THE PATH OF LOVE (Understanding that Nothing Is Perfect in Life)
Osho
Teks tersedia
Audio tersedia
-
Plot
-
Ring 1
-
ring 2
-
ring 3
-
ring 4
-
ring 5
-
ring 6
-
ring 7
-
ring 8
-
Kesimpulan
-
Full Dering
Rita lahir di keluarga yang memiliki beragam keyakinan, semua agama yang ada di Indonesia ada di keluarganya, mereka saling menghargai dan menghormati setiap hari besar yang ada dengan berkumpul bersama keluarga.Ia sering melihat keberagaman agama menimbulkan perpecahan, dan ada yang mendasarkan cinta kasih dalam agama, ada yang mendasarkan kebaikan.
Ia mempelajari beberapa buku yang berkaitan dengan agama dan cinta, dari pencariannya ia menemukan sebuah kutipan “When you love, you simply love by Osho.” Kutipan ini membuatnya mencari tahu lebih dalam tentang penulis dan akhirnya ia menemukan salah satu buku yang ditulis oleh Osho yang berjudul THE PATH OF LOVE (Understanding that Nothing Is Perfect in Life)
Ia sangat penasaran akan apa yang dibagikan di dalam buku ini bagaimana Osho menjabarkan mengenai ketidaksempurnaan dalam kehidupan?
Yuk ikuti Baring ini
Ring 1 - Apa yang Osho Ingin Bagikan dalam Buku Ini?
CINTA ADALAH KUNCI UTAMANYA
Wujud agama sangat jarang muncul dengan cara yang sehat. Namun di sisi lain, wujud agama muncul sebagai patologi, sebagai penyakit, atau sebagai wabah. Orang yang telah menyadari agama melalui keberadaannya akan memiliki pemahaman yang sangat berbeda mengenai agama; pemahaman dari seseorang yang selalu meniru orang lain, bukanlah sebuah pemahaman yang murni. Kebenaran tidak dapat ditiru. Anda tidak bisa menjadi sesuatu yang asli dengan menjadi tiruan. Kebenaran adalah sesuatu yang asli, dan untuk mendapatkannya, Anda pun juga harus menjadi sesuatu yang asli.
Kebenaran tidak didapatkan dari mengikuti seseorang; kebenaran dicapai dengan memahami hidup Anda. Kebenaran bukanlah kepercayaan pada sebuah argumen; kebenaran tersembunyi, seperti layaknya cinta, di bagian terdalam dari keberadaan Anda. Kebenaran bukanlah logika; bukan pula silogisme, melainkan sebuah bentuk ledakan cinta. Dan kapan pun kebenaran meledak di dalam diri Anda, Anda akan memperoleh pandangan yang sangat berbeda mengenai kehidupan, mengenai ketuhanan, atau mengenai agama. Mata Anda memiliki kualitas yang berbeda, sebuah transparansi yang berbeda, yang disebut dengan kemurnian atau kejelasan. Ketika pikiran Anda dipenuhi dengan pikiran-pikiran yang Anda ‘pinjam’ dari orang lain, maka apa yang Anda yakini sebagai agama bukanlah agama yang sesungguhnya, melainkan hanya sebuah mimpi. Dan perbedaan dasar ini membuat manusia peniru menjadi seorang patologis.
Kita melihat apa yang diketahui. Namun, jika kita hanya melihat yang diketahui saja, maka kita tidak akan pernah mengenal Tuhan—karena Anda tidak mengetahui Tuhan. Jika Anda hanya melihat yang diketahui saja, maka Anda akan bergerak ke dalam sebuah lingkaran, yaitu ke dalam sebuah kebiasaan. Anda akan menjadi mekanis, seperti sebuah mesin. Carilah yang belum diketahui, karena dengan mencari yang belum diketahui dapat membuat Anda bisa keluar dari kebiasaan, keluar dari cara hidup yang mekanis dan penuh dengan pengulangan.
Ring 2 - Bagaimana Cara untuk Mencari yang Belum Diketahui?
