WHAT GOT YOU HERE WON’T GET YOU THERE - How Successful People Become Even More Successful!
Marshall Goldsmith
Teks tersedia
Audio tersedia
-
Plot
-
Ring 1
-
ring 2
-
ring 3
-
Kesimpulan
-
Full Dering
Farhan orang yang terbilang sukses dalam karir. Tapi akhir-akhir ini dia merasa stag dan tidak ada lagi peningkatan yang bisa ia capai.
Sebagai seorang yang ambisius, ia ingin sekali bisa terus meningkatkan karirnya dan mencapai kesuksesan-kesuksesan lain.
Tapi, ia sungguh clueless. Padahal, dia merasa terus bekerja keras dan tak pernah berhenti belajar untuk meningkatkan kemampuannya. Tapi, apa yang salah? Apa yang harus dilakukannya?
Lalu, ia pun mencari-cari pencerahan dengan membaca beberapa buku bertema karir. Salah satu buku yang ia baca adalah buku “What Got You Here Won’t Get You There: How Successful People Become Even More Successful!” karya Marshall Goldsmith.
Ia sangat berharap bisa menemukan pencerahan di buku tersebut.
So, akankah ia berhasil? Yuk temani Farhan mencari jawaban dalam Baring berikut ini.
Ring 1 - Apa Kesalahan yang Sering Dilakukan yang Membuat Orang Sukses Menjadi Stagnan dan Bahkan Gagal di Tahap Selanjutnya?
Dari berinteraksi dengan banyak orang sukses di bidang masing-masing, penulis buku ini menyimpulkan bahwa kecenderungan orang sukses adalah merasa bahwa kesuksesannya semata-mata disebabkan oleh kebiasaan, perilaku, dan sifatnya, yang sayangnya justru adalah kebiasaan, perilaku, dan sifat-sifat yang buruk.
Mereka cenderung merasa bahwa sifat dan perilaku buruk itu, di mata orang buruk, namun justru bisa membawa kesuksesan untuk mereka. Intinya mereka menganggap bahwa perilaku buruk mereka seperti semacam tindakan yang di luar kotak alias out of the box yang menghasilkan terobosan-terobosan besar. Anggapan mereka keliru besar.
Semakin sukses, semakin merasa tidak memerlukan pendapat orang lain, dan justru mereka merasa bahwa merekalah yang seharusnya dimintai pendapat, saran, dan nasihat. Padahal, setiap orang tentu sesekali pernah salah, idenya pernah tidak works, dan pernah melakukan kecerobohan dan salah perhitungan.
Di sinilah peran orang lain, baik itu kolega maupun tim. Kolega dan tim bisa memberikan pandangan, ide, atau pun bantuan kepada kita.
Di samping itu, karena kesuksesannya, orang sukses cenderung memiliki kepercayaan diri yang tinggi untuk mengambil risiko yang berbahaya dan obsesi yang besar pada goal-nya. Jika tidak diimbangi dengan pertimbangan yang rasional dan hati-hati, mereka sangat mungkin akan tergelincir pada keputusan yang keliru.
Ring 2 - Sikap dan Kebiasaan Apa yang Menghambat Seseorang Terus Bertumbuh?
Di samping menganggap bahwa sifat-sifat buruk mereka mengantarkan mereka mencapai sukses, ada beberapa kebiasaan yang seringkali dimiliki oleh orang sukses yang justru menghancurkan diri mereka.
Beberapa di antaranya adalah:
1. Selalu ingin menang: selalu ingin menang apapun risiko dan situasinya – apakah itu penting atau tidak penting, atau ketika tidak ada hubungannya dengan pekerjaan.
2. Terlalu banyak memberi masukan: keinginan yang terlalu besar untuk memberi masukan pada setiap diskusi.
3. Memvonis: kebutuhan untuk menilai orang lain dan memaksakan standar kita kepada mereka. Menilai orang lain adalah satu dari cara yang bisa membuat orang menjauh dan menahan kita dari kesuksesan yang lebih besar.
4. Membuat komentar yang merusak: sarkasme yang tidak perlu dan memotong pembicaraan yang dimaksudkan untuk membuat kita terlihat tajam dan pintar.
5. Memulai dengan “tidak”, atau “Namun”: terlalu banyak menggunakan penanda negatif ini secara tidak langsung mengatakan pada setiap orang “saya benar”, Anda salah”.
