Homecoming - Reclaiming and Championing Your Inner Child
John Bradshaw
Teks tersedia
Audio tersedia
-
Plot
-
Ring 1
-
ring 2
-
ring 3
-
ring 4
-
ring 5
-
Ring 6
-
Ring 7
-
Ring 8
-
Ring 9
-
Kesimpulan
-
Full Dering
Susan merasa sangat kesulitan untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik. Ia sudah melakukan banyak cara tapi hasilnya belum seperti yang ia inginkan. Selain itu, setiap kali ia melakukan proses perubahan dirinya, ia cukup sering mendapatkan bayangan akan masa kecilnya yang pilu, penuh dengan kekerasan, penolakan dan kata-kata buruk dari orangtuanya.
Semakin ia berusaha berubah, semakin sering pengalaman trauma itu muncul di kepalanya. Tentu bayangan ini sangat mengganggu proses perubahan dirinya. Bagaimana tidak, setiap kali bayangain ini muncul, emosinya menjadi tidak stabil. Ia mudah marah dan bad mood. Ini langsung berdampak pada perubahan dirinya.
Karena cukup sering mengalami hal yang sama, ia pun memberanikan diri untuk bercerita ke atasannya yang mana umur mereka berjarak cukup jauh. Selain alasan umur, alasan kedewasaan dan kematangan berpikir membuat Susan merasa lebih nyaman bercerita.
Ketika mendengarkan cerita Susuan atasannya cukup memahami perasaan dan kondisi Susan. Si atasan pun memberikan penguatan kalau proses perubahannya tidak boleh berhenti di situ saja. Susan didorong untuk terus melakukan apa yang harus ia lakukan. Selain memberikan dukungan dan dorongan, tak lupa si atasan memberikan Susan buku Homecoming - Reclaiming and Championing Your Inner Child karya John Bradshaw agar Susan bisa menyembuhkan dirinya.
Saat membaca sinopsi buku ini, Susan happy banget karena buku ini pas banget dengan kondisi yang dialami oleh Susan saat ini.
Penasaran bagaimana Susan bisa menyembuhkan dirinya akan trauma masa lalunya? Mari kita simak kisahnya di Ring berikut ini:
Ring 1 - Kenapa Orang Dewasa Mengalami Kesulitan untuk Berubah untuk Menjadi Lebih Baik?
Jika kita ingin berubah, kita harus mengubah materi inti. Karena anak dalam diri kitalah yang mengatur pengalaman kita, melakukan kontak ke anak dalam diri kita adalah sebuah cara untuk mengubah materi inti kita dengan cepat.
Ketika perkembangan seorang anak terperangkap, ketika perasaannya ditekan, terutama perasaan marah dan terluka, seseorang tumbuh menjadi orang dewasa dengan anak yang marah dan terluka di dalam dirinya. Anak ini akan secara spontan mengkontaminasi sikap orang dewasa tersebut.
Ring 2 - Kenapa Bisa Tercipta Anak yang Terluka di Dalam Diri Seorang Dewasa?
Co-Dependence
Saya mendefinisikan Co-Dependence sebagai sebuah penyakit yang ditandai dengan kehilangan identitas. Menjadi Co-Dependence berarti kehilangan sentuhan dengan perasaan, kebutuhan dan keinginan seseorang.
Co-Dependence dipupuk dalam lingkungan keluarga yang tidak sehat. Kebutuhan anak akan keamanan dan model emosi yang sehat untuk memahami sinyal dalam dirinya mereka. Mereka juga butuh memisahkan pikiran dari perasaan mereka. Ketika keluarga dipenuhi dengan kekerasan, anak tersebut harus bergantung pada dunia luar. Dengan demikian ia akan kehilangan kemampuan untuk membangun harga diri dari dalam.
Tanpa lingkaran kehidupan yang sehat, seseorang akan mengasingkan diri untuk menemukan kepuasan di luar. Ini adalah Co-Dependence, dan ini adalah simptom dari anak yang terluka. Co-Dependence mengindikasikan bahwa kebutuhan masa kecil anak tersebut tidak terpenuhi, dan karena itu ia tidak bisa mengenali dirinya sendiri.
