Creativity, Inc.: Overcoming the Unseen Forces that Stand in the Way of True Inspiration
Ed Catmull
Teks tersedia
Audio tersedia
-
Plot
-
Ring 1
-
ring 2
-
ring 3
-
ring 4
-
Kesimpulan
-
Full Dering
Shani seorang leader yang ingin mengembangkan budaya kreatif di tempatnya bekerja. Ini karena ia merasa, semakin besar tantangan yang perusahaannya hadapi, maka semakin besar kebutuhan perusahaan untuk lebih kreatif.
Kreativitas identik dengan proaktivitas, cepat tanggap, berani mengambil risiko, berani keluar dari zona nyaman, dst. Dan, Shani sangat ingin timnya bisa memiliki karakter-karakter seperti itu, sehingga bisa mengantarkan perusahaan mencapai goal dan menjadi yang terunggul.
Tapi masalahnya, ia tak tahu apa yang harus ia lakukan. Haruskah dia mengganti tim yang tidak kreatif dengan orang-orang yang lebih kreatif? Haruskah dia mengadakan pelatihan kreativitas untuk semua tim? Atau, harus bagaimana?
Demi memajukan perusahaan, dia pun berusaha sekeras mungkin untuk mencari solusi. Dan seperti pepatah yang mengatakan “hasil tak mengkhianati usaha”, usahanya pun membuahkan hasil.
Berkat usahanya, dia menemukan sebuah pendekatan yang telah ia terapkan di perusahaannya dan telah membuahkan hasil. Dengan pendekatan itu, kini perusahaannya menjadi perusahaan yang kreatif dan sukses.
Pendekatan itu ia dapatkan dari buku “Creativity, Inc.: Overcoming the Unseen Forces that Stand in the Way of True Inspiration” karya Ed Catmull.
Nah BaRing berikut ini adalah flashback bagaimana perjalanannya menemukan solusi dari buku tersebut.
Penasaran bagaimana ia menemukan solusi? Yuk, ikuti kisahnya dalam BaRing berikut ini.
Ring 1 - Apa Gambaran Besar Isi Buku Ini?
Garis besar buku ini membongkar pendekatan yang perlu diadopsi agar manajer atau leader bisa menjadikan tim lebih kreatif sehingga memiliki ide-ide yang efektif untuk mengatasi masalah serta mengembangkan dan memajukan perusahaan.
Pendekatan yang dipaparkan lahir dari pengalaman penulisnya, yakni Ed Catmull, yang merupakan presiden dari perusahaan animasi Pixar dan juga Disney.
Lewat buku ini, Ed Catmull memaparkan bagaimana dirinya, lewat pendekatan tersebut, bisa memimpin timnya menjadi tim yang kreatif dan mengantarkan Pixar menjadi perusahaan animasi tersukses dengan menciptakan film animasi berbasis komputer yang pertama.
Banyak orang yang berpikir bahwa agar sebuah perusahaan bisa sukses, maka hal yang utama adalah memberikan ruang kebebasan bagi tim dalam bereksplorasi dan berkarya. Dan inilah juga yang banyak orang pikir saat melihat-lihat kehidupan di dalam studio Pixar.
Betul bahwa di studio terkenal di dunia ini tim diberi kebebasan untuk bereksplorasi dengan memberikan kebebasan kepada mereka untuk mendekorasi ruang kerja mereka sendiri seperti yang mereka mau.
Tapi, menurut penulis buku ini, kunci sukses Pixar, dan juga Disney bukanlah itu. Hal yang paling utama yang telah mereka lakukan dan mengantarkan Pixar dan Disney mencapai sukses adalah mampu mengenali masalah yang seringkali tak disadari dan bisa menghambat kreativitas tim.
Karena dengan mengenali masalah sedini mungkin, maka kita bisa segera mencurahkan seluruh energi kita untuk mengatasi masalah itu sehingga bisa membebaskan daya kreatif tim, yang bisa mengantarkan perusahaan mencapai sukses. Dan, inilah inti dari pendekatan yang dipaparkan oleh penulis buku ini.
Ring 2 - Apa Maksud “Creativity, Inc.” dalam Buku Ini?
Dalam buku ini, maksud dari “Creativity, Inc.” tak lain adalah model perusahaan yang memupuk budaya kreativitas sebagaimana dipaparkan di Ring 1, yakni kreativitas yang bukan hanya berkaitan dengan menghasilkan karya tapi juga mampu mengenali masalah-masalah yang menghambat tim mengeluarkan daya kreatifnya sedini mungkin sebelum masalah itu membesar dan menghancurkan perusahaan.
