The Lean Startup: How Today's Entrepreneurs Use Continuous Innovation to Create Radically Successful Businesses
Eric Ries
Teks tersedia
Audio tersedia
-
Plot
-
Ring 1
-
ring 2
-
ring 3
-
ring 4
-
ring 5
-
ring 6
-
ring 7
-
ring 8
-
Kesimpulan
-
Full Dering
Rani ingin sekali memiliki bisnis. Ia sudah memiliki beberapa ide bisnis yang ia rasa bisa membantu banyak orang. Jika ide ini berhasil dieksekusi maka sudah pasti akan mengubah kehidupan Rani 180 derajat.
Keinginannya membangun bisnis ternyata terhenti saat ia mengetahui beberapa temannya yang gagal dalam merintis bisnis. Bahkan beberapa dari mereka menyarankan Rani untuk bekerja saja karena dampak kegagalan ini sangat mempengaruhi mental dan ekonomi mereka. Tidak sedikit jumlah utang yang harus mereka lunasi.
Saat ia mengutarakan pemikirannya ke ayahnya untuk melamar kerja saja di kantor ayahnya, ayahnya cukup kaget dan memberikan dukungan moral ke anaknya agar Rani tetap setiap pada impiannya.
Sang ayah pun berjanji akan memperkenalkan Rani dengan seorang pelaku bisnis yang cukup dekat dengan ayah Rani.
Dan saat itu juga ayah Rani langsung menelpon koleganya itu. Saat ia menceritakan sekilas masalah Rani, di seberang telpon langsung meminta ayah Rani agar Rani membaca buku The Lean Startup: How Today's Entrepreneurs Use Continuous Innovation to Create Radically Successful Businesses karya Eric Ries. Baru setelah selesai membaca buku itu mereka akan mengatur waktu untuk bertemu.
Keesokan harinya Rani pun langsung buru-buru pergi ke toko buku. Ia sangat penasaran bagaimana buku ini akan mengubah pemikirannya kembali ke pemikiran awal untuk membangun bisnis.
Penasaran apa saja yang akan Rani pelajari dari buku ini? Mari kita simak kisahnya di Ring berikut ini:
Ring 1 - Apa Yang Harus Saya Ketahui Jika Ingin Membangun Bisnis Rintisan Yang Pasti Berhasil Di Masa Depan?
Dalam menjalankan bisnis, Anda sudah melakukan yang terbaik versi Anda. Namun hasilnya belum memuaskan, bahkan terancam bangkrut. Statistiknya 95% startup gagal. Pengalaman pahit ini membuat Anda jadi takut atau ragu-ragu untuk memulai bisnis startup.
Penyebab kegagalan ini sebagian besar karena kurangnya pengetahuan dan skill bisnis dan penciptaan nilai dari para pendiri startup itu sendiri. Bahkan meskipun Anda mahir dan mengandalkan kemampuan teknis menciptakan produk dan atau service bermutu tinggi. Namun Anda masih belum berhasil juga.
Karena kebutuhan bisnis tidak hanya mengenai penciptaan produk baru yang bagus dan bermutu saja. Bisnis membutuhkan lebih dari sekedar itu. Bagaimana produk dan service itu dimonetize. Dikelola sebagaimana entrepreneur mengelola bisnisnya. Ini disebut juga Entrepreneurial Management. Tanpa ini maka bisnis startup akan mengalami kesulitan dan masalah yang pendirinya tidak memiliki pengetahun dan keterampilan untuk mengatasinya.
Inilah masalah terbesar yang mengakibatkan startup gagal. Akibat membiarkan lack of entrepreneurship knowledge berujung gulung tikar.
Ring 2 - Bagaimana Ini Terjadi Dan Bagaimana Mengatasinya?
Eric Ries yang membuat dunia startup bangkit dan percaya diri. Eric Ries, berdasarkan pengalaman mendirikan startup bernama IMVU di Sillicon Valley. Telah jatuh bangun mengelola bisnisnya, sampai bangkrut beberapa kali.
Sampai-sampai berhutang kepada orang tua dan saudara-saudaranya untuk menutupi hutang dan menyelamatkan bisnisnya dari kebangkrutan. Banyak teman dan partner bisnis yang mulai meragukan keberhasilan startupnya. Bahkan satu persatu mereka meninggalkannya.
