GOD (Story of Revelation)
Deepak Chopra
Teks tersedia
Audio tersedia
-
Plot
-
Ring 1
-
ring 2
-
ring 3
-
ring 4
-
ring 5
-
ring 6
-
ring 7
-
Kesimpulan
-
Full Dering
Yemima baru pulang dari acara komunitas temannya. Di sana ia sangat tersentak akan topik yang dibahas. Salah satu pembahasan yang membuat ia sampai terus kepikiran adalah tentang tidak adanya Tuhan. Tuhan itu adalah ciptaan dari manusia. Dan benar saja, Yemima tidak bisa membantunya karena ada banyak bukti yang ditunjukkan dan memang Yemima juga kurang tahu tentang konsep ke-Tuhanan.
Sesampainya di rumah, ia mulai berpikir keras, siapakah sebenarnya Tuhan itu? Apakah Tuhan itu memang ada atau tidak? Apakah Tuhan bisa dibuktikan keberadaanya? Bagaimana manusia bisa sampai ada dan siapa yang menciptakannya? Dan masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan serupa.
Karena belum bisa menjawab pertanyaan tersebut, ia pun kepikiran tentang seniornya yang ia tahu sangat paham akan filsafat dan ketuhanan. Ia pun menelponnya dan menceritakan pengalamannya di komunitas temannya hari itu.
Kata seniornya, “Kalau kamu mau tahu dan punya pandangan yang lebih luas tanpa mengotak-otakkan tentang siapa itu Tuhan, mending kamu baca buku Deepak Chopra yang judulnya GOD (Story of Revelation). Pemikirannya pasti bisa membantu kamu Yemima.”
Tak lama berselang, Yemima pun langsung memesan bukunya lewat toko online. Ia sangat penasaran dan ingin sekali mengetahui kebenaran akan pernyataan dari komunitas temannya itu
Penasaran seperti apa perjalanan Yemima dalam mengetahui siapa itu Tuhan? Mari kita simak kisahnya di Ring berikut ini:
Ring 1 - Bagaimana rasanya mendengarkan suara Tuhan?
Seorang visioner dapat membentuk masa depan sebanyak yang dapat dilakukan oleh para raja, bahkan mungkin lebih dari itu. Seorang raja sering dianggap sebagai Tuhan, namun seorang visioner lebih sering dikunjungi oleh Tuhan.
Mereka mendengar dan menerima pesan-pesanNya terlebih dahulu secara personal, sebelum muncul ke khalayak umum untuk mengungkapkan apa yang Tuhan minta untuk dilakukan masyarakat.
Ada dua hal yang akan dirasakan, di satu sisi, ini pasti akan terasa menyeramkan. Di dalam dunia yang memberikan tontonan seorang syahid dihukum mati dengan dijadikan sebagai makanan singa, menyalib seorang yang suci dan difitnah sebagai musuh negara, dan kecemburuan terhadap kepercayaan kuno, maka suara Tuhan dapat berarti sebuah vonis kematian.
Di sisi lain, merasakan sebuah pengalaman keilahian merupakan hal yang sangat menggembirakan, apalagi menjadi saksi akan syair-syair mistis dalam tiap kultur yang memiliki rasa cinta terhadap unsur keilahian.
Ring 2 - Bagaimana setiap kelompok mendefinisikan tentang Tuhan?
Jika kita membahas mengenai evolusi Tuhan, maka awalnya akan dimulai dari leluhur. Ini berbeda makna dengan primitif. Selama di sana terdapat hukum, adat, dan pembagian identitas, yang mana membuat hidup menjadi lebih rumit, maka Tuhan pun juga akan menjadi rumit pula.
Hampir seluruh kultur yang ada di dunia ini memiliki kisah mengenai Tuhan yang indah, yang bermain ke dunia sebagai seorang pecinta, pemuda yang berseri-seri seperti Dewa Krishna, yang mudah jatuh cinta pada ratusan anak gadis para penggembala, atau yang lebih bergairah seperti Zeus, yang menggoda dalam berbagai cara dan samaran.
Di dunia bagian Barat, kisah mengenai Dewa agak lebih suram namun lebih mendekati pada kenyataan. Tidak pernah keluar jauh dari ranah penderitaan dan bencana, dan juga dari keputusan berat Tuhan.
Dalam bahasa Hebrew, “setan” memiliki makna “sang penentang”. Tradisi yang ada di dunia ini, melingkupi kebaikan dan kejahatan untuk melawan sang penentang. Sehingga, pada akhirnya, sang penentang tidak akan lagi terwujud jika kebaikan sudah tidak lagi bermusuhan dengan kejahatan.
