A NEW EARTH: Awakening to Your Life's Purpose
Eckhart Tolle
Teks tersedia
Audio tersedia
-
Plot
-
Ring 1
-
ring 2
-
ring 3
-
Kesimpulan
-
Full Dering
Veranda merasa hidupnya tidak bahagia dan memuaskan. Meskipun hidupnya terbilang tercukupi, terkenal, disukai banyak orang, punya keluarga yang harmonis, punya anak-anak yang membanggakan, bahkan banyak orang yang menilai kehidupannya hampir sempurna, tetap saja dia merasa ada yang kurang.
Bukan, bukan dia tidak bersyukur dengan semua yang dimilikinya. Tapi perasaannya itu lebih pada perasaan hampa. Ia pun bertanya-tanya apa penyebabnya? Apa yang kurang? Apakah ini karena tujuan hidupnya salah?
Awalnya dia hanya mengabaikan perasaan itu, tapi semakin hari perasaan itu semakin menjadi-jadi saja, hingga akhirnya ia pun mencoba untuk mencari penjelasan.
Dalam pencarian itu, ia bertemu dengan buku “A New Earth: Awakening to Your Life’s Purpose” karya Eckhart Tolle. Saat membaca judulnya, ia merasa buku itu bisa memberikan penjelasan kepadanya. Sehingga, ia sangat antusias untuk menuntaskannya. Ia sangat berharap bisa mendapatkan pencerahan dari buku tersebut.
So, akankah ia berhasil? Yuk ikuti kisahnya dalam baring berikut ini.
Ring 1 - Apa Maksud dari “Membangkitkan Tujuan Hidup Anda” alias “Awakening Your Life Purpose” dalam Buku Ini?
Sebelum menjawabnya, mari kita perjelas dulu bahwa inti buku ini adalah untuk memberikan jalan keluar bagaimana menciptakan kehidupan yang bahagia dan memuaskan.
Nah, jalan keluarnya adalah dengan memiliki inner purpose alias tujuan internal. Inner purpose inilah yang dimaksud dengan “life purpose” seperti yang tertulis dalam judul buku ini.
Lalu, apa itu inner purpose? Seperti namanya, inner purpose adalah tujuan yang didorong oleh faktor dalam diri kita, bukan faktor di luar diri kita.
Selama ini, kita termotivasi untuk melakukan sebuah tindakan karena didorong oleh tujuan luar alias outer purpose. Contohnya, kita bekerja karena ingin kaya. Kita ingin kaya karena kita berpikir kalau kita kaya kita akan bahagia. Atau, kita mengasuh anak-anak kita dengan baik karena kita berpikir kita akan bahagia kalau anak-anak kita menyukai kita.
Kenapa tujuan-tujuan ini disebut outer purpose adalah karena tujuan-tujuan ini membuat kita berpikir bahwa kita akan mencapai kebahagiaan HANYA jika tujuan-tujuan tersebut tercapai. Ini artinya, kalau tujuan-tujuan itu belum tercapai, maka kita tidak akan bahagia. Sehingga artinya, kita menggantungkan kebahagiaan kita pada hal-hal di luar diri kita.
Tentu saja ini membuat kita terus merasa ada yang kurang karena kebahagiaan kita selalu bersyarat.
Untuk bisa mencapai kebahagiaan yang utuh, maka yang diperlukan adalah, kita lebih berpegang pada inner purpose kita dibanding outer purpose kita.
Sebelum membahas bagaimana membangkitkan inner purpose, mari kita beranjak pada pertanyaan berikutnya terlebih dulu.
Ring 2 - Bicara tentang Hidup, Salah Satu Pertanyaan Terbesarnya adalah, Kenapa Hidup tidak Bahagia meskipun Semua Sudah tercukupi. Bagaimana Buku Ini Menjawabnya?