Namun Eric terus berusaha keras dan bekerja dalam bisnisnya. Juga terus mempelajari banyak pengetahuan tentang metode Lean dari Toyota, maupun pakar-pakar efektifitas bisnis. Dia membaca banyak buku tentang topik-topik re-engineering, efektifitas dan efisiensi proses bisnis dan industri.
Setiap mempelajari hal baru dia terapkan dalam pekerjaan dan bisnisnya. Melalui proses akuisisi pengetahuan dari buku, seminar dan training yang diexperimentasikan ke dalam pekerjaan. Eric dapat belajar banyak yang pada akhirnya menolong dirinya sendiri keluar dari kebangkrutan dan keterpurukan startup nya.
Pengalaman ini memberikan pembelajaran yang sangat berharga. Yang tidak saja membuahkan kesuksesan bisnisnya hingga bernilai jutaan dollar, namun juga berhasil mendapatkan cara menyukseskan bisnis dengan sangat efektif dan efisien.
Ring 3 - Pembelajaran Apa Saja Yang Eric Dapatkan Dari Pengalamannya Membangun Startup?
Setelah keberhasilannya membuat IMVU menjadi bernilai jutaan dollar. Eric membagikan pengalamannya ke dalam sebuah buku yang berjudul The Lean Startup. Yang ringkasannya sedang Anda baca saat ini. Buku ini menyebar dan banyak pembaca yang tertarik untuk menjadikan Eric sebagai konsultan bisnis. Banyak perusahaan kelas dunia, Fortune 500 yang menjadi clientya, termasuk GE dan Toyota.
Apa yang diajarkan Eric sebagai konsultan kelas dunia?
1. Start-up harus dikelola secara berbeda dari perusahaan mapan.
Anda perlu mengetahui jawaban pertanyaan ini, apa tujuan utama sampai harus memulai sebuah startup?
Dalam mengelola perusahaan secara tradisional terdiri dari dua komponen: yaitu membuat rencana dan mengawasi orang-orang yang melaksanakannya.
Strategi manajemen ini sudah diterapkan di perusahaan-perusahaan mapan. Hasil pengalaman dijadikan sebagai referensi apa yang akan dilakukan di masa depan.
Sebuah Startup berbeda, karena baru, maka belum tahu pendekatan mana yang terbaik untuk menemukan pelanggan atau menciptakan model bisnisnya yang berkelanjutan.
Untuk mengetahui apa saja yang bisa jalan, startup harus fleksibel. Mengadopsi perencanaan yang statis dengan milestone yang rinci atau hanya bergantung pada prediksi pasar jangka panjang akan menipu diri sendiri.
Manajemen cara lama sangat boros waktu dan lambat. Seperti sedang mempersiapkan roket ruang angkasa untuk lepas landas, selama bertahun-tahun dan hanya meluncurkannya saat menganggapnya telah sempurna.
Kenyataannya, mengelola startup lebih seperti mengendarai mobil di medan yang tidak stabil, dimana para pendirinya harus terus-menerus mengubah arah dan merespons dengan cepat rintangan-rintangan yang tak terduga.
Ring 4 - Sebenarnya Apa Sih Yang Ingin Dituju Oleh Para Pendiri Startup Ini?
2. Tujuan utama memulai usaha adalah untuk menemukan model bisnis yang berkesinambungan.
Perencanaan, milestone paling detail dan rumit, pelaksanaan yang paling efisien atau bahkan fokus perhatian pada media dan promosi pun sama sekali tidak akan membantu tanpa model bisnis yang berkelanjutan.
Ujilah setiap asumsi Anda dengan pertanyaan, adakah yang menginginkan produk ini? Apakah akan menghasilkan uang? Jika jawabannya tidak, gantilah ide lain yang banyak orang inginkan dan mau bayar.
Dengan demikian, satu-satunya tujuan untuk memulai usaha Anda adalah dengan menemukan model bisnis yang berkelanjutan, yang bekerja sekarang dan dapat bekerja secara kontinyu.
Semakin cepat sebuah startup menemukan model bisnis yang berkelanjutan, semakin tinggi kesuksesannya. Bagaimana cara yang tepat menemukan ini? Dengan pembelajaran tervalidasi. Seperti apakah itu?