Lupakan yang telah diketahui, jangan melekat pada yang telah diketahui. Jika Anda menyingkirkan yang telah diketahui, maka yang belum diketahui akan menghampiri Anda dengan sendirinya.
Kemanapun Anda melihat, Anda hanya akan melihat yang telah diketahui. Pikiran tidak dapat melihat yang belum diketahui, karena itu, pikiran merupakan sebuah penghalang dari hal yang belum diketahui. Pikiran hanya bisa mengenali apa yang telah diketahui. Pikiran banyak melakukan pengulangan.
Inilah makna dari meditasi: cara, atau seni untuk membuang pikiran—setidaknya untuk beberapa saat—sehingga Anda bisa melihat pada hal yang belum Anda ketahui. Disanalah kenikmatan dan keindahannya, yaitu pada saat tidak mengetahui ke mana kita akan pergi, siapa sejatinya diri Anda, arah mana yang akan Anda lalui, dan tujuan apa yang akan Anda raih; disanalah dimana wujud pengetahuan telah sirna.
Ketika ilmu pengetahuan telah tidak ada lagi, maka cinta akan datang menghampiri. Ilmu pengetahuan adalah musuh dari cinta. Orang yang berpengetahuan tidak bisa mencintai, dan orang yang penuh dengan cinta akan selalu terlihat bodoh. Cinta membuat Anda bijak, namun tidak pernah membuat Anda pintar. Ilmu pengetahuan membuat Anda pintar dan cerdas, namun tidak pernah membuat Anda mencintai.
(Hal yang diketahui adalah pikiran; hal yang belum diketahui adalah Tuhan.)
Ring 3 - Darimanakah Datangnya Cinta?
Cinta datang dari daerah yang belum diketahui, disertai oleh hal yang belum diketahui, dan bagian dari hal yang belum diketahui. Untuk bergerak ke daerah atau hal atau kondisi yang belum diketahui, seseorang membutuhkan sebuah keberanian, keberanian yang besar. Untuk menemukan yang telah diketahui, tidak diperlukan keberanian sama sekali—semua pengecut bisa melakukannya, atau bahkan, itu adalah hal yang hanya dilakukan orang yang pengecut.
Tentu saja agama bisa saja hanya menjadi sebuah label, dan label-label ini akhirnya menjadi patologis, atau menjadi sebuah hama penyakit. Mengapa label-label agama ini bisa menjadi patologis? Karena realita batiniah diri kita sebenarnya sama, hanya labelnya saja yang berbeda. Cobalah perhatikan berbagai macam agama yang berbeda, mereka memiliki isi yang sama di dalamnya—mereka adalah manusia yang sama. Dan label-label ini menciptakan masalah.
Karena itulah agama menjadi patologis. Agama yang meniru-niru ini menciptakan dunia yang gelisah. Namun jika disadari, agama sebenarnya juga dapat membawa kita pada kesehatan, kebahagiaan, dan rasa syukur pada hidup yang sangat besar.
Kedua pandangan mengenai agama ini harus benar-benar dipahami dengan baik. Jika agama Anda hanya meminjam nama atau makna dari agama lain, maka ini akan menimbulkan masalah dalam hidup Anda, karena ini berarti agama tersebut melawan arus kehidupan. Setiap waktu Anda merasa agama Anda melawan kehidupan, maka ini akan menjadi unsur negatif dalam hidup Anda; Agama Anda akan membentuk Anda—secara sadar maupun tidak sadar—menjadi seorang masokis. Anda akan mulai menyiksa diri Anda karena Anda akan selalu menemukan diri Anda bertentangan dengan agama.
Apa yang akan terjadi kemudian? Anda akan merasa bersalah. Tiap saat dalam hidup Anda akan menjadi saat-saat yang penuh rasa bersalah, apapun yang Anda lakukan. Bahkan jika Anda hanya menyeruput secangkir teh, ada sisi religius yang dapat membuat Anda merasa bersalah.
