
Moonwalking With Einstein
Joshua Foer
Teks tersedia
Audio tersedia
-
Plot
-
Ring 1
-
ring 2
-
ring 3
-
ring 4
-
ring 5
-
Kesimpulan
-
Full Dering
Tama sangat kesal karena dia kesulitan dalam mengingat materi yang sudah dipelajarinya. Padahal, saat menyimak penjelasan dosen, dia merasa paham dengan materi tersebut. Tapi, hanya dalam sehari saja, dia langsung lupa.
Dan parahnya, kejadian itu bukan terjadi satu dua kali saja, melainkan hampir selalu seperti itu.
Dalam hati, dia pun bertanya-tanya, bukankah seharusnya kalau paham maka dengan sendirinya akan ingat? Tetapi, kenapa dia tidak?
Apakah ada yang salah dengan otaknya? Atau, jangan-jangan, memahami saja memang tidak cukup? Lalu, bagaimana agar bisa mengingat materi pelajaran dengan mudah?
Semua pertanyaan itu mendorongnya membaca buku “Moonwalking with Einstein: The Art and Science of Remembering Everything” karya Joshua Foer.
Membaca judulnya, ia tahu bahwa buku itu menjelaskan bagaimana cara kerja otak dalam mengingat. Dia berharap, dengan membaca buku itu, dia mendapatkan insight yang dapat digunakan untuk menghafal dan mengingat materi pelajaran dengan mudah & cepat.
Penasaran dengan kisah Tama selengkapnya? Yuk, temani perjalanannya mencari insight di buku “Moonwalking with Einstein” dalam BaRing berikut ini.
Ring 1 - Apa Gambaran Besar Isi Buku Ini?
Seperti banyak orang, penulis buku ini awalnya sering lupa menaruh kunci, gunting, lupa acara-acara penting dirinya, lupa nama orang, dan sebagainya. Seperti banyak orang pula, dia lantas menyimpulkan bahwa memori manusia memanglah sangat terbatas, yang membuat manusia mudah lupa berbagai hal.
Akan tetapi, semua itu berubah ketika dia berjumpa dengan para memory champion yang memberikan kepadanya pandangan baru. Menyaksikan bagaimana para memory champion mengingat banyak sekali hal dalam waktu yang sangat singkat membuatnya takjub dan penasaran untuk mendalami seluk-beluk tentang memori.
Dia pun lantas mempelajari memori dari sudut pandang ilmiah, mempelajari bagaimana cara kerja memori, apa kelebihan dan kekurangannya, hingga belajar teknik-teknik mengingat berbagai hal sesuai dengan mekanisme kerja memori.
Nah, buku “Moonwalking with Einstein” ini berisi perjalanannya dari “orang biasa” dengan kemampuan mengingat yang standar menjadi memory champion. Dalam buku ini, Anda tidak hanya akan menemukan teknik-teknik memori namun juga penjelasan ilmiah mengenai cara kerja memori, kelebihan dan kekurangannya, dan kenapa kemampuan mengingat sangat penting dalam kehidupan.
Ring 2 - Mengapa Kemampuan Menghafal & Mengingat Penting dalam Kehidupan?
Mungkin kita berpandangan bahwa menghafal itu tidak penting karena menghafal sesuatu, khususnya apa yang kita pelajari, hanya akan membuat kita hafal hal tersebut tetapi tidak memahami maksudnya. Jadi, menghafal dianggap justru memperlemah pemahaman. Sebaliknya, dengan memahami, kita akan hafal dengan sendirinya.
Akan tetapi, kalau kita flash back pada kehidupan zaman dulu di mana tulisan belum ditemukan, atau hanya sedikit orang yang bisa mengakses tulisan dan buku, kemampuan menghafal & mengingat sangatlah penting. Karena tidak ada alat bantu yang bisa menyimpan ilmu pengetahuan & informasi seperti buku, video, dan rekaman, orang zaman dulu mengandalkan hanya kemampuan otak mereka untuk menyimpan & mengingat ilmu pengetahuan & informasi yang disampaikan turun-temurun. Di zaman inilah, berbagai teknik memori seperti teknik mnemonic ditemukan. Teknik-teknik ini sangat membantu orang-orang zaman dulu dalam mengingat berbagai hal.
