
Creativity: Flow and the Psychology of Discovery and Invention
Mihaly Csikszentmihalyi
Teks tersedia
Audio tersedia
-
Plot
-
Ring 1
-
ring 2
-
ring 3
-
ring 4
-
Kesimpulan
-
Full Dering
Nabil ingin bekerja di bidang yang membutuhkan kreativitas tinggi. Tapi dia merasa dirinya sangatlah tidak kreatif. Ia merasa, tidak pernah memproduksi ide-ide yang bagus dan menuangkannya dalam karya.
Dia sangat iri dengan teman-temannya yang seolah memiliki banyak ide, memiliki banyak karya, dan seolah idenya tidak ada matinya.
Tapi meskipun begitu, dia tidak mau menyerah. Dia ingin bisa seperti teman-temannya. Tapi, masih ada yang mengganjal di hatinya, mungkinkan orang yang tidak kreatif bisa menjadi kreatif? Kalau bisa, bagaimana caranya?
Oleh karena itu, dia pun mencari-cari informasi yang membahas tuntas soal kreativitas. Dan, bertemulah dia dengan buku “Creativity: Flow and the Psychology of Discovery and Invention” karya Mihaly Csikszentmihalyi.
Melihat judulnya, ia menduga bahwa buku ini akan mengupas tuntas apa itu kreativitas, apakah kemampuan ini hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu, atau semua orang bisa memilikinya.
So, akankah dia menemukan jawaban di buku ini? Yuk, ikuti kisahnya dalam BaRing berikut ini.
Ring 1 - Apa Gambaran Besar Isi Buku Ini?
Pernahkah Anda bertanya-tanya bagaimana seorang pelawak bisa terpikirkan hal-hal lucu yang membuat orang lain tertawa? Saat lawan mainnya melontarkan satu lawakan, pelawak yang lain bisa membalasnya dengan lawakan yang tak kalah lucu. Bahkan, banyak dari mereka yang melakukannya tanpa menghafal naskah. Mereka berimprovisasi bermodal hanya dengan apa yang seketika muncul di benak mereka. Mereka melawak bersahut-sahutan seolah ide lucu mengalir begitu saja dari otak mereka.
Melihat kelihaian para pelawak, banyak di antara kita yang lantas menyimpulkan bahwa para pelawak adalah orang-orang yang sangat kreatif, bahkan jenius. Dan, ini seolah-olah juga membuktikan kepada mereka bahwa kreativitas hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu, mengingat tak setiap orang bisa melawak seperti mereka, apalagi dengan ide-ide lawakan yang begitu mengalir.
Tapi apa benar kreativitas hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu? Apakah orang yang tadinya tak kreatif bisa menjadi kreatif asalkan dia bisa melatihnya? Kalau bisa, bagaimana caranya? Lalu, apa sih kreativitas itu sendiri? Adakah penjelasan ilmiah kemunculannya?
Nah, pertanyaan-pertanyaan inilah yang coba dijawab dalam buku ini. Dalam buku ini, penulisnya menjelaskan apa itu kreativitas dan bagaimana ide kreatif bisa terbentuk. Di samping itu, penulisnya juga menjelaskan bagaimana kita bisa menjadikan diri kita orang yang kreatif.
Ring 2 - Bagaimana Penjelasan Ilmiah Ide Kreatif Muncul?
Di buku ini dijelaskan bahwa ide kreatif muncul dari beberapa proses berikut ini:
1. Tahap persiapan
Ini adalah tahap di mana kita atau orang yang ingin menghasilkan ide kreatif bergelut dengan masalah yang sedang dihadapi.
Sebagai contoh dalam konteks melawak, ini adalah tahapan sebelum para pelawak maju ke atas panggung; Ini adalah tahapan di mana mereka mempersiapkan ide-ide yang akan mereka munculkan dengan mempelajari kisi-kisi atau tema lawakan.
