sistem saraf bagian mana yang berpengaruh besar pada pola asuh? Apakah jika bisa memanfaatkan sistem saraf ini mengasuh anak akan jadi lebih efektif?
Banyak sekali pertanyaan yang membuat hati Hani menggebu-gebu untuk membaca buku ini. Ia pun berjanji pada rekan yang memberikan buku itu untuk mempelajarinya sesegera mungkin.
So, apakah buku tersebut bisa memberikan jawaban pada pertanyaan-pertanyaan Hani?
Yuk segera kita simak di Baring kali ini.
Ring 1 - Apa Maksud dari Brain Based Parenting (Pola Asuh yang Berdasarkan Perspektif Otak)?
Yang dimaksud dengan pola asuh baik yang berdasarkan pada perspektif otak adalah:
- Menjadi orangtua yang dapat memberikan respon secara sensitif maupun emosional pada anak-anak yang masih membutuhkan banyak perhatian.
- Memberikan kenyamanan pada anak-anak secara efektif dan konsisten ketika mereka tengah mengalami tekanan dan stres (yang secara klinis sering disebut dengan co-regulation effect)
- Menjadi teman pertama saat anak-anak baru mulai mempelajari bagaimana untuk menikmati dan mempertahankan hubungan dengan orang lain.
- Mengetahui kapan bisa membiarkan anak-anak bergelut dan berusaha mengatasi tantangan yang menghadang mereka, sehingga mereka dapat membangun ketahanan diri.
- Melindungi anak-anak dari dampak emosi negatif diri kita dengan memanfaatkan kekuatan pengaturan atau penyesuaian diri dan pengelolaan stres—dengan kata lain, dengan menjadi ‘orang dewasa di dalam ruangan’.
Pola asuh yang baik melibatkan kualitas yang dapat melindungi otak anak yang sedang berkembang (mengacu pada faktor-faktor neuroprotektif) dan menstimulasi perkembangan otak itu sendiri (faktor-faktor yang mendukung perkembangan di dalam otak).
Pola asuh merupakan hal yang penting, terutama pada masa-masa awal kehidupan anak, yaitu pada saat otak sedang berada dalam periode sensitif baik terhadap rangsangan sosial, pembelajaran emosional, dan kerapuhannya terhadap tekanan dan stres.
Tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa pola asuh yang baik dapat memahat ketahanan emosional dan kompetensi sosial dalam otak anak. Selain itu, di saat yang sama, juga dapat mengembangkan kemampuan anak untuk mempercayai orang lain dan mempertahankan hubungan positif yang penuh dengan kepedulian.
Pola asuh yang sensitif membentuk otak yang penuh rasa peduli dan tahan banting. Anak-anak yang menerima perawatan yang baik pun juga akan tumbuh menjadi orangtua yang efektif dan merawat generasi selanjutnya dengan baik.
Sebagai tambahan, pola asuh yang sensitif dan terhubung dapat memberikan anak-anak ‘dasar keamanan’ agar mereka dapat menjelajahi dan meneliti dunia mereka. Di antaranya adalah: tema pertama untuk menunjukkan dan berbagi apa yang mereka temukan dari hasil pengamatan mereka; dan sistem otak yang dibutuhkan untuk mengatasi dan beradaptasi dengan berbagai tantangan hidup yang tidak bisa mereka hindari, termasuk tantangan dalam mengasuh dan merawat generasi selanjutnya.
Ketika kepedulian orangtua terhambat, biasanya mereka lebih fokus pada kesulitan sikap dan perilaku yang tercipta antara mereka dengan anak mereka. Dalam keadaan yang penuh tekanan dan adanya hambatan pada seluruh aspek rasa peduli, membuat orangtua hanya ingin cepat memperbaiki masalahnya tanpa terlebih dahulu mengidentifikasi kesulitan hubungan yang mereka alami dengan anak mereka.
Ring 2 - Sistem Saraf Seperti Apa yang Mempengaruhi Pola Asuh?