Akan tetapi, semenjak buku, video, dan rekaman diproduksi secara masif dan semua orang bisa mengaksesnya dengan mudah, maka peran otak untuk menyimpan & mengingat berbagai informasi tergeser oleh teknologi-teknologi tersebut. Terlebih di zaman internet seperti sekarang. Kita sudah tidak perlu repot-repot lagi mengerahkan banyak effort untuk menyimpan & mengingat. Tinggal ketik kata kunci informasi yang ingin kita cari, mesin pencari akan langsung menampilkannya untuk kita. Semua itu membuat kemampuan menyimpan & memanggil informasi menjadi tampak tidak penting lagi.
Namun, kalau kita renungkan lebih dalam, sebetulnya kemampuan menyimpan & mengingat informasi tetaplah penting. Kemampuan berpikir kita tergantung pada kemampuan menyimpan informasi dan mengingat kita. Kita berpikir dengan mengolah informasi yang baru kita terima dengan informasi yang sudah kita simpan di otak. Gagal mengingat informasi yang sudah kita simpan di otak akan membuat proses berpikir tidak optimal.
Bayangkan seorang dokter yang tidak mengingat berbagai pengetahuan kedokteran. Dia hanya mengandalkan mesin pencari dan buku untuk menyimpan & memanggil pengetahuan-pengetahuan itu. Ketika ada seorang pasien yang memeriksakan penyakitnya ke dokter tersebut, tentu dia akan kewalahan membuka-buka buku atau berselancar di internet untuk mendiagnosa penyakit si pasien. Betul? Itulah kenapa kemampuan menyimpan & mengingat informasi tetap diperlukan.
Lalu, apakah menyimpan & mengingat informasi bisa dilakukan cukup dengan memahami informasi yang ingin kita simpan & ingat itu?
Well, untuk hal-hal yang sederhana mungkin kita masih bisa menyimpan & mengingatnya cukup dengan memahaminya. Tetapi, ada banyak sekali hal yang perlu dihafal untuk benar-benar bisa masuk ke memori kita. Contoh mudahnya adalah perkalian bilangan satu angka (seperti 1 x 1, 2 x 7, 5 x 9, dan seterusnya). Perkalian ini harus dihafal untuk bisa menghitung perkalian bilangan 2 angka atau lebih dengan cepat.
Tidak mungkin, kan, seorang pelajar menghitung perkalian 258 X 792 dengan menggunakan lidi? Hehe….
Nama-nama latin binatang dan tanaman juga perlu dihafal. Begitu juga dengan nama-nama obat, zat kimia, kronologi peristiwa/sejarah masa lalu yang kompleks, cara kerja sebuah mesin yang sangat kompleks, cara kerja organ-organ tubuh dan keterkaitannya satu dengan yang lain, dan sebagainya. Semua itu sangat sulit diingat hanya dengan memahaminya saja.
Mungkin sesaat setelah mempelajarinya kita bisa ingat. Akan tetapi, bagaimana setelah seminggu, sebulan, atau setahun kemudian? Kalau satu-satunya hal yang kita pelajari hanyalah informasi-informasi itu, mungkin kita akan masih bisa mengingatnya. Tetapi, tiap hari, tiap detik, kita menerima informasi baru, yang membuat informasi-informasi lama yang kita pelajari menumpuk dan bercampur aduk, yang membuat kita bingung saat memanggilnya kembali ke benak kita. So, dibutuhkan effort lebih untuk bisa tetap mengingatnya di kemudian hari. Dan, inilah pentingnya menghafal.
Menghafal (sengaja memasukkan informasi yang kita pelajari/pahami ke otak) akan membuat materi yang kita pahami akan lebih mudah masuk ke dalam otak.
Ring 3 - Apakah Repetisi Efektif untuk Menghafal & Mengingat Sesuatu?
Alasan terbesar kenapa banyak orang anti dengan menghafal adalah karena menghafal identik dengan mengulang-ulang alias repetisi.
Dengan repetisi, kita menghafal sesuatu dengan mengisolasi hal tersebut dari hal-hal lainnya yang sudah tersimpan di otak kita dan mengulang-ulangnya. Cara ini tidak sesuai dengan mekanisme bagaimana otak menyimpan informasi ke memori jangka panjang dan mekanisme bagaimana otak “memanggil” atau mengingat kembali informasi yang sudah disimpan itu ke benak kita.
Menghafal informasi dengan mengisolasi informasi tersebut dari hal-hal lainnya dan hanya mengulang-ulangnya membuat otak merasa informasi itu tidak penting, sehingga tidak perlu disimpan di memori jangka panjang.