Ketika Anda tidak mampu hidup dengan kehidupan yang utuh, dalam keadaan yang semaksimal mungkin, maka Anda tidak akan pernah mengetahui seperti apa Tuhan itu, karena Tuhan hanya bisa dihubungi dengan keoptimalan dan kesungguhan: ketika kobaran api Anda menyala begitu terang, ketika obor Anda terbakar dari kedua sisinya, ketika Anda telah menjadi api dari energi kehidupan—hanya saat itulah Anda bisa berhubungan dengan Tuhan. Pada saat yang paling optimal, paling maksimal, pada puncaknya, Anda akan mendapatkan percikan dari keberadaan Tuhan.
(Ketika Anda berada pada puncaknya, maka itulah langkah awal menuju Tuhan.)
Ketika kita bercinta, ketika Anda berada pada orgasme tertinggi, ketika keseluruhan diri Anda terlibat di dalamnya, maka tiap urat yang berdenyut dan berdetak, dan seluruh sel di dalam tubuh Anda menjadi hidup, dan benar-benar hidup.
Ring 4 - Bagaimana dengan Agama?
Agama yang Anda anut tidak membiarkan Anda untuk menuju keoptimalan atau puncak diri Anda. Seluruh label agama itu melumpuhkan Anda, mereka membelenggu Anda; mereka membatasi Anda. Mereka hanya membiarkan Anda mendapatkan dan menjalani kehidupan yang minimalis. Disanalah makna dari pengasingan: hidup dalam keminimalan. Hanya kebutuhan dasar yang dapat dipenuhi.
Agama yang Anda agungkan itu tidak mengajarkan pada Anda bagaimana untuk mengalir dan berkembang, namun mereka hanya mengajarkan pada Anda bagaimana untuk mempersempit dan terus mempersempit hidup. Mereka mengarahkan Anda pada lorong-lorong, lorong-lorong yang sempit. Agama yang benar akan membuat Anda terbuka; terbuka seperti langit di angkasa.
Agama yang sebenarnya tercipta untuk menjadi persetujuan. Jika agama menjadi pengalaman Anda, maka Anda akan selalu menemukan perbedaan: agama Anda akan menyetujui kehidupan Anda. Anda akan mengatakan iya pada hidup Anda, dan Anda akan mengatakan iya dengan sungguh-sungguh. Anda akan menyetujui segalanya di dalam hidup Anda, dan dari sana Tuhan akan menghampiri Anda.
Jika agama Anda hanya muncul sesuai kondisi—pinjaman, murah, sebuah pengganti, tiruan—maka ini akan menjadi unsur negatif dalam hidup. Anda akan takut pada kehidupan, selalu merasa kebingungan mengenai apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak perlu dilakukan. Agama pinjaman tidak akan pernah melewati moralitas. Agama yang otentik adalah hal yang amoral, yang mana selalu berada di luar moralitas: baik atau buruk, agama yang otentik tidak mengenal perbedaan.
Ring 5 - Siapa yang Menciptakan Dunia?
(Jika Tuhan menciptakan dunia, maka dunia ini berarti begitu indah.)
Jika dunia berasal dari Tuhan, maka berarti dunia ini indah; dunia ini bukanlah sebuah hukuman, ini adalah sebuah penghargaan. Tuhan tidak membuang Anda pada ruang yang gelap dan kecil; dunia ini adalah bentuk perayaan. Tuhan sangat mencintai Anda, hingga Dia sampai menciptakan dunia ini untuk Anda, agar Anda bisa dengan bebas bermain, berdansa, dan berpesta.
Hidup adalah persatuan, karena itu janganlah sekali-kali mencoba untuk lari dari dunia ini, dan jangan mencoba untuk tetap bertahan di dalam hidup yang penuh dengan pengasingan, karena kekayaan ada di dalam persatuan. Anda dibuat kaya oleh masyarakat, melalui hubungan Anda dengan mereka. Semakin Anda berhubungan dengan banyak orang, maka Anda akan semakin kaya.