Offender Behaviors
Kita cenderung berpikir bahwa semua orang yang memiliki anak terluka dalam dirinya itu baik, pendiam, dan menerima perhatian dalam dirinya. Tapi kenyataannya, anak terluka bertanggung jawab atas kebanyakan kekejaman yang terjadi di dunia. Hitler sebagai contohnya.
Beberapa pelaku kekerasan dimanjakan oleh orangtuanya melalui mengabulkan keinginan yang berlebih dan terlalu dituruti, sehingga mereka belajar merasa bahwa mereka lebih hebat dibanding yang lain.
Anak yang dimanjakan ini percaya mereka berhak atas perlakuan spesial dari setiap orang dan mereka tidak mungkin salah. Mereka kehilangan rasa tanggungjawab, percaya bahwa masalah mereka selalu adalah kesalahan orang lain.
Ring 3 - Sebenarnya Apa Sih yang Dibutuhkan Oleh Anak di Dalam Diri Orang Dewasa?
Narcissistic Disorder
Setiap anak perlu dicintai tanpa syarat—paling tidak pada tahap awal. Tanpa pandangan yang mencerminkan penghakiman dari orangtua atau pengasuh, seorang anak tidak akan mengetahui siapa dirinya. Semua diri kita adalah KITA (WE) pada awalnya, sebelum menjadi AKU (I).
Kita membutuhkan cerminan wajah untuk merefleksikan bagian dari diri kita. Kita perlu mengetahui bahwa kita penting, kita diperlakukan secara serius, dan setiap bagian dari diri kita patut disayangi dan diterima. Kita juga perlu mengetahui bahwa cinta pengasuh kita bisa diandalkan. Ini adalah kebutuhan narsistis kita. Jika itu tidak dipenuhi, konsep I AM (AKU) akan rusak.
Trust Issues
Ketika pengasuh tidak dapat dipercaya, anak mengembangkan rasa tidak percaya. Dunia kelihatan sebagai tempat yang berbahaya, penuh dengan musuh, dan tidak dapat diduga. Sehingga si anak perlu selalu waspada dan memegang kendali. Dia akan meyakini bahwa, jika saya memegang kendali atas segalanya, maka tidak akan ada yang bisa menyergap dan melukai saya.
Masalah kepercayaan juga menimbulkan rasa percaya yang ekstrim kepada orang lain. Seseorang bisa antara menyerahkan semua kepercayaannya dalam cara naif dan mudah tertipu, bergantung pada orang lain dan terlalu menaruh rasa percaya kepada mereka, atau seseorang menarik diri dalam kesendirian dan menutup diri, membangun dinding pelindung yang tidak mengijinkan siapapun masuk.
Ring 4 - Apa yang Mendasari Perilaku Baik Dan Buruk Anak?
Acting Out/Acting In
Untuk memahami bagaimana anak dalam diri kita yang terluka bertindak, karena kebutuhan anak yang tidak terpenuhi dan trauma yang belum selesai, kita perlu memahami bahwa dorongan motivasi utama dalam kehidupan kita adalah emosi. Emosi adalah bahan bakar yang menggerakkan kita untuk melindungi diri kita dan memenuhi kebutuhan dasar kita.
Ketakutan membawa kita melarikan diri saat menghadapi bahaya. Takut memberikan kita kearifan. Ia melindungi kita dengan memberitahu kita bahwa bahaya sedang di depan dan terlalu berisiko untuk melawan; ia membuat kita melarikan diri dan mencari tempat perlindungan.
Kesedihan membuat kita menangis. Air mata adalah pembasuh emosi dan membantu kita menyelesaikan kesedihan kita. Dengan kesedihan kita berduka cita atas kehilangan dan membebaskan energi untuk digunakan di masa kini. Ketika kita tidak bisa berduka kita tidak bisa menyelesaikan masa lalu.
Semua emosi yang berhubungan dengan penderitaan dan trauma menjadi membeku. Tak terselesaikan dan tak terekspresikan, energi ini akan terus menerus mencoba untuk menyelesaikan masalahnya sendiri. Karena ia tidak bisa diekspresikan dan proses berduka yang positif, maka ia diekspresikan dalam perilaku abnormal. Ini disebut dengan Acting out.
