MINDSET: Changing The Way You Think To Fulfil Your Potential
Carol S. Dweck
Teks tersedia
Audio tersedia
-
Plot
-
Ring 1
-
ring 2
-
ring 3
-
ring 4
-
Kesimpulan
-
Full Dering
Dena ingin menekuni bidang seni. Tapi, dia ragu apakah dia mampu atau tidak, karena dia merasa tidak memiliki bakat dalam bidang itu.
Beruntung sahabatnya memberikannya sebuah buku yang berjudul “Mindset: Changing the Way You Think to Fulfil Your Potential” karya Carol Dweck.
Menurut sahabatnya, buku itu akan memberinya pemahaman tentang apa itu bakat, apakah bakat bisa dilatih & ditingkatkan atau tidak, dan bagaimana cara pandang dirinya tentang bakat menentukan seberapa besar peluang suksesnya di bidang kesenian.
Mendengar penjelasan dari sahabatnya, Dena pun bersemangat untuk membaca buku tersebut. So, akankah ia menemukan jawaban? Yuk ikuti kisahnya dalam BaRing berikut ini.
Ring 1 - Apa Gambaran Besar Isi Buku Ini?
Untuk menjawabnya, mari kita mulai dari kesuksesan. Berbicara mengenai kesuksesan, salah satu faktor yang cukup penting untuk mencapai kesuksesan adalah kemampuan. Seberapa besar kemampuan kita untuk mencapai kesuksesan itu? Apakah kita memiliki skill dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk mencapai kesuksesan tersebut?
Semakin besar kemampuan kita, maka semakin besar pula peluang sukses kita. Demikian sebaliknya, semakin rendah kemampuan kita, maka semakin kecil pula peluang kita untuk sukses. Begitu teorinya.
Tapi, pertanyaan tentang kemampuan ini membawa kita pada pertanyaan lain, yakni apakah kemampuan diperoleh dari bawaan lahir dan tidak bisa dilatih? Atau, apakah kemampuan ini bisa dilatih dan ditingkatkan?
Inilah yang dibahas dalam buku ini. Buku ini mengungkap apakah kemampuan alias bakat merupakan bawaan lahir atau bukan, dan apakah ia bisa ditingkatkan atau tidak.
Bukan itu saja, inti pembahasan buku ini menitikberatkan pada bagaimana cara pandang alias mindset kita tentang bakat mempengaruhi sikap dan tindakan kita, dan pada akhirnya menentukan sukses atau gagalnya kita.
Ring 2 - Apa Maksud Mindset dalam Buku Ini?
Seperti yang sudah dijelaskan di Ring 1, garis besar buku ini membahas tentang bakat, tentang apakah bakat bisa dilatih & ditingkatkan atau tidak, dan juga tentang bagaimana mindset alias cara pandang kita tentang bakat mempengaruhi tindakan dan kesuksesan kita.
Jadi, mindset yang dibahas dalam buku ini adalah mindset alias cara pandang kita tentang bakat.
Ada 2 cara pandang terkait bakat. Pertama, pandangan bahwa bakat itu bawaan lahir dan tak bisa ditingkatkan & dilatih. Oleh penulis buku ini, pandangan tersebut disebut fixed mindset.
Kedua, pandangan bahwa bakat itu bisa dilatih & ditingkatkan, tak peduli apakah ia bawaan lahir atau tidak. Dan, oleh penulis buku ini, pandangan ini disebut growth mindset.
Ring 3 - Kenapa Mindset Penting menurut Buku Ini?
Karena seperti kata Mahatma Gandhi, “keyakinan Anda menjadi tindakan Anda. Tindakan Anda menjadi kebiasaan Anda. Dan, kebiasaan Anda menjadi nasib Anda.”
Sama seperti semua bentuk keyakinan alias mindset, kedua mindset yang dibahas dalam buku ini, yakni fixed mindset dan growth mindset pun sangat berpengaruh pada sikap dan tindakan kita, yang pada akhirnya juga turut mempengaruhi kesuksesan kita. Inilah kenapa penulis buku ini menitikberatkan pembahasannya pada dua mindset ini.