Penelitian terkini menguak setidaknya terdapat lima sistem jaringan saraf yang merupakan aspek yang mendasari kemunculan rasa peduli terhadap anak. Pondasi atau dasar dari pola asuh orangtua terhadap anaknya ini antara lain:
- ‘sistem pendekatan’ yang membuat kita terhubung dan bukannya malah menghindari anak-anak kita;
- ‘sistem penghargaan’ yang membuat proses mengasuh anak menjadi terasa menyenangkan;
- ‘sistem membaca anak’ yang membuat kita sebagai orangtua mampu melihat apa yang dipikirkan oleh anak kita, dan membuat kita tidak hanya sekedar memberikan reaksi terhadap perilaku anak-anak;
- ‘sistem pembentuk makna’ yang membuat kita memiliki pengertian terhadap diri kita sendiri, dan
- ‘sistem eksekutif’ yang mengkoordinasikan dan menyeimbangkan keempat sistem sebelumnya dan membuat kita mampu untuk menyesuaikan diri dan terhubung pada diri kita dan diri anak kita.
Apabila orangtua atau orang lain memberikan perhatian dan kepedulian pada anak-anak, maka kelima sistem ini akan saling bekerjasama dengan baik. Ketika sedang menghadapi masalah, ketika konflik muncul di antara orangtua dan anak atau terjadi di dalam pikiran orangtua, maka sistem kepedulian ini akan ‘terhambat’.
Mengetahui dan memiliki wawasan mengenai bagaimana dan kenapa kepedulian orangtua dapat terhambat, bisa membuka peluang bagi para orangtua untuk memahami apa yang terjadi secara interpersonal. Hal ini dapat memperbaiki hambatan dan mencegah masalah yang tidak diinginkan. Jika kita ingin mampu mengasuh dan merawat anak baik dari dalam maupun dari luar diri mereka, maka ini merupakan cara yang sangat penting.
Masing-masing dari kelima sistem pola asuh yang telah diuraikan di atas dapat mengatasi hambatan tersebut, dan dengan mengenali bagaimana otak kita berfungsi dalam mendukung peran kita sebagai pengasuh maka pengetahuan kita untuk mengasuh dan merawat anak akan bertambah dan menjadi lebih kuat.
(Kasih sayang ibu merupakan hal yang paling mendasari kelestarian umat manusia.)
Ring 3 - Apa yang Paling Penting dalam Perkembangan Kehidupan Anak?
(Membentuk struktur yang stabil dan bertahan lama dalam melindungi dan membesarkan anak adalah hal yang sangat penting, sangat rapuh dan memerlukan perawatan dan perhatian seumur hidup.)
Anak-anak kita yang sangat berharga bergantung seutuhnya pada kita, sebagai orangtua, dan mungkin secara khusus, bergantung pada fungsi sehat otak kita dalam mengasuh dan membesarkan mereka.
Otak anak-anak berkembang pada saat berinteraksi dengan orang dewasa yang memiliki otak dengan kapasitas merasakan kasih sayang tanpa syarat, merasakan kesenangan saat bersama mereka, memperhatikan mereka dengan penuh kehangatan, dan memahami mereka secara utuh. Singkatnya, tidak ada yang lebih penting pada hubungan orangtua dengan anak dan juga pada perkembangan kehidupan anak-anak, daripada otak orangtua yang sehat.
Kita harus tergerak oleh interaksi pada anak-anak kita jika kita ingin merespon kebutuhan mereka dan mempertahankan hubungan kita dengan mereka. Tidaklah cukup bagi orangtua dengan hanya mengenali dan memahami perilaku dan kekesalan anak-anak; kita pun juga harus merasakan sesuatu ketika merespon tekanan yang dirasakan mereka.
Walaupun proses menjadi orangtua memang tampak ‘tidak memerlukan kerja otak yang khusus’, namun pada kenyataannya, proses mengasuh dan membesarkan anak memerlukan seluruh kekuatan otak kita. Kasih sayang dan sensitivitas orangtua berasal dari inti pada sistem otak yang muncul dari proses yang melibatkan perubahan struktur dan unsur kimia otak kita.
Ketahuilah, Mamalia memiliki struktur otak yang lebih sempurna dari reptil, dengan tambahan cingulate, insula, dan orbital cortex. Zat kimia otak mereka pun juga lebih komplek dari reptil, yaitu dengan adanya oxytocin, vasopressin, dan prolaktin. Seluruh tambahan ini merupakan aspek-aspek yang memungkinkan berkembangnya obsesi kasih sayang saat kita merawat anak atau bayi.
Ring 4 - Apa yang Menghubungkan Sistem Saraf di Otak dengan Rasa Sayang yang Terasa di Dalam Hati?