Pada seluruh kisah, setan pasti akan selalu di pihak yang kalah. Dalam ranah keimanan, ketika tujuan akhirnya adalah untuk menunjukkan bahwa Tuhan berada di sisi yang benar, maka seberapa buruk pun perilakuNya, maka akhir yang menunjukkan kemenangan Dewa akan jauh lebih memuaskan. Bagi anak kecil yang selalu hidup di dalam jiwa kita, akan selalu ada sebuah penghibur hati, di mana kebaikan akan selalu menang di akhir.
Fundamentalisme relijius, baik itu Kristen, Islam, maupun Hindu, bergantung pada unsur kuno, yang mana didominasi oleh rasa takut dan dosa. Namun keabadian tidak bisa dibelenggu dan dibatasi.
Bentuk keilahian tidaklah terhitung dan terbatasi. Di luar dari kemurkaan Tuhan, manusia akan tetap menggali lebih dalam untuk menemukan inti dari cinta untuk mengatasi rasa takut. Hal ini membutuhkan pengenalan diri yang gamblang.
Dosa kesombongan berasal dari pikiran egois yang menganggap diri memiliki seluruh jawaban. Tuhan bukanlah sebuah teka-teki yang bisa dikuak hanya dengan kepandaian belaka. Tuhan bukan pula manusia yang berukuran super besar, yang sedang duduk santai di langit ketujuh.
Di mana ada sosok Tuhan, maka ego tidaknya akan boleh muncul. Hidup bukanlah perkara keburukan atau kebaikan yang kita lihat saat Tuhan menunjukkannya. Pada akhirnya, kita terhubung pada Tuhan dalam cara yang suci, tanpa ada rasa keberatan atau rasa kehilangan.
Ring 3 - Darimana titik awal perjalanan saya bisa mengenal Tuhan?
Ciptaan memiliki makna keilahian, dan begitu pula dengan manusia. Namun, terdapat sebuah perjalanan yang terlebih dahulu harus dilalui seseorang sebelum bisa menguak dan mengalami kebenaran mengenai dirinya sendiri untuk mengenal Tuhan.
Siapakah saya? Apakah yang menjadi tujuan hidup saya? Apakah ada kebenaran yang sejati? Untuk pertanyaan-pertanyaan ini, “mengenali diri Anda sendiri” sedikit berubah, dari yang sebelumnya merupakan perkara psikologis menjadi perintah hidup dan mati untuk mengubah diri kita.
“Diri” yang ada di dalam “Kenali diri Anda” bukanlah diri yang biasa ada di keseharian kita, bukanlah ego pribadi kita yang terlingkupi oleh berbagai bentuk harapan, ketakutan, dorongan, dan hasrat. Namun, diri di sini tidaklah terdefinisikan, seperti keyakinan ajaran Buddha yang tampak enggan untuk menafsirkan kata “Tuhan”.
Alasannya kurang lebih sama: karena kata-kata bisa mengalahkan kebenaran, karena kata-kata memiliki arti bahwa Anda telah mengetahui apa yang Anda katakan. Sedangkan, kebenaran merupakan bentuk dari pengalaman. Ini tidak bisa diduga atau diantisipasi. Pengalaman merupakan suatu hal yang baru dan masih segar, begitu juga dengan kebenaran.
Bagi Socrates, kebenaran dan kenyataan adalah hal yang sama. Keduanya seperti cahaya terang yang menerangi keseharian, yang mana menimbulkan bayangan yang bermain di dinding. Jika Anda melihat ke satu arah, maka Anda akan tertawan oleh bayangan yang sedang bermain di dinding; jika Anda berbalik, Anda akan tertawan oleh silaunya cahaya.
Posisi seperti ini dikenal dengan sebutan idealisme. Ideal, merupakan bentuk Platonik, yang mana maknanya adalah inti dari pengalaman di keseharian. Keindahan yang ideal adalah sempurna dan sulit diungkapkan oleh kata-kata, namun keindahan yang ideal adalah kenyataan.
Kita bisa melihatnya pada bunga, anak-anak, atau kekasih kita. Demikian juga yang terjadi dengan kebenaran ideal, baik itu berupa keadilan, dan segala bentuk aspirasi tertinggi lainnya. Kita semua mencari ideal, diawali dari pengalaman di keseharian yang kemudian meningkat dan terus meningkat—hingga ideal yang murni dan sejati terkuak.
Ring 4 - Bagaimana rasanya melakukan proses pengenalan diri?
Jika Anda ingin melihat seberapa menantang proses pengenalan diri Anda, cobalah untuk melakukannya selama satu minggu. Biasanya, ketika seseorang menghabiskan waktu untuk melihat ke dalam dirinya, yang awalnya akan terkuak adalah konflik, kebingungan, dan dunia “dalam diri” yang sangat tidak terorganisir.
Rasa takut dan amarah berkeliaran sesukanya di dalam psikis diri. Bayangan akan rasa bersalah dan rasa malu jadi menghantui. Kemunculan sifat-sifat impulsif seperti rasa cemburu, gairah, dan dendam mengaburkan alasan-alasan.