Penerapan “Creativity, Inc.” tidak hanya berlaku pada perusahaan-perusahaan kreatif seperti studio animasi, agensi iklan, atau semua bidang yang dianggap sarat kreativitas. Sebaliknya, model ini bisa diterapkan di bidang apapun, tentunya dengan memodifikasi pelaksanaan teknisnya disesuaikan dengan bidang masing-masing.
Ring 3 - Apa Kesalahan yang Menghambat Kreativitas di Tempat Kerja menurut Buku Ini?
Beberapa kesalahan yang sering diterapkan di perusahaan dan menghambat munculnya ide-ide kreatif antara lain:
1. Struktur yang hirarkis/berjenjang
Banyak orang berpikir bahwa struktur hirarkis sangat diperlukan di perusahaan agar garis komando jelas. Akan tetapi, garis komando yang terlalu kaku seringkali justru membuat tim terlalu bergantung pada atasan dan tidak proaktif untuk memberikan ide, solusi, atau pun menyampaikan masalah.
Tim akan takut untuk menyampaikan pandangan mereka karena hal itu dianggap akan meremehkan kemampuan atasan dalam menyelesaikan masalah dan memberikan ide yang solutif.
Ketakutan seperti ini jelas sangat berbahaya. Bayangkan saja bagaimana jadinya jika seorang tim mengetahui masalah yang terjadi yang mengancam perusahaan, tapi dia takut menyampaikan masalah tersebut lantaran merasa tidak enak dengan atasan. Maka yang akan terjadi adalah, masalah tidak teratasi dan secara diam-diam bisa menghancurkan perusahaan.
2. Tidak memberikan kesempatan kepada tim untuk melakukan kesalahan
Perusahaan yang secara terbuka memberikan kesempatan bagi tim untuk melakukan kesalahan akan membuat tim lebih berani untuk bereksplorasi, mencoba hal baru, dan keluar dari zona nyaman untuk kebaikan perusahaan.
Sebaliknya, perusahaan yang melarang tim berbuat kesalahan akan membuat tim takut untuk bereksplorasi, mencoba hal baru, dan keluar dari zona nyaman untuk kebaikan perusahaan.
Lalu, bagaimana perusahaan memberikan kesempatan bagi tim untuk melakukan kesalahan? Dengan tidak langsung menghukum mereka ketika mereka melakukan kesalahan, melainkan memberikan mereka waktu untuk belajar dari kesalahan tersebut.
3. Menyangkal kesalahan
Sering kita mendengar aturan seperti ini di tempat kerja:
- Atasan atau bos tak pernah salah
- Kalau atasan atau bos salah, maka kembali ke poin pertama
Meskipun aturan ini tidak tertulis dan sering menjadi bahan candaan, tapi sebetulnya tanpa disadari sering diterapkan di tempat kerja.
Padahal, aturan seperti ini sangat berbahaya. Karena, siapa sih yang tak pernah berbuat salah? Siapa sih yang tak memiliki kekurangan? Bahkan atasan atau bos pun kadang memiliki pandangan atau memperoleh informasi yang tidak tepat.
Kalau semua pendapat atasan atau bos harus selalu benar, maka ini bisa menjerumuskan perusahaan, terutama kalau ternyata pandangan mereka salah.
Oleh karena itu, sangat penting bagi seorang atasan, bos, atau leader untuk mengakui kesalahannya sendiri dan mendengarkan sudut pandang timnya.
4. Tidak mempercayai kemampuan tim
Banyak leader yang lebih senang kalau timnya hanya menerima perintah darinya. Leader seperti ini lebih senang kalau diri mereka sendirilah yang memikirkan semua rencana dan langkah-langkahnya dan hanya memberikan porsi timnya untuk mengeksekusi rencana itu.
Sejatinya, sikap seperti ini adalah sikap tidak mempercayai kemampuan tim. Tim hanya didikte dan diperintah, yang akan membuat tim semakin mati daya kreatif dan proaktifnya.
Ring 4 - Bagaimana Cara Menjadikan Perusahaan lebih Kreatif menurut Buku Ini?
Berikut ini beberapa implementasi “Creativity, Inc.” dalam perusahaan untuk menjadikan perusahaan Anda lebih kreatif. Langkah-langkah ini telah diterapkan di Studio Pixar & Disney dan telah mengantarkan kedua perusahaan tersebut meraih sukses.
1. Feedback System
Ini adalah konsep di mana perusahaan menyediakan media khusus sebagai tempat bagi semua tim dan leader bisa berbagi informasi secara bebas dan terbuka.
Konsep ini telah diterapkan di Pixar dalam bentuk “Notes Day”. Dalam satu hari yang telah ditentukan, semua staf berhenti bekerja dan menghabiskan jam kerja untuk saling menyampaikan pemikiran, ide, masalah, dan saran kepada perusahaan.
Tapi, feedback system tak hanya bisa diimplementasikan dengan cara seperti itu. Hal yang terpenting adalah, pemimpin memberikan otonomi kepada tim dalam mengerjakan tugas mereka.
