
How to Develop Your Will Power
Clare Tree Major
Teks tersedia
Audio tersedia
-
Plot
-
Ring 1
-
ring 2
-
ring 3
-
ring 4
-
Kesimpulan
-
Full Dering
Natasha sangat ingin mencapai impiannya. Tapi hambatan terbesarnya adalah, kehendaknya selalu kalah dengan godaan-godaan yang memberinya kesenangan jangka pendek.
Saat mau mengeksekusi rencananya, ada saja suara-suara yang menariknya untuk urung melakukannya. “Ntar aja, nonton TV dulu aja, masih banyak waktu ini,” “Serius amat sih ngerjainnya. Istirahat dulu gih.” Padahal baru juga mulai eksekusi 10 menit.
Hasilnya, ia jarang sekali bisa mencapai impian-impiannya. Ia tak mau hidupnya terus-menerus seperti itu. Ia ingin kemauan alias kehendaknya menang atas godaan-godaan jangka pendek yang menjauhkannya dari goal-goalnya. Ia ingin bisa, bagaimana pun caranya, membuat kehendaknya lebih kuat sehingga bisa menariknya selangkah demi selangkah mencapai tujuannya.
Beruntung ia bertemu dengan buku “How to Develop Your Will Power” karya Clare Tree Major. Ia penasaran dengan judulnya yang seolah mengajarkan cara membangun kekuatan kehendak. Sehingga, ia sangat tak sabar ingin mendalami isinya. Tapi ia masih ragu apakah kehendak bisa diperkuat dan ditingkatkan? Jangan-jangan ia sudah ditakdirkan memiliki kehendak yang lemah? Ia penasaran bagaimana cara kerja kehendak sehingga tahu apakah kekuatan ini bisa ditingkatkan atau tidak.
Tentu ia sangat berharap bahwa kehendak bisa ditingkatkan dan ia berharap buku itu akan mengajarkan caranya.
So, akankah buku itu menjawab keinginannya? Ikuti kisah Natasha dalam DeRing berikut ini.
Ring 1 - Bagaimana cara kerja kehendak alias Will?
Untuk menjawabnya, mari kita mulai dari impian, goal, atau tujuan kita. Ya, kita hidup pasti punya impian, punya goal, punya tujuan. Right?
Untuk mencapai tujuan, kita perlu melakukan hal-hal yang dibutuhkan untuk sampai pada tujuan itu. Misalnya, kalau kita ingin bisa menggambar, maka kita perlu belajar skill menggambar, baik belajar teori maupun belajar praktiknya.
Tapi karena kita adalah makhluk yang memiliki fisik, emosi, dan pikiran, maka semua tindakan yang kita lakukan, termasuk juga tindakan-tindakan yang kita lakukan untuk mencapai tujuan kita, selalu dipengaruhi oleh kondisi fisik, emosi, dan pikiran kita.
Sebetulnya, kita bisa memanfaatkan fisik, emosi, dan pikiran kita untuk mencapai tujuan kita. Tapi yang seringkali terjadi justru sebaliknya, kondisi fisik, emosi, dan pikiran bukannya membantu kita mencapai tujuan kita tapi justru menghambatnya.
Contoh, Anda mau belajar teori menggambar. Tapi mata Anda lumayan mengantuk, mood Anda lagi nggak bagus, dan Anda juga ragu akankah Anda bisa menguasai skill menggambar atau tidak. Semua itu tentu mengganggu diri Anda dalam mempelajari teori menggambar. Betul?
Nah, di sinilah kita membutuhkan will alias kehendak. Dengan kehendak yang Anda miliki, Anda bisa secara sadar memilih untuk mengabaikan gangguan-gangguan itu. Dengan kehendak, Anda juga bisa secara sadar memilih untuk tetap melanjutkan rencana Anda, yakni belajar teori menggambar.
Jadi, kehendak adalah alat yang secara alami Anda miliki yang memungkinkan Anda melakukan apa yang Anda mau dan mengabaikan apa yang Anda tidak mau.