3. Temukan model bisnis Anda yang berkelanjutan melalui pembelajaran yang tervalidasi.
Untuk menemukan model bisnis yang berkelanjutan, start up harus memahami apa yang diinginkan pelanggan mereka dan bagaimana menghasilkan uang darinya. Mereka harus menemukan produk yang tepat untuk orang yang tepat dan mengerti bagaimana menjualnya kepada mereka.
Ini tidak berarti harus memiliki rencana besar dari awal. Sebaliknya, dibutuhkan proses pembelajaran yang konsisiten: pembelajaran yang divalidasi melalui pendekatan ilmiah.
Awalnya Anda harus membuat hipotesis tentang apakah dan bagaimana produk akan berhasil di pasar. Misalnya, "Pelanggan di Indonesia bersedia membeli pakaian secara online”. Inilah hipotesis yang fundamental.
Hipotesis fundamental semacam itu harus diuji. Yaitu dengan cara divalidasi langsung dengan pelanggan.
Jangan gunakan kuesioner dan pelanggan fiktif. Anda harus langsung bicara dengan pelanggan nyata. Untuk mengetahui apakah orang akan membeli produk Anda adalah dengan menawarkannya kepada mereka dan melihat bagaimana tanggapan mereka, secara langsung.
Ring 5 - Selain Menguji Hipotesis, Adakah Faktor Lain Yang Harus Saya Uji Juga?
4. Ujilah hipotesis value dan pertumbuhan Anda maka Anda menjadi super.
Milikilah hipotesis pada kesuksesan produk yang ingin diciptakan di masa depan, walaupun belum ada bukti untuk hal ini. Untuk itu Anda perlu membuktikannya.
Untuk cepat menutup kesenjangan antara hipotesis dan pembuktiannya, Anda harus merumuskan dan menguji dua asumsi mendasar:
Pertama, Hipotesis value, bahwa produk akan memberi value kepada pelanggannya, calon pembeli akan menemukan dan bersedia membeli.
Kedua, Hipotesis pertumbuhan, produk tidak hanya akan menarik bagi kelompok kecil pembeli namun juga dapat menemukan pasar yang lebih besar nantinya.
Kedua asumsi tersebut harus diuji sesegera mungkin. Sampai bisa divalidasi apakah perlu menginvestasikan waktu dan usaha lebih banyak untuk mengembangkan produk tersebut. Atau ganti dan buat produk baru.
Mari kita lihat Facebook: mereka berhasil memvalidasi hipotesis value dan pertumbuhan pada tahap awal ketika jejaring sosial hanya memiliki beberapa pengguna.
Pertama, pengguna terdaftar sangat aktif. Lebih dari setengahnya log in kembali setidaknya sekali sehari – ini bukti yang mengesankan untuk hipotesis value.
Kedua, Facebook memiliki tingkat aktivasi pengguna yang sensasional, yang berarti memperoleh penetrasi pasar dengan sangat cepat. Di perguruan tinggi tempat Facebook diperkenalkan, tiga perempat dari semua siswa mendaftar dalam waktu satu bulan - tanpa perusahaan menghabiskan satu sen pun untuk pemasaran.
Dengan demikian, hipotesis pertumbuhan terbukti juga.
Data mengesankan tersebut membuat investor percaya pada kesuksesan masa depan dari jaringan sosial baru ini, yang membuat mereka menginvestasikan jutaan dolar pada tahap awal.
Ring 6 - Bagaimana Memastikan Kalau Produk Saya Pasti Bisa Diterima Oleh Pasar?
5. Kembangkanlah produk minimalis untuk menguji ide Anda di pasar menghemat biaya dan usaha Anda.
Banyak pendiri startup menghabiskan terlalu banyak waktu untuk mengerjakan sebuah produk secara terpisah, tanpa mencari tahu dulu apakah sebenarnya ada pelanggan yang mau membeli produk tersebut.
Jika Anda ingin menciptakan bisnis yang berkelanjutan, Anda harus mencari tahu secepat mungkin apakah ada permintaan untuk produk Anda.