Di Ring 1 sudah dijelaskan bahwa penyebab kenapa hidup tidak bahagia adalah karena kita berpegang pada outer purpose alias tujuan luar kita; Kita menggantungkan kebahagiaan kita pada hal-hal di luar diri kita, seperti anak, harta kekayaan, pasangan, jabatan, kepopuleran, dst,
Dampak negatif dari menggantungkan kebahagiaan pada hal-hal lain selain diri kita sendiri adalah, meski hal-hal itu sudah tercapai, tapi kita tetap tidak akan pernah merasa puas. Kenapa? Karena keinginan akan terus muncul. Hari ini mungkin Anda ingin memiliki rumah mewah di perumahan elit. Besok saat Anda sudah memilikinya, ada saja keinginan lain yang muncul dan menghantui diri Anda.
Hal ini berlaku juga ketika Anda menginginkan yang terbaik untuk anak Anda. Saat “yang terbaik” itu sudah tercapai, akan muncul keinginan lain yang Anda harapkan terjadi/dicapai anak Anda. Mungkin setelah anak Anda lulus kuliah dengan nilai terbaik, Anda menginginkannya mendapatkan pekerjaan terbaik. Setelah ia mendapatkan pekerjaan terbaik, Anda ingin ia memiliki pasangan terbaik. Dan seterusnya dan seterusnya.
Inilah yang membuat Anda tidak pernah merasa puas.
Di samping itu, ketidakbahagiaan juga terjadi akibat kita berpegang pada ego kita. Ego adalah diri kita yang “palsu”, diri kita yang bukan sebenarnya.
Perbedaan antara ego dengan diri kita yang sebenarnya terletak pada kesadaran kita. Ego memandang pemikiran dan perasaan yang hadir dalam diri kita sebagai miliknya. Misalnya saat kita kecewa, ego akan larut dalam kekecewaan itu karena ia menganggap rasa kecewa itu memang miliknya.
Sedangkan diri sejati kita memandang pemikiran dan perasaan yang hadir dalam diri kita terpisah darinya. Singkatnya, diri sejati bukanlah pemikiran dan perasaan kita. Saat kita merasa kecewa, alih-alih larut dalam kekecewaan itu, diri sejati kita akan mengobservasi rasa kecewa itu, kenapa rasa kecewa itu hadir dan apa yang bisa dilakukan untuk mengatasinya.
Lalu kenapa ego bisa membuat kita tidak bahagia? Karena, saat diri kita dikendalikan oleh ego kita, maka itu artinya kita dikendalikan oleh pemikiran-pemikiran dan perasaan-perasaan yang sangat mungkin mendistorsi realitas.
Misalnya saat kita berpapasan dengan seorang teman di jalan. Saat kita tersenyum padanya, ia malah diam seolah tidak mengenal kita. Lalu, hal itu membuat kita berpikir bahwa teman kita sombong. Sehingga, hal itu membuat kita marah. Ini terjadi karena ego mengendalikan kita sehingga kita tidak menyadari pemikiran kita dan tidak bisa mengobservasinya.
Sebaliknya, kalau kita dikendalikan oleh diri sejati kita, maka saat kita berpikir bahwa teman kita sombong, diri sejati kita akan mengoreksinya. Dia (diri sejati) akan bertanya kepada kita, kenapa kamu bisa berpikir seperti itu, ah itu hanya asumsimu saja, dst. Dengan koreksi seperti ini, maka kita akan terbebas dari prasangka buruk dan tidak akan timbul kemarahan dalam diri kita.
Ring 3 - Apa yang Harus Saya Lakukan agar bisa Merasakan Kebahagiaan yang Penuh?
Pertama, berpeganglah pada diri sejati Anda, serahkan kendali hidup Anda pada diri sejati Anda alih-alih pada ego Anda.
Caranya bagaimana?