Sebagai contoh seseorang menghafal kosakata bahasa Inggris dengan mengulang-ulangnya berkali-kali. Misal, dia mengulang-ulang kata “prosperity” dan artinya berkali-kali.
Sedangkan temannya, menghafal kosakata itu dengan menerapkan kosakata tersebut dalam sebuah kalimat seperti "Financial prosperity is impossible without constant planning and management of money." (anggaplah temannya ini sudah hafal & paham kata-kata lainnya dalam kalimat tersebut).
Mana yang lebih mudah mengingat kata “prosperity”? Tentu orang yang kedua. Betul?
Ini karena, orang yang kedua menerapkan kosakata yang dihafal sesuai dengan kegunaannya. Ini akan membuat otak jauh lebih “bersedia” untuk mengingatnya dibanding saat kosakata itu dimasukkan ke memori jangka panjang hanya dengan mengulang-ulangnya.
Karena, dengan menerapkan kosakata sesuai dengan kegunaannya, otak akan menganggap bahwa kosakata itu penting, sehingga ia bersedia untuk menyimpannya di memori jangka panjang.
Namun demikian, repetisi tetap berguna dalam menghafal. Karena, bahkan saat kita menghafal sesuatu dengan menghubungkannya dengan memori yang sudah tersimpan di otak kita, hal itu akan lebih mudah & kuat tersimpan di otak kalau kita mengulang-ulang menggunakan/mengingat hal tersebut.
Lalu, bagaimana penjelasan yang lebih komprehensif mengenai mekanisme otak dalam menyimpan informasi dan mengingat kembali informasi tersebut?
Mari kita bahas di Ring selanjutnya.
Ring 4 - Bagaimana Cara Kerja Memori Manusia?
Untuk menjelaskannya, mari kita mulai dari dua jenis memori. Para ilmuwan membagi memori dalam 2 bentuk, yakni: declarative memory dan non-declarative memory.
1. Declarative memory adalah memori yang berupa kejadian yang telah lalu, konsep (seperti uang, smartphone, matahari, dan sebagainya), dan fakta (seperti 1+1 = 2, kucing punya 4 kaki, dst).
Untuk mengingat memori jenis ini seringkali dibutuhkan usaha sadar (conscious effort) dan dideklarasikan.
2. Non-declarative memory adalah memori yang berupa prosedur melakukan sesuatu seperti skill menulis, bersepeda, mengemudikan mobil, berjalan, dan seterusnya.
Untuk mengingat memori jenis ini tidak dibutuhkan usaha sadar.
Bagian otak yang berperan dalam kedua jenis memori barusan berbeda. Ketika bagian otak yang berperan menyimpan memori deklaratif rusak, maka kerusakan ini tidak mempengaruhi kemampuan kita untuk mengingat memori non-deklaratif. Demikian sebaliknya.
Deklaratif memori dibagi menjadi dua kategori, yakni semantic memory dan episodic memory.
1. Semantic memory adalah memori yang berupa fakta-fakta dan konsep-konsep/ide-ide.
2. Episodic memory adalah memori yang berupa kejadian yang telah lalu.
Kedua jenis memori ini juga tersimpan dalam bagian otak yang berbeda.
Banyak studi yang membuktikan bahwa memori tidaklah tersimpan permanen di otak kita. Ketika memori itu jarang digunakan, maka lama kelamaan akan menghilang dari ingatan kita.
Akan tetapi, kita masih mungkin bisa mengingatnya kembali ketika dipicu dengan hal-hal yang berkaitan dengan memori tersebut.
Memori juga lebih kuat tersimpan di otak kita ketika memori tersebut diorganisir sedemikian rupa dengan memori lainnya mengikuti sebuah rute yang sudah kita kenal. Di samping itu, memori yang baru kita simpan juga lebih terkonsolidasi di otak ketika dihubungkan dengan memori-memori lain yang telah tersimpan di otak. Dan, dua prinsip inilah yang sering digunakan oleh para memory champion untuk mengingat banyak hal dalam waktu yang singkat.
Jadi, para memory champion tidaklah memiliki struktur otak yang berbeda dengan orang biasa. Apa yang membuat mereka bisa mengingat banyak sekali hal dalam waktu yang singkat adalah cara mereka menggunakan otak yang berbeda dengan kebanyakan orang.
Kalau kita menggunakan cara-cara yang juga digunakan oleh para memory champion dalam mengingat banyak hal, maka kita pun juga bisa seperti mereka.
Mari kita bahas di Ring selanjutnya.
