PARENTING FROM INSIDE OUT (How a Deeper-Understanding) can Help You Raise Children Who Thrive)
Daniel J. Siegel & Mary Hartzell
Teks tersedia
Audio tersedia
-
Plot
-
Ring 1
-
ring 2
-
ring 3
-
ring 4
-
ring 5
-
ring 6
-
ring 7
-
ring 8
-
Kesimpulan
-
Full Dering
Friska adalah pasangan muda yang baru saja menikah. Sejak awal sebelum ia memutuskan menikah dengan mantan pacarnya saat ini, mereka sudah sepakat agar menunda punya anak paling tidak 4 tahun ke depan.
Ini tidaklah terlalu lama mengingat Friska masih berumur 19 tahun. Karena desakan dari orangtua, pasangannya yang sudah cukup mapan dan lama hubungan pacaran mereka sudah ada 5 tahun, membuat Friska mantap dengan pilihan menikah.
Tapi apa boleh dikata, 3 bulan di usia pernikahan mereka, ternyata Friska positif hamil. Entah apa yang terjadi di malam itu, saya rasa kita nggak perlu bahas apa yang terjadi di malam itu ya
Friska bukannya happy, ia justru merasa stres dan mudah emosional saat mengetahui kehamilannya. Ada ketakutan yang sangat besar saat ia membayangkan akan memiliki anak. Alasan mengapa ia tidak siap punya anak, ia tidak ingin anaknya mengalami apa yang ia dulu alami di masa tumbuh kembangnya. Ia masih merasakan trauma masa kecilnya sampai saat ini.
Selain dari itu, Ia juga tidak memiliki pemahaman yang utuh bagaimana cara menjadi orangtua terbaik dan bagaimana harus mendidik anak. Ketakutannya ini menghantarkan dirinya bertemu dengan buku PARENTING FROM INSIDE OUT (How a Deeper-Understanding) can Help You Raise Children Who Thrive) berdasarkan rekomendasi dari teman ayah mertua-nya.
Friska terlihat begitu fokus dan menikmati buku karya Daniel J. Siegel & Mary Hartzell. Ini pertanda baik kalau Friska mendapatkan sesuatu hal penting dari buku itu.
Penasaran seperti apa perubahan diri Friska? Mari kita simak di Ring berikut ini:
Ring 1 - Bagaimana pengalaman masa lalu orangtua bisa membantu anaknya bertumbuh dengan baik?
Apa yang terjadi pada masa kanak-kanak Anda bukanlah faktor penting—namun bagaimana Anda menerima dan memahami apa yang Anda alami di masa kanak-kanaklah yang dapat mengembangkan dan mempengaruhi diri Anda. Dengan memahami semua ini, kita dapat memperkuat hubungan kita dengan anak kita dan juga hubungan kita dengan orang dewasa di sekitar kita.
Ini adalah sebuah situasi yang saling menguntungkan: anak-anak Anda akan berkembang dengan baik, hubungan interpersonal Anda akan semakin membaik, dan bahkan hubungan Anda dengan diri Anda pun akan berkembang dan dipenuhi dengan rasa kepercayaan dan penghargaan terhadap diri.
Penerimaan Anda akan pengalaman masa kanak-kanak Anda akan berdampak pada bagaimana Anda akan mengasuh dan merawat anak Anda. Dengan memahami diri Anda sendiri secara lebih dalam, Anda akan dapat membentuk hubungan yang efektif dan menyenangkan dengan anak Anda.
Dengan begitu, kita akan dapat memberikan dasar emosi positif yang akan berujung pada kebahagiaan dan keamanan yang dapat membuat anak kita berkembang dengan baik. Kita tidak dapat mengubah apa yang telah terjadi pada diri kita di masa lalu, namun kita dapat mengubah cara kita berpikir dan memandang pengalaman kita di masa lalu.
Cara kita berkomunikasi dengan anak kita akan berdampak langsung pada perkembangan mereka. Kemampuan kita untuk memberikan komunikasi yang sensitif dan timbal balik memberikan anak kita rasa aman. Hubungan dengan dasar kepercayaan semacam ini akan dapat membantu anak Anda untuk berhasil dalam berbagai area di kehidupannya.
Ring 2 - Dengan memahami masa lalu orangtua, apakah anak akan bertumbuh sesuai harapan orangtua?
Walaupun kita sebagai orangtua telah memahami diri kita dengan baik, anak-anak kita tetap akan memiliki perjalanan hidup mereka sendiri. Walaupun kita memberikan mereka dasar yang aman, namun kita tidak akan dapat mengendalikan hasil yang akan dituai nanti.