Cara tercepat dan termudah untuk mendapatkan umpan balik pelanggan pada produk Anda adalah membuat versi minimalis produk dulu.
Produk yang seminimal mungkin, semudah mungkin dan hanya berisi apa yang dibutuhkan untuk memberi pelanggan pengalaman langsung tentang bagaimana produk Anda akan bekerja .
Setiap startup pertama-tama harus mengetahui apakah ada permintaan aktual untuk produk mereka sebelum mereka mulai membuatnya skala besar.
Untuk menguji itu diperlukan teknik Bangun, ukur dan pelajari, seperti apa itu?
6. Pahami teknik Bangun, Ukur, Pelajari - secepat dan sesering mungkin.
Setiap startup harus mempelajari produk mana yang akan dibangun dan bagaimana menghasilkan uang dari produk-produk itu.
Anda perlu keluar ke pelanggan nyata Anda, menunjukkan produk Anda kepada pelanggan, mengumpulkan umpan balik mereka dan kemudian belajar dari itu semua.
Untuk memudahkan ini, lakukanlah langkah Bangun, Ukur, Pelajari.
Pertama Anda membangun versi minimalis dari produk Anda.
Kedua, bawalah ke pelanggan nyata dan mengumpulkan masukan dari mereka. Dengan mengumpulkan data kuantitatif dari percobaan ini, Anda mengukur minat terhadap produk tersebut. Misalnya, berapa banyak orang yang mengklik tombol beli dan mencoba membeli di web dummy Anda.
Ketiga, pastikan Anda tidak hanya melihat angka tapi juga berbicara langsung dengan pelanggan Anda. Jika Anda ingin memahami data Anda, Anda harus belajar tentang kesan dan opini individual dari setiap pelanggan Anda.
Setelah itu sesuaikan produk Anda berdasarkan umpan balik ini. Ulangilah loop ini seterusnya sampai Anda menemukan model bisnis yang berkelanjutan.
Bagaimana agar bisa melakukan pengukuran secara optimal? Anda perlu menggunakan split test.
Ring 7 - Apa Dan Bagaimana Melakukan Split Test Itu?
7. Lakukanlah tes split untuk mengoptimalkan produk Anda.
Saat mengembangkan dan meningkatkan produk, startup harus membedakan mana yang menghasilkan dan mana yang tidak.
Fitur yang tidak bagus adalah pemborosan - bahkan meskipun para pendiri atau designernya menganggap itu fitur terindah yang pernah ada.
Cara yang efektif adalah dengan melakukan split-testing.
Kapan pun Anda mempertimbangkan untuk menambahkan fitur atau mengubah yang sudah ada, buat dua versi produk Anda. Satu dengan fitur baru dan satu tanpa itu.
Ujilah kedua versi tersebut, Anda akan segera melihat mana yang lebih bernilai bagi pelanggan. Dengan cara itu, setiap start-up dapat menguji setiap kemungkinan perubahan sebelum benar-benar menerapkannya.
Namun jika Anda sudah merasa mentok, jalan buntu, apa yang harus dilakukan? Segeralah lakukan Pivot.
8. Untuk menemukan model bisnis yang tepat bagi perusahaan Anda, Anda harus berani Pivot.
Banyak pemula percaya pada mitos populer bahwa kunci untuk mendirikan perusahaan yang sukses adalah ketekunan dan kemauan keras.
Cara berpikir demikian menyebabkan sebagian besar startup terjebak dalam kondisi hidup segan mati tak mau, zombie. Mereka tidak bisa mengambil pembelajaran dan akan terus bekerja keras untuk menjual produk yang tidak diinginkan siapapun.
Untuk menghindari hal ini, Anda harus terus bertanya bagaimana Anda perlu mengubah produk atau strategi Anda – pivot- untuk memperbaikinya dan menemukan pasarnya.
Sebuah pivot dapat berupa: mendefinisikan ulang nilai inti atau produk Anda. Memilih untuk mengejar segmen pelanggan yang berbeda dan mengubah saluran penjualan utama.
Karakteristik utama pivot adalah hipotesis awal tidak tepat, oleh karena itu hipotesis baru harus dibuat dan diuji.
Agar membuat keputusan pivot dengan benar, Anda harus fokus pada satu mesin pertumbuhan saja, pada awalnya. Mengapa demikian?