Untuk mengaktifkan diri sejati caranya adalah dengan menyadari diri Anda. Latihlah kesadaran diri Anda. Latihlah diri Anda untuk mengobservasi/mengoreksi pemikiran, prasangka, dan perasaan Anda sendiri, tanyakan kepada diri Anda kenapa Anda bisa berpikiran seperti itu, tanyakan juga apakah pemikiran seperti itu benar sesuai realitas atau tidak dan apakah pemikiran seperti itu mendukung kebahagiaan Anda atau tidak. Kalau ternyata jawabannya tidak benar dan tidak membuat Anda bahagia, Anda bisa kembali bertanya, bagaimana pemikiran yang benar dan bisa membuat Anda bahagia.
Salah satu latihan yang bisa Anda lakukan untuk membangkitkan kesadaran Anda adalah meditasi yang memusatkan perhatian Anda pada diri Anda sendiri, pada apa yang Anda rasakan saat ini, apa yang Anda pikirkan saat ini.
Di samping itu, Anda juga perlu untuk bisa mulai menikmati keberadaan diri Anda, menikmati momen-momen yang Anda jalani, menyadari momen-momen tersebut. Pusatkan perhatian Anda pada momen-momen yang Anda jalani dan berhenti untuk terfokus pada masa depan dan masa lalu. Karena, terlalu fokus pada masa depan akan membuat Anda insecure dan terlalu fokus pada masa lalu akan membuat Anda kecewa dan menyesal.
Cara yang ketiga, untuk berpegang pada inner purpose Anda, terima dan nikmatilah setiap hal yang Anda lakukan. Ketika Anda menerima dengan ikhlas dan menikmati apa yang Anda lakukan, Anda tidak lagi bergantung pada outer purpose Anda. Mau outer purpose Anda tercapai atau tidak sudah tidak penting lagi. Karena yang terpenting, Anda sudah bisa menikmati kegiatan Anda.
Jadi misalnya, Anda bekerja karena outer purpose Anda adalah Anda ingin kaya. Tapi ketika Anda menerima dan menikmati pekerjaan Anda meskipun saat Anda bosan atau sekalipun Anda tidak menyukai pekerjaan itu, maka Anda akan tetap merasa senang melakukannya. Dan, Anda tidak akan lagi dicemaskan oleh hasil akhirnya. Cara ini akan membawa kebahagiaan yang utuh untuk Anda.
Eckhart Tolle adalah guru spiritual modern yang tidak berhubungan dengan agama atau tradisi manapun. Dalam tulisan dan seminarnya, dia menyampaikan pesan yang sederhana namun kuat dengan kejernihan abadi dan sederhana dari pakar spiritual kuno. Selalu ada cara keluar dari penderitaan dan menuju kedamaian. Tolle banyak bepergian, menyebarkan ajarannya ke seluruh dunia. Dia tinggal di Vancouver, British Columbia.
Akhirnya… tuntas sudah perjalanan Veranda. Kini, ia telah mendapatkan beberapa insight yang di antaranya adalah:
- Penyebab kenapa seseorang tidak bisa bahagia seutuhnya adalah karena pertama, kebahagiaannya bergantung pada sesuatu di luar dirinya (outer purpose). Kedua, karena hidupnya dikendalikan oleh egonya dibanding oleh diri sejatinya.
- Ego adalah diri kita yang palsu, diri yang menyatu dengan pemikiran dan perasaan kita. Sedangkan diri sejati adalah diri kita yang sebenarnya, yang bisa melihat dan mengobservasi pemikiran dan perasaan kita.
- Cara agar bisa bahagia seutuhnya adalah dengan menggantungkan hidup pada inner purpose dan diri sejati, yakni dengan menerima dan menikmati setiap hal yang kita lakukan, melatih kesadaran diri kita, berhenti memusatkan perhatian pada masa depan dan masa lalu dan sebaliknya memusatkan perhatian pada masa sekarang, menyadari dan menikmati sepenuhnya momen-momen Anda.
Terima kasih telah menemani perjalanan Veranda, semoga manfaatnya bisa Anda rasakan juga. Sampai bertemu di BaRing selanjutnya.
Jika ada masukan dan ide untuk BaRing.Digital silakan email kami ke ingat@baring.digital.
Sukses Selalu
Rekomendasi Baring Lainnya