Pada ranah ilmu saraf, proses mengasuh anak bergantung pada proses pengaturan keadaan batin kita, yang mana berkembang sejak masa kanak-kanak kita. Secara khusus, proses mengasuh anak bergantung pada perkembangan hubungan kuat antara otak dengan hati kita.
Hubungan hati dengan otak ini didasari oleh kinerja saraf yang rumit yang disebut dengan saraf vagus. Ini adalah sistem yang mendukung interaksi sosial dan memperdalam hubungan dengan orang lain. Sistem vagal bagian atas adalah sistem vagal yang paling penting dalam proses mengasuh dan merawat anak.
Ini adalah sistem yang membuat orangtua mampu untuk tetap bertahan dan hadir secara emosional saat hubungan orangtua dan anak sedang mengalami tekanan atau sedang terganggu. Sistem vagal yang cerdas mendukung hubungan sosial, ikatan sosial dan saling pengertian pada orangtua dengan membantu mereka untuk tetap terhubung pada pengalaman anak-anaknya. Dan juga untuk mempertahankan kendali dirinya agar tidak mengasihi anaknya secara berlebihan.
Ketika sistem vagal ini sedang bekerja pada anak dan orangtua, maka keduanya akan dapat merasakan rasa aman yang cukup untuk berkomunikasi secara terbuka. Pada kondisi ini, orangtua dan anak dapat mempertahankan tingkat terdalam dari hubungan mereka tanpa harus melalui rasa pertahanan yang tidak bermanfaat, yang hanya dapat mengganggu komunikasi antar mereka.
Orangtua dengan aliran vagal yang baik memiliki toleransi terhadap stres yang lebih besar dan kemampuan untuk menghadirkan emosi yang lebih kuat daripada mereka yang memiliki aliran vagal yang buruk.
Ring 5 - Komunikasi Seperti Apa yang Seharusnya Tercipta Antara Anak dengan Orangtua?
Komunikasi intersubjektivitas adalah proses berbagi pengalaman, perasaan, mimpi, kekhawatiran, kepercayaan antara orangtua dengan anaknya. Komunikasi ini menentang segala interaksi dangkal yang terkadang perlu dilakukan namun tidak mengandung pengertian dan hubungan emosional yang mendalam antar keduanya.
Tujuan utamanya adalah untuk mempertahankan kondisi hubungan sosial yang terbuka.
Ini cukup menantang bagi para orangtua karena proses interaksi dengan anak-anak disertai dengan begitu banyak tekanan dan pemicu pertahanan diri yang tidak konsisten terhadap perasaan kasih sayang dan peduli yang diperlukan dalam mengasuh dan merawat anak. Sistem hubungan sosial hanya akan aktif ketika kita merasa cukup aman saat berada di dekat orang lain.
(Agar dapat secara efektif berubah dari rasa menutup diri kepada rasa terbuka sosial, sistem persarafan mamalia perlu melakukan dua tugas adaptif: (1) memperkirakan risiko, dan (2) jika lingkungannya tampak aman, membentuk lebih banyak struktur limbik yang dapat mengendalikan fight or flight behavior, atau perilaku diam.)
Otak kita secara cepat menilai keamanan atau tingkat bahaya lingkungan sosial kita, dengan menggunakan proses pengamatan otomatis yang bekerja di bawah radar alam sadar kita. Ini disebut dengan sistem neuroception. Sistem neuroception ini dibentuk oleh bagian otak yang disebut dengan amygdala—bagian otak yang berfungsi untuk menyaring seluruh informasi dan juga untuk mengalirkan informasi dari otak ke seluruh tubuh.
Ring 6 - Adakah Formula Pengasuhan yang Efektif?
Orangtua, bahkan mereka yang sedang mengalami hambatan dalam kepeduliannya terhadap anak, dapat meningkatkan kemampuan mengasuh dan merawat anak mereka. Mengatur keadaan batin dan pikiran mereka. Mengembangkan intersubjektivitas dalam hubungan diri mereka dengan anak mereka.
Terdapat empat komponen kunci dari proses ini yang disingkat menjadi PACE (langkah):
- Bermain (playfulness)
Playfulness mengacu pada komponen-komponen intersubjektivitas yang paling banyak terlibat di dalam sistem penghargaan dan pendekatan pola asuh (Parental Approach and Reward System).