Ring 5 - Bagaimana Cara Mudah untuk Menghafal & Mengingat Informasi yang Sudah Dipelajari?
Salah satu teknik menghafal yang disampaikan dalam buku ini adalah memory palace. Teknik ini bekerja berdasarkan cara kerja memori yang sudah dijelaskan di Ring 4 yakni bahwa memori akan tersimpan kuat di otak dan mudah diingat ketika diorganisir sedemikian rupa dengan memori lain mengikuti sebuah rute yang kita kenal/hafal.
Sebagai contoh, Anda ingin menghafal list belanjaan Anda. Maka, berikut langkah-langkah menggunakan memory palace untuk menghafalnya:
- Tentukan dulu rute yang akan Anda gunakan. Di sini mari kita sepakati rutenya adalah dari teras rumah sampai belakang.
- Catat titik-titik di rumah dari depan hingga belakang secara berurutan. Misal dari depan sampai belakang, rumah Anda terdiri dari: teras, ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan, kamar orangtua, kamar anak, dan dapur. Maka, catat semua titik tersebut secara berurutan.
- Hubungkan masing-masing titik dengan list belanjaan yang akan Anda hafal. Misal, terasi dihubungkan dengan teras, ruang tamu dihubungkan dengan pewangi ruangan, ruang keluarga dihubungkan dengan teh, ruang makan dihubungkan dengan beras, kamar orangtua dihubungkan dengan minyak kayu putih, kamar anak dihubungkan dengan susu, dan dapur dihubungkan dengan minyak goreng.
- Setelah Anda menghubungkan masing-masing titik dengan list belanjaan Anda, buatlah cerita yang menghubungkan masing-masing titik dengan list belanjaan Anda. Misal, untuk teras-terasi, Anda bisa membuat cerita begini: di depan teras bau terasi. Kemudian, untuk ruang tamu-pewangi ruangan, Anda bisa membuat cerita begini: masuk ruang tamu jadi wangi karena ada pewanginya. Begitu seterusnya.
- Setelah Anda melakukan langkah 1-4, hafalkan cerita Anda satu per satu dari teras hingga dapur. Di sini, Anda juga bisa menghafal dengan mengulang beberapa kali.
- Setelah itu, rasakan bagaimana Anda akan mudah mengingat list belanjaan Anda, dan ingatan ini jauh lebih kuat dibanding jika Anda hanya mengulang-ulang listnya saja.
Joshua Foer merupakan seorang jurnalis dan penulis yang tertarik menulis di bidang sains. Di tahun 2006, dia memenangkan kompetisi menghafal yang diadakan di Amerika Serikat. Perjalanannya dari seseorang dengan kemampuan memori yang standar menjadi seorang juara (memory champion) ia tulis dalam buku “Moonwalking with Einstein” yang barusan Anda baca ringkasannya. Dia pernah diundang untuk berbicara di TED pada tahun 2012.
Setelah menyelesaikan buku “Moonwalking with Einstein”, Tama pun mendapatkan banyak insight, di antaranya:
- Kemampuan mengingat sangat penting dalam kehidupan karena kita berpikir dengan mengolah informasi yang baru kita terima dengan informasi/memori yang tersimpan di otak kita.
- Tidak semua hal bisa kita ingat hanya dengan memahami. Terkadang, memahami saja tidak cukup dan perlu menghafal secara sadar untuk bisa mengingat sesuatu. Sebagai contoh untuk mengingat nama-nama latin binatang dan tumbuhan.
- Untuk menghafal sesuatu, repetisi/mengulang-ulang hal yang dihafal tidaklah cukup. Repetisi perlu disertai dengan menghubungkan apa yang dihafal dengan konteksnya atau dengan hal-hal yang berkaitan dengan hal tersebut.
- Salah satu teknik memori yang banyak digunakan oleh para memory champion adalah memory palace. Memory palace adalah teknik menghafal dengan menghubungkan satu per satu hal yang mau kita hafal dengan rute yang sudah kita kenali dengan baik.
Terima kasih telah mengikuti perjalanan Tama, semoga Anda menikmati & mendapatkan manfaat dari DeRing ini.
Sampai bertemu di Baring selanjutnya. Jika ada masukan dan ide untuk Baring.Digital, silakan email kami di ingat@baring.digital
Dan, jika Anda ingin mempelajari buku “Moonwalking with Einstein” lebih dalam lagi, Anda bisa memesannya di sini.
Sukses selalu untuk Anda.
Rekomendasi Baring Lainnya