6. Menunjukkan betapa pintarnya Anda: kebutuhan untuk menunjukkan kepada orang bahwa Anda lebih pintar dari yang mereka pikirkan. Kebanyakan dari kita melakukan ini secara diam-diam dan tidak pintar, seharian penuh.
7. Berbicara ketika marah: menggunakan perubahan emosi yang drastis sebagai alat manajemen. Ketika Anda marah Anda biasanya lepas kendali.
8. Sikap negatif, atau “Biar saya jelaskan kenapa itu tidak bisa”: keinginan untuk berbagi pikiran negatif meski tidak diminta. Kita menggunakannya (atau variasinya seperti “Masalahnya adalah... “) untuk menonjolkan keahlian atau kekuasaan kita yang lebih dari orang lain.
9. Menahan informasi: keengganan untuk berbagi informasi untuk membuat kita tetap pada posisi yang menguntungkan. Anda mengira dengan menahan informasi Anda mempertahankan kekuasaan, tapi sebenarnya Anda menyuburkan ketidakpercayaan.
10. Tidak bisa menunjukkan penghargaan terhadap orang lain. Ketidakmampuan untuk memuji dan memberi imbalan. Jika Anda melakukan hal tersebut terhadap orang yang berkonsentrasi terhadap keberhasilan tim, Anda tidak hanya memperlihatkan ketidakadilan dan memperlakukan secara tidak adil.
11. Mengakui prestasi orang lain sebagai prestasi kita: adalah cara paling menyebalkan untuk melebih-lebihkan kontribusi kita pada pencapaian. Dua kejahatan sekali jalan.
12. Membuat alasan: kebutuhan untuk menempatkan perilaku menyebalkan kita sebagai sebuah bawaan sehingga orang memakluminya.
13. Terjebak masa lalu: kebutuhan untuk menyalahkan peristiwa atau orang dari masa lalu: sebuah turunan dari menyalahkan orang lain. Kita menggunakan masa lalu sebagai senjata untuk orang lain.
14. Bermain si favorit: tidak bisa melihat bahwa kita memperlakukan seseorang tidak adil. Kita tidak bisa melihat diri kita sendiri sejelas kita melihat orang lain. Pengakuan mereka terhadap orang lain berhubungan dengan bagaimana orang terlihat menyukai mereka. Bukannya atas prestasi orang-orang tersebut. Itulah definisi bermain favorit.
15. Enggan mengakui kesalahan: ketidakmampuan untuk bertanggung jawab atas tindakan kita, mengakui kesalahan, atau mengenali bahwa tindakan kita mempengaruhi orang lain.
16. Tidak mendengarkan: adalah bentuk rasa tidak hormat yang paling pasif-agresif untuk rekan kerja. Satu-satunya waktu orang benar-benar melihat Anda tidak mendengarkan mereka adalah ketika Anda terlihat sangat tidak sabar.
17. Tidak bisa mengekspresikan terima kasih; ini adalah bentuk mendasar dari perilaku buruk. Tidak sulit untuk mengucapkan “terima kasih”.
18. Menghukum pembawa pesan: yaitu kebutuhan yang salah arah untuk menyerang orang yang tidak bersalah yang biasanya hanya ingin membantu.
19. Melempar kesalahan: yaitu kebutuhan untuk menyalahkan orang lain kecuali diri sendiri. Yang aneh adalah bahwa kebiasaan ini tidak seperti kesalahan-kesalahan lain di mana umumnya pelaku tidak menyadarinya.
20. Keinginan berlebih untuk menjadi “saya”. Yaitu mencari pembenaran atas kesalahan kita hanya karena “beginilah saya”.
Kesetiaan salah arah terhadap sifat alami kita adalah halangan paling berat untuk kita bisa membuat perubahan positif dalam perilaku.
Ring 3 - Kebiasaan Apa yang Perlu Dibangun agar bisa Terus Mencapai Kesuksesan?
Meminta feedback/Umpan balik
Umpan balik sangat bermanfaat untuk memberitahu “di mana kita”. Tanpa Umpan balik kita tidak akan mendapat hasil, kita tidak bisa menilai, kita tidak akan tahu apakah kita tambah baik atau tambah buruk.
Saat Anda berpikir untuk mengubah kebiasaan Anda, Anda juga harus melakukan hal yang sama terhadap rekan kerja Anda. Berikut adalah cara bagaimana Anda melibatkan orang untuk membantu Anda.
- Lepaskan masa lalu. Betapapun nyata atau imajinatif dosa Anda terhadap orang lain, itu semua adalah masa lalu. Anda tidak bisa menghapusnya. Sehingga Anda harus meminta semua orang untuk mengikhlaskannya.