Bahkan walaupun dalam dunia batiniah tidak akan mungkin terjadi kerusuhan yang merusak, begitu Anda mengamatinya dengan lebih dalam lagi, alternatifnya mungkin akan memberikan rasa bosan dan dapat membawa Anda pada tekanan dan depresi. “Mengenali diri Anda sendiri” akan memberikan Anda minggu yang berat dan pengalaman hidup yang cukup menantang.
Kenyataan adalah cahaya, dan cahaya hanya bisa ditemukan di dalam diri kita. Dalam ungkapan “kenali diri Anda sendiri” terkandung sebuah keyakinan baru, bahwa sisi ilmiah dari manusia sesungguhnya dapat mencapai Tuhan tanpa dogma, otoritas, maupun rasa takut.
Perjalanan batiniah hanyalah merupakan sebuah pengembaraan, dengan Tuhan sebagai tujuan utama dan garis akhirnya. Namun, untuk bisa berjalan di sana, kita perlu menguasai dan benar-benar memahami diri kita terlebih dahulu. Seperti pepatah orang Indian, “Ini adalah kebijaksanaan yang tidak dapat Anda pelajari, melainkan, Anda harus merasakan dan menjadi bagian di dalamnya.”
Ring 5 - Apakah ada manusia yang benar-benar bisa berbicara dengan Tuhan secara langsung?
“Apakah Engkau ada di sana?” Inilah pertanyaan yang selalu ditanyakan. Lalu apakah ada manusia yang benar-benar bisa berbicara dengan Tuhan secara langsung? Jawabannya, secara logika, seharusnya adalah “Iya” atau “Tidak”. Namun pada kenyataannya, yang paling tepat adalah “Mungkin”.
Kini, ketika zaman keimanan telah benar-benar berlalu, manusia modern membuat sebuah tuntutan yang masuk akal. Jika Tuhan benar-benar ada, maka kita harus bisa membuktikan keberadaanNya.
Kata-kata suci tidaklah mencukupi. Otoritas para manusia shalih tidaklah menjamin segala kenyataan di dunia ini. Alasan keilahian, yaitu bahwa Tuhan berada di luar keraguan atau pengetahuan, tidaklah cukup meyakinkan orang-orang yang masih dipenuhi keraguan itu.
Ring 6 - Lalu bagaimana cara mengetahui keberadaan Tuhan?
Tuhan hanya dapat digapai melalui perjalanan batiniah, dan seluruh masalah mengenai pembuktian keberadaan Tuhan ini hanya dapat diatasi jika perjalanan ini terlebih dahulu bisa dibuktikan keberadaannya.
Para peneliti otak telah cukup canggih untuk meneliti wilayah dan bagian-bagian otak, dan para ahli saraf juga telah membuat sebuah denah atau peta yang menggambarkan bagian-bagian yang dulu belum pernah ada yang mengetahuinya.
Peta tersebut dapat memberikan Anda informasi mengenai wilayah korteks yang manakah yang akan menyala ketika seseorang mengalami perasaan cinta kasih, keyakinan yang kuat, penglihatan yang sakral, mendengar suara, atau berdoa.
Bahkan, salah satu wilayah otak bagian depan yang berhubungan dengan fungsi lebih tinggi—seperti perasaan kasih sayang—bertambah besar dan kuat pada biksu penganut ajaran Buddha yang sering bermeditasi dengan rasa kasihnya.
Frekuensi pada bagian otak tertentu pun juga ikut meningkat dan berkembang melebihi dari apa yang telah diketahui dalam ilmu pengetahuan fisik sebelumnya. Jejak langkah Tuhan ternyata tidaklah begitu gaib. Jejak langkah Tuhan hanya tersembunyi di dalam lindungan tulang belulang dan di balik lapisan tipis otak kita saja.
Ring 7 - Apa saja yang bisa saya lakukan untuk bisa mengalami kehadiran Tuhan?
Realita yang dapat diketahui oleh manusia hanyalah yang masuk ke dalam otaknya. Kini, argumen para ateis dan para penganut paham skeptis lainnya mengenai tidak adanya peristiwa yang terjadi di dalam pengalaman spiritual, tidaklah lagi masuk akal. Pintu akan selalu terbuka bagi siapapun yang menginginkan kehadiran Tuhan. Lebih tepatnya empat pintu yang berisi jalur menuju Tuhan telah terbuka lebar.
Jalur ketaatan akan selalu terbuka dan tersedia bagi siapapun yang ingin mencintai Tuhannya. Semakin kuat cinta yang mereka rasakan pada sang Ilahi, maka kehadiran Tuhan akan semakin mereka rasakan begitu dekat. Hal ini jauh lebih mudah digapai saat masih di zaman yang penuh dengan keimanan.