Penyiksaan (Acting out) yang diarahkan pada diri sendiri dari masa lalu adalah “acting in.” Kita menghukum diri kita sendiri dengan cara kita dihukum ketika masa kanak-kanak. Emosi yang belum terselesaikan dari masa lalu sering berbalik melawan diri sendiri.
Joe, tidak pernah diijinkan untuk mengekspresikan kemarahannya, dia diajarkan menjadi anak yang benar-benar patuh dan jika mengekspresikan kemarahannya berarti dosa. Maka, Joe memasukkan kembali kemarahannya kepada diri sendiri. Alhasilnya, ia merasa depresi, apatis, tidak layak, dan tidak memiliki kekuatan untuk mencapai gol kehidupannya.
Energi emosi yang “acted in” bisa menyebabkan berbagai masalah fisik termasuk gangguan pencernaan, sakit kepala, sakit punggung, sakit leher, ketegangan otot parah, radang sendi, asma, sakit jantung, dan kanker. Rawan terhadap kecelakaan merupakan wujud lain dari “acting in.” Seseorang menyebabkan hukuman kepada dirinya melalui kecelakaan.
Ring 5 - Bagaimana Anak Bisa Menjadi yang Bukan Dirinya dalam Diri Orang Dewasa?
Intimacy Dysfunctions
Banyak orang dewasa maju mundur di antara rasa takut ditinggalkan dan rasa takut mengabdi sepenuhnya. Beberapa mengasingkan diri selamanya karena rasa takut mereka akan ditahan oleh orang lain. Yang lainnya menolak untuk meninggalkan serikat yang merusak karena ketakutan rasa teror mereka atas kesendirian. Kebanyakan berfluktuasi di antara keduanya yang ekstrim.
Anak dalam batin yang terluka mengkontaminasi keintiman dalam relasi karena ia tidak memiliki rasa diri yang sebenarnya. Luka terbesar yang bisa diterima seorang anak adalah penolakan akan dirinya yang sebenarnya. Ketika orangtua tidak bisa mengafirmasikan perasaan, kebutuhan dan hasrat anaknya, ia menolak diri anak yang sebenarnya. Kemudian, diri anak yang palsu harus terbentuk.
Agar percaya bahwa ia dicintai, anak yang terluka berperilaku yang ia pikirkan ia seharusnya. Dirinya yang palsu berkembang bertahun-tahun dan diperkuat oleh kebutuhan sistem keluarga dan budaya. Perlahan-lahan dirinya yang palsu menjadi orang yang ia pikir sebenarnya. Ia lupa bahwa dirinya yang palsu adalah sebuah adaptasi, sebuah tindakan berdasarkan naskah yang dituliskan oleh orang lain.
Ring 6 - Bagaimana Anak Suka Menunda dan Bertindak Impulsif Tanpa Berpikir ?
Nondisciplined Behaviors
Anak-anak membutuhkan orangtua yang menjadi model disiplin diri daripada berkotbah. Mereka belajar dari bagaimana sebenarnya orangtua mereka lakukan, bukan dari apa yang mereka katakan.
Ketika orangtua gagal memberi contoh disiplin, anak menjadi tidak disiplin; ketika orangtua dengan keras mendisiplinkan (dan tidak melakukan apa yang mereka katakan), anak menjadi terlalu disiplin.
Anak dalam diri yang tidak disiplin berlengah-lengah, menunda, menolak menunda kenikmatan, memberontak, berkemauan diri dan keras kepala, dan bertindak impulsif tanpa berpikir. Anak yang over disiplin itu kaku, obsesif dan terlalu mengendalikan dan sangat patuh, menyenangi orang, terperangkap dalam rasa malu dan bersalah. Namun, kebanyakan dari kita yang memiliki anak dalam diri yang terluka berfluktuasi antara sikap tidak disiplin dan over disiplin.
Ring 7 - Kenapa Anak Bisa Memiliki Perilaku Menyimpang Bahkan Ketagihan Dalam Melakukan Sesuatu yang Memberikan Kesenangan Sesaat?