Kehendak bukanlah yang menentukan keinginan dan keputusan Anda. Hal yang menentukan keinginan dan keputusan Anda adalah nalar Anda. Sedangkan kehendak, ia hanyalah sebuah energi yang bisa Anda perintah untuk mendorong diri Anda melakukan keinginan & keputusan itu.
Jadi kalau misal ada makanan lezat tapi tidak sehat di depan Anda, maka keputusan untuk memakan atau tidak memakannya ada di nalar Anda. Kalau nalar Anda “sehat” tentu Anda merasa harus mengabaikan makanan itu. Sehingga, Anda memerintahkan will Anda untuk mendorong diri Anda mengabaikan makanan itu. Tapi karena makanan itu menggugah selera Anda, maka timbul dorongan dalam diri Anda untuk memakannya. Ini adalah sebuah godaan kesenangan jangka pendek yang datang dari fisik Anda. Kuat atau tidaknya Anda mengabaikan dorongan itu bergantung pada seberapa kuat will atau kehendak Anda.
Kalau will Anda kuat, maka Anda dengan mudah bisa mengabaikan dorongan itu. Tapi kalau will Anda lemah, maka Anda akan sangat mudah terjerumus pada godaan tersebut.
Ring 2 - Seringkali saat saya terdesak, kemauan/kehendak saya jadi lebih kuat dari biasanya. Seperti semacam timbul “the power of kepepet”. Lalu, apakah ini artinya semakin besar rasa terdesak/kepepet maka semakin besar pula kekuatan Will/kehendak?
Will alias kehendak memang bisa muncul dalam 2 bentuk. Pertama adalah will yang muncul HANYA saat kita berada dalam kondisi terdesak. Kedua, will yang muncul setiap saat meskipun kita tidak sedang dalam kondisi terdesak.
Kalau satu-satunya cara agar Anda bisa selamat dari terkaman harimau adalah Anda harus memanjat pohon, maka meskipun Anda tak bisa & tak suka memanjat pohon maka pasti akan timbul dorongan/kehendak dalam diri Anda untuk memanjat pohon. Betul?
Inilah contoh will yang timbul dari kondisi terdesak. Sedangkan contoh will yang kedua adalah bagaimana Christopher Columbus tetap bersikeras untuk mengarungi samudra guna menemukan benua yang diprediksi memiliki banyak kekayaan alam meskipun sumber daya seperti makanan, minuman, kondisi cuaca, dst sangat tidak mendukung.
Tidak ada yang mendesaknya untuk mencari benua itu, tapi ia tetap bersikeras mencarinya. Nah, kekuatan yang mendorongnya untuk tetap bersikeras mencari benua itu tak lain adalah kehendaknya. Dan, inilah contoh jenis kehendak yang kedua.
Lalu mana yang akan membawa kita mencapai tujuan kita? Tentu, jenis kehendak yang kedua. Karena, jenis kehendak ini akan terus ada meski tidak ada situasi yang mendesak. Sehingga, kita bisa menggunakannya kapan pun.
Ring 3 - Apakah kekuatan kehendak bisa dilatih dan ditingkatkan?
Jawabannya, ya, bisa. Karena dia tak jauh berbeda dengan energi dalam tubuh kita seperti energi fisik dan energi mental.
Kalau Anda terus melatih tangan Anda untuk mengangkat beban yang menurut Anda berat, maka lama-kelamaan kekuatan tangan Anda akan bertambah. Dengan bertambahnya kekuatan tangan ini, maka Anda pun bisa mengangkat beban itu dengan lebih mudah.
Kalau Anda terus melatih mental/pikiran Anda untuk memikirkan hal-hal rumit, maka lama-kelamaan kekuatan mental/pikiran anda akan bertambah. Dengan bertambahnya kekuatan mental ini, maka Anda pun bisa memahami hal-hal rumit lebih mudah.