Setiap waktu seseorang melihat diri Anda, maka sebuah sungai mengalir ke dalam diri Anda. Tiap kali seseorang menjabat tangan Anda, maka ada energi yang merasuk ke dalam diri Anda. Tiap Anda melakukan sebuah kontak, maka Anda akan mendapatkan atau menambah sesuatu di dalam diri Anda.
Ketika Anda tidak ingin berhubungan dengan orang lain, hubungan Anda dengan unsur keilahian akan terputus, benar-benar terputus. Ketika Anda mengikat hubungan atau melakukan kontak dengan seseorang, sebuah pohon, atau seekor hewan, maka Anda berarti sedang mengikat hubungan dengan Tuhan dalam bentuk yang berbeda.
Untuk tetap bertahan di sebuah komunitas, adalah cara yang terbaik untuk tetap bertahan hidup. Hubungan sosial adalah hidup, dan hidup adalah hubungan sosial.
Jangan membuat agama menjadi ritual. Ritual adalah cara untuk menghindari agama. Agama harus bersifat spontan dan non-ritual. Anda harus melakukannya karena Anda senang melakukannya—bukan sebagai sebuah kewajiban—dan Anda harus melakukannya hanya dengan cara yang spontan.
Jadilah spontan. Jika Anda sedang duduk dalam keheningan dan terlintas sebuah doa, maka katakan lah, berdoa lah. Katakan apa yang Anda ingin dan suka untuk katakan.
Ring 6 - Bagaimana Menjalankan Agama yang Tepat?
Agama bukanlah sebuah ritual. Kebanyakan masih menjadikan agama menjadi ritual. Agama adalah kinerja perasaan; agama bukanlah perkara pikiran kita. Ketika hati Anda merasakannya, maka curahkanlah, lakukanlah. Terkadang mungkin Anda akan terbisu, tidak ada yang hendak keluar dari diri Anda—maka berdiamlah. Menjadi hening adalah ibadah yang optimal, bahkan lebih bernilai dari ibadah kata-kata. Terkadang beberapa kata akan terlintas, namun jangan memaksanya jika tidak ada; ini bukanlah sebuah pertunjukan. Katakan apa yang terlintas, jangan ditambahkan atau dimodifikasi.
Jika ingin lebih signifikan, agama harus memiliki kontinuitas di dalam diri Anda. Saat makan, Anda harus dalam keadaan beribadah dengan utuh; saat berjalan, Anda juga harus dalam keadaan beribadah dengan utuh; berbicara, niat Anda pun juga harus semata-mata untuk beribadah; mendengarkan pun juga begitu. Biarkan keutuhan dalam beribadah tersebar dalam tiap aktivitas dan non-aktivitas yang Anda lakukan di dalam keseharian Anda. Hanya dengan seperti itulah Anda akan bisa mendapatkan kenikmatan sesungguhnya.
Anda lahir dari rumah; tidak ada sebuah kemungkinan pun yang akan mengatakan bahwa ada seseorang yang terlahir tidak dari rumah. Rumah adalah unsur alamiah diri Anda. Tetaplah berada di rumah. Dan ingatlah perbedaan antara rumah dengan tempat tinggal; tempat tinggal adalah tempat di mana Anda tinggal; sedangkan, rumah adalah tempat tinggal yang disertai dengan cinta. Ketika sebuah tempat tinggal mengandung unsur cinta, maka itu adalah rumah.
Namun, tidak semua tempat tinggal bisa disebut dengan rumah, walaupun semua rumah sudah pasti sebuah tempat tinggal. Banyak orang yang tinggal di rumah dan mereka berpikir bahwa itu adalah rumah. Sebuah rumah memiliki suatu hal yang melebihi sekedar tempat tinggal saja. Sebuah tempat tinggal hanyalah seonggok bangunan, tidak memiliki jiwa di dalamnya. Ketika cinta, kehangatan, kedekatan, keintiman, keterbukaan, dan persahabatan terasa di sana, maka tempat tinggal akan menjadi sebuah rumah. Dengan begitu, sebuah tempat tinggal akan menjadi bersinar terang.