Di sini, mereka mempelajari apa tema lawakan, alur ceritanya bagaimana, dirinya berperan sebagai apa, juga kira-kira kata-kata apa saja yang akan mereka lontarkan di atas panggung.
Di samping itu, tahapan ini juga berperan untuk memberikan perintah yang jelas kepada pikiran bawah sadar untuk mencari ide-ide sesuai yang diperintahkannya.
2. Inkubasi
Di tahap kedua ini, kita memberikan waktu kepada pikiran bawah sadar kita untuk menemukan berbagai ide yang bisa digunakan.
Pikiran bawah sadar kita akan menemukan ide untuk diri kita kalau: (1) Dia diberi perintah dengan jelas apa yang harus ia cari. Nah di tahap pertama, perintah sudah diberikan dalam bentuk kisi-kisi, tema, alur, dst. Sehingga, pikiran bawah sadar tinggal menunggu situasi yang pas baginya untuk mencari ide. Di sinilah kita memasuki syarat kedua, yakni (2) Dia akan bersedia mencarikan ide untuk kita kalau kondisi pikiran kita santai dan tidak aktif berpikir. Nah kondisi santai inilah yang disebut inkubasi.
Inkubasi bisa dilakukan dengan jalan-jalan, makan, atau sekadar bersantai ria sambil rebahan.
Untuk melakukan tahap inkubasi dibutuhkan waktu paling tidak 30 menit.
3. Iluminasi
Ini adalah tahap di mana pikiran bawah sadar memberikan ide-ide yang sudah didapatkannya kepada kita.
Kalau dibayangkan, ini adalah tahap di mana tiba-tiba muncul di benak kita petunjuk-petunjuk yang bisa digunakan untuk memecahkan masalah kita.
Dalam konteks melawak, ini adalah tahap di mana acara lawakan sedang berlangsung dan para pemain mendapatkan clue untuk dijadikan lawakan.
4. Evaluasi
Ini adalah tahap di mana kita menimbang apakah clue yang muncul kira-kira bisa digunakan atau tidak untuk menyelesaikan masalah kita. Kalau kita merasa clue-nya bisa digunakan, maka saatnya untuk beranjak di tahap selanjutnya yakni….
5. Verifikasi
Di tahap ini kita mengembangkan atau mengelola clue yang tadi muncul. Dalam konteks komedi, tahap iluminasi sampai tahap verifikasi terjadi sangat cepat karena memang ide untuk komedi tidak terlalu kompleks. Sedangkan di bidang lainnya, prosesnya bisa jauh lebih lama.
Nah meskipun orang-orang kreatif di luar sana tidak merasa melakukan tahap-tahap ini, tapi sebetulnya dalam proses mencari ide, mereka tanpa sadar melakukan tahapan-tahapan ini. Karena secara ilmiah, inilah proses bagaimana ide kreatif terbentuk.
Ring 3 - Bisakah Orang yang tidak Kreatif menjadi Kreatif?
Jawabannya, bisa. Dalam buku ini, penulisnya menjelaskan bahwa faktor utama yang menentukan kreativitas bukanlah faktor biologis yang didapat sejak lahir melainkan faktor lingkungan.
Penulisnya menggambarkan bagaimana kota Hollywood di Amerika Serikat dan juga kota Florence di Italia sebagai kota yang penuh dengan orang-orang kreatif. Ini bukan karena penduduk kota itu masih satu keturunan dari nenek moyang yang kreatif melainkan karena kota-kota itu memang memberikan berbagai fasilitas yang mendukung penduduknya untuk berkreasi.
Fasilitas ini terutama dalam bentuk guru-guru atau para pengajar yang bisa menilai mana hasil karya yang berkualitas dari yang tidak berkualitas. Guru-guru ini juga berperan sebagai pelatih dalam berkarya. Singkatnya, guru-guru ini adalah para penjaga standar mana karya yang bisa diterima dan mana yang tidak.