Nah kekuatan kehendak pun juga bisa ditingkatkan kalau kita terus melatihnya, yakni dengan melakukan sesuatu yang menurut Anda berat dan membutuhkan effort dan kemauan yang besar, seperti olahraga, membaca buku nonfiksi, berkonsentrasi bekerja dalam waktu yang lebih lama dari biasanya (misal 1 jam fokus bekerja), mengabaikan godaan makanan yang lezat tapi tidak sehat dst.
Atau lebih tepatnya, melakukan hal-hal yang menurut nalar Anda baik dan bisa mengantarkan Anda mencapai goal Anda dan mengabaikan nafsu dan kesenangan jangka pendek yang menjauhkan diri Anda dari mencapai goal Anda.
Karena pada dasarnya, fungsi will tidak lain adalah untuk melakukan sesuatu yang berguna untuk mencapai tujuan Anda, meskipun sesuatu itu berat dilakukan, dan mengabaikan sesuatu yang menghambat diri Anda mencapai tujuan Anda, meskipun sesuatu itu mudah dilakukan.
Tapi untuk tahap awal, mulailah dari hal-hal kecil terlebih dulu, misal melakukan olahraga ringan, baca buku nonfiksi ringan, mengabaikan godaan mengobrol dengan teman di saat bekerja, dst. Baru setelah will Anda sudah lebih terlatih, lakukan hal-hal yang lebih berat.
Ring 4 - Bagaimana cara melatihnya?
Di Ring pertama tadi sudah dijelaskan 3 hal yang menghambat diri kita mencapai tujuan kita, yakni kondisi fisik, emosi, dan mental kita. Tapi, tiga hal ini juga bisa menjadi pendukung kita dalam mencapai goal kita, lho, kalau kita bisa mengendalikan tiga hal ini.
Jadi, fungsi kehendak alias will tak lain adalah untuk mengendalikan tiga hal ini sedemikian rupa sehingga bisa digunakan untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, untuk melatih kehendak, maka kita bisa melakukannya dengan mengendalikan tiga hal ini untuk mencapai tujuan kita.
Anda bisa mulai dari hal-hal yang simple seperti merapikan penampilan Anda. Meskipun kelihatannya sepele, tapi bagi sebagian orang merapikan penampilan sangatlah tidak menyenangkan & melelahkan, sehingga butuh kemauan/will yang besar untuk melakukannya.
Ketika misalnya Anda tidak suka & tidak terbiasa merapikan penampilan Anda tapi Anda memaksa diri Anda untuk merapikannya, maka lama-lama merapikan diri akan menjadi kebiasaan yang sangat mudah Anda lakukan. Ketika kebiasaan ini terbentuk, maka ini akan membuktikan kepada diri Anda bahwa Anda telah berhasil menggunakan kehendak Anda. Menyadari hal ini akan meningkatkan kepercayaan diri Anda untuk lebih bersemangat menggunakan kehendak Anda dan tidak mudah menyerah pada kemalasan Anda.
Lalu bagaimana melatih kehendak untuk mengendalikan mental/pikiran?
Salah satu contohnya adalah berhenti mengandalkan pemikiran orang lain untuk memecahkan masalah Anda, dan sebaliknya andalkan pemikiran Anda sendiri.
Aktivitas ini juga cukup berat sehingga membutuhkan kehendak yang besar. Sehingga, melakukan aktivitas ini akan melatih kehendak Anda.
Contoh lainnya, kalau Anda sedang baca buku nonfiksi yang membosankan, coba tahan konsentrasi/fokus Anda untuk membaca buku sampai misalnya 30 menit. Mempertahankan konsentrasi juga sangatlah sulit, apalagi di zaman sekarang yang banyak sekali distraksinya. Oleh karena itu, kegiatan ini sangat membutuhkan kehendak yang kuat. So, ini adalah latihan yang sangat penting untuk melatih kekuatan kehendak Anda.