Addictive/Compulsive Behaviors
Anak yang terluka adalah penyebab utama dari ketagihan dan perilakunya. Menyadari anak yang terluka sebagai inti dari sikap kompulsif atau kecanduan membantu kita melihat kecanduan dalam konteks yang lebih luas. Sebuah kecanduan adalah relasi patologis dari segala bentuk alternatif yang memiliki sikap melukai diri.
Magical Belief
Anak kecil adalah keajaiban. Orangtua disfungsional memperkuat pemikiran ajaib anak mereka. Ini juga berarti beberapa kejadian atau orang bisa mengubah kenyataannya tanpa dirinya melakukan apapun untuk mengubah perilakunya.
Thought Distortions
Ketika kebutuhan perkembangan anak tidak terpenuhi, di masa dewasanya, dia terkontaminasi oleh pola pemikiran dari anak dalam dirinya. Ketika seorang anak tidak belajar bagaimana memisahkan pemikiran dari emosi, di masa dewasa mereka sering menggunakan proses berpikir sebagai cara untuk menghindari emosi yang menyakitkan. Mereka memisahkan pemikiran pikiran mereka dengan emosi mereka, seperti apa adanya. Seperti seseorang yang memiliki masalah finansial, ia menganggap menginginkan sama dengan alasan yang logis untuk membeli.
Emptiness (Apati, depresi)
Anak yang terluka juga mengkontaminasi kehidupan dewasa dengan depresi kronis tingkat rendah yang membuat mereka merasakan kekosongan. Depresi ini disebabkan oleh si anak perlu mengadopsi konsep diri yang salah, meninggalkan dirinya yang sejati. Pengabaian diri sejatinya ini berakhir dengan meninggalkan sebuah kekosongan dalam diri. Istilahnya, “lubang dalam jiwa seseorang.”
Kekosongan juga membuat mereka merasakan apati. Sebagai seorang konselor saya sering mendengar anak yang dewasa mengeluh bahwa kehidupan mereka membosankan dan tidak bermakna. Mereka menjalani kehidupan yang ditandai dengan semacam kekosongan dan tidak bisa memahami mengapa orang lain begitu semangat pada hal tertentu.
Ring 8 - Lalu Bagaimana Saya Menyembuhkan Diri Anak dalam Diri Orang Dewasa?
Tahap awal anak-anak membentuk pondasi dari kehidupan dewasa kita. Orang dewasa yang berasal dari keluarga yang mengalami disfungsi biasanya memiliki pondasi yang lemah. Mereklamasi masa anak-anak kita itu menyakitkan karena kita harus merasakan pilunya luka kita. Kabar baiknya adalah kita bisa melakukannya.
Kesedihan melibatkan semua perasaan manusia. Rasa sakit yang sebenarnya adalah akumulasi dari konflik yang belum selesai yang telah menggulung seperti bola salju. Anak yang terluka ini membeku karena tidak ada cara baginya untuk merasakan kesedihan. Semua emosinya diikat dengan rasa malu yang meracuni perasaannya.
Kesedihan adalah perasaan yang menyembuhkan. Kita akan sembuh secara alami jika kita diijinkan untuk merasakan kesedihan.
Saat masa bayi, kita membutuhkan perasaan diterima di dunia ini. Kita perlu diikat dengan seseorang yang mengasuh dengan keibuan yang akan menjadi cerminan kita. Kita membutuhkan pandangan mata yang mencerminkan diri kita dan balasan suara yang membuat kita menemukan keAKUan kita. Kita adalah (WE) sebelum kita menjadi (I).
Untuk mereklamasinya Anda bisa:
Menceritakan masa kecil Anda kepada seorang teman. Sebelumnya, Anda menuliskan dan melakukan survei, bertanya kepada anggota keluarga lainnya, bagaimana masa kanak-kanak Anda, apa yang terjadi, gali dari apa yang Anda rasakan. Kemudian ceritakan atau bacakan kepada orang yang Anda percayai.