Sebagai perjalanan batiniah, jalur ketaatan jauh lebih sulit untuk dijalani di masa kini. Kini perlu keterlibatan pendalaman akan keberadaan dan makna dari Tuhan dan keilahian. Alam semesta dianggap sebagai sebuah kanvas yang menyembunyikan tangan Tuhan. Keuntungan terbesar yang akan didapatkan dari hasil berjalan di jalur ketaatan adalah kenikmatannya. Para pencarinya mengimpikan bisa mendatangkan berkah.
Jalur pemahaman merupakan jalan untuk membuka pikiran. Jalur ini melibatkan pertanyaan besar dalam hidup: Siapa saya? Kenapa saya diciptakan? Apa makna dari keberadaan diri saya? Jika yang kembali hanyalah jawaban-jawaban yang acak, maka tidak dapat diterima oleh pikiran kita. Namun, pikiran kita bisa menjadi terpukau dengan perkara ketuhanan, dan pada akhirnya pikiran kita tidak akan bisa beristirahat dengan tenang sebelum bisa menembus segala ilusi yang menghalangi jalan menuju sang Tuhan.
Keempat jalur menuju Tuhan merupakan perjalanan seumur hidup, namun jalur pemahaman adalah yang paling sempit di antara yang lain. Kita harus memiliki kecerdasan yang kuat dan rasa penasaran yang tiada habisnya, agar bisa bertahan melalui jalur ini. Berpikir dapat membawa kita pada kenikmatan tersendiri, namun tidak ada yang mengatakan bahwa berpikir adalah cara yang dapat membawa kebahagiaan.
Jalur untuk melayani adalah jalur yang penuh aksi, yang mana mengharuskan kita mencari cara untuk berbuat baik dalam nama Tuhan. Salah satunya adalah dengan meyumbang. Menyisakan waktu Anda untuk membantu tanpa pamrih adalah cara lainnya. Namun sebenarnya jalur ini tidaklah hanya sekedar berbuat baik. Pertanyaan yang lebih dalam di jalur ini adalah bagaimana menemukan sebuah tindakan yang dapat membawa kita menjadi lebih dekat pada Tuhan.
Jalur meditasi adalah jalur kesadaran. Ketaatan dimulai dari perasaan nikmat. Pemahaman berangkat dari sepercik wawasan. Pelayanan berawal dari tindakan kemanusiaan. Namun ketika Anda ingin melalui jalur meditasi, yang Anda perlukan untuk memulainya adalah: keberadaan. Untuk bisa menjadi ada, Anda membutuhkan satu hal, yaitu: kesadaran. Anda sadar bahwa Anda ada. Jika kita tidak menyadari keberadaan kita, kita tidak akan pernah ada.
Kesadaran adalah tempat penciptaan berawal. Segala yang Anda akan katakan, atau lakukan, berasal dari sana. Dalam jalur meditasi, Anda diharuskan untuk membuka pikiran Anda kepada kesadaran yang lebih tinggi, kepada diri Anda yang paling inti. Meditasi membutuhkan keheningan dan penyatuan diri. Anda dapat melakukan meditasi di mana pun dan kapan pun, di dalam keseharian Anda. Waktu bukanlah sebuah halangan jika yang Anda tuju adalah keabadian.
Deepak Chopra, merupakan seorang penulis lebih dari 55 buku yang telah diterjemahkan ke lebih dari 35 bahasa. Buku-buku beliau masuk ke dalam kategori buku terlaris versi New York Times.
Seperti itulah Yemima menemukan kebenaran akan Tuhan. Inilah beberapa poin penting yang ia catat.
- Ada dua perasaan yang akan dirasakan saat mendengar suara Tuhan, menyeramkan dan menggembirakan.
- Setiap kelompok memiliki definisinya sendiri tentang konsep Tuhan. Selama terdapat hukum, adat, dan pembagian identitas, yang membuat hidup menjadi lebih rumit, maka konsep Tuhan pun juga akan menjadi semakin rumit.
- Mengenali diri sendiri adalah titik awal perjalanan untuk mengenal Tuhan.
- Cara mengetahui keberadaan Tuhan hanya bisa dilalui dengan mendapatkan pengalaman akan kebenaran bukan sekedar mengetahui lewat kata-kata.
- Ada 4 jalur yang semua orang bisa tempuh untuk mengalami kehadiran Tuhan; jalur ketaatan, jalur pemahaman, jalur untuk memahami dan jalur meditasi.
Terima kasih telah mengikuti perjalanan Yemima, semoga Anda menikmati & mendapatkan manfaat dari DeRing ini.
Sampai bertemu di Baring selanjutnya. Jika ada masukan dan ide untuk Baring.Digital, silakan email kami di ingat@baring.digital
Sukses selalu untuk Anda.
Rekomendasi Baring Lainnya