Sebagai contoh, sebuah perusahaan otomotif di Jepang yang mampu meningkatkan produktivitas dengan ide yang sederhana, yakni memberikan kebebasan kepada semua pekerja produksi untuk menghentikan proses produksi (assembly line) jika mereka melihat adanya masalah dalam proses tersebut.
Pada perusahaan lain, umumnya hanya manajer saja lah yang memiliki wewenang untuk menghentikannya. Tapi, dengan setiap orang diberi wewenang untuk melakukannya, justru telah meningkatkan produktivitas perusahaan tersebut.
2. Fleksibilitas dalam proses eksekusi
Seringkali saat kita menetapkan sebuah goal, lantas kita menyusun rencana sedetail mungkin untuk mencapainya. Meskipun hal ini baik, karena kita menjadi jelas langkah apa saja yang harus kita lakukan, tapi terlalu terpatok pada rencana akan membuat tim kehilangan fleksibilitas mereka.
Padahal, tak setiap rencana akan berjalan mulus. Akan selalu ada hambatan di tengah jalan yang membuat kita perlu sedikit berbelok atau mencari jalur lain. Oleh karena itu, kita perlu menyerahkan pelaksanaan atau eksekusinya pada tim. Biarkan mereka bebas melakukan eksekusinya. Leader hanya perlu memberikan rencana strategisnya saja; sedangkan teknisnya, biarlah tim yang berimprovisasi.
3. Akui keterbatasan diri sendiri & kelebihan orang lain
Ide yang efektif, informasi yang akurat, solusi yang brilian bisa hadir dari siapa saja. Tidak hanya para leader pemegang jabatan saja yang memilikinya. Tidak juga hanya mereka yang terkenal kreatif yang bisa menghasilkannya.
Sebaliknya, setiap orang punya potensi kreatif, asal didukung dan diberi kesempatan untuk mengeluarkan ide mereka.
So, jadilah leader yang bersedia mengakui kekurangan kalau memang idenya tidak efektif atau saat mendapati ide tim jauh lebih efektif dari idenya.
4. Makna
Kita akan bersedia melakukan tugas dengan suka rela, bersedia bertanggung jawab penuh atas tugas kita, dan bersedia memberikan yang terbaik yang kita bisa kalau kita tahu makna di balik pekerjaan yang kita lakukan. Begitu pun dengan tim.
Oleh karena itu, ajak mereka untuk mencari makna dari pekerjaan yang mereka kerjakan. Ajak mereka untuk bertanya, apa pentingnya pekerjaan mereka untuk diri mereka dan orang lain.
Sebagai contoh jika Anda seorang manajer marketing di perusahaan tempat Anda bekerja. Anda bisa memotivasi tim Anda dengan mengajak mereka mencari apa makna di balik pekerjaan mereka.
Mungkin, ada yang menganggap bahwa bekerja sebagai tim marketing sangat berharga karena membantu banyak orang mempermudah hidup mereka dengan produk-produk yang ditawarkan.
ED CATMULL, Salah satu pendiri Pixar Animation Studios dan direktur dari Pixar Animation and Disney Animation. Beliau menerima gelar Ph.D dalam ilmu komputer di University of Utah. Beliau tinggal di San Fransisco dengan istri dan anaknya.
Setelah membaca buku “Creativity, Inc.” sampai selesai, Shani menemukan banyak insight, di antaranya:
- Hal yang terpenting dalam mengembangkan budaya kreativitas di perusahaan bukanlah hanya bagaimana melatih tim menjadi kreatif, melainkan juga kemampuan untuk mengenali & menghancurkan mental block-mental block yang membuat masing-masing individu di perusahaan terhambat kreativitasnya.
- Beberapa kesalahan yang diterapkan perusahaan yang membuat daya kreatif tim mati antara lain: tidak memberikan kepercayaan kepada tim untuk melakukan tugasnya, leader yang merasa selalu benar, struktur yang hirarkis & garis komando yang kaku, dan tidak memberikan tim kesempatan untuk melakukan kesalahan.
- Beberapa langkah untuk mengembangkan budaya kreatif di tempat kerja antara lain: menerapkan feedback system, memberikan fleksibilitas kepada tim dalam mengeksekusi rencana, leader yang mengakui keterbatasan dirinya & kelebihan orang lain, dan mengajak tim untuk mencari makna di balik pekerjaan mereka.
Terima kasih telah menemani perjalanan Shani, semoga Anda menikmati & mendapatkan manfaat dari DeRing ini.
Sampai bertemu di Baring selanjutnya. Jika ada masukan dan ide untuk Baring.Digital, silakan email kami di ingat@baring.digital
Sukses selalu untuk Anda.
Rekomendasi Baring Lainnya