Ring 8 - Mengapa Setiap Startup Begitu Fokus Pada Pertumbuhan?
9. Mengapa setiap start-up pada awalnya harus fokus pada satu mesin pertumbuhan saja.
Bagian mendasar dari setiap model bisnis adalah mesin pertumbuhan yang memastikan perusahaan tidak mengalami stagnasi.
Ada tiga jenis mesin pertumbuhan yang berbeda:
Mesin pertumbuhan lengket, cara bekerjanya dengan mempertahankan pelanggan lama yang sudah menghasilkan arus pendapatan konstan. Fokusnya bukan untuk menambah pelanggan baru dengan berinvestasi di iklan. Tapi pada bagaimana pelanggan lama menggunakan produk lebih sering lagi dengan menawarkan fitur baru atau layanan yang lebih hebat.
Mesin pertumbuhan viral, cara bekerjanya dengan membuat pelanggan lama menjadi agen pemasaran perusahaan. Produk menyebar kepada target pelanggan Anda melalui getok tular, viral. Menghemat banyak pengeluaran. Jadi Anda harus membuatnya semudah mungkin bagi pelanggan untuk terlibat dalam pemasaran viral semacam ini.
Mesin pertumbuhan berbayar, bekerja dengan berinvestasi pemasaran, misalnya melalui iklan online berbayar. Pertumbuhan dari iklan berbayar.
Secara umum, Anda dapat melibatkan ketiga mesin pertumbuhan pada saat yang bersamaan, namun pada tahap awal fokuslah pada hanya satu dari mesin pertumbuhan sehingga bisa lebih fokus dan cepat.
Berfokus pada satu mesin pertumbuhan juga membuat lebih mudah untuk menilai keberhasilan fitur baru.
ERIC RIES adalah seorang pengusaha dan penulis blog Startup Lessons Learned yang sangat populer. Dia ikut mendirikan dan menjabat sebagai CTO di IMVU, startup ketiganya, dan mengalami banyak kegagalan dalam proses perjalanannya.
Dia sering menjadi pembicara di acara bisnis, telah memberi nasihat kepada sejumlah perusahaan rintisan, perusahaan besar dan perusahaan modal ventura tentang strategi bisnis dan produk.
Metodologi Lean Startup-nya telah ditulis di New York Times, Wall Street Journal, Harvard Business Review, Huffington Post, dan banyak blog. Dia tinggal di San Francisco.
Begitulah cara Rani mendapatkan kembali motivasinya untuk membangun bisnis. Sekarang ia sudah memiliki pengetahuan yang mantap agar tidak gagal seperti teman-temannya yang lain. Inilah beberapa poin-poin penting yang ia catat dan terapkan dalam kehidupannya.
1. Kurangnya pengetahuan dalam membangun bisnis rintisan menjadi faktor penyebab kegagalan membangun bisnis.
2. Ada 9 hal penting yang Eric Ries pelajari dalam membangun bisnis IMVU di Sillicon Valley:
- Start-up harus dikelola secara berbeda dari perusahaan mapan.
- Tujuan utama memulai usaha adalah untuk menemukan model bisnis yang berkesinambungan.
- Temukan model bisnis Anda yang berkelanjutan melalui pembelajaran yang tervalidasi.
- Ujilah hipotesis value dan pertumbuhan Anda maka Anda menjadi super.
- Kembangkanlah produk minimalis untuk menguji ide Anda di pasar menghemat biaya dan usaha Anda.
- Pahami teknik Bangun, Ukur, Pelajari - secepat dan sesering mungkin.
- Lakukanlah tes split untuk mengoptimalkan produk Anda.
- Untuk menemukan model bisnis yang tepat bagi perusahaan Anda, Anda harus berani Pivot.
- Mengapa setiap start-up pada awalnya harus fokus pada satu mesin pertumbuhan saja.
Terima kasih telah mengikuti perjalanan Rani, semoga Anda menikmati & mendapatkan manfaat dari DeRing ini.
Sampai bertemu di Baring selanjutnya. Jika ada masukan dan ide untuk Baring.Digital, silakan email kami di ingat@baring.digital
Sukses selalu untuk Anda.
Rekomendasi Baring Lainnya