Setiap anak memiliki jalannya masing-masing. Tugas kita sebagai orangtua adalah membantu mereka menemukan jalannya dan mendorong mereka menjadi yang terbaik di jalur yang mereka pilih.
Namun penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang memiliki hubungan positif dalam hidupnya akan memiliki ketahanan diri untuk menghadapi berbagai tantangan kehidupan. Membangun hubungan yang positif dengan anak-anak kita melibatkan keterbukaan pada perkembangan dan pertumbuhan diri kita sendiri.
Ring 3 - Mengapa penting bagi orangtua memahami pengalaman masa lalunya?
Penting bagi orangtua untuk memahami pengalaman masa lalunya. Jika kita masih memiliki masalah yang belum terselesaikan di masa lalu, maka kita tidak akan dapat beradaptasi dan tidak akan bisa konsisten pada peran kita dalam merawat anak-anak.
Aspek-aspek normal dari sikap anak kita—jika kita masih memendam masalah di masa kecil—, seperti emosi mereka, ketidakberdayaan mereka, kerapuhan mereka, dan kebergantungan mereka pada kita dapat mengancam pertahanan kita.
Apabila orangtua tidak bertanggung jawab akan masalah yang belum terselesaikan, maka mereka tidak hanya akan kehilangan peluang untuk menjadi orangtua yang lebih baik, namun juga kehilangan kesempatan untuk melanjutkan perkembangan mereka.
Selain itu, jika kita memiliki masalah yang belum terselesaikan di masa lalu, maka merupakan hal yang sangat penting bagi kita untuk terlebih dahulu menunda segala tindakan dan mempertimbangkan respon emosional kita pada anak-anak.
Dengan memahami diri kita sendiri, maka kita membuat anak-anak kita dapat mengembangkan vitalitas dan kebebasan mereka dalam mengalami dunia emosi mereka tanpa ada batasan atau ketakutan.
Ini menjadi dasar penting bagi orangtua jika ingin anaknya berhasil dan sukses dalam menjalani kehidupan mereka di masa depan atau paling tidak orangtua tidak mengijinkan anaknya merasakan pengalaman masa lalunya yang tidak ia sukai, ingin dilupakan atau dibenci orangtua terjadi dan dialami oleh anaknya sendiri.
Pola asuh yang timbal balik dan penuh kehangatan hadir dalam berbagai bentuk, terkadang malah datang dari masalah-masalah yang belum terselesaikan.
Ring 4 - Komunikasi seperti apa yang orangtua perlu jalin dengan anak?
Belajar untuk berkomunikasi dan mendengar dengan penuh empati merupakan bagian yang cukup vital dalam proses mengasuh dan membesarkan anak. Dasar dari keterbukaan ini adalah kehadiran orangtua—sebuah bentuk penerimaan yang mana menghadirkan rasa kasih sayang dan kebaikan dalam interaksi kita.
Komunikasi yang penuh rasa perhatian dan kasih sayang mendukung perkembangan hubungan yang sehat yang mana merupakan sebuah aspek yang sangat penting dalam membentuk kepercayaan anak dan orangtua.
Unsur yang biasa ditemukan dalam hubungan yang sehat adalah kemampuan saling berbagi dan timbal balik antar anak dan orangtua. Kemampuan ini disebut dengan komunikasi kontingen.
Komunikasi kontingen memiliki arti bahwa sinyal yang diberikan oleh anak dapat direspon, diterima dan dipahami oleh orangtua dalam sebuah aliran komunikasi yang mana melibatkan kolaborasi yang saling menguntungkan.
Ketika interaksi yang terjadi mengandung rasa hormat, saling menghargai dan responsif, maka orangtua dan anak-anak akan sama-sama merasa baik dan positif. Komunikasi kontingen ini menghidupkan hubungan yang terjalin dalam hidup kita.
Komunikasi kolaboratif atau kontingen memberikan kita kesempatan untuk memperluas pikiran dengan melihat dari sudut pandang orang lain dan menggabungkannya dengan sudut pandang kita yang tercermin dari respon mereka.
Dalam komunikasi kontingen pihak yang menerima pesan mendengarkan dengan pikiran yang terbuka dan dengan seluruh kepekaannya.
Komunikasi kontingen penuh dengan peluang terciptanya ikatan, karena alih-alih merespon dengan hafalan atau dengan reaksi seadanya, orangtua akan merespon sinyal yang baru saja dikirim oleh anak.
Dalam komunikasi kontingen orangtua menunjukkan rasa hormat dan menghargai tindakan mendengar. Merupakan hal yang penting untuk diingat bahwa pesan anak Anda tidaklah serta-merta bisa diterima logika Anda, karena mereka semata-mata hanya mencoba untuk mendapatkan apa yang mereka butuhkan dengan cara yang terbaik yang mereka bisa lakukan.