- Penerimaan (acceptance)
Acceptance merupakan sebuah sikap yang tidak menilai, dan mendukung sistem pendekatan dengan membantu mengembangkan keamanan dan hubungan interpersonal antara rasa percaya orangtua dan anak. Kondisi yang tidak menilai ini dibentuk langsung oleh sistem vagal yang cerdas, yaitu jaringan yang menghubungkan otak dengan hati yang membentuk pola asuh yang penuh keterbukaan.
- Rasa penasaran (curiosity)
Curiosity terhubung langsung pada kemampuan membaca anak dan sistem pembentuk makna yang ada di dalam otak orangtua.
- Empati (empathy).
Empati mengembangkan gabungan dari seluruh sistem ini dan menghubungkan emosi orangtua dengan fokus dan keutuhan pikiran orangtua.
Keempat komponen inti dari subjektifitas ini bisa dikaitkan dengan proses mengasuh dan merawat anak. Dengan mengalami dan mempraktekkan PACE ini diharapkan Anda dapat memperkuat kemampuan otak yang mendukung proses mengasuh dan merawat anak Anda. Keempat komponen PACE ini bekerja sama satu sama lain, sehingga kinerja dari salah satu komponen biasanya melibatkan kualitas dari ketiga komponen lainnya.
Ring 7 - Bagaimana Mengaplikasikan PACE dalam Hidup Sehari-Hari?
PACE dapat dipraktikkan dengan sama, baik itu dalam hubungan orangtua dengan anak maupun dalam hubungan terapis dengan orangtua.
Sikap terbuka dan terhubung yang cukup krusial dalam hubungan orangtua dan anak yang efektif sama pentingnya dalam hubungan terapis dengan orangtua. Tanpa keterbukaan ini, tidak akan tercipta kepercayaan dan hubungan yang nyata. Dengan PACE anak-anak akan merasa lebih aman dan tekanan yang mereka rasakan akan lebih mudah untuk hilang.
Playfulness merupakan sikap timbal balik yang sering dilakukan antara orangtua dengan anaknya. Ini mewakili situasi demi situasi, interaksi yang melibatkan ekspresi wajah, kontak mata, suara yang nikmat didengar dan ritme yang sesuai, gerakan, postur, dan sentuhan hangat. Dalam kehadiran intersubjektif yang utuh ini, orangtua dan anak akan mengalami kesenangan, kegembiraan dan semangat yang begitu dalam.
Bermain juga dikenal sebagai cara untuk mengaktifkan bagian atas dari otak kita, yang mana berfungsi untuk meningkatkan fungsi kognitif kita. Karena, dopamin yang dirangsang oleh bermain masuk ke bagian prefrontal, maka bermain dapat meningkatkan fungsi eksekutif seperti pada sistem pendekatan dan penghargaan dalam diri orangtua dan anak.
Mempertahankan interaksi yang dipenuhi dengan permainan dan kegembiraan untuk tetap terasa hidup dan tetap menyenangkan. Ini membutuhkan banyak perhatian pada komunikasi non-verbal dan kemampuan untuk membentuk penilaian cepat, dan juga kemampuan untuk mengatur intensitas emosi untuk tetap berada pada hubungan yang menyenangkan tersebut.
Begitu suasana yang menyenangkan muncul, maka akan tercipta:
- Udara yang menyegarkan, dan dipenuhi dengan perasaan santai dan kebahagiaan yang dirasakan semua pihak
- Terciptanya harapan dan meningkatnya kepercayaan diri mengenai masa depan
- Menerima orang lain tanpa syarat, seperti apapun perbedaannya
- Kebangkitan dari sisi positif kehidupan, untuk menyeimbangkan sisi negatif yang menyebabkan kesulitan hidup
- Penurunan rasa malu bagi kedua pihak
- Peningkatan rasa percaya dan aman
- Keyakinan bahwa diri satu pihak disayangi oleh pihak lain
- Peningkatan dalam kepedulian (dan penurunan hambatan rasa peduli) bagi orangtua dan perilaku penuh keterikatan bagi anak
Acceptance—yang dianggap sebagai pusat dari pengalaman keutuhan pikiran—dibentuk juga oleh sistem vagal yang aktif.
Curiosity meningkatkan pengalaman intersubjektif dalam beberapa cara:
- Orangtua yang merasa ingin tahu akan memiliki ketertarikan pada anaknya, ingin mengetahui sebanyak mungkin tentang perkembangan anak mereka.
- Orangtua yang merasa ingin tahu akan memiliki hasrat untuk memahami anak mereka, jauh sebelum mereka berpikir untuk mengevaluasi anak mereka.