Merasakan perasaan. Anda bisa merasakan perasaan yang dirasakan oleh anak-anak. Pandangi foto bayi, atau memperhatikan bayi akan memberikan Anda perasaan tersebut. Menulis surat juga merupakan sebuah cara yang sangat ampuh, tentu saja, bayi atau anak-anak dalam diri Anda belum bisa membaca, namun akan sangat meringankan. Contoh suratnya bisa seperti ini atau Anda bisa mengkreasikannya:
Dear Jony Kecil:
Saya senang sekali kamu lahir. Saya mencintaimu dan ingin kamu selalu berada bersama saya. Saya senang kamu seorang anak laki-laki, dan saya ingin membantu kamu bertumbuh.
Saya ingin sebuah kesempatan untuk menunjukkan betapa pentingnya kamu bagiku.
Love,
Jony Besar
Ring 9 - Lalu Apa Lagi yang Harus Saya Lakukan?
Kata-kata sangatlah kuat. Kata yang baik bisa membuat hari penuh kebahagiaan. Kata kritis bisa membuat kita murung seminggu. Afirmasi positif akan membantu Anda memperkuat kehidupan Anda dan menyembuhkan luka spiritual.
Berikut adalah afirmasi yang penuh cinta yang bisa Anda gunakan:
Selamat datang ke dunia ini, saya telah menunggumu.
Saya senang kamu di sini.
Saya menyiapkan tempat spesial untukmu.
Saya menyukaimu apa adanya.
Saya tidak akan meninggalkanmu apapun yang terjadi.
Kebutuhanmu akan terpenuhi bersama saya.
Saya akan memberikanmu semua waktu yang kamu butuhkan untuk memenuhi kebutuhanmu.
Saya senang sekali kamu seorang anak laki-laki (perempuan).
Saya ingin menjagamu dan saya siap melakukannya.
Saya suka menyuapimu, mandiin kamu, mengganti pakaianmu dan menghabiskan waktu bersamamu.
Dalam dunia ini, tidak ada orang seperti dirimu.
Tuhan tersenyum ketika kamu lahir.
Lebih lanjut, Anda juga bisa bekerja dengan seorang partner atau mencari bantuan profesional yang bisa menyelesaikan luka batin Anda. Karena hidup penuh potensi dalam spiritualitas perlu melepaskan dan menyelesaikan urusan masa lalu yang belum tuntas dalam diri kita. Mengembalikan anak-anak dalam diri kita yang terluka menjadi anak yang ajaib kembali.
John Bradshaw, telah menyentuh dan mengubah kehidupan jutaan orang lewat tiga serial televisi dan buku-bukunya. Selama dua puluh tahun terakhir ini, ia telah bekerja sebagai konselor, teolog, konsultan manajemen, dan pembicara, menjadi tokoh penting dalam menyembuhkan luka batin dan disfungsi keluarga.
Begitulah Susan mendapatkan pencerahan bagaimana menyembuhkan trauma masa lalunya. Inilah beberapa poin-poin penting yang ia catat dan terapkan dalam kehidupannya.
Beberapa penyebab anak terluka pada orang dewasa:
- Co-Dependence
- Offender Behaviors
- Narcissistic Disorder
- Trust Issues
- Acting Out/Acting In
- Intimacy Dysfunctions
- Undisciplined Behaviors
- Addictive/Compulsive Behaviors
- Magical Belief
- Thought Distortions
- Emptiness (Apati, depresi)
Berikut beberapa cara untuk menyembuhkan diri anak yang terluka pada orang dewasa:
- Menceritakan masa kecil Anda kepada seorang teman
- Merasakan perasaan yang tidak disukai oleh si anak
- Menulis surat ke diri anak
- Memberikan kata-kata penguat dan positif
- Mencari bantuan profesional yang bisa menyelesaikan luka batin
Terima kasih telah mengikuti perjalanan Susan, semoga Anda menikmati & mendapatkan manfaat dari DeRing ini.
Sampai bertemu di Baring selanjutnya. Jika ada masukan dan ide untuk Baring.Digital, silakan email kami di ingat@baring.digital
Sukses selalu untuk Anda.
Rekomendasi Baring Lainnya