Menurut penulis buku ini, fixed mindset, yakni keyakinan bahwa bakat tidak bisa dilatih dan ditingkatkan melahirkan beberapa sikap dan pandangan sebagai berikut:
- Karena bakat tidak bisa dilatih dan ditingkatkan, maka sia-sia saja melatihnya. Pada akhirnya, ini akan membuat kita malas untuk belajar atau berlatih.
- Kalau seseorang berbakat dalam sebuah bidang, maka tanpa perlu belajar pun, dia akan tetap unggul di bidang itu. Ini akan membuat orang tersebut menyepelekan belajar.
- Malu saat merasa diri sendiri tidak berbakat. Ya, seseorang yang menganut fixed mindset umumnya malu saat merasa diri mereka tidak berbakat. Ini karena bagi mereka, bakat adalah segalanya. Bakat adalah yang membuat diri mereka berharga. Oleh karenanya, ketika mereka mendapati diri mereka tidak berbakat, maka mereka akan malu karena merasa tidak berharga.
- Pembuktian diri. Karena orang yang fixed mindset menganggap bahwa yang membuat mereka berharga adalah bakat, maka semua yang mereka lakukan bertujuan untuk membuktikan bahwa diri mereka berbakat. Saat mereka ingin mencapai sebuah goal, misalkan goal perusahaan tempat ia bekerja, maka satu-satunya dorongan untuk mencapai goal itu adalah untuk membuktikan bahwa diri mereka bisa.
- Anti kritik. Seseorang yang menganut fixed mindset akan cenderung menganggap kritik sebagai bukti bahwa dia tidak berbakat. Dan karena orang yang fixed mindset mengagungkan bakat, maka mereka akan malu manakala mereka terbukti tidak berbakat. Oleh karena itu mereka anti terhadap kritik karena kritik dianggap menyerang harga diri mereka.
- Kegagalan adalah bencana. Ya, karena bagi orang yang fixed mindset, kegagalan adalah bukti bahwa dia tidak mampu. Dan, karena umumnya mereka memandang kemampuan/bakat sebagai sumber harga diri, maka mereka pun akan melihat kegagalan sebagai bencana manakala mereka menemukan diri mereka gagal.
- Enggan berusaha & berproses. Ya, karena mereka menganggap bahwa usaha & proses menunjukkan bahwa mereka tidak berbakat, sesuatu yang menurut mereka sangat memalukan.
- Merendahkan orang lain yang berusaha keras. Ya, mereka akan lebih menghargai orang yang tidak pernah belajar tapi mampu dibanding orang yang rajin belajar tapi progress-nya lambat.
Sedangkan growth mindset akan melahirkan sikap & pandangan sebagai berikut:
- Pantang menyerah. Keyakinan bahwa bakat bisa dilatih & ditingkatkan akan membuat kita lebih termotivasi & pantang menyerah untuk meningkatkan kemampuan kita.
- Menerima kritik sebagai hal yang membangun. Orang yang growth mindset akan berpikir bahwa untuk memperoleh kemampuan dibutuhkan proses, trial & error, dan jatuh-bangun. Mereka juga akan berpikir bahwa kritik adalah hal yang sangat penting dalam proses meningkatkan kemampuan karena kritik bisa memperbaiki kesalahan mereka. Inilah yang membuat mereka bisa menerima kritik.
- Belajar dari kegagalan. Karena orang growth mindset menganggap kemampuan hanya bisa diperoleh dari belajar dan dalam proses belajar senantiasa ada fase kegagalan, maka mereka pun akan menerima kegagalan mereka dengan lapang dada. Lebih dari itu, mereka akan menganggap bahwa kegagalan memberi tau mereka mana cara yang salah. Artinya, mereka belajar dari kegagalan.