Bukan itu saja, fasilitas yang tak kalah penting juga adalah pola pikir. Di tahun 1400-an, kota Florence merupakan kota yang sangat kaya dan menjunjung tinggi semangat Renaissance alias Pencerahan, di mana di zaman Renaissance ini kebebasan berekspresi menjadi prinsip dasar yang dipegang masyarakat.
Nah, hal-hal inilah yang membentuk penduduk Florence menjadi penduduk yang kreatif, yang telah melahirkan karya-karya yang luar biasa seperti pintu perunggu di baptisterium kota Florence yang dirancang oleh Lorenzo Ghiberty dan juga kubah besar di gereja Katedral kota tersebut.
Ring 4 - Bagaimana Cara agar Menjadi Orang yang Kreatif?
Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menjadi orang kreatif antara lain:
1. Tentukan dulu bidang yang Anda ingin jadi orang kreatif di dalamnya
Ya, ini penting karena kreativitas bukanlah kemampuan yang general. Seseorang yang kreatif di satu bidang umumnya tidak lantas menjadikannya kreatif di semua bidang lainnya. Ini karena, kreativitas hanya bisa terimplementasi dalam bidang yang berbeda-beda.
2. Lingkungan yang mendukung
Lingkungan sangat penting bagi tumbuhnya kreativitas. Carilah tempat yang sekiranya bisa memupuk kreativitas Anda. Misal, Anda ingin jago menggambar, cobalah bergabung di komunitas ilustrator atau pelukis.
Pastikan, lingkungan yang Anda pilih mendukung kreativitas di bidang yang Anda tekuni.
3. Proses kreatif
Latih diri Anda untuk memproduksi ide-ide kreatif dengan 5 tahapan yang sudah dijelaskan di Ring 2.
Mihaly Csikszentmihalyi, adalah seorang Profesor di Caremont Graduate University dan mantan kepala Department of Psychology di Universitas Chicago, di mana beliau juga mengajar psikologi. Dalam lebih dari tiga puluh lima tahun beliau terlibat dalam penelitian dengan topik yang berhubungan dengan Flow. Beliau juga merupakan anggota dari American Academy of Arts and Science, National Academy of Education, dan National Academy of Leisures Science. Pernah juga menjadi salah satu penasihat di Dewan Penasihat Encyclopaedia Britannica
Akhirnya, setelah Nabil membaca buku itu sampai tuntas, dia pun mendapatkan beberapa informasi penting, di antaranya:
- Kreativitas lebih dibentuk oleh faktor lingkungan dibanding oleh faktor biologis.
- Ada 5 tahapan bagaimana ide kreatif muncul: 1) Tahap persiapan, di mana kita menyatakan dengan jelas apa masalah yang ingin kita selesaikan dan brainstorm dengan mencoba berbagai cara untuk menyelesaikan masalah itu, 2) Tahap inkubasi, di mana kita merilekskan pikiran kita untuk memberi waktu pikiran bawah sadar untuk mencarikan ide untuk kita, 3) Tahap iluminasi, dimana petunjuk muncul di benak kita, 4) Tahap evaluasi, di mana kita mempertimbangkan apakah petunjuk itu bisa digunakan untuk menyelesaikan masalah atau tidak, 5) Tahap verifikasi, di mana kita mencoba untuk mengembangkan petunjuk itu menjadi karya.
- Beberapa cara untuk memupuk kreativitas antara lain: bergabung di lingkungan yang mendukung kreativitas kita di bidang yang kita tekuni, berguru pada orang yang ahli di bidang yang kita tekuni, dan lakukan 5 tahapan kreativitas.
Terima kasih telah menemani perjalanan Nabil, semoga Anda menikmati & mendapatkan manfaat dari DeRing ini.
Sampai bertemu di Baring selanjutnya. Jika ada masukan dan ide untuk Baring.Digital, silakan email kami di ingat@baring.digital
Sukses selalu untuk Anda.
Rekomendasi Baring Lainnya