Ring 5 - Bagaimana komunikasi kontingen bisa saling menguntungkan kedua belah pihak?
Respon kontingen terjadi ketika kualitas, intensitas, dan saat sinyal orang lain merespon sinyal yang telah kita kirimkan. Dengan interaksi intrapersonal kontingen, kita membentuk hubungan yang lebih kuat dan lebih mendasar.
Hubungan semacam ini mengandung koherensi internal yang kuat. Ketika komunikasi kontingen hadir dalam interaksi kita, maka kepercayaan dan keyakinan diri kita terhadap hubungan dengan orang lain akan semakin menguat.
Hubungan tersebut akan terasa begitu tepat. Kita menjadi merasa dipahami. Kita jadi merasa bahwa kita tidak sendiri di dunia ini, karena diri kita terjalin pada sesuatu yang lebih besar dari hanya sekedar hubungan kita dengan diri kita saja.
Seiring dengan berjalannya waktu, pola-pola komunikasi kontingen yang berulang juga memberikan kita kemampuan untuk memperbaiki hubungan kita dengan masa lalu, sehingga kita dapat hidup dengan bahagia di masa kini, dan bisa mempersiapkan masa depan yang lebih cerah. Semua itulah yang membentuk pengalaman hidup kita di dunia.
Komunikasi yang kontingen dan kolaboratif memberikan kesempatan bagi kita untuk mengembangkan keyakinan, pemahaman, dan kepercayaan diri kita. Pemahaman diri merupakan bagian dari proses pembelajaran yang dilakukan oleh anak-anak melalui komunikasi dan hubungan yang mereka jalin dengan orangtua dan orang lain.
Ring 6 - Apa tantangan dari komunikasi kontingen?
Agar dapat berkembang, seorang anak—dan mungkin juga tiap manusia pada segala usia—membutuhkan komunikasi kontingen dengan orang yang dekat dengan mereka.
Seorang anak sangat membutuhkan orangtua yang ‘cukup baik’: tidak ada orangtua yang dapat memberikan komunikasi yang kontingen sepanjang waktu. Memahami sinyal anak-anak biasanya menjadi hal yang sangat menantang para orangtua, apalagi sebagian anak ada yang benar-benar sulit untuk dipahami dan ditenangkan.
Untuk bisa terbuka terhadap proses rumit dari komunikasi kontingen membutuhkan kemauan untuk menjadi bagian dari sesuatu yang jauh lebih besar dari diri kita sendiri, yang mana didefinisikan dengan ikatan fisik.
Ikatan semacam ini akan sulit untuk dilakukan orangtua jika mereka tidak mengalaminya pada masa kecil mereka. Ini adalah sebuah tantangan untuk tetap terbuka terhadap proses dasar dari mempertimbangkan, memandang, memahami, dan merespon pada komunikasi yang dikirimkan oleh anak-anak kita.
Setiap hari kita kehilangan kesempatan untuk membuat ikatan yang nyata pada anak kita karena alih-alih kita mendengarkan dan merespon dengan tepat pada sinyal yang dikirimkan oleh anak, kita hanya merespon dari sudut pandang kita sendiri saja dan gagal untuk membentuk sebuah ikatan yang hangat dan penuh kasih dengan anak.
Hidup kita mencerminkan segala proses ikatan dan konten dari apa yang terjadi di masa lalu. Keluarga kita terbentuk tidak hanya dari apa yang kita ingat pada masa lalu kita, namun juga bagaimana kita memandang diri kita dan membentuk pemahaman akan semua itu di pikiran kita.
Komunikasi kolaboratif dan kontingen yang timbal balik mungkin tidak akan datang pada pola asuh kita terhadap anak-anak secara alami, karena ini bukanlah bagian dari masa kecil kita. Untungnya, kita dapat belajar untuk mendengarkan anak-anak kita dan menjadi sadar dan paham pada sudut pandang mereka seperti kita menyadari dan memahami sudut pandang kita sendiri.
Pola komunikasi orangtua membentuk logika dalam pikiran anak. Menyadari proses dan konten dari komunikasi interpersonal kita adalah bagian paling dasar dari pemahaman diri.
Ring 7 - Apa yang paling dibutuhkan anak dalam proses tumbuh kembang mereka?
Bayi lahir ke dunia ini dengan menggantungkan keselamatan diri mereka pada orangtua masing-masing. Para bayi dan ibunya mengalami hubungan intim yang dapat memberikan bayi rasa aman dan nyaman. Bagi bayi, memiliki orang dewasa yang mempedulikan dan menyayangi mereka dengan cara yang sensitif, yaitu orang yang dapat memahami dan merespon kebutuhan mereka, akan memberikan mereka rasa aman.