Dan Anda akan merasakan perbedaannya. Ketika Anda masuk ke dalam sebuah rumah, maka Anda akan merasa diterima dengan kehangatan. Jika Anda masuk ke dalam sebuah tempat tinggal, maka Anda hanya akan merasakan kedinginan bangunan-bangunannya.
Dari luar, mungkin Anda tidak akan mampu membedakan keduanya, namun rumah selalu menjadi sesuatu yang terasa hidup. Karena, segala sesuatu yang memiliki cinta berarti memiliki kehidupan. Sedangkan, tempat tinggal adalah benda mati, tidak lebih dari seonggok bangkai.
Jangan terburu-buru dan jangan tergesa-gesa, dan jangan menginginkan segala sesuatu terjadi secara instan. Tunggu saja. Jadilah diri Anda—jadilah cinta, ikat tali persahabatan, dan tunggu. Ketika waktunya telah datang, maka Tuhan akan datang. Tuhan akan menunjukkan jati diriNya.
Menunggu adalah salah satu hal religius yang memiliki kualitas terbesar. Menunggu lebih dari berusaha. Berusaha adalah bayangan dari ego. Ketika Anda melakukan sebuah usaha, Anda akan berkata, “saya akan mendapatkannya; saya akan menguasainya. Saya tidak bisa membiarkan realita lari dari diri saya. Saya akan membuktikan pada dunia suatu saat nanti, bahwa saya telah sampai pada tujuan saya".
Tuhan akan selalu bermain dengan Anda. Anda mungkin tidak dapat melihatNya; Dia terus-menerus memberikan anugerah dan hadiah, Dia pun secara konstan menuangkan wujudNya pada wujud Anda. Mungkin Anda nanti akan lupa, namun Tuhan tidak pernah lupa. PermainanNya selalu berjalan.
Ring 7 - Apa yang dimaksud dengan Harmoni Cinta dan Penolakan?
Seorang pakar ideologi Zen, Sosan, pernah ditanya dan diminta untuk menjelaskan inti dari ajaran Buddha. Beliau menjawab: “Anda tidak akan mengerti sebelum Anda sampai ke sana.”
Namun kemudian, mengapa kita harus memahaminya? Ketika kita mendapatkannya, maka Anda berarti mendapatkannya; tidak perlu kita memahaminya. Jika Anda belum memilikinya, maka Anda tidak akan dapat memahaminya. Hanya pengalaman yang akan menjelaskannya pada Anda. Tidak akan ada kekuatan lain yang dapat menjelaskan pada Anda.
Inilah paradoks dalam agama: siapa yang mengetahuinya tidak perlu memahaminya. Mereka sudah cukup puas hanya dengan mengetahuinya; itu sudah lebih dari cukup. Mereka mungkin akan berdansa, mereka mungkin akan tertawa, namun mereka tidak mencari cara untuk mendapatkan penjelasannya. Mereka akan menikmatinya dan mereka mungkin akan diam-diam saja mengenai hal ini. Mereka mungkin akan duduk dengan hening, atau malahan begitu ramai dalam menikmatinya, namun mereka sama sekali tidak membuang waktu untuk mencari penjelasannya.
Itulah mengapa seluruh peninggalan dari orang-orang suci yang terpilih, yang pernah hidup di dunia ini—sang Upanishad, Tao Te Ching, Yesus, Buddha, Muhammad—berupa sebuah pernyataan, bukan sebuah penjelasan. Ini bukan sebuah argumen; mereka tidak mengucapkan sebuah hipotesa, mereka hanya mengutarakan pernyataan saja. Ini adalah sebuah deklarasi. Mereka tidak memberikan bukti untuk menunjukkan kenapa mereka mengeluarkan deklarasi tersebut. Kasarnya, mereka hanya mengatakan, “Beginilah. Terserah mau Anda terima atau tidak.” Dan memang tidak ada kebutuhan untuk memberikan bukti apapun; bahkan, wujud dan kehadiran merekalah bukti hidupnya.