- Maukah mereka mengatakan kebenaran? Jika Anda menuntut kejujuran dari orang, Anda akan yakin Anda telah berada pada jalur yang benar, dan Anda tidak akan mendapat kejutan tidak menyenangkan pada akhirnya.
- Maukah mereka mendukung, tanpa menjadi sinis, terlalu cepat menilai? Anda harus menyingkirkan semua sikap terburu-buru menilai. Lakukan itu dan orang akan lebih membantu Anda.
- Bersediakah mereka untuk mengubah sesuatu dalam diri mereka sendiri. Yang Anda lakukan adalah menciptakan kesetaraan, bahkan ikatan, antara Anda dan orang lain.
Meminta Maaf
Jika sudah siap meminta maaf, petunjuknya adalah:
- Katakan “maaf”
- Tambahkan “ke depan saya akan lebih baik”, mungkin tidak perlu tapi saya rasa lebih baik untuk memberi indikasi masa depan yang lebih baik.
- Kemudian, diamlah
Jangan menjelaskan, memperumit, atau mengkualifikasi. Anda hanya berisiko mengatakan sesuatu yang memperlemah niatan Anda.
Mengumumkan
(Jauh lebih sulit mengubah persepsi orang terhadap kebiasaan Anda daripada mengubah kebiasaan Anda sendiri)
Setelah Anda meminta maaf, Anda harus mengumumkan. Katakan sejelas mungkin pada hal apa Anda ingin berubah. Logikanya adalah: Kita memandang orang dengan cara yang sesuai dengan stereotype yang sudah kita punya. Apakah itu positif ataupun negatif. Jika saya berpikir Anda arogan, apapun yang Anda lakukan akan terfilter melalui persepsi tersebut. Jika Anda melakukan hal positif bagi saya itu hanya pengecualian, Anda tetap Arogan. Dalam kerangka tersebut, nyaris mustahil Anda dianggap berubah betapapun keras usaha Anda.
Tapi jika Anda mengatakan bahwa Anda berusaha untuk berubah, tiba-tiba upaya Anda akan mereka perhatikan. Anda akan mulai mengikis persepsi mereka sebelumnya. Posisi Anda akan lebih baik jika Anda mengatakan pada setiap orang seberapa keras Anda telah berupaya, dan mengulangi pesannya setiap minggu.
Akan lebih baik lagi jika Anda meminta saran orang lain supaya Anda lebih baik. Pandangan orang akan berubah dan orang mulai menerima kemungkinan diri Anda yang lebih baik.
Mendengarkan
(80 persen keberhasilan Anda belajar dari orang lain adalah berdasarkan kemampuan Anda mendengar. Dengan kata lain keberhasilan atau kegagalan ditentukan sebelum kita berbuat sesuatu.)
Mendengar bukan aktivitas pasif di mana Anda hanya duduk dan mendengar. Pendengar yang baik menganggap mendengar sebagai proses yang aktif – dengan setiap otot terlibat, terutama otak. Seorang pendengar yang baik harus: Berpikir sebelum bicara. Anda tidak bisa mendengarkan jika Anda berbicara. Jadi, diam adalah pilihan aktif dan kita tahu itu sulit bagi beberapa orang bahkan lebih berat daripada mengangkat beban berat.
Mendengar dengan hormat. Tidak cukup membuka telinga; kita harus menunjukkan bahwa kita terlibat. Jadi letakkan surat kabar, matikan ponsel, dan sebagainya.
Tanya diri Anda sendiri. “Apakah setimpal?”. Tujuannya untuk membiasakan berpikir di luar diskusi untuk mempertimbangkan (a) Bagaimana orang lain menilai Anda, (b) Apa yang akan dilakukan orang setelah itu, dan (c) Bagaimana orang itu akan bersikap lain kali Anda berbicara.
Berterima kasih
Rasa terima kasih adalah emosi yang kompleks – dan karenanya sulit untuk diekspresikan. Seringkali ditafsirkan sebagai perilaku menurut, sedikit merendahkan. Itulah kenapa orangtua seringkali mengingatkan anak-anak mereka untuk berkata “terima kasih”. Ini adalah hal yang paling sulit diajarkan pada anak yang cenderung pemberontak.