Rasa bahagia yang muncul dari pengalaman penuh kepedulian dan kasih sayang yang terus berulang akan membentuk dasar keamanan dalam diri bayi. Keamanan batin ini membuat anak-anak dapat berkembang dengan baik dan berani serta memiliki kebebasan untuk menjelajahi dunia mereka.
Ikatan yang aman akan membawa perkembangan pada berbagai bidang kehidupan anak-anak, yaitu seperti sosial, emosional, dan kognitif mereka. Ikatan yang aman di masa tumbuh kembang anak juga akan sangat menentukan bagaimana anak akan menjalani kehidupannya di masa depan nantinya.
Ring 8 - Bagaimana cara membentuk ikatan yang kuat dengan anak?
Ikatan mengacu pada salah satu aspek yang paling penting dari kekuatan pengalaman yang membentuk perkembangan pada anak-anak.
Susunan otak kita membuat kita butuh untuk berada di dalam sebuah hubungan dengan orang lain, yaitu hubungan yang dapat melancarkan fungsi dan proses perkembangannya. Karena itulah ikatan dan hubungan menjadi faktor pusat dalam perkembangan diri kita
Salah satu cara memahami bagaimana ikatan bisa dibentuk melalui komunikasi adalah dengan memahami proses ikatan ‘ABC’.
Proses ikatan ‘ABC’ yaitu: Attunement (penyesuaian)—menyesuaikan keadaan batin Anda dengan anak Anda. Biasanya dapat dicapai dengan berbagi sinyal-sinyal non-verbal.
Balance (Keseimbangan)—anak Anda mempertahankan keseimbangan tubuh, emosi, dan pikiran mereka melalui penyesuaian diri dengan Anda.
Coherence (kecocokan)—mencocokkan perasaan Anda dengan anak Anda melalui hubungan dengan mereka.
Ikatan membuat anak mampu untuk:
- mencari kedekatan pada orangtuanya;
- mencari dan menghampiri orangtuanya pada saat merasakan tekanan, karena mereka menganggap disanalah sumber keamanan dan kenyamanan;
- menghayati hubungan dengan orangtua dan menganggapnya sebagai sebuah keamanan paling dasar dalam kehidupannya.
Daniel J. Siegel, merupakan seorang lulusan Harvard Medical School dan beliau melengkapi pendidikannya pada fakultas kedokteran di UCLA dengan pelatihan dalam pediatri dan psikiater anak, remaja dan dewasa. Kini beliau menjabat sebagai profesor klinik psikiater di UCLA School of Medicine, selain itu juga sebagai wakil direktur UCLA Mindful Awareness Research Center, pembantu investigator pada Center for Culture, Brain and Development, dan direktur eksekutif di Mindsight Institute.
Mary Hartzell, merupakan seorang spesialis perkembangan anak dan pendidik orangtua. Beliau telah mengajarkan anak-anak, orangtua, dan guru-guru lebih dari tiga puluh tahun.
Begitulah Friska menemukan solusi untuk ia menjadi orangtua yang lebih baik untuk anak-anaknya. Berikut beberapa hal penting yang ia catat dan terapkan dalam hidupnya;
- Pengalaman masa lalu orangtua menjadi penentu bagaimana orangtua akan mendidik anaknya. Jika ia bisa berdamai dan belajar dari masa lalunya maka akan menguntungkan dirinya, terlebih ia bisa menjadi pribadi yang lebih baik, dan yang lebih penting orangtua bisa membantu anak berkembang mencapai potensi diri terbaik mereka.
- Tapi orangtua perlu tahu, dengan orangtua menerima masa lalunya, tidak berarti anak akan bertumbuh sesuai keinginan orangtua. Anak punya jalannya sendiri dalam menjalani kehidupannya. Tapi paling tidak, orangtua bisa memberikan pendidikan informal terbaik untuk anak.
- Orangtua perlu membentuk komunikasi kontingen atau komunikasi kolaboratif dengan anak agar terjalin hubungan yang kuat dengan anak.
- Hubungan yang paling dibutuhkan oleh anak ikatan yang kuat yang dibentuk lewat komunikasi dengan proses ABC, Attunement (penyesuaian), Balance (Keseimbangan) dan Coherence (kecocokan)
Terima kasih telah mengikuti perjalanan Friska, semoga Anda menikmati & mendapatkan manfaat dari DeRing ini. Sampai jumpa di BaRing berikutnya.
Jika ada masukan dan ide untuk Baring.digital, silakan email di Ingat@baring.digital.
Sukses selalu untuk Anda.
Rekomendasi Baring Lainnya