Anda juga bisa mendorong otak Anda untuk membayangkan/mengimajinasikan sesuatu. Ya, berimajinasi memang tampak mudah. Kita tinggal membayangkan berbagai hal secara acak tanpa batasan apapun.
Tapi imajinasi seperti ini tidaklah membutuhkan kemauan/will untuk menciptakannya. Untuk menciptakan imajinasi seperti ini sangatlah mudah dan effortless sehingga tidak bisa melatih kekuatan kehendak Anda.
Imajinasi yang bisa melatih kekuatan kehendak adalah imajinasi yang cerdas, imajinasi yang membutuhkan pemikiran. Anda bisa mulai dari hal kecil seperti menemukan berbagai fungsi dari benda-benda di sekitar Anda selain fungsi normalnya. Misal, sebuah sendok fungsinya untuk makan. Tapi Anda bisa mencoba menggunakannya untuk hal-hal lainnya yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya.
Anda juga bisa mencoba membuat cerita, cerpen, atau novel.
Anda juga bisa melatih mental Anda dengan melatih perhatian Anda. Perhatian akan meningkatkan kemampuan Anda dalam mengingat sesuatu. Semakin besar perhatian Anda pada sesuatu, maka semakin mudah pula Anda mengingat hal tersebut.
Kalau Anda baca buku tapi pikiran Anda nggak 100% memperhatikan maksud kalimat per kalimat buku itu, maka kemungkinan besar Anda akan mudah lupa isinya. Tapi, kalau Anda memperhatikan betul-betul maksud dari tiap-tiap kalimat, maka Anda akan mudah mengingatnya. Betul?
Nah, untuk melakukan ini, Anda butuh mengerahkan kehendak Anda. Sehingga, ini juga melatih kekuatan kehendak Anda.
Sekarang, bagaimana cara melatih kekuatan kehendak dengan mengendalikan emosi? Contohnya adalah mengendalikan rasa takut Anda dan bertindak berani. Rasa takut biasanya muncul bukan karena ada sesuatu yang benar-benar mengancam Anda. Seringnya ia muncul dari bayangan-bayangan kita saja. Oleh karena itu, rasa takut perlu ditaklukkan karena ini menghambat diri Anda dalam mencapai tujuan.
Terakhir, Anda bisa melatih kekuatan kehendak Anda dengan mengganti kebiasaan negatif dengan kebiasaan yang positif. Karena, mengubah kebiasaan membutuhkan kemauan dan effort yang besar. Sehingga, ini akan melatih kekuatan kehendak Anda.
Demikianlah perjalanan Natasha. Kini, ia telah menemukan jawaban mengenai apa itu will atau kehendak dan bagaimana cara meningkatkannya.
Berikut ini beberapa jawaban yang ia dapatkan:
- Will atau kehendak adalah energi yang dibutuhkan untuk mendorong diri kita melakukan sesuatu yang kita mau dan mengabaikan sesuatu yang tidak ingin kita lakukan.
- Kehendak bukanlah penentu keinginan dan keputusan kita, melainkan hanyalah kekuatan yang mendorong kita untuk melakukan keinginan & keputusan kita. Sedangkan yang menentukan keinginan & keputusan kita adalah nalar kita.
- Ada 2 jenis will. Pertama will yang muncul hanya dalam kondisi terdesak. Kedua, will yang terus-menerus ada dalam diri kita meskipun kita sedang tidak dalam kondisi terdesak.
- will yang bisa diandalkan adalah will yang kedua.
- Kita bisa meningkatkan kekuatan will kita dengan melatihnya mengendalikan emosi, mental, dan fisik kita sedemikian rupa untuk mencapai tujuan kita.
Semoga cerita ini bermanfaat untuk Anda, sampai bertemu di DeRing selanjutnya.
Jika Anda punya ide atau ingin menyampaikan saran bisa email kami di ingat@baring.digital
Rekomendasi Baring Lainnya