- Orangtua ini akan bertahan dalam paham ‘tidak mengetahui’, di mana mereka akan tetap membuka pikirannya agar dapat memperoleh makna dari perilaku anak-anak mereka.
- Orangtua yang merasa ingin tahu akan meredam reaksi pertama mereka terhadap perilaku anak mereka yang tidak menyenangkan (kecuali jika telah melampaui batas) dan menunggu hingga bisa diterima akal sehat sebelum memberikan respon.
- Begitu mereka lebih mengenal anak mereka, orangtua semacam ini akan melihat anaknya dari luar dan dari dalam. Bagian dalam hidup anak mereka (bagaimana anak-anak menilai dirinya sendiri) merupakan fokus utama dari para orangtua ini.
Empati merupakan sisi lain dari playfulness. Ketika anak bayi berada dalam kondisi pikiran yang santai, terbuka dan terhubung dengan orangtuanya maka interaksi yang penuh dengan antusiasme, kegembiraan dan kehangatan mendominasi komunikasi di antara mereka.
Ketika terhubung dalam kegembiraan, orangtua dan anak akan meningkatkan dan mengatur emosi positif yang mereka alami bersama. Sedangkan, dengan empati, orangtua dan anak menurunkan kadar emosi negatif yang mereka rasakan. Empati melibatkan bagian-bagian dari otak kanan yang membuat orangtua dan anak mereka menjadi berkesinambungan, dan dapat mengelola emosi yang tercipta di antara mereka.
Bekerja keras untuk menghubungkan seluruh komponen PACE dapat membawa kelima sistem saraf pengasuhan anak menjadi kenyataan. Dengan mempraktekkan PACE dan dialog timbal-balik yang hangat, orangtua akan dapat lebih menguasai dan mengendalikan kinerja otaknya.
Pada masa frustasi dan penuh tekanan, mempraktekkan PACE akan dapat membawa Anda keluar dari pertahanan diri dan hambatan rasa peduli. Selain itu, dengan mempraktekkan PACE, Anda pun juga bisa mengembalikan suasana emosi Anda pada jalur yang positif.
Daniel A. Hughes, seorang spesialis hubungan dan praktisi swasta. Beliau adalah presiden dari the Dyadic Developmental Psychotherapy Institute. Beliau membimbing dan memberikan pelatihan di Amerika Serikat dan sekitarnya mengenai terapi hubungan dan keluarga. Beliau merupakan penulis dari Attachment-Focused Family Therapy, Attachment-Focused Family Therapy Workbook, dan Attachment-Focused Parenting.
Jonathan Baylin, merupakan seorang psikolog yang praktek secara pribadi. Beliau juga sering memberikan seminar bagi para terapis mengenai psikoterapi otak.
Hani senang sekali telah tuntas membaca buku ini. Ia mendapatkan banyak pelajaran berharga untuk mengasuh dan membesarkan anaknya. Beberapa pelajaran yang dicatatnya dari buku ini antara lain:
- Pola asuh yang baik melibatkan kualitas yang dapat melindungi otak anak yang sedang berkembang
- Kasih sayang ibu merupakan hal yang paling mendasari kelestarian umat manusia.
- Anak-anak kita yang sangat berharga bergantung seutuhnya pada kita, pada fungsi sehat otak kita dalam mengasuh dan membesarkan mereka.
- Pada ranah ilmu saraf, proses mengasuh anak bergantung pada proses pengaturan keadaan batin kita
- Komunikasi intersubjektivitas adalah proses berbagi pengalaman, perasaan, mimpi, kekhawatiran, kepercayaan antara orangtua dengan anaknya.
- Orangtua, bahkan mereka yang sedang mengalami hambatan dalam kepeduliannya terhadap anak, dapat meningkatkan kemampuan mengasuh dan merawat anak mereka.
- PACE dapat dipraktikkan dengan sama, baik itu dalam hubungan orangtua dengan anak maupun dalam hubungan terapis dengan orangtua.
- Selain itu, dengan mempraktekkan PACE, Anda pun juga bisa mengembalikan suasana emosi Anda pada jalur yang positif.
Terima kasih telah menyimak BaRing kali ini, semoga manfaatnya bisa Anda rasakan juga. Sukses selalu. Sampai bertemu di BaRing selanjutnya.
Jika ada ide dan masukan silakan email kami di: ingat@baring.digital.
Rekomendasi Baring Lainnya