Hanya Tuhan yang bisa menghentikan pikiran. Ini adalah sebuah anugerah. Ini adalah anugerah yang Tuhan turunkan pada diri Anda; ini bukanlah suatu hal yang Anda biasa lakukan—karena apapun yang Anda lakukan, pikiran Anda akan tetap berada pada diri Anda. Apapun yang Anda lakukan, Anda tidak dapat memecah diri Anda. Bahkan, apapun yang Anda lakukan akan memperkuat dan memperkokoh diri Anda. Tiap upaya Anda akan menjadi asupan bagi ego Anda.
Ring 8 - Bagaimana Anda dapat menghentikan pikiran Anda? Siapakah yang bisa menghentikan pikiran Anda?
Jawabannya adalah: pikiran Anda sendiri.
[Informasi adalah ilmu pengetahuan yang diterima oleh pikiran; mengetahui adalah pengetahuan yang dikembangkan dengan intuisi. ]
Meditasi sesungguhnya datang dari surga. Ini bukanlah sesuatu yang Anda bisa lakukan; ini adalah sesuatu yang terjadi. Anda hanya memerlukan satu hal, dan hal itu adalah sikap diri Anda yang harus terus menerima, siap untuk mengalir, dan siap untuk menuju dan mengikuti Tuhan. Jika Tuhan menuju Utara, maka Anda akan ikut menuju Utara.
Dan, seperti dengan meditasi, maka begitu pula dengan cinta dan doa: ini tidak membuat Tuhan mengalir menuju diri Anda, namun Tuhan memang mengalir pada Anda, dan berhembus pada Anda. Secara sederhana, meditasi, cinta dan doa, bukanlah sebuah metode, ini adalah peristiwa.
Ketika pikiran menjadi hening, maka hati akan bersinar. Ketika pikiran beraktivitas, maka hati akan mati. Anda tidak bisa berwujud di dalam hati Anda jika wujud Anda ada di dalam pikiran. Pikiran bersifat sangat pencemburu dan sangat tidak mau kalah; pikiran tidak akan membiarkan Anda untuk beranjak ke hati. Pikiran Anda menyerap jiwa Anda secara keseluruhan; pikiran benar-benar tidak akan membiarkan sedikit pun dari diri Anda pindah kepada hati. Dan, bahkan jika Anda hanya membayangkan mengenai hati, maka pikiran akan menciptakan sebuah hati tandingan yang palsu. Bahkan, pikiran akan menciptakan perasaan-perasaan yang bisa membuat Anda benci dengan hati.
OSHO menolak pengkategorian. Beliau dikenal melalui kontribusinya yang revolusioner pada ilmu pengetahuan transformasi batiniah, dengan pendekatan meditasi. Metode meditasinya dirancang untuk mengutamakan pembebasan diri dari tekanan stress pikiran dan tubuh.
Setelah menyelesaikan buku “THE PATH OF LOVE (Understanding that Nothing Is Perfect in Life),” akhirnya Rita menyadari bahwa:
- Cinta adalah kunci utama
- Kebenaran tidak dapat ditiru. Anda tidak bisa menjadi sesuatu yang asli dengan menjadi tiruan. Kebenaran adalah sesuatu yang asli.
- Lupakan yang telah diketahui, jangan melekat pada yang telah diketahui.
- Agama yang sebenarnya tercipta untuk menjadi persetujuan.
- Ketika pikiran menjadi hening, maka hati akan bersinar. Ketika pikiran beraktivitas, maka hati akan mati.
- Meditasi, cinta dan doa, bukanlah sebuah metode, ini adalah peristiwa.
Terima kasih telah menemani perjalanan Rita, semoga Anda menikmati & mendapatkan manfaat dari DeRing ini.
Sampai bertemu di Baring selanjutnya. Jika ada masukan dan ide untuk Baring.Digital, silakan email kami di ingat@baring.digital
Sukses selalu untuk Anda.
Rekomendasi Baring Lainnya