Yang terbaik dari mengatakan “terima kasih” adalah bahwa itu menciptakan penutup pada setiap diskusi yang berpotensi perselisihan. Apa yang mungkin bisa Anda katakan setelah seseorang berkata terima kasih? Anda tidak bisa mendebat, tidak bisa membuktikan mereka salah, atau perilaku menyerang lainnya. Anda hanya bisa berkata “sama-sama”. Semua orang menyukainya. Biasakan mengucap terima kasih
Menindaklanjuti
Anda tidak akan lebih baik tanpa tindak lanjut. Saat Anda menguasai seni meminta maaf, mengumumkan, mendengarkan, dan berterima kasih, Anda harus menindaklanjuti – tanpa henti. Atau nantinya ini akan Cuma jadi aktivitas sesaat tak bermakna.
Tindak lanjut adalah bagian paling tahan lama dari proses untuk berubah menjadi lebih baik. Bisa berlangsung 12 sampai 18 bulan. Karenanya, itulah yang membuat perbedaan dalam suatu proses
Tindak lanjut adalah bagaimana Anda mengukur kemajuan.
Tindak lanjut adalah bagaimana Anda mengingatkan orang bahwa Anda berupaya untuk berubah, dan mereka membantu Anda.
Tindak lanjut adalah bagaimana upaya Anda membekas di pikiran rekan kerja Anda.
Tindak lanjut adalah bagaimana Anda menghapus skeptisme rekan kerja bahwa Anda bisa berubah.
Tindak lanjut adalah bagaimana kita mengakui kepada diri sendiri dan orang lain bahwa menjadi lebih baik adalah suatu proses berkelanjutan. Bukan perpindahan sementara.
Lebih dari segalanya, tindak lanjut membuat kita berbuat sesuatu.
Melatih feedforward
Ada empat langkah untuk Feedforward:
- Pilih satu perilaku yang ingin Anda ubah, yang akan memberi perbedaan signifikan, dan positif dalam hidup Anda.
- Gambarkan tujuan ini dalam dialog empat mata dengan orang yang Anda kenal.
- Minta orang tersebut dua saran di masa depan yang bisa membantu Anda meraih perubahan positif dalam perilaku yang Anda pilih.
- Dengarkan saran tersebut, catat bila perlu. Tapi satu-satunya respon yang diperbolehkan hanya “terima kasih”.
Feedfroward sederhananya adalah kebalikan dari feedback. Jika feedback melihat ke masa lalu untuk mencari sesuatu yang bisa Anda ubah atau perbaiki di masa lalu. Maka feedforward adalah untuk mencari sesuatu yang bisa Anda lakukan di masa depan.
Marshall Goldsmith telah dikenal sebagai pemikir dan pelatih eksekutif kepemimpinan nomor satu. Dia adalah satu dari beberapa penasihat terpilih yang diminta untuk bekerja bersama lebih dari 150 CEO penting dan tim manajemennya. 32 bukunya telah diterjemahkan ke dalam 28 bahasa dan termasuk bestseller di 11 negara.
Seusai membaca sampai halaman terakhir, Farhan jadi paham beberapa poin penting dalam mempertahankan dan meningkatkan kesuksesan, yang di antaranya yakni:
- Semakin sukses seseorang, maka semakin ia merasa tidak memerlukan pendapat orang lain, dan justru mereka merasa bahwa merekalah yang seharusnya dimintai pendapat, saran, dan nasihat. Padahal, setiap orang tentu sesekali pernah salah, idenya pernah tidak works, dan pernah melakukan kecerobohan dan salah perhitungan.
- Kesuksesan juga sering membuat orang memiliki kepercayaan diri dalam mengambil risiko, bahkan risiko yang sangat berbahaya sekalipun. Ini sering membuat mereka tergelincir dalam kegagalan manakala keputusan yang mereka buat tanpa pertimbangan matang.
- Di samping menganggap bahwa sifat-sifat buruk mereka mengantarkan mereka mencapai sukses, ada beberapa kebiasaan yang seringkali dimiliki oleh orang sukses yang justru menghancurkan diri mereka, di antaranya: selalu ingin menang, terlalu banyak memberikan masukan, dan tidak mau mendengarkan.
- Beberapa kebiasaan yang harus dimiliki agar bisa mempertahankan dan meningkatkan kesuksesan antara lain: meminta feedback, mendengarkan, meminta maaf, menindaklanjuti, dan berterima kasih.
Terima kasih telah menemani perjalanan Farhan, semoga manfaatnya bisa Anda rasakan juga. Sukses selalu. Sampai bertemu di BaRing selanjutnya.
Jika ada masukan untuk BaRing.digital silakan email kami di: ingat@baring.digital.
Rekomendasi Baring Lainnya