Ring 4 - Menurut Buku Ini, Mindset yang Bagaimana yang Harus Diadopsi untuk Mendukung Kesuksesan?
Dari melihat bagaimana pengaruh fixed mindset dan growth mindset di Ring 3, maka kita bisa simpulkan bahwa mindset yang harus diadopsi untuk sukses adalah growth mindset.
Ini karena, growth mindset melahirkan berbagai sikap & pemikiran yang mendukung kesuksesan kita seperti pantang menyerah, terus termotivasi untuk meningkatkan kemampuan diri, belajar dari kegagalan, tidak malu saat gagal, dan menerima kritik sebagai nasihat yang membangun.
Sedangkan fixed mindset adalah mindset yang harus dihindari. Karena, mindset ini melahirkan berbagai sikap & pemikiran yang menghambat kesuksesan seperti malu terlihat gagal, anti kritik, mudah menyerah, dan enggan berusaha & berproses.
Nah kalau Anda menganut fixed mindset, sekaranglah saatnya untuk mengubah pandangan Anda tentang bakat dan kemampuan. Tanamkan dalam diri Anda bahwa bakat dan kemampuan itu tidak tetap alias tidak fixed; bahwa bakat bisa dilatih & ditingkatkan, tak peduli siapapun diri Anda.
Tanamkan mindset bahwa kalau Anda berhenti belajar, maka bakat Anda lama-lama akan usang dan Anda akan tertinggal dari lainnya.
Tapi pertanyaannya, sebenarnya apakah bakat itu bisa ditingkatkan atau tidak?
Dari berbagai penelitian, ditemukan bahwa bakat adalah kualitas yang dipelajari. Bahkan Mozart pun memperoleh bakat musiknya dari berlatih dan belajar. Mozart sudah dari kecil digembleng oleh orangtuanya untuk belajar musik.
Dr. Carol S. Dweck dikenal luas sebagai salah satu peneliti terkemuka dunia di bidang kepribadian, psikologi sosial dan psikologi perkembangan. Karyanya telah ditampilkan dalam publikasi seperti New Yorker, New York Times dan Washington Posts.
Setelah membaca buku “Mindset” sampai selesai, Dena mendapatkan insight yang membuatnya bertekad untuk menekuni dunia seni. Beberapa insight tersebut di antaranya:
- Bakat bukanlah kualitas yang fixed alias tetap, melainkan bisa dilatih & ditingkatkan. Bakat lebih bersifat “use it or lose it” alias kalau tidak pernah dilatih dan digunakan, maka lama-lama akan hilang.
- Cara kita memandang bakat mempengaruhi tindakan kita, di mana pada akhirnya tindakan ini juga mempengaruhi kesuksesan kita.
- Pandangan bahwa bakat tidak bisa dilatih & ditingkatkan disebut fixed mindset dan ini melahirkan sikap gampang menyerah, malu terlihat gagal, anti terhadap kritik. Di mana kesemua sikap ini sangat menghambat kesuksesan.
- Pandangan bahwa bakat bisa dilatih & ditingkatkan disebut growth mindset. Dan, ini melahirkan sikap pantang menyerah, sabar dalam proses mencapai kesuksesan, menerima kritik dengan tangan terbuka, dan bersedia belajar dari kegagalan. Kesemua sikap ini mendukung diri kita dalam mencapai sukses.
- Kalau sekarang kita menganut fixed mindset, maka sudah saatnya untuk mengubah mindset kita menjadi growth mindset. Tanamkan dalam diri kita bahwa kita mampu asalkan mau belajar & berusaha.
Terima kasih telah mengikuti perjalanan Dena, semoga Anda menikmati & mendapatkan manfaat dari DeRing ini.
Sampai bertemu di Baring selanjutnya. Jika ada masukan dan ide untuk Baring.Digital, silakan email kami di ingat@baring.digital
Sukses selalu untuk Anda.
Rekomendasi Baring Lainnya